Semua Bab Queen for the King: Bab 41 - Bab 50
60 Bab
40. Earn Me!
    CHAPTER 40   Earn Me!   Sunshine memutar bola matanya seraya kembali naik ke atas tempat tidur. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucapnya dengan nada kesal seraya menarik selimut.   Claudia menahan selimut yang ditarik oleh Sunshine. "Tapi, ini pukul dua belas malam dan di luar sangat dingin."    "Dia menggunakan payung." Sunshine menghampaskan punggungnya ke atas tempat tidur.   "Dia berdiri di sana lebih dari tiga jam."    "Kenapa kau tidak menyuruhnya untuk pergi?"    "Cariño...." Claudia menatap putrinya dengan tatapan memperingatkan.    Sunshine kembali duduk. "Baiklah, kenapa tidak kau suruh dia masuk atau mungkin menginap di sini? Aku telah mengatakan jika aku bersedia bicara dengannya besok. Aku perlu waktu, Mom."   "Cariño, dia sedang
Baca selengkapnya
41. She Doesn't Love You
Chapter 41She Doesn't Love You "Seperti yang kukatakan tadi, aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita," ucap Lexy lambat-lambat setelah Poppy duduk di sofa. "Aku ingin memperbaiki hubunganku bersama Sunshine." "Tidak, aku tidak ingin kita berakhir," ucap Poppy terdengar panik. "Aku tidak bisa." Lexy menghela napasnya dan berujar, "aku mencintai Sunshine." "Kau juga mengatakan jika mencintaiku," sembur Poppy tidak terima. "Kau mengatakan jika kau menikahi hanya Sunny karena peraturan, kau tidak mencintai Sunny!" Lexy menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa, ia tersenyum. "Apa aku pernah mengatakan tidak mencintai Sunshine?" Poppy menelan ludah. "Jika kau mencintainya, kau tidak akan bermain api bersamaku di belakang Sunny." Bibir Lexy mengulas senyum tipis. "Itu adakah kebodohanku dan kuharap kau mengerti keputusan yang kuambil saat ini." Poppy menggeleng. "Tidak, Lexy. Aku tidak bisa menerima keputusanmu."&
Baca selengkapnya
42. We Have Done
Chapter 42We Have Done "Kau mengenal Charlotte?" tanya Vanilla. "Jadi, benar dia...." Sunshine tidak menyelesaikan kalimatnya. "Ya. Aku pria itu," ucap Beck diiringi senyum mengejek yang ia tujukan untuk dirinya. "Charlotte tidak pernah menceritakan kalau dia bersahabat dengan calon Ratu kami." Sunshine tersenyum karena ucapan Beck. Ia memang tidak pernah mengunggah foto di media sosial selain untuk urusan pekerjaan hingga wajar saja jika tidak akan ada siapa pun yang berani mengaku mengenalnya secara akrab karena tidak tidak adanya bukti. "Kami lumayan akrab dan Charlotte menunjukkan fotomu beberapa kali padaku." Beck memasukkan laptop ke dalam tas lalu bangkit. "Charlotte teman kecil Nick, aku teman kecil Vanilla." Bibir Sunshine membentuk huruf O sembari mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kebetulan yang indah." Beck mengedikkan bahunya. "Ya, sayangnya tidak berakhir indah." "Kenapa kau tidak mengejar
Baca selengkapnya
43. Big Cats
