Semua Bab A Wandering Star: Bab 71 - Bab 80
95 Bab
Part 70: Jebakan Lain?
"Oh, aku harus pergi, mengurusimu hanya membuang waktuku saja!" seru Kaito lalu langsung menghilang seperti biasa, menjadi debu. Higiri sangat geram melihat Kaito yang melarikan diri, namun ia teringat bahwa tujuannya ke sini adalah untuk mencari dan membawa pulang Kenta. Ia lalu bergumam, "Sialan! Aku harus menemukan Kenta!!!"Higiri lalu berjalan melanjutkan pencariannya, namun, sebelum ia melangkah lebih jauh, kali ini, ia melihat sebuah ruangan yang mencurigakan tepat di pojokan istana tersebut. ruangan itu terlihat tertutup rapat, sangat rapat, namun, Higiri justru curiga dengan ruangan tersebut, karena hanya ruangan itu yang bentuk daun pintunya berbeda dari yang lain. Higiri mendekatinya, lalu mulai mencoba membuka pintu itu, namun tidak bisa, terlalu keras. Kenta lalu menyadari seseorang berusaha membuka pintu tersebut. Ia langsung berdiri, dan berteriak dengan lemah, "Higiri?!!"Higiri mendengar ada yang memanggilnya, namun, suara panggilan tersebut sangat lemah hingga ia
Baca selengkapnya
Part 71: Kekuatan Cinta
Kaito lalu berdiri dan mulai menari sambil menunggu bangunan tersebut menyerap energi korbannya. bangunan tersebut mulai bercahaya, dan perlahan, terlihat di seluruh sisi bangunan besar itu, cahaya mulai menembus keluar dari dalam. Kaito melihatnya, tersenyum lebar, lalu berkata, "Bagus!"Namun, cahaya yang menembus keluar bangunan itu semakin lama terang dan mulai sangat menyakitkan mata orang-orang yang menatap ke arah bangunan tersebut, termasuk Kaito yang mulai melindungi matanya dengan lengannya! "Sialan!!!!" teriak Kaito yang mulai menyadari bahwa sesuatu yang salah, bahwa bangunan tersebut, justru bukan menyerap energi yang ada di dalam tubuh korbannya, namun justru mulai meledakkan energi-energi yang dihasilkan oleh korbannya! Ada apa ini? Cahaya yang berasal dari dalam bangunan itu mulai menembus keluar, dan tertembak ke segala arah, serta sangat menyakitkan mata semua orang yang melihatnya. Tanah di sekitarnya bergetar keras, bahkan seluruh tempat yang dilewati cahaya itu,
Baca selengkapnya
Part 72: Ternyata Saudara Kandung
Kenta mengangguk, entah dia mengerti atau tidak, lalu bertanya lagi, "Higiri, apa yang terjadi pada Moe? Hukuman pengkhianat adalah mati, kau serius mengadukannya kepada raja suku Piano???"Higiri membalas lagi, "Jika aku tidak melakukannya, bisa jadi Moe akan tidak sabar dan berusaha membunuhmu dengan segala cara, sebelum menunggu Kaito bertindak. Aku terpaksa melakukannya, dan mendengar hukuman sudah dijatuhkan. Ayahnya dihukum mati sementara ia dan ibunya menjadi budak abadi istana. Anak itu benar-benar berani sekali!”Kenta lalu berdiri, ia terlihat marah, Higiri menatapnya bingung. Lalu, Kenta berseru, "Kau kejam, Higiri! Orang tuanya tidak mengerti apapun!”Higiri ikut berdiri, lalu menjawab, "Kau pikir aku sejahat itu? Ya ampun!! Aku bahkan meminta Ardee mengirimkan suratku, memohon agar hukuman mati itu dianulir, karena ibundaku sendiri berasal dari sana! Raja suku Piano tentu setuju, dan akhirnya hukuman mereka diberikan keringanan walaupun semua anggota keluarganya harus men
Baca selengkapnya
Part 73: Tuan Putri Rine
