Semua Bab SANG KAPTEN: Bab 121 - Bab 130
144 Bab
Bab 121(S2).BERPISAH
Pesan tterakhir dari Kaifan membuat darah Axelle mendidih. Ternyata benar, bahwa Tiger Wong yang ditangkapnya beberapa minggu yang lalu adalah cloning dari Dominic Chalondra. Dengan geram kapten muda itumengirimkan satu tim besar untuk menggelar razia besar di bandara. Menutup penerbangan jalur luar negeri untuk sementara waktu. "Axelle! Pastikan yang dibawa ke bandara itu Arbia bukan Ratu! Soalnya ada dua nama gadis yang terdaftar akan terbang ke China," seru Arka dalam perjalanan menuju ke bandara. Sedang di lapas seperti yang sudsh di rencanakan oleh Dominic, kembali lapas itu diserbu oleh orang-orang yang tak dikenal dengan menyabotase semua alat-alat senjata tajam. Anak buah Dominic sudah beraksi. "Gama! Perintahkan anak buah kamu unguk mengamankan lapas Tiger Wong. Dia saksi kunci kasus ini. Aku akan menuju bandara menghetikan pelarian Dominic Chalondra." "Baik, laksanakan!" Dalam waktu itungan detik kedua prajurit itu sudah mele
Baca selengkapnya
Bab 122(S2). RASA DIHATI
Dengan gerakan lincah Arbia meninggalkan Dominic seorang diri ditempatnya saat ini berdiri. Pria dewasa itu memandang tubuh kecil Arbia menghilang. "Akh! Sudah hilang dia. Alangkah bahagianya anak itu ketemu pacarnya," gumam Dominic sambil meninggalkan segala koper dan keperluannya. Hatinya miris dan terluka. Dia ingin menyendiri dan tidak ingin diganggu sama sekali. Secepatnya Dominic Chalondra melesat dengan mobil kebesarannya tanpa sepengetahuan petugas Bandara dan juga tim satuan dari kepolisian. [Awasi terus gadis bernama Arbia! Jangan sampai lengah sedetik pun] [Siap, Bos] [Setiap hari ada lapotan tentang gadis itu] [Siap, Bos! Laksanakan!] Setelah selesai memberi titah Dominic memejamkan mata. Sama sekali dia tidak ingin di ganggu. Di tempat lain, Arbia masih menatap ke-3 pria yang dengan gagshnya sedang mengawasi orang-orang di sekitarnya. Gadis itu menghela napas dan kembali menoleh ke tempat yang tadi di berpi
Baca selengkapnya
Bab 124(S2). KEMBALI
Dominic mrngumpat dalam hati. Mencaci dan memaki serta merutuk dengan segala macam ocehan sumpah serapah yang entah ditujukan kepada siapa. Saking cinta dan rindunya pada gadis kecil itu dia terbawa mimpi yang seolah nyata dan dia begitu menikmatinya. Terbukti dari celana boxer yang dipakainya sudah banjir. Dengan napas masih terengah dia mengganti pakaiannya. "Ini tidak bisa dibiarkan. Besok bisa nggak bisa dia harus ketemu arau setidaknya melihat peri kecilnya itu. Bisa gila dia kalau seperti ini terus. Sinting! Benar-benar dia sudah sinting. Dia tergila-gila ddngan Arbia yang nyata-nyata sudah punya tunangan. Alangkah bodohnya dirinya. Huft! Nggak habis pikir Domoinic dengan dirinya sendiri. Sesaat dia menggapai ponselnya dan membuka layarnya. Entah apa yang ingin dia lakukan. Dia juga bingung. [Temukan gadis yang kuinginkan!] Cuma seperti itu pesannya pada detektif pribadinya. Dia tidak tahu harus bagaimana dan dengan cara apa memi
Baca selengkapnya
Bab 125(S2). SAAT ARBIA KEMBALI
