All Chapters of My Husband' S Secret: Chapter 31 - Chapter 40
49 Chapters
31. Keputusan Rangga
Seorang wanita yang memakai baju sweater dipadupadankan dengan rok lipat yang panjangnya hingga betis, kini berjalan memasuki lobi apartemen yang dua hari lalu alamatnya diberikan oleh sang kekesih hati. Sayang sekali ia tidak mengonfirmasi lagi, karena ponsel pacarnya itu tidak bisa dihubungi hingga hari ini. Sehingga ia memutuskan untuk langsung mengunjunginya saja. Karena bisa jadi ponsel pacarnya itu rusak dan mungkin kecebur WC. Mengingat sudah tiga kali ia membelikan lelaki itu ponsel baru.Dini sudah berdiri di depan pintu lift dengan rasa tak sabar dan dada berbedar. Hampir sepekan ia tak bertemu Rangga karena kesibukannya di dunia jahit menjahit. Ya, sejak memutuskan resign dari pabrik, Dini membuka sendiri usaha jahit dan saat ini sudah berkembang cukup baik. Ditambah lagi karena warisan yang diberikan orang tuanya yang ia gunakan sebagai modal untuk mengembangkan usahanya.TingPintu lift terbuka. Dini
Read more
32. Keputusan Ana
"Trus, apakah Mbak berencana memaafkan Rangga dan kembali padanya?" tanya Jay dengan sorot mata tajam memandang Ana. Suara dalam yang keluar dari bibir Jay, membuat Ana menoleh pada lelaki itu."Mm ... saya tidak mau dong! Enak saja, sudah celap-celup sana sini, mau celupin di tempat saya lagi. Ogaaah! Mana cuma lima detik. Baru merem, eh ... udahan. Maleslah ... males! Lagian nih Bang, bisa aja ini bagian dari rencana jahat lelaki itu, agar saya keluar dari kandang dan dia menghabisi saya. Tak mungkin secepat ini dia berubah. Pasti ini siasat, Bang. Gak mau ah, saya mau di sini aja lihat sawah. Adem," jawab Ana panjang lebar. Jay yang tadinya merasa akan patah hati, kini malah tergelak mendengar jawaban cerdas Ana. Bisa saja ini akal-akalan Rangga agar Ana menampakkan diri, untuk kemudian ia siksa. Amit-amit, semoga tidak sampai terjadi."Tuh, pinter'kan saya, sejak ikut Bang Jay. He he he ...." sambung Ana yang akhirnya ikut tergelak.
Read more
33. Kegaduhan
Perkelahian Dini dan Eka pun tak terelakkan. Mereka saling maki dan saling adu jotos. Mulai dari tarik-tarik baju, hingga terkoyak pakaian yang mereka kenakan. Petugas keamanan yang ada dua orang berusaha melerai keduanya, tetapi sangat sulit, mengingat tenaga wanita yang sedang tersulut emosi mengalakan kuatnya tenaga banteng.Eka lupa, ia baru saja dikuret dan Dini yang terkenal alim di lingkungan kerja dan keluarga mendadak marah bagaikan orang gila."Mana nih pacarnya? Tadi di sini," suara seorang wanita muda sembari mencari keberadaan lelaki yang belum lama bersama Dini."Ayo, bawa aja keduanya ke ruang keamanan!" dengan tenaga kuat, kedua satpam berhasil mengamankan Dini dan juga Eka. Terlalu seru dan semangat menyalurkan emosi, mereka sampai lupa bahwa Rangga sudah berada di dalam bioskop.Lelaki itu berhasil lari tanpa sepengetahuan keduanya yang tengah bertengkar hebat. Rangga menertawakan dirinya
Read more
34. Muridnya Setan Semp*k
Keduanya berjalan menuju lobi parkir dengan wajah gembira. Lebih tepatnya, hanya Ika saja yang gembira, karena Rangga melemparkan senyum yang memiliki maksud. Perut keduanya sudah kenyang, karena Rangga menraktir makan malam ini. Tak tanggung-tanggung, lelaki itu bahkan dengan royalnya membelikan sepasang sandal cantik untuk Ika seharga tiga ratus ribu rupiah. Rangga juga tak sungkan memakaikan sepasang sandal itu di kaki Ika. Seakan ia begitu memuja pasangannya.Wanita mana yang tidak senang dan berbunga-bunga dengan perbuatan Rangga. Jauh di dalam lubuk hati Ika, dia sungguh sangat menyesal, kenapa baru saat ini ia bertemu Rangga? Lelaki baik, manis, royal, dan sangat tampan.Betapa bangganya ia saat menggandeng lengan Rangga dan semua orang yang berpasasan dengan mereka, melorik iri. Hal yang tidak pernah ia dapatkan saat berjalan dengan suaminya yang hitam sekaligus pendek. Belum lagi perut buncit bagaikan tudung saji makanan. Sangat b
Read more
35. Ana Terperangkap
