All Chapters of ALTER EGO (Multiple Personality Syndrome): Chapter 11 - Chapter 20
20 Chapters
Akibat Mabuk
Kenapa kamu lebih memilih Kirana, Jo? Padahal aku yang sangat mencintaimu melebihi cinta Kirana padamu," ujar Kania menumpahkan kesedihan hatinya. Kania mengentikan tangis pilunya sejenak. Telinganya menangkap suara orang yang sedang menangis sambil mengucapkan sumpah serapah dari tempat yang cukup jauh dari tempatnya terduduk. Kania pun beranjak lalu berjalan ke arah suara meski dengan langkah gontai. Kania berhenti tepat beberapa meter lagi di depan pintu ruangan pemilik agency yang terbuka sedikit Perlahan namun pasti, Kania mendorong pintu yang terbuka sedikit itu. Bau Alkohol menguar dari dalam ruangan itu. Dilihatnya Bos dari agency tempatnya bernaung sedang menangis. Sedangkan rambut dan bajunya acak-acakan. Posisi sofa yang menghadap ke arah pintu, membuat Bram dengan mudah bisa mengetahui siapa orang yang datang. Kesadarannya masih ada saat itu. Dia tau kalau orang yang datang itu adala
Read more
Milikku Selamanya
Mobil sedan berwarna biru elektrik itu terlihat bergerak mendekati sebuah tangga berbentuk spiral. Dari tangga itu terlihat seorang gadis yang berjalan perlahan sambil memegang area sensitifnya yang terasa ngilu.   Seorang laki-laki keluar dari sedan biru elektrik tersebut lalu berjalan mendekati tangga.   "Cepetan turunnya, Kania. Nanti ada yang lihat,"   Kania menekuk wajahnya sambil mempercepat langkahnya. Begitu dirinya sampai di ujung tangga, Bram segera menggendong Kania dan memasukannya ke dalam mobil.   Mobil sedan milik Bram pun segera keluar dari baseman gedung agency.   "Di mana letak gedung apartemen tempat kamu tinggal?" tanya Bram tanpa menoleh ke arah Kania.   Kania segera memberi tahu arah menuju apatement miliknya. Tak sampai berapa lama, mobil itu tiba di halaman sebuah gedung apartemen yang cukup elegan. Bram membantu Kania berjalan dengan
Read more
Keguguran
Sore itu, pernikahan sederhana dan tertutup itu telah selesai digelar. Bram dan Kania telah menikah secara siri. Selesai mengantar Kania ke apartemen, Bram segera pergi menuju sebuah cafe untuk menemui seseorang. Sesampainya di cafe, Bram melihat Maya sudah duduk di meja yang memang telah dia reservasi. Bram pun berjalan mendekat dan duduk di kursi yang bersebelahan dengan Maya. Maya mendekat hendak memeluk Bram, namun Bram  menghindar. "Tiak usah berbasa-basi. Aku memintamu untuk menemui karena aku ingin menyampaikan sesuatu. Aku sudah menghubungi pengacaraku. Berkas gugatannya akan segera diproses dalam waktu dekat ini," ujar Bram tegas. "Jadi pernikahan kita tetap akan berakhir Bram?" tanya Maya dengan mimik wajah sedih. "Iya. Jangan bilang kalau kamu menyesal. Kamu yang memulai konflik dan menghinaku sebagai laki-laki tidak berguna.
Read more
Menjadi Asisten Pribadi
Tiga bulan berlalu sejak Kania keguguran. Selama tiga bulan itu pun hubungan Bram dan Kania terasa dingin dan hambar. Mereka masih tinggal di apartemen yang sama, namun sudah tidak tidur seranjang. Bram yang sangat kecewa pada Kania memilih untuk tidur di ruang tamu. Mereka jarang bertegur sapa. Bahka ketika di agency pun, Bram lebih memilih menghindar dari Kania. Meski Kania sudah berusaha menjelaskan, namun Bram tetap tidak percaya. Bukti hasil laboratorium dari rumah sakit sangat akurat. Kania memang kecewa dengan sikap suami sirinya itu. Tapi dia berusaha tetap tenang dan ceria. Malam hari sekitar pukul 21:45, Kania terlihat memasuki unit apartementnya. Setelah menutup pintu, dia berjalan menuju kamarnya. Kania berpapasan dengan Bram di ambang pintu kamar. Kania melihat koper besar di belakang Bram. "Mas mau kemana?" tanya Kania dengan kening yang mengernyit. "Amerika. Aku yang memenangkan tender
Read more
Dewi Kematian
"Kirana Kamu gak apa-apa 'kan? Ada yang bawa minyak angin gak?" tanya Kania. Kirana mulai membuka matanya ketika hidungnya mencium bau minyak angin. Dia melihat satu-persatu orang-orang di sekitarnya. "Kamu kok bisa pingsan gini sih, Kir?" tanya Kania. "Seingatku tadi kaya kepeleset gitu pas udah deket toilet," "Makanya kalau jalan itu hati-hati," ketus Kania. Kirana hanya terdiam. Cara bicara Kania terdengar ketus. Sejak menginjakan kaki di jakarta, baru kali ini Kania bersikap seperti ini. 'Sepertinya syutingnya terganggu gara-gara aku pingsan. Makanya dia bersikap seperti itu," Kirana membatin. "Kita take lagi ya! Semua udah siap buat lanjut syuting 'kan?" tanya sutradara