Arbia berjengkit ketika teriakan itu melengking membuatnya seketika terbangun dari tidurnya bahkan hampir jatuh dari pembaringan. "Kakak!" suara manjanya membuat Arka tambah geregetan dan gemas melihat ekspresi ranpa berdosa itu. "Kamu tahu, nggak? Semua orang mencari sampai kayak orang gila! Eh kamu malah begini!" Suara Arka kembali melengking. Zakatia Lawalata menengahi mereka dengan mendekap puti kesayangannya ke dalam dekapannya. Memeluknya erat dan seolah tak ingin dipisahkan lagi. Sedang mamanya hanya memeluk suaminya dan mengelus pundak putdinya dengan lembut.  Air mata bahagia itu tumpah sudah membasahi pipi mereka. Axelle mengurai butiran bening itu di pipinua. Dia membuang wajahnya dan menyembunyikan lelehan air matanya. Lantas gadis itu ditariknya kedalam tubuh kekarnya. Menyembunyikan tubuh kecil yang berisi itu agar tidak pernah pergi lagi. Agar tidak pernah terlihat oleh orang-orang yang ingin memisahkan dirinya dengan kekas
Baca selengkapnya
Bab 126(S2). SAKITNYA DI SINI
Dominic Chalondra meluruhkan badannya di belakang setir kemudi mobilnya. Sungguh tubuhnya seperti dilolosin tulang-tulang menyaksikan dua makhluk hidup berbeda jenis menikmati kemesraan yang seharusnya miliknya. Berkali-kali dia mengepal dan meninju angin. Hatinya sakit! Sakit sekali. Dia tidak mau menyaksikan kemesraan kedua makhluk hidup itu tapi matanya tak mau berpaling melihat kedua orang itu saling berbagi saliva saling berbagi sentuhan. Oh inikah rasanya sakit? Cemburu? Dominic Chalondra kembali menggleparkan tangannya meraih sebuah benda di lemparkan asal begitu saja. Hingga membuat Arbia dan Axelle berjengkit karena terkejut. "Aku benci kamu Arbia!" desisnya keras tapi tak mampu matanya berkedip ketika kaki-kaki ramping itu mulai datang mendekati dirinya. Jantungnya berlarian mana kala manik mata bening itu menyapukan pandangannya seolah ingin menembus kegelapan malam. Baru saja beberapa langkah kaki gadis itu ingin berjalan menuju arah mobil
Baca selengkapnya
Bab 127(S2). DEJAVU
Axelle Narendra, Kapten satuan polisi itu dengan gagahnya menggandeng calon istrinya masuk ke dalam kantor kdbesarannya. Dengan gagahnya pria tampan 26 tahun itu memberikan senyum mautnya untuk teman-teman satu timnya. Menunjukkan pada mereka bahwa calon nyonya Axelle Narendra sudah kembali dalam keadaan baik-baik saja. Kapten muda itu juga dengan senyum mautnya memperkenalkan secara resmi calon ibu dari anak-anaknya itu kepada srmya warga yang ada di ruangan kantor itu. Detik itu juga semua ingin berjabat tangan dengan sosok Arbia yang kecantikannya sangat natural ddngan senyum sensualnya yang mampu membuat pria manapun bertekuk lulut. "Sayang, duduk di sini dulu, ya. Aku mau menghadap pimpinan dulu." Suara Axelle menggema di ruangan kerjanya. Di balik pintu ada beberapa pasang mata yang mengintip kapten muda itu memperlakukan gadisnya. Sungguh menabjubkan. Tak menyangka sosok sedingin es salju dan keras baja itu bisa luluh oleh seorang Arbia Siquill
Baca selengkapnya
Bab 128(S2). BERTEMU KEMBALI
Arbia masih meringis menahan sakit. Beberapa jam yang lalu dia dari rumah sakit dan kaki rampingnya yang mulus daoat perban yang membuatnya mau nggak mau hanya bisa terbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda.Dari arah pintu terlihat sang kekasih sudah membawakan makan siang buatnya. Pria tampan itu mendekatinya lalumengecup bibirnya mesra."Jangan pernah berpikir mau lari dan bisa jatuh cinta sama orang lain. Aku tidak pernah mengizinkanmu sama sekali. Kamu itu hanya milikku!" Ucapan sarkas Axelle membuat gadis itu tersenyum puas. Ada galenyar di hatinya yang ia rasakan.Arbia berkali-kalimenelan saliva dan menarik napas dalam-dalam. Duh! Begini aja rasanya pengen banget. Kemudian dia tersenyum. Ternyata sdmya gers-geriknya diawasi sang kekasih."Kenapa? Mau? Nggak bisakan?" Ledek pria berambut cepak itu sambil menyuapkan bubur ke bibir mungil Arbia.Dengan geram Arbia memukul dada kekasihnya pelan. "Jahat!" Gadis itu mengerucutkan bibirny
