All Chapters of The Red Demon: Chapter 11 - Chapter 20
23 Chapters
11. Tak Ingin Terlihat Buruk
Happy reading... Mereka memilih tempat makan makanan cepat saji. Taekyung memilih tempat duduk yang berada di pojok restoran itu. Ponselnya terus berdering sejak tadi. Entah siapa yang menghubunginya. Mungkin sang manager, tapi Taekyung sudah minta izin untuk keluar bersama Jessica tadi. Atau mungkin sedang terjadi masalah. "Aish, mengganggu saja!" gumam Taekyung mengeluarkan ponselnya dari saku jaket yang dia kenakan. Jessica bisa melihat raut wajah Taekyung yang berubah setelah membaca apa yang di dalam ponselnya itu. "Ada apa, Taekyung?" tanya Jessica. "Jimmy dalam masalah," jawab Taekyung singkat. "Jimmy? Penyanyi terkenal itu?"  Jessica pun lantas mengeluarkan ponselnya. Nama Jimmy sedang menjadi trending di media sosial. "Oh shit!" umpat Jessica tanpa sadar. "Aku harus menemuinya sekara
Read more
12. Keadaan yang Tak Pernah Berpihak
Happy reading....... Jimmy membawa dua tin soda dari dalam kulkasnya dan juga kantong berisi es batu ke ruang tamu. Di sana duduk Taekyung yang sesekali ia dengar meringis. "Minumlah!" tutur Jimmy memberikan satu tin minuman itu pada Taekyung. "Setelah itu kompres lukamu," lanjutnya memberikan kantong es batu tadi. "Terima kasih, Jim," kata Taekyung menerima minuman itu lalu meneguknya hingga setengahnya. Kembali meringis saat dia menempelkan kantong es batu ke wajahnya yang lebam. "Bagaimana keadaanmu?" tanya Taekyung. Dia menaruh kantong itu setelah merasa lebam di wajahnya sudah membaik. Lagipula Taekyung merasa jika pipinya sebentar lagi akan beku jika dia masih meneruskan mengopres wajahnya. "Ck, seharusnya aku yang bertanya itu padamu, Tae!" kata Jimmy. "Ah ini ... bukan apa-apa. Masalahmu lebih parah dariku," kata Taekyung sempat memegang lukanya yang
Read more
13. Resmi Berkencan
Happy reading..... "Kau berada di rumahku. Di dalam kamarku," ujar Yoonki. Oh sial. Kenapa Yeoni baru sadar sekarang jika dia sendiri yang telah membawa dirinya ke dalam masalah. Mungkin karena keadaannya yang sudah sangat kacau tadi membuat dia hanya diam saja saat Yoonki membawanya. Payah sekali. "Kau tahu betapa aku menahan diriku untuk tidak melakukannya padamu sekarang? Aku sudah cukup sakit melihatmu menangis tadi. Aku tidak bisa menyakitimu lebih dari itu, Yeoni. Sungguh maafkan aku." Yoonki menyandarkan kepalanya di bahu Yeoni sambil terus bergumam 'maafkan aku'. Yeoni terdiam cukup lama. Berusaha meyakinkan bahwasanya perkataan Yoonki itu bual belaka. Namun saat dia melihat tatapan Yoonki, kenapa rasanya tulus sekali.  Yeoni pun sebenarnya merasakan hal yang sama. Yeoni menyukai Yoonki. Dia hanya kecewa karena perlakuan Yoon
Read more
14. Kekasih Yoonki
Happy reading......   Yoonki melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Senyum yang sejak tadi tertahan akhirnya dia luangkan. Bukan hanya tersenyum tipis pria itu tersenyum sangat lebar sekarang hingga gummy smile yang dimiliki pria itu tampak. Rasa hangat dari tubuh Yeoni masih bisa Yoonki rasakan.  Pria itu hanya memarkirkan mobilnya di garasi lalu menghilang kembali. Dalam beberapa saat saja Yoonki sudah sampai di rumah Yeoni. Melompat ke atas lantai dua di mana kamar Yeoni berada. Yoonki membuka dengan pelan jendela kamar yang entah sengaja atau lupa tidak dikunci. Saat sampai di dalam Yoonki membuang napasnya pelan melihat pemandangan di depannya. "Dasar gadis bodoh!" gumam Yoonki dengan ekspresi datarnya. Bagaimana tidak, Yeoni membiarkan Areum tidur di tempat tidurnya sementara dia tidur di lantai dengan beralaskan kasur tipis. 
Read more
15. Kembali Ada Yang Terbunuh
Happy reading....  Rasa bersalah dan canggung menghampiri Yeoni. Namun dia harus tetap bersikap profesional di sana. "Maafkan aku, Yeo," lirih Taekyung sekaligus memecah keheningan yang melanda. Yeoni tak membalas ucapan Taekyung. Dia hanya fokus merias wajah pria itu tanpa ingin menatap ke arah matanya. "Maaf, karena sudah menuduhmu yang tidak-tidak. Kau tahu 'kan sifatku yang arogan dan kadang tidak berpikir sebelum mengatakan sesuatu yang mungkin bisa menyinggung perasaan orang lain. Sungguh, Yeoni, aku sangat menyesal. Jangan diamkan aku seperti ini," kata Taekyung memelas. Yeoni mengalihkan tatapannya pada mata Taekyung lalu ke arah pipinya yang sedikit membengkak. Yeoni menarik satu senyuman lalu mengelus pipi Taekyung lembut. "Apakah masih sakit?" tanya Yeoni pelan. "Masih, tapi aku baik-baik saja. Luka seperti ini tid