Read more
Kejutan Tak Terduga
Pagi itu seorang gadis cantik terlihat sedang rebahan di sofa dalam apartement-nya. Ditangannya ada ponsel yang sedang dia gunakan untuk berboncang dengan seseorang lewat aplikasi chatting. ~Dari pagi sampe sore ini aku gak ada jadwal syuting. Aku tunggu kamu di Apartemen~ Kania. ~Ok! Jam sepuluh aku ke situ. Aku udah gak tahan banget~ Jovan. ~Aku selalu siap untukmu~ Kania. Percakapan itu cukup sarkas. Yang dibahas di dalamnya hanya seputar rencana percintaan mereka. * Jam menunjukan angka 08.30. Kirana masih meringkuk di atas kasurnya. Fikirannya kacau mendapati pakaiannya kembali berlumuran darah dan kali ini tidak sedikit. Sejak masih tinggal di kota kelahirannya, Kirana sudah mulai menerka-nerka tentang hal-hal yang tidak masuk akal yang set
Read more
Multyple Personality Syndrome
"Arght!" Jeritan penuh keterkejutan itu membuyarkan konsentrasi Jovan yang sedang dalam mode melayang. Dia sedang bercinta dengan Kania. Meskipun suara musik di dalam kamar itu cukup keras, namun keduanya masih bisa mendengar teriakan seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Kania. "Brengsek! Kok bisa-bisanya ada orang masuk tanpa permisi dan bikin mood-ku berantakan. Siapa sih dia?" tanya Jovan pada Kania namun dengan mata yang menatap ke arah wanita yang kini sedang berdiri di ambang pintu sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Dia asisten pribadiku. Aku lupa kalau tadi aku nyuruh dia beliin gado-gado buat makan siang. Maaf ya, Sayang," ujar Kania menenangkan emosi Jovan. Jovan menjawab pernyataan Kania dengan dengusan kesal saja. "Kir, kamu tunggu aku di ruang tamu dan tolong tutup pintunya," ucap Kania lirih namum setengah b
Read more
Ketakutan Kania
Semingu telah berlalu sejak kabar kematian seorang manager produksi hingga beritanya menjadi timeline di beberapa surat kabar dan acara info gosip di televisi. Di dalam unit apartement milik Kania, tampak Kirana sedang menyiapkan beberapa barang yang akan dibawa dan digunakan Kania ke sebuah spot pemotretan dengan tema lingkungan hidup "Fiuh ... beres juga," gumam Kirana. Krucuk ... Krucuk ... Kirana segera mengusap perutnya. "Kalau gak salah, di kulkas yang ada di dapur itu ada pasta fetuccini sisa kemarin. aku angetin itu aja deh," gumam Kirana lagi. Selesai mengahangatkan pasta fetuccini Kirana segera kembali ke ruang tamu sambil menyalakan televisi. Tiba-tiba Kirana mengernyit mendengar suara tombol pasword unit apartement yang sedang ditekan dari luar
Read more
Fakta Baru
Suasana asri di tempat pengambilan gambar itu berubah Kaku. Kirana sempat terhenyak ketika Kania berteriak padanya. Beberapa orang sempat menoleh ke arah Kania yang berteriak pada Kirana meski tanpa sadar. Kania langsung menenangkan diri melihat reaksi orang-orang di sekitarnya. "Justru karena aku asprimu jadi aku harus tau detail terkecil sekalipun tentang dirimu, Kania. Kamu gak bisa nutupin apapun dariku!" Kirana bicara dengan tegas. Kania menatap Kirana dengan berbagai macam perasaan yang kini makin berkecamuk dalam dadanya. Kania segera beranjak dari duduknya lalu berjalan menjauhi orang-orang. Kirana segera mengikuti langkah Kania. Mereka sampai di satu spot yang cukup rindang dan jauh dari orang-orang. Kania terdiam beberapa saat. Namun setelahnya dia menangis merasakan kegetiran hati yang selama beberapa bul
Read more
Kemarahan Jovan
Kiranna mendengar pintu depan kamar kost-annya ada yang mengetuk. Dia beranjak keluar dari kamarnya dan bergegas mendekati pintu. Kiranna cukup terkejut melihat seseorang yang dikenalnya tengah berdiri di depannya sambil tersenyum. "Jovan!" "Hi, Kirana!" "Kamu kok bisa tau kost-anku?" tanya Kirana yang masih terkejut. "Aku pernah ngikutin kamu," "Ooh ...." "Gak disuruh masuk nih?" "Tapi Kamu gak bakal berbuat macam-macam 'kan?" "Ya Allaah ... Tega banget sih fikiranmu? Aku gak bakal ngapa-ngapain kamu kok. Aku gak seburuk itu Kirana," tegas Jovan dengan hati yang sedikit kesal. Kirana mempersilahkan Jovan masu
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status