All Chapters of Pelampiasan: Chapter 41 - Chapter 50
91 Chapters
Chapter 41. Heran
Sudah berlalu beberapa jam dan kini Linda merasa bosan menunggu dua orang yang sedang rapat di dalam ruangan tertutup itu keluar, saat ini Linda berada di Seattle di mana ia tidak tahu sama sekali mengenai tempat tersebut.Pelayanan di perusahaan tersebut juga cukup baik, mereka seolah tau jika Linda sedang lapar sehingga membawakan Linda beberapa cemilan dan juga minuman sembari menunggu Nelvan bersama Hans selesai.Linda memainkan ponsel pemberian Allexin, saat melihat ponsel tersebut Linda merasa sangat senang meski terkadang ia merasa tidak nyaman karena Allexin menabung uangnya hanya untuk memberikan hadiah semahal ini.“Kau mengenal wanita itu?” seseorang berbicara sembari menatap Linda dari kejauhan.“Dia datang bersama Tuan Xander, mungkin dia adiknya,” jawab satu yang lain di mana ada dua orang yang kini sedang memperhatikan Linda.“Tuan Xander tidak memiliki adik, dia hanya punya seorang kakak perempuan dan a
Read more
Chapter 42. Khawatir
 Hans kembali setelah selesai dengan panggilan teleponnya, ia melihat Linda dan Nelvan bergantian di mana kedua orang itu terlihat aneh, Hans duduk di kursinya yang tadi masih dengan menatap Linda dan Nelvan bergantian.“Kalian kenapa? Apa yang terjadi saat aku meninggalkan kalian beberapa menit?” tanya Hans heran.Linda menggeleng tapi juga mengangguk, Hans mengernyitkan keningnya tambah heran tapi ia memilih tidak membahas saat melihat sebelah ujung bibir Nelvan masih ada sedikit krim yang tertinggal, Hans mengulum bibirnya menahan senyum.“Seseorang memanggilku, jadi kalian lanjutkan saja makan malamnya jangan pedulikan aku,” ucap Hans lalui pergi lagi untuk membiarkan kedua orang itu di sana.Hans tidak sepenuhnya yakin apa yang terjadi tapi lebih baik ia tidak mengganggu kedua orang itu, siapa tau saja Nelvan bisa membuka hatinya untuk Linda.Saat Hans sudah keluar, Nelvan menatap Linda, “Kau ke
Read more
Chapter 43. Peduli
 Beberapa kali Linda mengetuk pintu kamar Nelvan tpi tak ada sahutan atau tanda pintu akan segera di buka,, Linda menoleh ke arah Hans yang membawakan tas berisi obat milik Nelvan.“Sejak tadi sifatnya jadi aneh, aku khawatir terjadi sesuatu dengan Tuan Xander.” ucap Linda.Hans mengganti posisi Linda mengetuk pintu kamar Nelvan tapi masih juga belum ada respon, Hans juga berusaha menghubungi nomor Nelvan tapi tetap di abaikan hingga membuat kedua orang yang berada di luar pintu kamar Nelvan menjadi panik.“Nelvan! Jangan membuatmu memaksa untuk mendobrak pintunya!” seru Hans mulai erasa ada yang tidak beres, ia dan Linda sudah berada di depan pintu selama kurang lebih setengah jam dan Nelvan tidak akan membiarkan siapapun menunggu selama itu kecuali terjadi sesuatu.“Kau yakin saat aku pergi meninggalkan kalian sifat Nelvan jadi sangat pendiam?” tanya Hans, Linda mengangguk mengiyakan, ia juga tidak yakin
Read more
Chapter 44. Sakit menular
