Semua Bab Aku Adalah Putri Presdir: Bab 21 - Bab 30
47 Bab
Marah
"Nona, apa yang anda lakukan disini?" tanya Felix yang heran melihat Chaterine. Felix tiba tiba datang dan menyela kebersamaan Chaterine dan Sahid yang tengah latihan itu. "Felix! Pas sekali kamu datang, ada yang ingin ku tanyakan." ujar Chaterine senang melihat Felix. "Nona, lebih baik anda sekarang segera bersembunyi di belakang saya. Jangan dekat dekat dengan orang asing itu," kata Felix sambil menatap Sahid dengan tatapan tajam. "A ... apa? Aku ini temannya Chaterine, bukan orang asing!" bentak Sahid tak terima dengan perlakuan Felix. Semenjak datang hingga sekarang, Sahid memang tidak di perlakukan dengan baik oleh para pengawal di rumah Chaterine, bahkan sampai pelatihnya pun menunjukkan rasa tidak sukanya secara terang terangan. Dengan sigap, Felix pun langsung menarik Chaterine ke arahnya. Ia melindungi Chaterine dengan berdiri di depannya. "Orang asing tetaplah orang asing. Jadi, ku harap kamu tau batasmu dan tetap ber
Baca selengkapnya
Rapat di Kantor
"Aku ingin, ayah mencabut hukuman untuk Felix sekarang." kata Chaterine menatap ayahnya dengan tatapan tajam. "Tidak, ayah tidak bisa." jawab Cervan dengan cepat. "Tapi ayah ... hukuman itu tidak adil bagi Felix, bukan dia yang salah tapi aku." ujar Chaterine mencoba menjelaskan. "Dari dulu, ayah selalu mengatakannya berulang ulang pada para pengawal. Bahwa keamanan dan keselamatanmu harus di jadikan prioritas, tapi Felix justru lalai dengan tugasnya dan malah menuruti permintaanmu yang kekanak kanakan itu. Hukuman seminggu itu sudah cukup untuk jadi pelajaran baginya," kata Cervan dengan tegas. "Ta .. tapi, lihatlah! Aku pulang dengan selamat, tidak ada satu bagian tubuhku yang lecet. Aku janji tidak akan mengulangi hal seperti ini lagi, ayah!" ujar Chaterine memelas. "Tidak sayang, hukuman tetaplah hukuman. Ini hanya masalah waktu, setelah satu minggu, Kamu dan Felix akan menjalani hari seperti biasa lagi. Maka dari itu, bersabarlah dan coba
Baca selengkapnya
Memilih Pengawal Baru
"Kenapa kamu memilihkan pakaian sebanyak ini?" tanya Chaterine melihat begitu banyak pakaian yang sedang di jejer di ranjangnya. "Ah, nona sudah selesai mandi rupanya. Saya sedang bingung memilih pakaian untuk anda pakai hari ini, menurut nona mana yang lebih bagus?" tanya Renata meminta pendapat Chaterine. "Sudahlah, carikan jas dan kemeja saja untuk ku pakai." kata Chaterine yang menanggapinya dengan malas. "Tidak, mana bisa begitu? Hari ini kan anda akan bertemu dengan orang orang penting saat rapat nanti, anda harus menunjukkan pesona anda dong." ujar Renata dengan penuh semangat. "Yasudah, aku akan pakai setelan blazer ini." kata Chaterine setelah melihat lihat. "Baiklah," ucap Renata dengan sorot mata yang berbinar binar. Renata segera mengembalikan pakaian lainnya ke dalam lemari. Sementara Chaterine segera memakai pakaian yang dipilihnya sendiri tadi. Chaterine pun mulai selesai di rias, ia hanya memakai riasan natural.