Read more
16. Kau Di mana?
Happy reading...... Yeoni sedikit heran, seharian penuh dia tak melihat kehadiran Yoonki kecuali tadi saat mereka datang bersama. Biasanya pria itu akan muncul entah dari mana untuk sekedar menganggung Yeoni saat sedang bekerja. Mungkin dia sedang sibuk, pikir Yeoni tak ingin terlalu ambil pusing. Jam pulang sebentar lagi Yeoni tinggal membereskan beberapa perlengkapan riasannya. Bohong jika Yeoni mengatakan tidak ingin peduli akan kehadiran Yoonki. Buktinya saat dia berada di lobi matanya terus mengedar ke sana kemari mencari eksistensi pria berkulit putih pucat itu. "Permisi nona Kang! Pak Yoonki ke mana, yah?" tanya Yeoni pada sekretaris Yoonki yang kebetulan masih berada di sana. "Tadi setelah bertemu dengan Nona  Jessica, Pak Yoonki langsung pulang. Dia mengatakan akan mengambil cuti untuk beberapa hari ke depan karena ada urusan keluarga," jawab Nona Kang. "Apa?" kaget
Read more
17. Halusinasi?
Happy reading.....   Seperti hari biasanya Yeoni akan sangat sibuk bersama dengan Taekyung, apalagi beberapa hari ini pria itu banyak job di luar agensi. Tentu saja. Banyak sekali perusahan yang ingin merekrut dirinya untuk menjadi model iklan mereka. Seperti hari ini Taekyung sedang syuting iklan makanan cepat saji. Setelah itu akan di lanjutkan kesesi pemotretan. Wajah Yeoni yang biasanya akan tersenyum terlihat murung membuat Taekyung bingung.  "Yeo, kau baik-baik saja? Kau terlihat kurang sehat," kata Taekyung memperhatikan wajah Yeoni. "Aku baik," jawab Yeoni seraya menghapus keringat di dahi Taekyung. Pria itu memegang tangan Yeoni lalu menatapnya lekat.  "Ada apa, Taekyung?" "Merindukan Yoonki Min?" "Kau ini bicara apa?" elak Yeoni mencoba melepaskan tang
Read more
18. Takut dan Rindu
Happy reading....  Areum dan Yeoni sudah masuk ke kamar mereka. Yeoni sesekali melihat ke arah wanita yang sudah lengkap dengan piyamanya itu. Dia sedang mempersiapkan tempat tidurnya.   menyadari kegelisahan Yeoni, Areum mendekati gadis itu. Sepertinya dia masih takut karena insiden tadi. Gadis itu menggigit bibir bawahnya seraya memperhatikan sekiling kamar itu se akan mencari sesuatu. "Yeoni ...." "Ah, iya. Ada apa, Areum?" tanya Yeoni. Lihat bahkan dia tidak menatap Areum sedikitpun. "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Ada apa denganmu? Kau terlihat sangat kacau beberapa hari ini. Apakah ada yang mengganggu pikiranmu? Kau bisa ceritakan semuanya padaku, Yeoni," tutur Areum dengan nada bicara yang sangat lembut. "Tidak ada. Aku baik-baik saja," kata Yeoni menjawab dengan cepat. "Kau yakin? Tapi wajahmu tid
Read more
19. Berada Di Tempat Asing
Happy reading.... Mungkin belum sampai satu jam mata Yeoni terlelap, wanita itu menggeliat dalam tidurnya. Keningnya pun mengkerut seperti sedang memikirkan sesuatu. Yeoni merasa dia berada di tempat lain. Tempat yang cukup luas. Dia juga tertidur di sana. Wangi vanilla sangat kental di tempat itu membuat Yeoni merasa sangat nyaman dan juga mengingatkan dia pada seseorang yang sangat dia rindukan kehadirannya. Yoonki Min. Namun pikirannya tetap berperang, Yeoni bingung apakah ini mimpi atau bukan. Semuanya terasa samar. Tapi dia sangat ingat jika dia tertidur di tempat tidurnya bersama Areum. Berarti Yeoni sedang bermimpi. Mungkin. Namun saat merasakan sosok yang berbaring di sebelahnya sambil memeluknya dengan intens, Yeoni kembali berpikir dua kali apakah yang terjadi padanya sekarang sungguh mimpi? Bukan hanya sekedar memeluk, sosok it
Read more
20. Tak Bisa Menemukanmu
Happy reading.....     Yeoni menuruni tangga dengan sedikit susah payah. Tubuhnya benar-benar terasa sakit apa lagi bagian selangkanya. Rasanya nyeri sekali.   "Yeoni, kau kenapa?" tanya Hana saat melihat Yeoni meringis ketika akan duduk.   "Sepertinya aku salah tidur, Bibi," jawab Yeoni dengan cepat. Dia memang sudah memikirkan alasan itu sebelum keluar dari kamar tadi.   "Kalau kau sakit tidak perlu bekerja, Nak," tutur Yeo Oh yang sedang sibuk dengan seragamnya.   Yeoni kembali bangkit dari tempat duduk lalu mendekati sang ayah untuk membantu merapikan seragam polisinya. "Aku tidak apa-apa, Ayah," ucap Yeoni lembut.   "Tapi kau terlihat pucat, Yeoni," kata Yeo Oh mengelus pipi sang anak.   "Tidak. Aku sungguh baik-baik saja," jawab Yeoni seraya mengancing baju sang ayah.   "Kalau begitu hari ini Ayah a
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status