Semua Bab Dijodohin : Bab 21 - Bab 30
37 Bab
21. Sudah gak Perawan
Jam delapan tepat gue baru bangun, sehabis Shalat Subuh, gue tidur lagi. Masih belum terbiasa bangun subuh jadi masih ngantuk berat. Gue kaget mendapati suami gue udah gak ada di samping gue. Gue bangkit duduk di atas kasur sambil mengingat semalam. Gak nyangka, gue udah gak perawan lagi. Bahagia banget bisa ngasih mahkota berharga sama suami. Mas Alvin masuk kamar dengan sudah berpakain rapi. "Eh, istri Mas udah bangun, baru aja mau dibangunin." Dia jalan hampiri terus duduk di tepi ranjang. Ngecup puncak kepala yang disusul mengacak rambut gue. "Maaf, untuk pagi ini gak bisa sarapan bareng, Mas berangkat dulu, ya? Salsa katanya mau berangkat bareng temen-temen, 'kan?" Gue ngangguk, "Iya." "Mas berangkat dulu, ya, assalamualaikum." Mas Alvin ngecup kening, lalu urun ke bibir. Gue baru bangun dan belum gosok gigi, bisa-bisanya cium bibir gue, bikin gak enak sendiri. "Mas tunggu." Langsung aja gue turun dari kasur mau ngejar Mas Alvin yang mau keluar dari kamar dan gue jatuh k
Baca selengkapnya
22. Positif Thinking
Beruntung banget hidup di zaman sekarang yang di mana serba digital, jadinya gue belanja cuma lewat online. Saat gue cek dapur, di kulkas gak ada ayam, adanya daging dan ikan, itu sebabnya gue belanja online. Sekalian juga gue belanja yang lain. Dari pada keluar ke swalayan mending duduk manis di rumah. Tidak lama pesanan gue datang. Langsung aja eksekusi bareng mbak. Untuk hari ini, gue minta mbak lembur buat bantu gue masak. Baunya enak banget uap masakan gue, ini pertama kali gue masak dalam sejarah hidup gue. Masak yang berbobot. Pas gue cicip, rasanya wuenak, permisah. Jangan pada minta! Gue bukan cuma masak opor ayam doang tapi dengan ditemani sama perkedel kentang.  Masakan sudah beres, gue izinkan mbak untuk pulang, tidak lupa juga kasih mbak uang sebagai uang lembur. Untuk bagian gajian, itu urusan Mas Alvin, bini ma terima beres. Mbak Diyah—mbak gue—dia romantis banget, dah, sama suaminya, pulang kerja dijemp
Baca selengkapnya
23. Ungkapan isi Hati Alvin
PoV Alvin Kenalin, nama aku Alvin Sanjaya, seoarang dokter yang baru menikah satu mingguan. Aku menikah karena dijodohin dengan anaknya sahabat ayah aku.  Di malam pertama pernikahan, aku merasa sangat bersyukur karena istri yang baru aku nikahi kedatangan tamu bulanan. Karena dengan begitu, aku tidak terbebani menggaulinya. Saat masa tamu istriku selesai, ada rasa senang dan juga sedih. Aku inginnya tidak menyentuh istriku. Tapi, sang istri mendekati aku dengan pakaian mini bercelana pendek setengah paha dan kaos ketat lalu memberi tahukan kalau dia telah selesai masa haidnya. Sehabis keramas yang rambutnya masih basah, itu buat jiwa pria aku tidak tahan untuk tidak menggaulinya. Apalagi, aku seorang pria yang belum
Baca selengkapnya
24. Foto Pernikahan
PoV Salsa   Hari Senin ini, niatnya gue gak berangkat ke kampus. Kenapa? Karena laki gue sedang sakit. Tapi gak dibolehin sama Mas Alvin. Disuruh berangkat biar gak ketinggalan pelajaran dan dianya juga mau berangkat kerja juga.   Yaudin, sebagai istri yang baik, dedek ma nurut suami aja.   Jadi, setelah semalam gue nungguin dia pulang, dia pulang-pulang wajahnya kelihatan lesu dan yang bikin gue tercengang, dia gak mau tangannya dicium sama gue.   Sumpah, saat itu gue sakit hati banget sampe gue berpikir kalau Mas Alvin kek gitu gara-gara habis ketemuan sama Kak Meysha. Gue 'kan jadi membenarkan berita yang dikasih tau sama Clarin.   Ternyata pikiran gue salah, permisah. Saat g
Baca selengkapnya
25. Belum Cinta
"Aaa." Gue nyuruh Mas Alvin buka mulut.   Hap. Dia patuh langsung lahap suapan gue.   Gue tersenyum lebar, "Gimana, Mas, enak gak?"   Mas Alvin tidak langsung jawab malah sibuk ngunyah, gue natap nyokap. "Gimana, Bu, masakan Salsa, enak?" tanya gue ke nyokap yang duduk di seberang meja.   "Enak!" jawab Mas Alvin akhirnya.   Gue tersenyum puas. "Serius, Mas?" Gue memastikan.   Mas Alvin ngangguk lalu menyuapkan sesendok penuh makanan ke mulutnya.   "Kalau menurut Ibu enak gak?"   "
Baca selengkapnya
26. Peringatan Clarin lagi
