All Chapters of Became a Villainess?: Chapter 1 - Chapter 6
6 Chapters
Prolog
*Baaam!Aku membanting pintu rumahku seusai berlari pulang dari toko buku. Segera kulepaskan kaus kaki hitam putih milikku dan memasukkannya kedalam sepatu yang kuletakkan di atas rak sepatu yang berada tepat disebelah pintu.Aku tidak perlu memberikan salam karena aku hanya tinggal sendirian. Segera aku berlari menaiki tangga ke lantai atas tepat dimana kamarku berada, tak lupa tentu saja dengan buku yang sedang kupeluk ini.'Akhirnya terbit juga!'Yah seperti yang kalian lihat, aku sangat senang hanya dengan memeluk satu buku yang tampak seperti buku novel biasa. Bukan tanpa alasan aku memeluk erat buku itu, aku melakukannya karena teringat dengan kakak laki-lakiku.Sebagai catatan, aku punya saudara laki laki angkat yang beda lima tahun dariku. Allen Priscilla. Aku sangat merindukannya karena dia sedang bersekolah diluar negeri, sekarang kuliah mungkin? Sementara aku masih di Indonesia. Huhhhh aku kesepian sendirian dirumah...Kak Allen berada di New York melanjutkan studinya sement
Read more
[1] Ini bukan duniaku..
Butuh beberapa hari, agar aku dapat menyimpulkan hal-hal tak masuk akal yang terjadi. Aku butuh beberapa hari karena otak bayi itu belum sempurna untuk memikirkan hal-hal yang berat. Jika aku nekat, maka aku akan cepat kelelahan dan tertidur sepanjang hari.Setidaknya waktu empat hari bagiku untuk menyatukan memori-memori tentang awal novel merupakan suatu pencapaian. Ah, aku sangat bangga pada diriku sendiri.Ini beberapa kesimpulan dan fakta.1. Aku terlahir kembali dengan nama Sherina, atau nama yang sama dengan tokoh antagonis di novel 'Lady with the Light Magic' karangan kakak laki-lakiku.2. Ini benar-benar dunia didalam novel itu, dan artinya aku memanglah Sherina. Dan novel itu akan menjadi masa depan yang nyata. Tempat ini adalah panti asuhan di daerah kumuh utara ibukota, tempat tinggal Sherina sebelum diadopsi oleh Duke Chavelier yang akan terjadi tujuh tahun dari sekarang.3. Fakta bahwa aku, Sherina, benar-benar yatim piatu. Aku mendengar percakapan Reene dan Marie waktu a
Read more
[2] Aduh, diadopsi
Seakan tak terjadi apa-apa setelah kejadian menangis di meja makan, aku tidur dan bangun seperti biasanya. Untung saja mataku tidak membengkak, diatas meja sebelah tempat tidur, aku melihat banyak tisu.Itu adalah pemberian anak-anak panti. Tadi malam, tepatnya tengah malam, disaat aku mengigau setengah sadar. Aku mendengar suara pintu kamarku dibuka dan mendapati jika mereka menyelinap masuk dan meletakkan tisu-tisu tersebut disebelahku.".. Mungkin aku harus kebawah dan berterimakasih secara langsung kepada mereka."Aku segera membasuh wajah dan menuju ke ruang tamu, tempat dimana biasanya anak panti berkumpul di pagi hari. Sampai disana aku melihat Marie memegang sepucuk surat dan Reene yang matanya sembab seakan habis menangis. Mereka berdua berdiri tepat didepan pintu masuk.Aku melihat ke sekeliling, tak ada anak-anak yang biasanya berisik di pagi ini.'Ada apa dengan mereka berdua?'Tanpa pikir panjang aku menghampiri mereka berdua sambil bertanya dengan hati-hati."Kak Reene, K
Read more
[3] Tuan Duke
"..."Ha?'Apa? apakah yang tadi dia sebut sebagai serangga.. adalah aku? Heh! Apa kau tidak bisa ramah pada seorang anak hah?!' Aku mengumpat dihati dengan wajah polosku diluar sambil terus menatap matanya. Seperti pepatah 'Hujat dihati senyum diluar.' memang sangat pantas untuk dipraktekkan."Salam, Tuan Duke Chevalier." Para pelayan dan ksatria termasuk James dan Marvos serentak memberikan salam kepada Duke. Benar-benar kompak.Bukannya menjawab salam dari mereka, Duke tetap setia menatapku dan aku masih setia menatapnya balik. Sampai beberapa menit pun berlalu.. dan posisi kami masih sama.'Apa kau ingin lomba kedip mata, Tuan Duke yang terhormat? Atau kau ingin lomba colok mata? Sini, biar aku colok mata kau.'Sampai lima menit berlalu kami masih saling menatap dengan setia, tanpa terlihat satu diantara kami akan menyerah dengan mengedipkan mata. Lama-lama mataku terasa panas.Pedes woi!Aku diam-diam mendecakkan lidah. Kurasa ada aura tegang disana, tapi toh bodo amat. Karena mat
Read more
[4] Pohon dan Rencana
Sekarang hari ketiga aku disini. Di mansion ini. Disini aku tidak bisa ngapa-ngapain, cuma bisa tidur, makan, mandi secara berulang kali. Intinya... tiba-tiba aku jadi kaum rebahan tanpa ada yang komen.Enak banget~~Setelah kejadian perlemparan itu, aku tidak lagi bertemu dengan Duke karena dia sibuk jadi babunya si Raja atau bisa dibilang ayahnya jodohnya si permen Milkyta itu.Ekhem.Maksudku Milly.Karena ini masih pagi, sekarang aku sedang ingin berada di taman sendirian. Buat refreshing. Jangan jadi anak rebahan terus.Seharusnya aku ditemani oleh beberapa pelayan jika ingin pergi keluar kamar. Tapi bukan aku jika tidak bisa maksa orang oke? Aku memaksa agar tidak ada yang mengikuti. Rasanya aneh jika diikuti kemana-mana.Lagipula aku ingin waktu me-time.Aku berjalan dengan memperhatikan pemandangan hamparan bunga mawar putih yang sangat banyak sekali. Sesekali kulihat ada pelayan yang lewat dari arah berlawanan dan menyapaku.'Yah setidaknya mereka menyapaku.'Aku berjalan samp
Read more
Chapter 5
Selamat membaca!(◕ᴗ◕✿)....Sherina lekas pergi dari ruangan itu. Awalnya dia merasa senang karena permintaannya dituruti oleh ayah barunya, sampai tiba-tiba Sherina tersadar akan sesuatu.'Eh, ngomong apa aku tadi woi!!'Bisa-bisanya dia bilang kata 'Aku sayang kamu' ke ayah barunya yang menjengkelkan itu. Eh kenapa dia baru sadar sih?! ihhh!! malu!! Sherina memang dulu saat menjadi Alicia suka mengatakan itu pada temannya, TAPI KAN TEMANNYA PEREMPUAN!!Astaga untung aja Sherina ini masih kecil. bayangin aja
Read more
DMCA.com Protection Status