Chapter 24
May I kiss You?
Lexy membuka kaus yang ia kenakan. "Kenapa kau tidak membawa pakaian ganti?" tanyanya sembari menatap Sunshine.
"Pakaianku ada di kamarmu," sahut Sunshine, ia mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Enggan melihat Lexy yang dalam sekejap telah bertelanjang dada.
"Kenapa tidak membangunkan aku? Kita bisa ke sini bersama-sama." Ucapan Lexy mengandung protes. Tetapi, Sunshine jelas tidak peduli.
"Aku tidak ingin mengganggu tidurmu."
Lexy tahu jika Sunshine memang menghindarinya. Sangat jelas jika Sunshine menghindar sejak mereka kembali dari menara. Padahal Lexy mengira jika pembicaraan mereka di menara akan memperbaiki hubungan mereka, nyatanya tidak.
Ia menghela napas pelan. "Mi Amor, kita sudah sepakat."
"Jangan mempermasalahkan sesuatu yang sep
Chapter 25 Kissing in the Rain 1 Bibir Sunshine nyaris bergetar, matanya yang berwarna hijau menatap Lexy dengan tatapan mendamba. Seperti halnya Lexy, ia juga memiliki dorongan kuat untuk mencium pemilik mata cokelat yang begitu dekat dengannya. Tubuhnya nyaris mengkhianati otaknya, untunglah kawarasan segera menghampiri otaknya. Ia meletakkan satu telapak tangannya di pipi Lexy, ibu jarinya mengelus cambang pria yang telah mematahkan hatinya, tetapi juga memberinya harapan. Sunshine menggeleng pelan. Lexy tersenyum. "Meski sebagai bayaran mengajarimu berenang?" Sunshine menyipitkan matanya pertanda ia melayangkan protes. Tetapi, Lexy justru tertawa tanpa suara. Ia meletakkan telapak tangannya di belakang kepala Sunshine dan bibirnya mendarat dengan sangat lembut di kening Sunshine. Kecupan itu tidak lama, tetapi cukup dalam seolah se
Chapter 26Kissing in the Rain 2Poppy memasuki sebuah cafe sekaligus restoran yang menyajikan beberapa makanan dan minuman khas Spanyol, tempat bergaya sederhana itu terletak di Perth bagian timur. Cafe yang berada di dalam gedung berlantai dua puluh itu berada di lantai teratas dan menghadap ke laut. Poppy sengaja mengambil tempat di sudut kiri, tepat di depan kaca yang menghadap ke laut.Ia datang sendiri ke tempat itu, berbeda dengan beberapa hari yang lalu di mana ia belum tersingkir dari mega proyek. Ada banyak teman yang bersedia bergabung dengannya, ia tidak perlu merasakan kesepian terutama saat menatap laut. Ia merasa jika jiwanya terlalu hampa karena merindukan keluarganya juga Lexy.Sekarang ia hanya bisa tersenyum pahit karena tanpa Lexy, nyatanya ia tidak bisa berdiri sekokoh batu di tengah lautan. Hanya menyerupai sebuah kapal yang nyaris karam."Nona,
Chapter 27 Te Quiero Lexy membuka matanya pagi itu, tidak ada Sunshine yang meringkuk di pelukannya seperti pagi kemarin. Tetapi, meski begitu Lexy masih bisa merasakan samar-samar aroma Sunshine. Aroma mawar yang menyenangkan juga memenangkan. Lexy berguling ke samping, tempat di mana tadinya Sunshine meringkuk. Matanya terpejam, bibirnya mengulas senyum lebar mengingat dua malam ia berbagi tempat tidur bersama Sunshine dan gadis itu tidak terlalu tinggi memasang benteng pertahanannya. Setidaknya, dengan pertahanan Sunshine sekarang, ia yakin bisa memanjatnya atau mungkin melompatinya. Jaraknya dengan Sunshine terasa semakin dekat, akrab, dan dipenuhi kehangatan. Ia menyukai cara Sunshine berbicara, cara Sunshine tertawa, dan tatapan malu-malu Sunshine setiap kali mata mereka bertemu. Ia menyukai setiap gerak gerik Sunshine, segalanya tentang gadis itu. Lexy meninggalkan peraduannya, m