Baca selengkapnya
Pendapat
Semua karyawan pada saat itu hanya bisa menatap Chaterine dengan kagum. Mereka sangat bangga sekali bisa jadi bagian dari JIAN GROUP dan bisa dapat kesempatan untuk melihat Chaterine secara dekat."Mari saya antar ke ruang rapat, tuan dan nona. Tuan Candra dan yang lainnya sudah menunggu," kata salah seorang pengawal Cervan yang menghampirinya begitu masuk ke dalam kantor.Chaterine dan rombongannya pun mengikuti pegawai tersebut hingga ke salah satu ruangan yang berada di lantai 2. Sementara para karyawan lainnya kembali bekerja begitu selesai menyambut Chaterine."Nona! Akhirnya anda datang juga. Saya dan putra saya sudah menantikan anda sejak tadi," kata Candra yang merupakan direktur di JIAN GROUP."Benarkah?" ujar Chaterine yang hanya menanggapi bualan Candra sewajarnya."Tentu saja. Putraku, apa yang kamu lakukan? Cepat beri salam pada nona Chaterine," kata Candra tergesa gesa."Selamat datang, nona. Saya tidak menyangka kita bertemu k
Baca selengkapnya
Hasil Akhir
"Maafkan saya yang sudah tidak sopan ini. Apa yang di katakan putra tuan Candra memang benar, tapi ... saya rasa itu pendapat yang ketinggalan jaman." kata Chaterine menarik perhatian."Bagaimana bisa ketinggalan jaman? Coba jelaskan," kata Cervan yang semakin tertarik."Mengenai pendapat Leo yang memikirkan kerugiannya, itu adalah hal yang wajar yang tentu saja pernah dialami para produsen seperti kita. Tapi menurut saya, pemikiran seperti itu adalah pemikiran lawas dan lebih baik dibuang saja. Apa anda sekalian ingin mendengarkan tentang pendapat saya?" ujar Chaterine yang semakin membuat lainnya penasaran.Semua orang mengangguk dan menatap Chaterine seolah menantikan penjelasannya. Hanya ada satu orang yang tidak suka, yaitu Candra. Sepertinya ia marah karna tadi Chaterine mengambil kesempatan putranya untuk mencari muka."Tunggu dulu, tuan tuan! Bukankah hal yang wajar jika para produsen seperti kita mengkhawatirkan kerugian? Bukankah hal yang baru s
Baca selengkapnya
Kejadian Setelah Rapat
Akhirnya presdir pun keluar dari ruangan rapat dengan cepat karna ada hal mendesak yang harus ia urus. Diikuti dengan para karyawannya yang mengikutinya di belakang."Tunggu dulu, nona!" teriak Candra yang mencoba menghentikan Chaterine saat hendak berdiri daru kursinya."Apa ada lagi hal yang harus kita berdua bicarakan, tuan Candra," tanya Chaterine dengan sopan."Anda tidak usah berpura pura sopan begitu, sekarang sudah tidak ada lagi yang memperhatikan kita." kata Candra."Iya ya, baguslah kalau begitu. Sekarang cepat katakan ada apa, aku mau segera menyusul ayahku." ujar Chaterine."Anda sengaja kan? Berbuat seperti tadi untuk membuat saya dan anak saya malu," kata Candra mengungkit kembali masalah yang tadi."Yang mana ya? Aku lupa," ujar Chaterine berpura pura tidak ingat."Tidak usah berpura pura lupa seperti itu, nona. Anda sengaja kan mempermalukan saya tadi dengan bicara seolah tidak mengenali anak saya, padahal anda berdua
Baca selengkapnya
Keributan di Kantin
Mungkin karna sudah mulai masuk jam makan siang, kantin jadi lebih ramai dengan dipenuhi para karyawan yang sedang makan. Chaterine yang datang pada saat itu pun jadi menarik banyak perhatian karyawan lainnya. "Kamu mau makan apa? Biar aku yang pesankan?" tanya Chaterine begitu sampai di kantin. "Jangan, nona! Biar saya saja yang memesan makanannya, nona tunggu saja disini. Saya tidak akan lama," kata Rogger mencegah Chaterine. "Loh, kenapa? Aku sudah biasa kok memesan makanan, kamu tidak perlu merasa tidak enak seperti itu." ujar Chaterine. "Aku tidak bisa mengatakan pada nona jika sebenarnya aku takut tuan mengetahui hal ini dan akan memecatku nantinya." batin Rogger. "Ti ... Tidak apa apa, ini kan pertama kalinya saya kesini dengan nona. Jadi saya ingin memesankan makanan untuk nona," ujar Rogger. "Ya sudah kalau begitu, aku minta tolong ya." kata Chaterine sambil tersenyum hangat. Akhirnya Rogger pergi untuk memesan makanan
