All Chapters of Queen for the King: Chapter 21 - Chapter 30
60 Chapters
20. Like a Lion
Chapter 20   Like a lion   Charlotte ternganga mendapati pria tampan yang ditabraknya. Pria itu adalah Duncan Klalid, pria paling hot yang pernah ia kencani di masa lalu. Seorang taipan Yunani.   "Ya Tuhan," erang Charlotte. "Aku tidak menyangka jika kita bertemu di sini."    Pria itu tersenyum. "Aku melihatmu beberapa kali di beberapa tempat di negaraku," ujarnya.   Charlotte menyeringai. "Aku pasti terlalu banyak keluyuran di jalanan sampai kau bisa melihatku."    Duncan mengangkat kedua alisnya. "Bahkan jika hanya melihat bayanganmu, aku bisa mengenalimu."    "Jangan katakan jika kau membuntutiku," ujar Charlotte dengan gaya nakalnya.    Bahu Duncan terangkat. "Aku tidak memiliki waktu untuk menguntitmu. Jadi, aku menugaskan orangku untuk menguntitmu."    "Oh, aku hampi
Read more
21. Second Kissing
Chapter 21   Second Kissing Kedua pergelangan tangan Sunshine dicengkeram oleh Lexy, tatapan pria itu terfokus pada mata hijau Sunshine. Napasnya begitu dekat hingga menyapu seluruh permukaan kulit Sunshine. "Lepaskan... aku." Alih-alih membentak Lexy, Sunshine justru mengerang. Lexy tersenyum miring. "Mintalah dengan cara yang sopan." Sunshine membesarkan bola matanya tanpa membuka mulutnya, matanya menatap Lexy dengan tatapan waspada. Ia khawatir Lexy melecehkannya, juga khawatir degup jantungnya yang memekakkan telinga terdengar oleh Lexy. Jantungnya seolah menggedor-gedor dadanya sejak tangannya terus digenggam oleh Lexy di pesawat. Dan Sunshine tidak menyukai perasaan-perasaan aneh yang melanda jantungnya lalu menghantarkan gelenyar-gelenyar asing yang melalu
Read more
22. Sleep with You
Chapter 22   Sleep with You Sunshine tidak siap terhadap apa pun yang berhubungan dengan Lexy. Ya, tidak siap. Tetapi, sampai kapan? Ia berdehem pelan. "Ya. Kurasa kita memang harus membicarakannya." Lexy menempelkan sebelah pipinya di pipi Sunshine, ia memejamkan matanya sejenak seraya menghirup aroma mawar yang samar-samar dari rambut gadis itu. "Aku ingin memperbaiki hubungan kita." Memperbaiki hubungan? Jantung Sunshine berdetak dua kali lebih cepat karena ucapan Lexy membuat perasaannya menjadi gugup bercampur dengan ketakutan. "Katakan sesuatu padaku," ucap Lexy pelan. "Hubungan kita sebenarnya belum pernah dimulai." Secara harfiah hubungan pribadi antara mereka berdua belum dimulai, hubungan yang terjalin hanya pengaturan
Read more
23. Adults Will Never
Chapter 23   Adults Will Never   Poppy menyeka air matanya, berulang kali. Rasanya sangat sakit ketika ia kehilangan segalanya dalam waktu satu malam.    Di perusahaan tempatnya bekerja, ia mendapatkan apresiasi luar biasa dari atasan dan seluruh karyawan karena ia mampu mendapatkan proyek yang sangat besar. Tidak ada yang menyangka jika seorang arsitek dengan pengalaman terbatas bisa memenangkan proyek sebesar itu.    Namun, sekarang semuanya berubah. Seluruh citra baik dirinya seperti istana pasir yang tersapu ombak di tepi pantai. Nyaris tidak berbekas, hanya menyisakan puing-puing yang tidak berguna.   Semua orang sepertinya sangat bahagia saat menyaksikan dirinya hancur. Bahkan orang tuanya, juga saudaranya. Mereka juga tidak peduli. Padahal ia rela meninggalkan Madrid dan tinggal di Perth demi keselamatan perusahaan orang tuanya. Tetapi, saat ia terjatuh orang tua