Kali ini, Kaito benar-benar terkejut. Kedua matanya terbuka lebar mendengar pernyataan X tersebut. Ia lalu tertawa, dan berkata, “Kebohongan apalagi yang akan kau buat sekarang, pria tua?" X berjalan semakin mendekatinya, lalu berbisik pas di sebelah telinga Kaito, “Kau adalah kakak sepupu dari Kenta. Kakak sepupu kandung. Kau adalah anak dari Tuan Putri Rine, adik dari Ratu Angel. Ibumu adalah adik kandung Ratu Angel dan aku tegaskan, kau dan Kenta, memiliki darah yang sama." Kaito kali ini terdiam mendengar perkataan X tersebut. Senjatanya lalu jatuh dari tangannya yang mulai lemas. Ia lalu menatap X dengan tatapan sangat terkejut, dan bertanya, "Kau jangan gila, pria tua. Aku adalah raja suku Bass, raja kegelapan. Sementara Kenta adalah ratu cahaya, kau mungkin berimajinasi, pria tua! Bahkan aku dan dia saja, tidak sama! Aku tidak memiliki hati! Maksudmu apa dengan kakak sepupu? Kami saudara kandung? Apa kau mengatakan itu hanya untuk menertawaiku sekarang?" X berbisik lagi, "A
Baca selengkapnya
Part 74: Jatuh Dalam Jebakan
Ratu Angel keluar dari keretanya, lalu berseru, "Kita akan membuat beberapa bangunan sementara di tengah hutan tersebut, dan pastikan tidak ada penduduk dari suku Gitar yang menjadi korban. Kita akan memperhatikan gerak-gerik mereka secara diam-diam, cepat!" Setelah mendengar perintah, seluruh prajurit dan beberapa pelayan yang ikut, lalu mendirikan bangunan peristirahatan dan mempersiapkan beberapa kebutuhan logistik. Ratu Angel lalu berdiskusi dengan X dan beberapa prajurit lainnya di sebuah bangunan kecil. Rine sendiri menempati bangunan yang berbeda dengan mereka. Untuk beberapa waktu, Rine terlihat memperhatikan kakaknya yang terlalu sibuk dengan masalah ini, sehingga ia merasa sangat bosan. Ia lalu memutuskan untuk keluar dari bangunannya, dan berkeliling agak jauh, tentu saja, secara diam-diam, karena membawa pelayan akan merepotkan. Ia lalu berhasil keluar dan berjalan menuju hutan gelap. Namun, setelah berjalan sekian lama, entah mengapa hutan tersebut mulai membuatnya pusin
Baca selengkapnya
Part 75: Cinta yang Terlarang
"Fedrix, aku tidak menemukan bahwa kau adalah orang jahat, lalu mengapa kakakku ingin menyerangmu?" tanya Rine. Fedrix lalu menatap Rine dengan tatapan serius, dan menjawab, "Suku Bass, sejak awal lahir tidak seperti suku kalian yang menerima cahaya matahari Dunia Musik, kami adalah suku terisolir dan gelap tanpa cahaya. suku kami hanya berisi kekuatan gelap. Dan, demi bertahan hidup, kami diam-diam harus mencari energi dari suku lain, agar kami bisa hidup dan kami tetap tinggal. Namun sepertinya beberapa suku, seperti rakyatmu, menganggap kami penjahat, padahal kami hanya ingin mencari makan saja." Rine lalu menatap Fedrix dengan sedih, dan bertanya, "Kakakku mungkin salah paham dengan kalian, Fedrix, apakah kau akan kembali?" Fedrix menganggukkan kepalanya, dan membalas, "Aku tidak bisa mendekatimu kalau begitu, sepertinya kita hanya akan bertemu sampai sini saja, atau nanti kakakmu akan melukaiku jika dia tahu aku bersama adiknya." Rine menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Ak
Baca selengkapnya
Part 76: Awal Dari Keputusan yang Salah
Rine langsung menatap Fedrix dan berkata, "Fedrix! Maafkan aku, aku tidak bisa membuat kakakku luluh," ucapnya, mulai menangis, "Apakah aku benar-benar tidak mampu?" "Hmm," Fedrix menggelengkan kepala, lalu melanjutkan, "Kau, gadis yang periang dan baik hati, aku rasa seharusnya kau lebih diperhatikan. Maafkan aku, jika aku tahu kau adalah tuan putri suku Simfoni, aku tidak akan berani mendekatimu." Rine lalu membalas, "Fedrix, aku berkata kepada kakakku bahwa aku menyukaimu. Aku rasa aku salah berbicara. Aku sudah membuat kakak sedih." Fedrix lalu mendekati Rine, dan berbisik, "Hatimu, ikuti saja hatimu. Kau sudah dewasa, dan aku percaya kau mampu. Kau, kau bisa memutuskan sendiri hidupmu, kakakmu tidak berhak ikut campur." Rine lalu menitikkan air mata. Fedrix lalu menghapus air matanya, dan mengelus wajahnya, lalu mencium bibirnya. Rine tidak menolak sama sekali. Setelah beberapa saat, Fedrix lalu berbisik, "Aku juga menyukaimu, namun sepertinya kita harus berhenti di sini. Suk