Untuk kesekian kalinya Nelvan melihat Linda menemaninya saat sedang dalam keadaan tidak baik, gadis itu tertidur dengan posisi duduk dan pasti saat terbangun nanti akan merasakan sakit di sekujur tubuh.Perlahan Nelvan bangun, ia sudah merasa jauh lebuh baik sekarang, dengan hati-hati Nelvan turun dari tempat tidur dan memindahkan Linda ke tempat tidur tanpa membuat gadis itu bangun.Setelahnya Nelvan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, saat ia keluar terlihat Linda masih belum bangun padahal biasanya gadis itu bangun lebih awal darinya terlebih kini sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.Ketukan terdengar dari luar, Nelvan membukakan pintu di mana Hans sudah berdiri di sana.“Apa Linda tidur denganmu?” tanya Hans.Nelvan menunjuk ke dalam di mana Linda sedang tidur sangat pulas, kemudian Hans emnatap Nelvan, “Kau tidak menyakitinya ‘kan?” tuding Hans.“Untuk apa menyakitinya? Semalam dia menjag
Read more
Chapter 45. Tantangan
Dugaan Maggie tidak benar, saat Linda masih belum sadar beberapa dokter telah memeriksa kondisi Linda apakah gadis itu sedang mengandung atau tidak, tapi semua jawaban dari dokter sama yaitu Linda tidak sedang mengandung.Sesaat Nelvan merasa kecewa dengan jawab dokter tapi setelah itu ia sadar jika dirinya berharap mengenai Linda. Sudah berlalu lebih dari lima jam tapi Linda masih belum juga bangun, cairan infus sudah habis satu botol namun Linda tetap saja memejamkan mata.Maggie juga sudah kembali ke aktifitasnya sendiri, Nelvan juga tidak mengerti bagaimana Maggie bisa tba-tiba saja berada di Seattle. Nelvan kembali duduk, ia telah menjaga Linda sejak pagi sampai melupakan sarapan.Tangan Linda yang tadinya sangat dingin sudah kembali terasa hangat, kedua kelopak mata yang terpejam itu perlahan mulai terbuka dengan susah, cahaya masuk ke indra penglihatan Linda sampai kedua bola mata itu menyadari keberadaan Nelvan yang duduk sembari memegang tangannya denga
Read more
Chapter 46. Heran
Hari itu turun hujan, sore hari Linda telah kembali ke hotel karena tidak betah di rumah sakit. Di hotel Linda hanya berbaring dengan nyaman tanpa selang infus yang tertancap di salah satu tangannya.Nelvan terlihat berada di ruangan itu juga, posisinya duduk memegang sebuah tab besar, kacamata bertengger di hidung mancungnya saat kedua mata itu fokus padda grafik yang ada di layar tab.Hujan di luar cukup deras, kilat cahaya terlihat menyambar-nyambar. Linda memperbaiki selimut dan memejamkan matanya tapi ia masih tak bisa terlelap, saat kedua kelopak mata itu terbuka, hal pertama yang Linda lihat adalah sosok Nelvan yangs edang fokus bekerja.Kini ada dua pertanyaan yang muncul di kepala Linda, pertama adalah kenapa Nelvan pura-pura cacat dan kedua adalah siapa itu Julia? Meskipun ingin melontarkan pertanyaan tapi Linda tidak berani mengungkapkan lewat sebuah kalimat.“Tidurlah, ini sudah cukup malam.” Ucap Nelvan tapi lelaki itu masih fokus
Read more
Chapter 47. Perubahan drastis
Sudah lebih dari setengah jam tapi Linda tidak mengucapkan kalimat apapun, ia dan Nelvan hanya menikmati sarapan pagi dengan hening, Nelvan meneguk air mineral sebelum menatap Linda.“Apa yang membuatmu diam? Apa kamu ingin bertanya sesuatu?” tanya Nelvan, Linda segera menggeleng.Anggukan pelan di lakukan oleh Nelvan, “Untuk beberapa hari ini kita belum akan kembali, sepertinya kondisimu belum membaik jadi aku putuskan untuk menunggu kondisimu sehat kembali baru kita akan kembali.” Nelvan berdiri menyudahi sarapannya.Linda menatap bahu Nelvan yang berjalan membelakanginya untuk mengambil tab yang tergeletak di atas meja. Lelaki itu lantas duduk dan diam menatap layar tab dengan fokus.Ponsel Linda pemberian dari Allexin berdering, segera Linda mengambil ponsel yang berada dekat dengan Nelvan, sebelum Nelvan mengambil ponsel Linda, gadis itu lebih dulu mengambil ponsel tersebut, kening Nelvan mengernyit heran.Linda menatap
