Semua Bab TERPAKSA NIKAH SMA: Bab 11 - Bab 20
73 Bab
BENIH-BENIH CEMBURU
Mila ngos-ngosan di pinggir lapangan, tadi dia baru saja mengikuti olahraga basket. padahal Mila berlari kecil tapi kok bisa ngos-ngosan begitu pikirnya, Mila mendudukkan dirinya di atas rumput di pinggir lapangan, pandangannya fokus menatap pemandangan para siswa yang tengah bermain sepak bola dengan bola basket. Sesekali Mila tertawa saat salah seorang dari mereka terjatuh atau melakukan hal-hal yang menurutnya lucu.   "Lo lupa, atau gimana?" sebuah suara mengagetkan Mila, Arjuna menatap sinis  Mila. sebenarnya Arjuna khawatir takut terjadi apa-apa dengan Mila. Sedari tadi ia memperhatikan wanita itu, apalagi peluh yang membanjiri dahi Mila begitu mengusik pikirannya. Bagaimana kalau dia kecapekan?  tapi Arjuna gengsi untuk mengatakan yang sebenarnya.   "Lo mau semua orang tau!" Arjuna menatap Mila dengan tatapan dingin. Mila hanya diam membisu. Arjuna melangkah pergi, kembali menuju lapangan.   Mila menatap
Baca selengkapnya
SINDIRAN
  Malam ini Mila benar-benar pusing pasalnya sedari tadi dia terus saja terbayang bayang wajah Arjuna. Mila berguling-guling kesana kemari di atas kasur. Jantungnya berdetak tidak karuan saat seseorang yang ia pikirkan berdiri di depan pintu kamar.   "Aduh gila. Gue kenapa dah. Nih, jantung nape cenat-cenut mulu sih," batin Mila kesal.   Arjuna tanpak biasa saja, dia bingung melihat keadaan kasur yang berantakan biasanya kasur itu selalu tertata rapi. Tapi yasudahlah untuk apa ia pikirkan.   "Jadi pergi gak?" suara berat Arjuna mengagetkan Mila yang tengah sibuk sendiri memegangi dadanya yang kian berdetak kencang saat mendengar suara Arjuna.   "Ja-jadi," balas Mila gugup, Arjuna menyentuh wajah Mila yang memerah. Apa wanita ini sakit? tanya Arjuna pada dirinya sendiri.   "Lo sakit? muka lo kok merah gini?" tanya Arjuna datar, menatap Mila yang kini duduk di samping
Baca selengkapnya
HUJAN
Arjuna Dwipandu, siapa yang tak mengenalnya? Kapten basket, penguasa SMA pelita, dan si cerdas kesayangan guru. Tiga kata yang menggambarkan sosok Arjuna, sifatnya yang dingin dan cuek menambah karisma yang menubuatnya menjadi idola para kaum hawa. Setiap kali Arjuna muncul maka ketiga kawannya. Nakula, Sadewa, dan Yudistira juga akan muncul. Mereka bertiga bersahabat baik dan tentunya menjadi anggota tim basket juga. Mereka juga tahu perihal sang kapten yang sudah menikah. Semua mata menatap ke arah yang sama, dan heboh saat Arjuna dan ketiga kawannya berjalan masuk ke dalam kantin. Sang ketua berjalan memimpin bak model, sementara ketiga kawannya berjalan mengekor di belakangnya. Gadis-gadis di kantin berteriak histeris memanggil-manggil nama Arjuna. Namun, Arjuna tak menghiraukan teriakan-teriakan para gadis itu, mata Arjuna yang tajam hanya menatap lurus ke depan, bibir kaku itu mulai melukiskan senyum yang indah, da
Baca selengkapnya
KELUARGA DWIPANDU
Mila sudah tiga kali muntah-muntah pagi ini, rasa mualnya kembali setelah satu minggu ia tidak merasakannya.   Mila berjalan kamar, kemarin Arjuna dan Mila di minta Wulan untuk menginap di rumahnya dia rindu dengan Mila dan Arjuna, Mila melangkah keluar menuju dapur ia ingin minum air hangat, sejak kemarin tenggorokan juga bermasalah.   Wulan yang baru saja keluar kamar melihat Mila berjalan menuju dapur.   "Mila sayang, kamu mau ke mana?" tanya Wulan. Mila tersenyum cerah kepada Wulan mertuanya. “Ini Ma, tenggorokan Mila sakit terus mual-mual juga."   "Sini ikut Mama, mama buatkan susu ya?" tanya wulan perhatian. Wulan memegang tangan Menantunya, ia sudah menganggap Mila seperti putrinya sendiri.   Mila mengangguk singkat, ia bersyukur keluarga Arjuna menerimanya dengan tangan terbuka, terkadang Mila merasa sedih karena perang dingin di antara dia dan kedua orang tuanya
Baca selengkapnya
KENCAN
 "Mil, nanti malam diner yuk!” ajak Bima kepada Mila yang sedang berjalan beriringan dengan Aina. "Tumben, tapi gue makannya banyak loh Bim," ujar Mila memperingati, ia fokus menatap lantai koridor tanpa melirik Bima yang berjalan di sampingnya. "Nggak pa-pa, lo kira gue orang tak berada?"  tanya Bima sembari  menaikkan sebelah alis. "Sombong bangat," balas Mila acuh. "Gimana, mau kan?" "Bim, aku nggak di ajak nih?" sela Aina, dia pura-pura kesal karena dari tadi ia di abaikan. "Kapan-kapan ya, Na, bareng lunya. Gue mau diner sama Mila dulu hehe," jawab Bima menyengir kuda. "Halah... bilang aja kamu mau modus ke Mila, iya kan?" Aina tersenyum masam. "Kasihan ya, aku jomblo," sambung  Aina dengan nada frustrasi yang dibuat-buat. "Nggak pa-pa Na, sama babang Gino aj
Baca selengkapnya
SENJA DAN ANGAN
 Sesuai perkataan Arjuna kemarin, hari ini keluarga besar Dwipandu menuju kota Semarang untuk mengikuti acara peresmian anak cabang cafe Blackdemon milik Arjuna. Mereka mengendarai mobil masing-masing. Arjuna dengan Mia sementara Wulan bersama Pandu .Seluruh persiapan acara sudah di hendel karyawannya jadi Arjuna tidak perlu repot-repot menyiapkan ini itu. Mila menatap takjub pemandangan di sepanjang jalan, ini adalah kali pertama ia datang ke Semarang. seperti biasa jalan raya selalu di padati pengendara maupun pejalan kaki tapi itu tidak membuat Mila jengah. Ia malah suka dengan hal-hal seperti itu, ia bosan beberapa hari terakhir ini mengurung diri di rumah Wulan mertuanya. Arjuna menatap lekat wajah Mila yang terlihat dari samping, gadis itu sibuk menatap pemandangan di sepanjang jalan. hal itu justru di syukuri Arjuna karena dengan begitu dia bisa dengan leluasa menatap wajah Mila tanpa wanita itu ketahui. 
