All Chapters of SANG KAPTEN: Chapter 91 - Chapter 100
144 Chapters
Bab 91. SESUATU
Fely semakin melenguh merasakan kenikmatan yang luar biasa yang diberikan oleh Christ. Dia luluh, mengaku kalah dengan kejantanan pria itu. Semakin direngkuhnya tubuh laki-laki itu. Christ semakin menjadi. Dia lupa siapa dirinya siapa Fely. Dituntaskannya hasrat yang selama ini dipendamnya. Ketika pelepasan yang menyisakan jeritan erotis itu berakhir, baik Fely dan Christ sama-sama terkulai di balai-balai mereka bersembunyi dari anak buah Gama dan Kai.Beberapa kali Christ memberikan kecupan cinta pada wanita yang umurnya berselisih jauh diatasnya itu. Terlihat Fely masih mengatur napasnya yang tersengal. Dia menoleh ke arah sang pria yang beberapa menit yang lalu memberikan kepuasan. "Masih banyak nanget cairannya di dalam sana," bisik Christ sambil jemarinya kembali merasuk ke pangkal paha Fely. Muka bersemu merah itu kini nerubah sendu dan mengatupkan bibirnya rapat-rapat."Kita keluar dari sini dulu, setelah itu kita puaskan semuanya." ucap Christ mena
Read more
Bab 92. TRAGEDI 3
Axelle mencoba menenangkan hatinya yang tiba-tiba serasa tidak normal menurutnya. Sebenarnya siapa yang nggak normal? Kekasihnya atau dirinya? Akh! Ada apa sebenarnya ini? Kenapa tiba-tiba dia hilang ingatan begitu. Apa separah itu waktu kejadian tragis itu? Axelle menggelengkan kepalanya beberapa kali, mencoba untuk menghilangkan prasangka buruknya. Seketika dia menekan alarm yang tepat berada di belakang sandaran tempat tidur. Dia harus memastikan sebenarnya ada apa dengan kekasihnya. Bahkan kondisinya jauh lebih baik daripada dirinya. Kenapa malah sekarang keadaanya seperti ini? Beberapa menit kemudian dokter sudah datang, namun senelum memeriksa Arbia, dokter itu ditarik paksa oleh Axelle. Dan kapten muda yang pinya akses pesona bejibun itu menceritakan semua yang terjadi saat Arbia bangum dari tidurnya dan mulai tidak mengenalinya. Dokter yang menangani Arbia mrmgangguk-angguk paham. Dia mengerti situasi seperti ini akan terjadi. Dan meminta Axel
Read more
Bab 93. TRAGEDI 4
Axelle denhan geramnya memimpin sendiri penangkapan terhadap Handoko Triwibowo. Dia sedikit kesal ketika komandan Li seolah tak mau memberilan surat penangkapan untuk laki-laki tua yang berulah itu.  Namun dengan kejujuran Axelle bahwa sang ayah sedang disandera, komandan Li dengan geramnya langsung mengeluar titahmya pada anak buahnya dan memberikan wewenang sepenuhnya pada kapten Axelle untuk menangkap hidup-hidup atau bahkan kalau memang tidak bisa di adili biarlah pengadilan kematian sang khalik yang akan menghukumnya. Sungguh ngeri ucapan laki-laki berbadan tinggi besar itu mana kala rasa marahnya sudah menguasainya. Bukan tanpa alasan dan bukan hanya karena Handoko saat ini sedang menculik dan menyandera ayah dari kaptennya yang membuatnya memberikan titah bahkan memberikan surat penangkapan terhadap laki-laki bertubih bandot itu. Tapi karena beberapa menit yang lalu dia mendapat berita terbaru bahwa Handoko juga terlibat kasus jual beli wanita di
Read more
Bab 94. SEBUAH SKENARIO
Hati Axelle mecelos mendengar suara tembakan itu. Degub jantungnya memburu betddtak tidak normal. Rasanya seperti mau meloncat menyaksikan tubuh itu tersungkur ke lantai. Darah segar seketika meleleh di keramik putih itu. Peluru itu tepat mengenai dada sebelah kiri. Tapi belum mati, masih banyak napas. yang yang dihirup akibat tembakan itu. Sedetik kemudian, tembakan sambung menyambung dari anak buah Handoko. Sedang Axelle seolah masih tak percaya melihat tubuh besar itu ambruk tak berdaya, tapi masih sempat menyeret tubuhnya untul pergi dari tempat itu. Axelle merutuk berkali-kali dengan kondisi kakinya yang tiba-tiba lemes dan tidak bisa di gerakkan. Seolah tak punya tulang, tak mampu mengejar laki-laki yang tertembak itu. Iya! Dia Handoko Triwibowo. Laki-laki yang tertembus peluru itu adalah bandot tua yang bengis dan sadis. Yang lebih menherankan lagi dan sangat menakjubkan adalah si penembak amatir itu adalah orang yang seharusnya dilindungi oleh Axelle.
