Semua Bab Pelampiasan: Bab 71 - Bab 80
91 Bab
Chapter 71. Rindu
Jarak rumah yang di tinggali Mia saat ini sangat jauh dari tempat tinggal Linda, Linda dan Allexin harus menempuh perjalanan ber-jam-jam hanya untuk tiba di California. Ya, California adalah daerah rumah dari lelaki bernama Zeveran itu. “Ini sudah seperti ingin pindah negara.” Gumam Linda setelah ia tiba di alamat yang di kirimkan Mia beberapa jam lalu. Allexin menatap rumah besar di depannya, memang tidak sebesar milik Nelvan tapi tetap saja rumah yang saat ini ada di depannya tak kalah mewah dari milik Nelvan, sekali lagi Allexin menunduk memastikan jika rumah itu tempat tinggal Mia bersama Zeveran. “Biar aku menghubungi Mia agar dia keluar.” Linda mendial nomor Mia, beberapa saat dering panggilan baru di jawab oleh Mia. Allexin juga ikut menunggu, sesekali ia melihat penjagaan di depan rumah Zev sangat ketat. [“Linda, apa kamu sudah sampai?”] itu kalimat yang Linda dengar dari Mia. “Aku sudah ada di depan rumah yang kamu maksud, apa benar k
Baca selengkapnya
Chapter 72. Kejutan
  “Allexin!” teriak Linda. Remaja yang di panggil tidak menyahut, Linda membuka kamar adiknya itu untuk mengajaknya sarapan tapi ternyata kamar sudah kosong, Linda celingukan karena ponsel Allexin ada di atas meja. “Kemana anak itu pergi di pagi hari begini?” Linda berjalan keluar rumah dan ia melihat Allexin dengan kaos berlengan pendek, celana selutut dan keringat mengucur di tubuh remaja itu. Linda berkacak pinggang, “Aku kira kau di culik, cepat bersihkan dirimu, kita sarapan bersama.” Perintah Linda. Allexin menyeka keringatnya kemudian masuk kedalam rumah, “Tidak ada yang berani menculikku, jika ada yang berani sepertinya mereka cari memar di wajahnya.” Jawab Allexin. Linda hanya menggeleng pelan, Sudah jangan berlagak kamu di sana, cepat mandi lalu sarapan, hari ini kita ke rumah Nelvan.” “Apa dia sudah pulang?” tanya Allexin. Linda menoleh, “Belum.” “Jadi kenapa kamu kesana?” tambah Allexin.
Baca selengkapnya
Chapter 73. Sakit hati
Melarikan diri, itulah yang Linda lakukan saat hatinya rasanya di remas dengan sangat kuat sampai terasa seluruh tubuhnya tak mampu berdiri kokoh, hari sudah malam dan Linda dengan menarik kopernya keluar dari rumah Nelvan.Ia tak menyangka jika kehadirannya waktu itu justru merusak momen terbaik yang pernah di rasakan oleh Nelvan, air telah jatuh dari langit di saat Linda berdiri di salah satu halte yang lumayan jauh dari rumah Nelvan.Kini Linda tidak punya tujuan lain, ia datang kemari untuk menemui Nelvan tapi sepertinya lelaki itu tidak benar-benar merindukannya seperti apa yang Nelvan sering katakan saat melakukan panggilan.Linda duduk, menatap tetes demi tetes air hujan yang perlahan membasahi jalanan, air mata juga ikutan menetes, teringat saat melihat respon Nelvan saat melihatnya ada di rumah lelaki itu.“Linda?” Nelvan terlihat sangat terkejut, tentu saja di terkejut saat melihat dengan mata kepala Linda jika dengan santai Ne