Baca selengkapnya
Rasa Suka yang Mulai Tumbuh
"Sayang, tunggu dulu---" usaha Cervan yang mencoba menghentikan anaknya."Kali ini, jangan lagi menghukum Rogger karna kesalahan yang tidak ia perbuat. Ayo Rogger, kita pulang." Chaterine menarik tangan Rogger dengan cepat dan segera mengajaknya pergi.Rogger merasa tidak enak, ia berfikir karnanya, Chaterine dan Cervan sampai harus bertengkar di depan banyak orang. Meskipun kuasa Cervan lebih tinggi dari Chaterine, tapi saat ini Rogger adalah pengawal pribadi Chaterine meski hanya seminggu. Jadi, perintah Chaterine lah yang harus ia prioritaskan saat ini. Mau tidak mau, ia harus mengikuti Chaterine dan mengabaikan Cervan."Apa anda akan pulang sendiri tanpa tuan?" tanya Rogger begitu tiba di dekat parkiran mobil khusus."Iya, aku sedang malas satu mobil dengan ayah." kata Chaterine menengok ke sekelilingnya."Baiklah, kalau begitu saya akan mencari kendaraan untuk pulang. Atau nona mau saya minta supir di rumah mengirim mobil untuk kita pulang?" t
Baca selengkapnya
Jurus Maut
"Anda juga sering melakukan hal seperti ini dengan Felix ya?" kata Rogger yang akhirnya memutuskan untuk bertanya.Mendengar pertanyaan Rogger barusan, Chaterine jadi teringat kembali dengan Felix. Ia jadi terlarut senang saat membahas Felix."Iya, aku juga sering pergi berdua saja dengan Felix. Meskipun pada akhirnya dimarahi, dia tetap mau melakukannya. Aku baru pertama kali merasakan rasanya hidup tanpa di dampingi pengawal pada saat itu, aku sungguh menikmatinya." ujar Chaterine yang tanpa sadar malah bercerita."Anda benar ... pasti hidup anda tidak mudah. Setiap hari anda harus melakukan jadwal yang sibuk dan ditemani oleh banyak pengawal, pastinya terkadang anda merasa tidak nyaman." ujar Rogger menanggapi cerita Chaterine."Apa ini? Kenapa hatiku terasa sakit mendengarnya? Nona lebih dekat dengan Felix dari pada pengawal lainnya, itu sudah menjadi hal yang biasa bagi semua orang. Aku sebelumnya juga begitu, tapi kenapa sekarang perasaanku jadi tid
Baca selengkapnya
Sparing
"Segera siapkan mobil untuk nona!" teriak pengawal tersebut."Hei, tidak perlu. Tidak masalah jika aku hanya berjalan beberapa langkah saja, tidak perlu sampai menyiapkan mobil untukku." kata Chaterine mencegah pengawal tersebut."Tidak, Tidak bisa. Jika nona tidak mau menunggu mobilnya disiapkan sebentar, saya akan mengambil tandu untuk mengantar anda hingga ke rumah utama." kata pengawal tersebut bersikeras tidak membiarkan Chaterine berjalan."Hah .... orang orang rumah ini selalu saja bersikap berlebihan," batin Chaterine menarik nafas berat."Ya sudah, terserah saja." mau tidak mau, Chaterine menunggu mobil yang sedang menuju ke gerbang tempat ia berhenti sejenak.Akhirnya mobil yang dikirim dari rumah utama itu pun sampai, Chaterine dan Rogger masuk ke dalamnya dan diantar hingga ke depan rumah utama. Seperti biasa, para pelayannya sudah menunggu di depan halaman rumah.Saat Chaterine turun dari mobil, mereka pun melakukan tugasnya. Ad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status