Baca selengkapnya
Part 77: Harmonika Hitam
Fedrix berpikir sebentar, lalu masuk ke dalam bangunan sementaranya, dan mengambil sesuatu dari kotak hitam kecil di pojok dalam bangunan sementaranya, lalu memberikannya kepada Rine. Rine lalu menatap sebuah harmonika hitam, dan kebingungan, lalu bertanya, "Apa ini?" tanyanya. Fedrix menjawab, "Ini adalah kekuatan gelap, jika kau ingin ikut denganku, kau harus menerimanya dan memainkannya, karena kami tidak bisa menerima kekuatan lain selain kekuatan gelap. Kekuatan lain akan membunuh kami, seperti yang kau lihat sendiri kakakmu melukai kami. Hanya ini satu-satunya cara jika kau benar-benar ingin ikut denganku." Rine mengambilnya, namun, dengan penuh keraguan, Fedrix lalu berkata lagi, "Jika kau ragu, aku harap kau tidak meniupnya. Aku tidak akan memaksamu, tidak juga akan membawamu bersamaku, aku tidak akan melakukannya tanpa izinmu." Tiba-tiba, X muncul di hadapan mereka, sambil mengarahkan senjatanya kepada Fedrix dan berseru, "Kau! Kau sudah gila! Rine adalah Yang Mulia Tuan
Baca selengkapnya
Part 78: Tuan Putri yang Hilang
Sesampainya di istana suku Simfoni, Ratu Angel langsung masuk ke dalam istana, dan memerintahkan seluruh pelayan dan prajurit serta pengawalnya berkumpul di halaman depan istana. Beberapa penduduk yang lewat pun juga diajak masuk ke dalam istana. Setelah melihat banyak orang berkumpul di dalam ruang utama istana, bahkan sampai ke luar istana, Ratu Angel lalu berteriak, "Kalian dengar, dan tulis titahku! Mulai hari ini, Yang Mulia Tuan Putri Rine, seluruh gelarnya akan dicabut! Ia bukan lagi penduduk suku Simfoni, namun adalah penduduk suku Bass, atas keputusannya sendiri dan aku, sebagai kakaknya, akan menghormati keputusannya. Mulai saat ini juga, kalian tidak bisa memanggil atau menganggap Rine sebagai Yang Mulia Tuan Putri lagi!" Seluruh rakyat yang mendengar titah tersebut sangat terkejut. Ratu Angel sendiri tidak bisa menahan lagi kesedihannya. Ia langsung berlari ke dalam kamar pribadinya setelah mengeluarkan titah tersebut, dan mengunci pintunya. Di depan kamar sang ratu, X m
Baca selengkapnya
Part 79: Ancaman
"Oh, tidak!" seru Rine, lalu berteriak minta tolong. Seorang pelayan wanita masuk ke dalam bangunan sementara. Pelayan itu lalu terkejut melihat kaki Rine mulai mengalir darah segar, lalu ia berteriak memanggil pelayan lainnya. Fedrix segera mengetahui bahwa Rine akan melahirkan, "Mau tidak mau, aku harus membawa anak itu segera dari sini, ke wilayah suku Bass, sebelum Angel mengetahui Rine sudah melahirkan, dan pasti ingin membawa anak itu bersamanya!" ucap Fedrix dalam pikirannya. Sore hingga malam menjelang, Rine masih belum bisa melahirkan, namun kontraksi semakin kuat dan ia hanya bisa berteriak. Beberapa pelayan sudah keluar-masuk bangunan sementaranya. Dari kejauhan, X dan Nozomi sedang memperhatikan mereka. "Rine akan melahirkan beberapa saat lagi, aku rasa ia mulai kontraksi karena stres," bisik Nozomi. X tidak menjawab, ia hanya fokus memperhatikan kelompok prajurit suku Bass yang justru sekarang sangat sibuk karena Rine akan melahirkan. Mereka berdua menjaga jarak agar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status