Read more
Chapter 48. Kebingungan Linda
Sudah tengah hari keduanya tidak keluar dari kamar sama sekali hanya untuk menghabiskan waktu berdua dengan kegiatan panas yang baru saja selesai beberapa wkatu lalu, Linda membelakangi Nelvan karena malu menatap wajah lelaki itu.Bisa-bisanya ia begitu mudahnya tergoda untuk di sentuh oleh Nelvan, lelaki itu tidak memaksanya bahkan Nelvan meminta ijin yang artinya memberikan kesempatan untuk Linda menolak, tapi Linda justru dengan mudahnya menerima tawaran Nelvan.“Aghh..!”“Kenapa membelakangiku? Bukankah aku pemain yang hebat?” Nelvan tanpa permisi memainkan milik Linda, meremasnya dari belakang dengan satu tangan bebas.Linda menggigit bibir bawahnya ketika jari nakal Nelvan menarik ujung dari sebuah benda yang sangat sentif sehingga menimbulkan rasa ngilu yang membuat ingin lagi. Nelvan menarik Linda untuk berbalik menatapnya, mendaratkan kecupan lembut di kening Linda.“Istirahatlah, aku akan kembali sore atau ma
Read more
Chapter 49. Tamu bulanan
Nelvan pulang tepat pukul delapan kurang beberapa menit, saat itu Linda juga baru selesai menyantap makan malamnya di buat menoleh saat Nelvan masuk ke dalam kamar sembari melonggarkan dasinya, melepaskan kancing lengan baju sebelum di gulung sampai siku.“Kau sudah makan?” tanya Nelvan, Linda mengangguk.Nelvan duduk dengan helaan nafas panjang terlihat sangat nyaman dengan lega bisa istirahat.“Bagaimana denganmu? Apa kau sudah makan?” tanya Linda balik. Nelvan mengangguk sebelum memperbaiki duduknya menghadap Linda, menjadikan paha gadis itu sebagai bantal.“Aku sangat lelah, jadi tolong biarkan aku di posisi ini sebentar.” Nelvan memejamkan mata, Linda tak bergerak ia justru di buat kaget karena permintaan Nelvan, tapi lelaki itu benar-benar terlihat kelelahan sehingga Linda tidak tega mengusir Nelvan untuk pindah dari pangkuannya.“Apa Hans mengantarmu?”“Tidak, pengawalku yang lain
Read more
Chapter 50. Merasa malu
Beberapa orang menatap Nelvan heran ketika lelaki itu berdiri di rak yang di penuhi oleh benda kebutuhan wanita, untungnya rasa malu Nelvan tidak begitu besar berkat masker yang ia pakai. Begitu banyak jenis benda di deretan rak itu sampai Nelvan tidak tau mana yang sedang Linda butuhkan.“Apa bedanya sayap dengan yang tidak?” gumam Nelvan.“Dia pasti sangat menyayangi kekasihnya sampai rela membelikan pembalut wanita, sangat jarang ada lelaki seperti ini, dia pasti menahan malu demi kekasihnya.” ucap ibu-ibu yang lewat di belakang Nelvan.Nelvan mendengus, ia mengambil satu produk pada masing-masing benda yang ada di rak itu, terserah mana yang akan di pakai oleh Linda yang jelas ia membelikan semuanya, biar Linda yang memilih mana yang akan dia pakai.Menahan malu, Nelvan berdiri di depan kasir untuk membayar, penjaga kasir menatap Nelvan heran melihat begitu banyak pembalut di beli. Nelvan memalingkan wajah, “Segera di tot
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status