Chapter 43Big CatsSunshine duduk di kursi penumpang di samping Beck mengemudikan sebuah Porche berwarna merah, sekilas ia ke arah mantan tunangan Vanilla dan Charlotte kemudian kembali menatap jalanan. Ia tidak mengerti untuk apa Vanilla mengutus Beck untuk menjemputnya, padahal ia bisa saja menuju ke tempat tinggal Vanilla tanpa Beck karena Mona sangat bisa untuk diandalkan atau setidaknya Vanilla seharusnya mengutus sopir. Bukan mantan tunangannya dan Charlotte. Susana terasa sedikit kaku karena Sunshine tidak tahu harus bagaimana membuka percakapan dengan pria yang baru dua kali ia jumpai. Memang mereka pernah  mengobrol dan makan siang bersama di satu meja, tetapi bukan berarti ia tidak merasa canggung apa lagi posisi mereka hanya berdua di dalam mobil."Jadi, tempat mana saja yang sudah kau kunjungi?" tanya Beck memecah keheningan. Sunshine berdehem pelan. "Hanya berkeliling tanpa tujuan dan berakhir dengan mengunjungi beberapa tempat makan yan
Baca selengkapnya
44. Jealous
Chapter 43JealousMakan malam yang seharusnya menyenangkan karena hidangan yang disajikan di atas meja makan sangat mengagumkan justru menjadi sedikit kaku karena keberadaan Lexy. Pria yang duduk tepat di seberang Sunshine seolah enggan terlibat pembicaraan.  Vanilla.Satu-satunya kalimat yang keluar dengan sukarela dari mulut Lexy adalah saat mencicipi hidangan pembuka yang dibuat oleh Vanilla, ia tidak segan memberikan pujian bahkan ia meminta tambahan hidangan pembuka. Selebihnya Lexy memilih fokus pada makanan di piringnya, ia sepertinya sama sekali tidak tertarik untuk bergabung dengan obrolan yang dibangun oleh Nick, Vanilla, dan Beck. Pria itu juga sama sekali tidak menatap Sunshine meskipun gadis itu berada tepat di depannya. Hanya sesekali ia menyahut saat Vanilla mencoba mencairkan suasana dengan melontarkan beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada Lexy. Namun, usaha Vanilla mencairkan suasana sepertinya Lexy tidak membuahkan hasil karena
Baca selengkapnya
45. Without Thousand Rose Petals
Chapter 45Without Thousand Rose Petals"Dia temanku!" Nada Sunshine meninggi seolah tidak terima dengan ucapan Lexy yang bernada tuduhan. Meski Beck belum tentu menganggapnya teman, tetapi mau bagaimana lagi? Beck menjemputnya lalu menawarkan diri untuk mengantarkannya kembali ke hotel. Seharusnya Beck juga menganggapnya sebagai teman. Rahang Lexy mengeras, dadanya naik turun menahan emosi yang meluap-luap di dalam benaknya. Ia menyipitkan matanya menatap Sunshine, bara amarah terlihat di sorot mata coklatnya. "Aku tidak mengizinkan kau berteman dengan siapa pun di dunia ini," geramnya. Bibir Sunshine terbuka, nyaris menganga karena ucapan Lexy. Ia menggeleng pelan dan bergumam, "Kau tidak masuk akal." "Jangan pernah menentangku, Mi Amor." Lexy meraih pinggang Sunshine, pandangannya terfokus ke mata gadis di depannya. Sunshine dengan lembut mendorong dada Lexy. "Kau tidak berhak mengatur hidupku, kau tidak berhak mengatur perte
Baca selengkapnya
46. Can't Stop This
Chapter 46Can't Stop ThisSunshine duduk di meja wastafel yang terbuat dari marmer di kamar mandi hotel. Ia mengenakan jubah mandi, sedangkan Lexy berdiri tidak jauh darinya sedang merapikan jambangnya menggunakan pisau cukur elektrik. Pria itu hanya mengenakan handuk yang melingkar rendah di pinggangnya.Merasa Sunshine terus memperhatikannya, Lexy mempercepat pekerjaannya dan meletakkan pisau cukurnya ke atas meja kemudian mendekati Sunshine. Ia mendaratkan sebuah kecupan di pelipis Sunshine.Sunshine tersipu dan bertanya, "Apa besok kita akan kembali ke Madrid?" Jemari Lexy menyusuri anak rambut di kening Sunshine, tatapan matanya mengamati wajah cantik kekasihnya, dan bibirnya mengulas senyum bahagia. "Apa kau memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat?" Sunshine menggeleng pelan. "Kalau begitu kita bisa tinggal beberapa hari lagi di sini." Harga kamar presiden suite room tidak sedikit, meskipun uang bukan masala