"Jadi, sayang hari ini pake baju yang Mas beliin saat kita kencan pertama?"   "Ah, bukan kencan," jawab gue tidak setuju. "Kita hanya kebetulan jalan bareng. Mana ada kencan jalan sendiri-sendiri. Mas di depan Salsa di belakang gandengan sama tas?" Gue keluarin keluh kesah    Mas Alvin ketawa, "Iya. Saat itu 'kan kita belum terlalu akrab. Maaf, Mas masih kaku sama Salsa waktu itu." Mas Alvin raih tangan gue. Digenggamnya. "Aneh, ya, kita, yang. Dah kenal dari kecil tapi gak akrab taunya sekarang kita suami istri? Memang takdir selucu itu."   "Iya, Mas. Salsa aja gak nyangka bakal jadi istri Mas. Cowok yang paling Salsa benci." Ungkapkan saja isi hati gue yang sebenarnya. "Mas kenapa sih dulu dingin banget sama Salsa?" Gue serius natap Mas Alvin yang sedang fokus mengemu
Baca selengkapnya
27. Mas Alvin berbohong
"Assalamualaikum, istrinya Mas. Maaf, ya, Mas gak bisa jemput dan juga gak bisa jalan bareng. Ada kerjaan mendadak. Salsa pulang pake taksi, ya. Hati-hati di jalan." Bolak balik gue baca pesan dari Mas Alvin. Dada terasa sesek dapat pesan itu dari Mas Alvin. Dah tau sesak tapi gue tetap baca bolak balik dan tidak gue bales. Hati gue yang menolak kalau Mas Alvin tidak ada hubungan spesial sama Kak Meysha, kini goyah dan sedikit percaya jika Mas Alvin punya hubungan spesial dengan Kak Meysha. Gimana gue gak jadi curiga sama laki gue? Baru tadi pagi dia bilang akan jemput dan kencan. Untuk menggantikan kencan yang waktu lalu. Kini dia bilang tidak bisa karena ada urusan mendadak. Feeling gue, Mas Alvin bohong. Dia tidak ada kerjaan mendadak. Ini terjadi karena tadi pagi Mas Alvin ketemu dengan Kak Meysha di parkiran. Apakah Kak Meysha dan Mas Alvin awalnya pacaran lalu karena Mas Alvin dijodohin sama gue, mereka jadi putus? Ap
Baca selengkapnya
28. Makasih Bagas
Sampai di depan lobi, gue langsung telpon Mas Alvin. Di dering kedua panggilan diangkat.   "Halo, assalamualaikum," jawab Mas Alvin dari sana.   "Iya, halo. Wa'alaikumusallam," sahut gue berusaha bernada biasa.   "Ada apa? Salsa di mana? Dah jalan pulang?"   "Ini Salsa lagi pesen taksi." Gue gigit jari menahan gejolak amarah yang minta diluapkan.   "Oh, hati-hati di jalan. Tunggu Mas di rumah, ya?"   "Iya. Sekarang Mas di mana? Di rumah sakit kah?"   "Iya, Mas di rumah sakit sedang gantiin teman yang sedang seminar."  
Baca selengkapnya
29. Janda Muda
Pas gue udah memasuki halaman rumah, tubuh gue terpaku bersamaan dengan gejolak amarah memanas saat mata melihat Mas Alvin sedang bersama nyokap di teras rumah.   "Lah, itu Salsa," teriak nyokap saat liat gue.   Mas Alvin tersenyum ke arah gue, cuma gak gue bales. Gue jalan menghampiri mereka.   "Sayang habis ke mana, kenapa nomornya gak aktif?" tanya Mas Alvin langsung yang gak gue tanggepin justru gue malah nyapa nyokap doang. Menganggap tidak ada orang lain selain gue dan nyokap.   "Hei, Bu," sapa gue sambil raih tangan nyokap untuk disalim.   "Kamu ditanya sama suami habis ke mana, jawab dong, Nak," ujar nyokap.  
Baca selengkapnya
30. Masih Milik Meysha
PoV Alvin Hai, aku kembali lagi dan mau cerita lagi. Saat aku sedang duduk di sofa ruang tamu di rumah, lagi menunggu Salsa pulang, tiba-tiba Salsa nelpon. Aku angkat telepon dia dan betapa kagetnya saat tiba-tiba Salsa mematikan sambungan telepon setelah tanya aku di mana. Aku khawatir, takut ada hal buruk menimpanya. Sama sekali aku tidak kepikiran kalau dia marah sama aku karena tidak jadi jalan bareng dia. Pikiranku memang sedang terbagi-bagi. Sedang tidak terlalu fokus. Langsung saja aku meluncur ke kampusnya Salsa. Sampai sana aku tidak menemukan Salsa. Aku makin khawatir, mana aku tidak punya nomornya teman-teman Salsa. Aku datang ke rumah mertua, berharap Salsa ada di sana. Nyatanya tidak ada. Aku makin panik, gelisah tak karuan tapi untungnya aku bisa pasang ekspresi wajah biasa di hadapan mertua. Aku tidak mau mertua ikut khawatir. Namun saat aku mau pamit pulang, tiba-tiba gerbang terbuka dan menampakkan istriku. Detik itu juga hatiku terasa plong. Senyum lebar ku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status