Baca selengkapnya
Bab 129(S2). PERTEMUAN TANG MENDEBARKAN
Hati Arbia tercekat, bahkan untuk menelan salivanya pun dia kesusahan. Tidak berbeda jauh dengan pria yang duduk di kursi Direktur utama itu. Hatinya berdesir aneh mana kala melihat tubuh ramping yabg aduhai milik Arbia.Matanya mengerjab liar memandangi penampilan peri kecilnya itu. Bahkan dengan reflek Dominic Chalondra berdiri dan menghampiri gadis itu. Menghidu dalam-dalam lemonty yang berasal dari tubuh gadis itu.Lalu dia membimbing Arbia untuk duduk di kursi. Tanpa di duga Arbia pria tampan yang berkharisma itu duduk jongkok persis di depan kakinya yang terluka. Hati Dominic seperti tertusuk melihat luka di kaki mulus itu masih menyisakan luka sobek."Om, apa yang Om lakukan?" tanya Arbia sambil menarik kakinya yang disentuh oleh jari-jari besar Dominic "Arbia, ini pasti sakit sekali. Ayik kita kedokter terbaik agar lukamu itu cepat sembuh dan tidak membekas."Arbuak terkikik mendengar ucapan pria itu. "Om lebay, ah! Aku n
Baca selengkapnya
Bab 130(S2). PERASAAN BATU
Mendengar pernyataan itu, Dominic Chalondra membeku. Salivanya pun tak bisa di telan dengan mudah. Lidahnya tiba-tiba menjadi kelu. Dan tenggorokannya seolah tercekat dengan tiba-tiba. "Menikah!" Pria itu mengulang sebait kata itu dengan geram tapi sinar kesedihan itu tampak jelas di sana. "Kenapa kamu harus menikah, gadis kecilku?" Pertanyaan yang tak seharusnya itu kembali lolos begitu saja dari mulutnya. Arbia Siquilla, reporter muda yang baru berusia 23 tahun itu seolah-olah membeku mendengar pertanyaan dari Dominic Chalindra. Ingin rasanya dia menjawab bahwa dia sangat mencintai kekasihnya Axelle Narendra. Namun entah mengapa melihat mata yang terluka itu hatinya menjadi tak tega. Seolah dia kasihan dengan oria yang pantas jadi omnya ini. "Om! Saya sudah selesai, saya pulabg dulu." Dengan gerakan cepat meskipun merasakan kakinya yang masih lumayan sakit, gadis itu segera membereskan dan merapikan semu barang-barangnya. Namun alang
Baca selengkapnya
Bab 131(S2). CARA APAPUN UNTUK MENDAPATKANMU
"Sudah, Sayang, sudah! Aku capek," desah Arbia dengan menggeliatkan badannya. Matanya terkatup rapat. Sudah tak sanggup untuk membukanya. Axelle hanya tersenyum lalu mengecuo kening gadisnya berkali-kali. Di daerah pelosok ini Axelle meninggalkan Arbia beberaoa lama hingga gadis ini nekad menyusulnya mengingat ada dwntuman gunung beraoi yang meletus kembali.  Dari perusahaan Arbia mengizinkan dan mengharuskan untuk meliput berita musibah bencana alam itu. Dan itu yang membuat gadis itu bertengkar hebat dengan sang kakak hingga sang ayah sempat pingsan mengetahui putrinya akan kembali berpetualangan. [Besok pagi, kami akan turun je kota. Kamu jangan khawatir, Arka.] Sebuah pembicaraan lewat line telpon itu Axelle memberikan kabar baik bahwa besok tim nya akan turun gunung karena kondisi sudah kondusif. Membuat si penelpon tersenyum lega setidaknya untuk sang ayah yang langsung drop melihat putrinya mengikuti calon suaminya tugas. [Besok so
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status