Chapter 28 Sunshine's Lips Clara meninggalkan Poppy. Beberapa ucapan Poppy dirasa hanya sebatas bualan bagi Clara. Gadis dengan penampilan seperti itu dinilai mustahil memiliki hubungan dengan Alexion Carloz. Terlalu jauh dengan kriteria gadis yang pantas menjadi idaman seorang Putra Mahkota. Sembari diam-diam menggelengkan kepala, Clara mendorong pintu ruang kerja pribadinya dan melangkah masuk. Ia meraih iPad yang tergeletak di atas meja kerjanya lalu menggeser layarnya untuk memeriksa pekerjaan. Wanita itu melangkah menuju dekat jendela, ia berdiri di sana. Meskipun ia menganggap Poppy hanya sebatas gadis dengan imajinasi terlalu berlebihan yang mendapatkan seorang pangeran, Clara tidak urung merasakan penasaran di lubuk hatinya. Ia mengetikkan nama Alexion Carloz di layar aplikasi internet pada iPad yang berada di tangannya. Wanita itu mengerutkan
Chapter 29DatingBesoknya, Clara sengaja mengundang Poppy makan malam di tempat tinggalnya. Ada banyak informasi yang ingin ia gali dari gadis itu dan tentunya dengan cara halus agar tidak asa kecacatan dalam pelaksanaan rencana yang telah ia pikirkan. Juga pastinya ia telah memilih sekutu untuk memuluskan rencananya."Tempat tinggalmu luar biasa," ujar Poppy mengomentari tempat tinggal Clara.Sebuah unit di gedung apartemen mewah di pusat kota dengan furnitur yang tentu saja bergaya modern dan berkualitas tinggi seolah jomplang dengan status Clara sebagai pemilik sebuah cafe sederhana.Clara tersenyum ramah. "Kuharap kau tidak keberatan dengan tempat sederhana ini."Sederhana bagi Clara jika dibandingkan dengan apa yang ia nikmati selama hidupnya. Orang tuanya tentu saja bukan orang biasa di masa lalu, juga mantan suaminya adalah pengusaha
Chapter 30NightmareNick melepaskan jas yang melekat di tubuhnya, meletakkannya di tempat pakaian kotor lalu menggulung lengan kemejanya. Sorot matanya lembut mengawasi Vanilla yang duduk di tepi tempat tidur, istrinya sedang berbicara melalui panggilan telefon.Vanilla membalas tatapan Nick lalu beberapa detik kemudian ia memilih mengakhiri obrolannya. Ia meletakkan ponselnya ke atas nakas di sisi tempat tidur. "Baby," panggilannya.Nick mendekat, ia mendaratkan kecupan di kening dan bibir istrinya. Tangannya mengusap perut Vanilla yang telah membesar dengan gerakan penuh kasih sayang."Maaf, aku pulang terlambat hari ini," ucap Nick sembari melingkar lengan Vanilla di pinggangnya."Bagaimana pertemuan tadi?""Semuanya berjalan dengan baik.""Syukurlah. Apa kau ingin kubuatkan sesuatu u
Chapter 31 Studying & Teaching Meski ketus, tetapi ucapan Sunshine tidak kasar. Lexy tahu jika Sunshine kecewa karena kencan pertama mereka yang tidak sesuai dengan keinginan Sunshine. Ia bangkit dan menyusul langkah Sunshine dengan langkah panjang lalu menangkap pergelangan tangan Sunshine. "Amor, maafkan aku." Sunshine menghela napasnya, ia menghentikan langkahnya dan menatap Lexy dengan tatapan datar. "Akulah yang mengacaukan kencannya." Lexy menggeleng. "Tidak, sama sekali tidak. Aku yang salah." Ia tersenyum lalu berucap, "bagaimana jika kita mengunjungi tempat lain?" Sunshine masih menatap Lexy dengan tatapan datar, tetapi tampaknya ia juga mempertimbangkan tawaran Lexy. Ia melirik jam tangannya dan waktu menunjukkan pukul tujuh malam, masih t
Chapter 32MineClara membuka pintu tempat tinggalnya untuk Poppy, gadis itu datang dengan wajah yang tampak kuyu."Maaf, aku merepotkanmu karena datang selarut ini," ucap Poppy."Aku justru bersyukur kau datang, aku kebetulan sedang memikirkanmu." Clara melemparkan senyum ramah. "Ayo masuklah.""Boleh aku menginap di sini?" tanya Poppy dengan suara pelan sembari melangkah masuk.Clara menutup pintu tempat tinggalnya seraya tersenyum. "Ya Tuhan, kau tidak perlu bertanya. Kau bisa tinggal di sini kapan pun kau mau."Poppy tersenyum. "Terima kasih.""Jangan berterima kasih. Lagi pula kita di sini sama-sama sebatang kara, rasanya sangat menyenangkan tiba-tiba memiliki teman yang berasal dari Spanyol," ucap Clara dengan nada sangat manis."Aku benar-benar beruntung mengenalmu d