Baca selengkapnya
Chapter 74. Julia
 Beberapa hari sebelumnya.Nelvan dan Hans baru saja selesai dengan jumpa pers, saham perusahaan juga mulai kembali normal berkat kerja keras Nelvan selama dua minggu tak ada henti bahkan tidur Nelvan pun tidak teratur, berat tubuh Nelvan juga turun ebberapa kilo.Hans berjalan di belakang Nelvan melihat teman sekaligus asistennya itu terlihat memijit kening.“Kita harus periksakan keadaanmu.” Kata Hans.Nelvan mengangkat tangannya, “Tidak perlu.” Tapi setelah mengatakan dua kata itu Nelvan kehilangan keseimbangan, Hans segera menahan tubuh Nelvan.Sembari memapah tubuh Nelvan, Hans membawa lelaki itu kemobil dan melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Nelvan terlalu memaksakan diri untuk mengembalikan kondisi perusahaan yang nyaris terpuruk sampai Nelvan harus berakhir di rumah sakit seperti ini.Cairan infus menetes memasuki aliran darah Nelvan, lelaki itu tidak pingsan, masih dapat membuka mata melihat H
Baca selengkapnya
Chapter 75. Sulit di jelaskan
Nelvan baru saja melihat Linda keluar dari hotel yang ia pesankan, sebelum Linda semakin jauh, lagi-lagi Nelvan menarik Linda kembali, ia tidak akan membiarkan Linda berkeliaran sendirian di luar sana tanpa tujuan yang pasti, tak peduli jika beberapa menit yang lalu sebuah tamparan mendarat di wajahnya dari tangan nelvan.Linda terlihat menunggu lift terbuka, “Linda, aku belum—“, segera Linda menepis tangan Nelvan darinya, tak ingin mendengar apapun dari Nelvan.Lift terbuka, Linda menggeret kopernya masuk tapi tanpa permisi Nelvan mengangkat Linda dengan begitu mudahnya dan membawa gadis itu kembali ke dalam kamar, tak peduli seruan protes yang di serukan oleh Linda, Nelvan menurunkan Linda setelah berada di kamar dan untuk memastikan Linda tidak keluar, Nelvan berdiri di depan pintu yang terlah tertutup.Tatapan kesal di layangkan oleh Linda untuk Nelvan, Linda masih ingat dengan jelas sampai sekarang jika dalam keadaan Nelvan yang tidak sada
Baca selengkapnya
Chapter 76. Menjauh
Kertas di pegang oleh Allexin, kertas tersebut berisi catatan tangan Linda yang akan menyusul Nelvan ke Manhattan, sudah empat hari tapi Linda belum pulang dan selama itu Allexin tak mendengar kabar apapun dari Linda.Ketukan pintu membuyarkan lamunan Allexin yang terus menghawatirkan Linda, tas ransel di ambil oleh Allexin sekalian menghampiri siapa yang datang berkunjung, mungkin saja itu salah satu teman yang menjemput untuk ke tempat latihan beladiri.Namun, melihat yang berdiri di sana adalah Nelvan, Allexin mengernyitkan keningnya sambil celingukan melihat ke belakang Nelvan, “Kau sendirian? Dimana Linda?” tanya nya.“Bukankah Linda sudah pulang?” Nelvan menatap Allexin dan remaja itu juga balik menatap Nelvan dengan wajah terkejut.Tanpa permisi Allexin mencengkeram kerah baju Nelvan, “Kau menyuruh Linda pulang sendiri setelah dia memaksakan diri untuk menemuimu karena rindu yang tak bisa ia tahan?” geramnya.