Read more
Bab 95. TERSELIB KEBAHAGIAAN
Mata Axelle masoh mengerjab-ngerjab tak percaya dengan panggilan sayang itu. Fan gadis bertubuh kecil tapi padat itu seolah meledeknya dengan gaya khasnya. Dengan dengusan kekesalan Axelle terus berjalan dengan cepat tanpa ia sadari bahwa kedua kakinya benar-benar sudah normal dan kembali seperti semula. "Kap, ya Tuhan! Kakinya sudah normal kembali,"teriak Kai yang  girangnya bukan main melihat kaptennya sudah kembali normal seperti semula. Dan gadis muda yang berjuluk reporter muda dengan sejuta talenta itu sibuk memiringkan cameranya dan sesekali tersenyum melihat obyeknya hanya memajukan bibirnya. "Buat Headline hari ini, Sayang," bahkan tanpa merasa bersalah sama sekali gadis itu semalin menjadi mengambil potret-potret kekasihnya. Arka memeluk bahu adiknya dengan lembut dan halus. "Hei, jaga jarsk. Kalian nggak boleh dekat-dekat dan berkerumun begitu!" warning sang kapten ketika melihat sang kekasih didekato begitu mesra oleh sang kak
Read more
Bab 96. KEJUTAN
"Happy Birth Day To You, Kapten__!" Suara itu serentak dan kompak bahkan ada taburan kertas warna-warni yang tepat mengena di kepala Axelle. Sorak sorai banyak orang di situ. Axelle Narendra, laki-laki itu terkesima sempurna melihat kejutan yang disiapkan untuknya. Mata kapten muda itu nanar menyapu ke segala arah. Di ruangan yang cukup luas dan besar itu sudah direnov sedemikian rupa. Cukup mengejutkan, mewah dan terkesan di hati. Di pandangannya yang tajam bak mata elang, dia melihat banyak orang-orang terkasihnya. Ada ayah dan ibunya, seluruh anak buah dari satuan kepolisian, teman-temannya di kantor dan perusahaan yang baru dikelolanya dari praditia dan yang pasti orang terkasih dan terpujanya, sang kekasih Arbia Siquilla.  Dan dia yakin, semua yang terjadi hari ini adalah konspirasi dan skenario yang cerdas dari sang gadis. Tak terasa air matanya sudah jatih dipipi putihnya. Kakinya yang tadinya yerseok dia tegakkan untuk membuktikan kepada semua orang yang
Read more
Bab 97. KASUS BARU
Hati Intan Pratiwi mencelos ketika disadarinya di sampingnya sudah ada dua orang yang familiar di dunia kepolisian. Rasanya jantung gadis itu hampir berhenti berdetak ketika salah satu dari polisi itu meminta kesediaannya menjadi saksi dalam persidangan Cathrine, dan di sana juga akan dihadirkan sang pemilik perusahaan Praditia Wicaksana yang sekaligus tersangka penculikan Arbia Siquilla dan pembisnis illegal senjata tajam hampir di seluruh wilayah asia. "Nona Intan, Anda bersedia bukan?" Pertanyaan itu menghenyakkan lamunan Intan. Dia gelagapan mendapat pertanyaan semacam interogasi itu. "Saya bingung, kenapa harus saya yang jadi saksi. Bukankah banyak saksi yang lebih memberatkan nona Cathrine dibandingkan saya?" "Karena kamu satu-satunya orang yang paham seluk beluk Praditia Group selain nona Arbia Siquilla," sambung laki-laki yang menyandang gelar sang kapten itu. Dan mematahkan kegugupan Intan Pratiwi. Intan Pratiwi menelan salivanya dengan perla