Baca selengkapnya
47. Scandal
Chapter 47Scandal Nick menyodorkan sebuah amplop berwarna cokelat kepada Lexy. "Sebagai apresiasiku padamu," ucap Nick diiringi senyum di bibirnya.Kedua alis Lexy berkerut seraya menyeret amplop di atas meja tanpa membukanya. "Apresiasi atas apa?" "Kau mendapatkannya, 'kan?" Ekor mata Nick melirik ke arah Sunshine. Ia yakin jika tebakannya tidak salah karena beberapa kali ia bertemu Sunshine, rona wajah gadis itu berbeda dengan sebelumnya. Beberapa hari di Barcelona, ia melihat Sunshine dan Lexy lebih intim. Sikap Sunshine juga lebih lunak, cara keduanya bertatap mata juga lebih mesra. Nick berani bertaruh jika adiknya pasti telah berhasil menaklukkan Sunshine.Lexy mengarahkan pandangannya ke arah Sunshine seraya mengelus janggutnya. Menyaksikan Sunshine yang terlihat akrab bersama Vanilla, rasanya membuatnya semakin enggan untuk membawanya kembali ke Madrid. Gadisnya pasti akan kembali kesepian di sana, tanpa seorang pun teman yang deka
Baca selengkapnya
48. The Winner
Chapter 48The Winner Fernando meletakkan telapak tangannya di atas bahu Poppy, memijatnya dengan lembut. "Jangankan mendapatkan proyek itu kembali, dengan kekuatanku, kau bahkan bisa mendapatkan jabatan seperti Paloma." "Aku tidak ingin berbasa-basi," ucap Poppy, ia menendang jauh kesopanannya karena Fernando juga melakukan itu. "Waktunya semakin dekat...." Pasokan oksigen di paru-paru Poppy terasa semakin menyempit. Ke mana sebenarnya arah pembicaraan Fernando? "Satu bulan lagi...." Fernando mengelus pundak Poppy. "Apa kau bisa membuat desain yang melampaui desain itu?" Poppy menghela napas berat. "Itu mustahil," ucapnya dengan nada datar. "Desain yang kau pegang itu, lebih layak untuk terpilih dibandingkan dengan buatanmu." Kedatangannya tidak lain adalah untuk mencapai ambisinya, bukan untuk omong kosong, apa lagi untuk mendengarkan penghinaan Fernando. Poppy nyaris tidak bernapas, baru beberapa menit
Baca selengkapnya
49. Caught in the Act
ImageChapter 49Caught in the Act"Hai, Clara." Poppy tersenyum lebar ke arah Clara, wanita yang ia anggap sebagai dewi penolong. Tidak keberatan jika harus membayar budi kepada Clara, karena tanpa Clara tentunya ia tidak bisa menikmati udara di Madrid saat ini.Bukan hanya itu, Fernando bahkan berjanji akan memberinya jabatan di dunia politik setelah proyek mereka sukses. Poppy tentu tergiur, ia bahkan tidak peduli lagi kepada Lexy karena di matanya kini, Fernando lebih menjanjikan dibandingkan Lexy yang hanya membuatnya terbuai oleh harapannya sendiri."Aku senang kau datang," ucap Poppy seraya memberikan kecupan di pipi Clara. "Aku merindukanmu." Clara menatap Poppy, bibirnya tersenyum lebar.  "Rasanya sangat sayang dilewatkan jika aku tidak berada di sini, aku ingin menyaksikan keberhasilanmu malam ini." Poppy meraih telapak tangan Clara, matanya berpendar menatap mata Clara. "Kau memang harus menyaksikannya, ini semua berkat bantu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status