Baca selengkapnya
Chapter 77. Melepaskan
Dengan di temani oleh Allexin, Linda datang kerumah Nelvan dan tentunya membawa uang yang Linda pinjam pada lelaki itu, kebetulan saat itu Hans dan Nelvan berada di ruang kerja sehingga Linda tak perlu mencari atau menunggu Nelvan kembali.“Linda.” Ucap Hans, Linda menatap Hans sekilas sebelum melewatinya begitu saja berjalan lurus pada Nelvan, meletakkan tas yang sangat besar di depan lelaki itu, di susul Allexin yang meletakkan tas yang lain.“Ini uang yang pernah aku pinjam darimu, mulai sekarang aku tidak memiliki urusan lagi, jadi tolong jangan pernah mencariku, aku mengundurkan diri dari pekerjaan di rumah ini.” Ucap Linda sebelum menoleh ke arah Hans.“Hans, terima kasih sudah membantuku mendapatkan pekerjaan, tapi sekarang aku mengakhiri pekerjaanku di rumah ini, kamu adalah saksi atas pembayaran yang aku berikan pada Tuan Xander.” Katanya.Allexin di belakang Linda menatap Nelvan, “Jika kurang katakan saj
Baca selengkapnya
Chapter 78. Jebakan
Teman-teman Allexin tidak pulang, kamar Allexin kini di penuhi oleh tiga remaja yang sibuk belajar bersama terkadang mereka bercanda yang terlihat seperti orang berkelahi, rumah Linda yang tidak begitu luas terlihat lebih ramai dari biasanya.Tak lama Darwin dan Mike berlari keluar, Linda menoleh tapi belum sempat berkata sesuatu kedua teman Allexin sudah menghilang di balik pintu, Linda hanya bisa menggelengkan kepala pelan.Sekitar satu jam kemudian, Darwin dan Mike datang dengan membawa dua kantong belanjaan berisi cemilan yang sangat banyak.“Kalian ingin membuat toko makanan di rumahku?” ucap Linda.Darwin tertawa, “Tidak, aku dan Mike akan menginap di sini jadi tidak mungkin kami hanya menginap tanpa memberi sesuatu, ini untukmu, kamu jangan sampai tambah kurus atau kau akan tersisa tulang saja.” Candanya, salah satu plastik di letakkan di meja lalu Mike masuk ke kamar Allexin, membawa paksa adik Linda keluar dari kamar
Baca selengkapnya
Chapter 79. Gagal marah
“Coba katakan sekali lagi berapa banyak yang harus aku bayar untuk perlombaan ini?” tanya Allexin pada pihak sekolah, Allexin memang gemar mengikuti perlombaan sekolah dan tentu saja sebelum perlombaan pasti ada biaya awal yang harus di bayar, misal saja perlombaan robot, jika kelompok Allexin tidak mendapatkan dana bantuan maka para peserta akan menggunakan dana sendiri, dan beberapa saat lalu telinganya seolah telah mendengar sesuatu yang kurang pasti sehingga remaja itu pun bertanya langsung ke pihak sekolah Wanita yang tak lagi muda itu pun menatap komputer dan buku untuk memastikan, “Sekitar dua puluh lima ribu dolar.” Kata wanita itu dengan yakin. Allexin menahan nafas, menyugar rambutnya yang sedikit pirang alami dengan jari, sepertinya kali ini ia tidak akan mengikuti lomba karena uang tabungannya benar-benar habis untuk membayar hutang pada Nelvan. Langkah kaki Allexin berjalan keluar dari ruang administrasi dengan lemas tak bertenaga, di depan i
Baca selengkapnya
Chapter80. Kesempatan
 Tak terasa sudah lima hari sejak Linda keluar sepenuhnya dari rumah Nelvan, rumah terasa kosong, tidak ada yang menyiapkan makanan sesuai selera yang Nelvan inginkan, beberapa hari yang bisa di lakukan oleh Nelvan hanya bisa memarahi koki karena masakan yang di buatnya tak cocok.“Ingin aku yang memasak untukmu?” tanya Julia menawarkan.Nelvan menoleh, “Apa kamu bisa memasak? Bagamaina jika kamu justru melukai tanganmu?” Nelvan menyentuh tangan Julia, dan tanpa sadar Nelvan melihat keanehan lagi, tapi tidak ia katakan.Nelvan pun melepaskan tangan Julia, “Baiklah kalau kamu ingin memasak untukku, tapi pastikan kau tidak melukai diri sendiri.” Katanya.Julia pun mengangguk dan menuju dapur, dengan di bantu oleh koki, Nelvan melihat Julia menyiapkan makanan, di saat seperti ini Nelvan justru merasa jika yang ada di dapur adalah Linda, tersenyum ke arahnya sesekali saat membuat masakan.Sepertiny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status