Read more
Bab 98. PENYUSUP
"Axelle!" teriak Arbi dari dalam teras.  Seketika itu Axelle berbalik arah kembali kehalaman rumah Arbia. Tapi alangkah kagetnya Axelle melihat ada seekor ular uang ukurannya lumayan besar tengah melilit pagar rumah Arbia. "Axelle," panggil gadis itu. "Tenang, Bi. Kamu jangan bergerak agar ularnya nggak berbalok ke arah kamu,"  Sesaat Axelle bingung, mau bagaimana mengusir itu ullar. Tapi mau nggak mau dia memang harus manggil pawang ular. Dalam itungan jam ular itu dapat ďitaklukkan oleh seorang pawang ular yang difatanglan oleh Axelle. "Itu siapa yang bawa ular ke rumah? Bisanya sangat beracum itu," ucap pawang ular itu sebelum dia meninggalkan rumah Arbia Suquilla. Axelle hanya menarik napas panjang mendengar pawang ular itu. Dan itu artinya masih ada yang mengincar nyawanya juga nyawa Arbia. Kemungkinan saja ada juga yang mengincar nyawa Praditia Wicaksana. "Kamu baik-baik sajakan, Sayang?" tanya kapten mu
Read more
Bab 99. PERSEMBUNYIAN
"Lakukan sekarang!" Suntik yang memang sudah disiapkan untuk Praditia itu menembus kulit kuning gading Praditia. "Arka, msafkan Aku," batinnya berontak. Ingin rasanya dia berontal dan melepsskan injeksi itu dari dalam kulitnya, seperti yang Arka tadi bilang. "Jangan mau di suntik. Kalau toh sudah di suntik, pura-puralah tertidur, tapi hapalinlah setiap inci tempatnya," itu pessn Arka sebelum keluar ruangan. Karena Arka tahu orang-orang yang memasuki ruangannya adalah dokter gadungan, semua anak buah Handoko.  Dan itu memang sudah menjadi rencana utama Axelle dan Arka. Setelah semua beres dan rapi, mereka membawa tubuh pingsan Praditia ke luar dari ruangan mewah itu. Kebetulan di luar ruangan tiba-tiba sudah tidak ada orang yang bertugas. "Cepat! Masuk ke dalam lift," titah dokter gadungam itu. Dan beberapa suster yang ternyata juga anak buah Handoko Triwibawa. Dengan cepat semua anak buah Handoko langsung bergerak. Mereka juga tak
Read more
Bab 100. BOM DAN WONDER WOMAN
Boom ...! Nom molotof ddngan kekuatan kecil itu terlempar oleh tangan mungil Arbia Siquilla. Semua mata membelalak, megejang karena keterkejutan. Bukan hanya Praditia Wicaksana, Handoko Triwibowo pun terduduk lemas menerima semburan bom kecil itu. Jantungnya seketika akut hingga dia dengan mudahnya ditangkap oleh Gam Pramudia.  Axelle Narendra menelan salivanya berulang kali melihat kenyataan gadis kecilnya bisa bermain-main dengan sejata berbahaya. Tidak sekalipun lelaki perkasa itu membayangkan tubuh kecil Arbia itu punya otak briliant dan jenius  hingga akhirnya membawa bom ke tempat persembunyian Handoko. Lima menit sebelum bom itu sengaja diledakkan Arbia, dia sudah mengirim pesan pada sang kekasih untuk segera menyerbu ke dalam ruangan di mana Praditia di tangkap dan hampir disiksa dengan sadis kalau saja bom itu nggak sengaja dilempar. "Pak Praditia tidal apa-apakan?" tanyanya setelah di menghampiri pria yang dulu pernah ia kagumi dan
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status