Baca selengkapnya
BUNGLON
Mila tidak sengaja menabrak bahu seorang gadis, pandangan Mila tadi tidak fokus. Ia sedang terburu-buru membawa lembaran ulangan harian fisikanya ke ruang guru. Orang yang Mila tabrak ternyata Saras kakak kelas sekaligus kekasih dari Arjuna. "Eh Maaf kak," ujar Mila merasa bersalah. Ia menatap wajah cantik Saras yang tampak sangat imut dengan bando polkadot berwarna armi. "Kamu kalo jalan hati-hati nanti jatuh," Saras tersenyum ramah kepada Mila, Mila rasa apa yang di bicarakan semua siswa sekolahnya memang benar, Saras adalah gadis yang ramah. Mila balik tersenyum canggung. "Makasih kak, kalo gitu saya permisi." Mila berjalan menjauh, punggungnya hilang di balik lorong koridor, Saras tersenyum masam gadis itu kesal. Tok,,tok 
Baca selengkapnya
TIKUS KESAYANGAN
 Hari ini Arjuna, dan para  anggota tim basketnya tengah nongkrong di Apartemen Yudistira, mereka membicarakan perihal pertandingan basket selanjutnya dengan tim lawan dari SMA Baratayuda minggu depan. Kali ini lawan mereka tidak bisa di anggap remeh, mereka di kabarkan memiliki skill yang mumpuni. Nakula tengah sibuk memainkan stikPSnya, tanpa memedulikan teman-temanya yang sedari tadi sibuk berdiskusi. Matanya menatap lurus ke depan layar. umpatan-umpatan kecil keluar dari mulutnya saat mobil miliknya di selip tim lawan. Yudistira melempari wajah Nakula dengan kacang,  ia jengah sudah dua jam sahabatnya itu memainkan stikPS miliknya. "Oi, siapa suruh lo main mulu. Tujuan kita ngumpul buat bahas pertandingan! Lo malah asyik sendiri!" seru Yudistira geram. Di sana juga ada Bima, Bima juga ikut menjadi anggota tim basket SMA pel
Baca selengkapnya
KETAHUAN
BAB XVII  KetahuanMila berjalan santai di pinggir lapangan, di sana Arjuna dan timnya sedang latihan basket, tanpa aba-aba bola melayang tepat  mengenai kepala Mila. Mila jatuh tersungkur di lapangan. Bima yang melihat itu langsung berlari secepat mungkit, ia  menepuk-nepuk pelan pipi Mila, wanita itu pingsan. Bima langsung mengendong Mila ala bridal style ia sangat khawatir saat ini,  dengan rasa cemas Bima menuju ke ruang UKS tapi saat itu UKS sedang sepi. Petugas UKS tidak hadir hari ini, Bima mengumpat kesal. Ia membawa Mila yang masih pingsan menuju parkiran, Bima membuka mobilnya menurunkan Mila dari gendongannya. Bima membawa mobilnya tidak sebaran, Bima sungguh khawatir, wajah gadisnya sudah sangat pucat, sedari tadi Bima terus menyerukan nama Mila namun wanita itu tidak kunjung membuka mata.Bima terburu-buru membawa Mila masuk ke rumah sakit, sampai dia tidak menggubris panggilan seorang gadis di belakangnya.
Baca selengkapnya
AWAL YANG BAIK
HuekHuekSayup-sayup Arjuna mendengar suara dari kamar mandi. Mau tidak mau Arjuna membuka perlahan matanya, menatap kasur di sebelahnya kemudian melirik jam  di nakas yang menunjukkan pukul 06:00 pagi.Dengan malas Arjuna bangun, kemudian berjalan ke arah kamar mandi, Arjuna mendapati Mila yang tengah membungkuk memuntahkan isi perutnya.Mila kaget saat tangan besar Arjuna memijit pelang tengkuknya," Ngapain kak Arjuna di sini?""Berisik," Arjuna masih terus memijit pelan tengkuk Mila, sementara Mila menggerutu dalam hati mendengar balasan dari Arjuna yang tidak sesuai dengan espektasinya.HuekHuek"Udah kak gak pa-pa, emangnya kakak  gak jijik?"Arjuna hanya diam sambil mengedikkan bahu acuh, dengan tangan yang masih terus bergerak memijiti tengkuk Mila."Udah?" Mila mengangguk pelan, ia kaget saat tangan besar Arjuna merangkulnya, ia menatap Arjuna yang juga menatapnya.Mata mere
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status