Read more
24. May I Kiss You?
Chapter 24   May I kiss You?   Lexy membuka kaus yang ia kenakan. "Kenapa kau tidak membawa pakaian ganti?" tanyanya sembari menatap Sunshine.    "Pakaianku ada di kamarmu," sahut Sunshine, ia mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Enggan melihat Lexy yang dalam sekejap telah bertelanjang dada.   "Kenapa tidak membangunkan aku? Kita bisa ke sini bersama-sama." Ucapan Lexy mengandung protes. Tetapi, Sunshine jelas tidak peduli.    "Aku tidak ingin mengganggu tidurmu."    Lexy tahu jika Sunshine memang menghindarinya. Sangat jelas jika Sunshine menghindar sejak mereka kembali dari menara. Padahal Lexy mengira jika pembicaraan mereka di menara akan memperbaiki hubungan mereka, nyatanya tidak.    Ia menghela napas pelan. "Mi Amor, kita sudah sepakat."    "Jangan mempermasalahkan sesuatu yang sep
Read more
25. Kissing in the Rain 1
Chapter 25   Kissing in the Rain 1   Bibir Sunshine nyaris bergetar, matanya yang berwarna hijau menatap Lexy dengan tatapan mendamba. Seperti halnya Lexy, ia juga memiliki dorongan kuat untuk mencium pemilik mata cokelat yang begitu dekat dengannya. Tubuhnya nyaris mengkhianati otaknya, untunglah kawarasan segera menghampiri otaknya.    Ia meletakkan satu telapak tangannya di pipi Lexy, ibu jarinya mengelus cambang pria yang telah mematahkan hatinya, tetapi juga memberinya harapan. Sunshine menggeleng pelan.   Lexy tersenyum. "Meski sebagai bayaran mengajarimu berenang?"   Sunshine menyipitkan matanya pertanda ia melayangkan protes. Tetapi, Lexy justru tertawa tanpa suara. Ia meletakkan telapak tangannya di belakang kepala Sunshine dan bibirnya mendarat dengan sangat lembut di kening Sunshine.    Kecupan itu tidak lama, tetapi cukup dalam seolah se
Read more
26. Kissing in the Rain 2
Chapter 26 Kissing in the Rain 2 Poppy memasuki sebuah cafe sekaligus restoran yang menyajikan beberapa makanan dan minuman khas Spanyol, tempat bergaya sederhana itu terletak di Perth bagian timur. Cafe yang berada di dalam gedung berlantai dua puluh itu berada di lantai teratas dan menghadap ke laut. Poppy sengaja mengambil tempat di sudut kiri, tepat di depan kaca yang menghadap ke laut.  Ia datang sendiri ke tempat itu, berbeda dengan beberapa hari yang lalu di mana ia belum tersingkir dari mega proyek. Ada banyak teman yang bersedia bergabung dengannya, ia tidak perlu merasakan kesepian terutama saat menatap laut. Ia merasa jika jiwanya terlalu hampa karena merindukan keluarganya juga Lexy. Sekarang ia hanya bisa tersenyum pahit karena tanpa Lexy, nyatanya ia tidak bisa berdiri sekokoh batu di tengah lautan. Hanya menyerupai sebuah kapal yang nyaris karam.  "Nona,
Read more
27. Te Quiero
Chapter 27   Te Quiero   Lexy membuka matanya pagi itu, tidak ada Sunshine yang meringkuk di pelukannya seperti pagi kemarin. Tetapi, meski begitu Lexy masih bisa merasakan samar-samar aroma Sunshine. Aroma mawar yang menyenangkan juga memenangkan. Lexy berguling ke samping, tempat di mana tadinya Sunshine meringkuk. Matanya terpejam, bibirnya mengulas senyum lebar mengingat dua malam ia berbagi tempat tidur bersama Sunshine dan gadis itu tidak terlalu tinggi memasang benteng pertahanannya. Setidaknya, dengan pertahanan Sunshine sekarang, ia yakin bisa memanjatnya atau mungkin melompatinya.   Jaraknya dengan Sunshine terasa semakin dekat, akrab, dan dipenuhi kehangatan. Ia menyukai cara Sunshine berbicara, cara Sunshine tertawa, dan tatapan malu-malu Sunshine setiap kali mata mereka bertemu. Ia menyukai setiap gerak gerik Sunshine, segalanya tentang gadis itu.    Lexy meninggalkan peraduannya, m
Read more
28. Sunshine's Lips
Chapter 28   Sunshine's Lips   Clara meninggalkan Poppy. Beberapa ucapan Poppy dirasa hanya sebatas bualan bagi Clara. Gadis dengan penampilan seperti itu dinilai mustahil memiliki hubungan dengan Alexion Carloz. Terlalu jauh dengan kriteria gadis yang pantas menjadi idaman seorang Putra Mahkota. Sembari diam-diam menggelengkan kepala, Clara mendorong pintu ruang kerja pribadinya dan melangkah masuk.    Ia meraih iPad yang tergeletak di atas meja kerjanya lalu menggeser layarnya untuk memeriksa pekerjaan. Wanita itu melangkah menuju dekat jendela, ia berdiri di sana.    Meskipun ia menganggap Poppy hanya sebatas gadis dengan imajinasi terlalu berlebihan yang mendapatkan seorang pangeran, Clara tidak urung merasakan penasaran di lubuk hatinya. Ia mengetikkan nama Alexion Carloz di layar aplikasi internet pada iPad yang berada di tangannya.    Wanita itu mengerutkan
Read more
29. Dating
Chapter 29 Dating Besoknya, Clara sengaja mengundang Poppy makan malam di tempat tinggalnya. Ada banyak informasi yang ingin ia gali dari gadis itu dan tentunya dengan cara halus agar tidak asa kecacatan dalam pelaksanaan rencana yang telah ia pikirkan. Juga pastinya ia telah memilih sekutu untuk memuluskan rencananya.  "Tempat tinggalmu luar biasa," ujar Poppy mengomentari tempat tinggal Clara.  Sebuah unit di gedung apartemen mewah di pusat kota dengan furnitur yang tentu saja bergaya modern dan berkualitas tinggi seolah jomplang dengan status Clara sebagai pemilik sebuah cafe sederhana. Clara tersenyum ramah. "Kuharap kau tidak keberatan dengan tempat sederhana ini."  Sederhana bagi Clara jika dibandingkan dengan apa yang ia nikmati selama hidupnya. Orang tuanya tentu saja bukan orang biasa di masa lalu, juga mantan suaminya adalah pengusaha
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status