Jay sedang tidak ada di rumah. Siang ini dia pergi ke rumah salah satu teman untuk menanyakan pekerjaan. Ana yang tadi sempat minta ikut, tidak ia ijinkan karena keadaan diluar belum aman. Lelaki itu khawatir, orang suruhan Rangga mengejar mereka sampai ke Bandung. Jadilah Ana saat ini tengah di dapur membantu mimih membuat keripik singkong. Dua hari berada di kampung, ia merasa badannya semakin subur. Mimih sangat senang sekali membuat aneka cemilan di rumah. Ana yang tadinya tidak terlalu asik di dapur, sekarang begitu nyaman duduk di dapur membuat makanan. "Kalau capek, istirahat sana. Biar Mimih yang meneruskan," tegur wanita tua itu sembari memasukkan satu sendok besar singkong yang sudah diparut bulat tipis ke dalam penggorengan yang sudah ada minyak panasnya. "Gak capek kok, Mih. Saya di sini saja membantu Mimih," jawab Ana sambil tersenyum. "Kenapa tadi tidak ikut Jay saja? Udah beberapa hari d
Read more
36. Tembakan
21 “Kita telanjangin aja sekarang. Kali aja dia bangun. Yuk, lu bantu gue!” Ana semakin ketakutan dan gemetar hebat. Suara hentakan sepatu kedua lelaki yang semakin mendekat padanya , membuat nyalinya semakin ciut. Inikah akhir hidupnya? Begitu teraniaya dan mati terhina?  “Ya Allah, tolong selamatkan hamba kali ini. Tolong ya Allah,” rapal Ana dalam hati. Matanya ia paksa memejam disaat hawa panas tubuh kedua lelaki itu semakin dekat, masuk melalui indera penciumannya. Tak banyak yang bisa ia lakukan, karena kedua tangannya terikat di kaki kursi kayu ukir yang cukup berat dan dalam posisi duduk dengan kaki lurus. Srek!Srek! Ana membuka mata dan entah darimana keberaniannya, wanita itu meludahi dua pria yang baru saja menarik baju kausnya hingga robek. Cuih!Cuih! 
Read more
37. Kapsul dibalas kapsul
Lelaki itu terkapar di jalan raya dengan tubuh bersimbah darah. Lebih tepatnya, punggungnya yang terkena tembakan sebanyak dua kali membuat lelaki itu tak sadarkan diri, tetapi masih bernapas.Dua orang lelaki yang baru saja meyelesaikan misinya, tentu saja segera masuk kembali ke dalam mobil  dengan cepat. Mereka tak ingin ada orang yang memergoki perbuatan mengerikan yang baru saja mereka lakukan.Kenapa mengerikan? Karena lelaki yang bersimbah darah itu terkapar di jalan raya tanpa busana sama sekali. Mirip bayi raksasa berwarna merah. Jika Tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup, maka beruntunglah dia. Jika tidak? Maka lelaki itu akan kehabisan banyak darah dan mati juga secara perlahan.Lima jam kemudian, disaat orang mulai banyak keluar rumah untuk bekerja atau sekedar ke pasar. Tubuh lemas dan begitu sekarat Rangga, mulai bergerak perlahan. Jari-jemarinya menunjukkan reaksi saat telinganya menangkap suara
Read more
38. Jay Melamar Ana
Lelaki itu tengah menahan deru napas dan suara jantungnya yang bertalu sangat cepat. Obat yang diberikan Tante Hepi mulai membuatnya blingsatan menahan nafsu. Belum lagi nyeri di punggungnya belum hilang, karena sakit bekas peluru bersarang dan bekas jahitan masih terasa sangat pedih.Perawat tadi sempat mengatakan bahwa ia tak boleh banyak bergerak karena jahitannya masih basah dan juga masih terjadi infeksi di sana. Namun, hasrat kelaki-lakiannya sudah membumbung tinggi, ia tak sanggup lagi menahannya.Digigitnya bibir dengan kuat, lalu ia menggeser tangannya untuk menuju alat kelaminnya, dengan berat hati dan sangat terpaksa ia melakukan solo karir, karena sudah sangat tak tahan. Wajahnya yang kesakitan, sekaligus menahan nikmat. Ia tak tahu bagaimana mengendalikan ini semua, yang jelas ia harus segera menuntaskannya agar dadanya tidak terlalu sakit."Aaaaahh ...." Rangga mengerang kesakitan saat tubuhnya sedikit saja b
Read more
39. Ciuman Untuk Ana
Ana melihat Jay terdiam. Napasnya memeng sedikit tersengal dan wanita itu tahu, jantung Jay saat ini pasti berdetak dengan cepat. Ia tak mengelak ataupun melarikan diri. Jay hanya bisa memandangi Ana dengan senyum tipis di bibirnya. Ia juga menoleh pada mimih dan apak yang masih terbengong dengan mulut setengah terbuka menanti pembelaan dari Jay. Namun lelaki itu bungkam. Jay tahu risikonya saat ini memukulkan benda keras di kepala Darto dan jika ia ditolong dengan cepat, maka lelaki itu bisa selamat. Namun sayang, sepertinya lelaki bejat yang hampir saja memperkosa Ana malah mati di tangannya. Ia tahu ini salah, hanya saja tak menyangka secepat ini dia akan ditangkap disaat yang tidak tepat. “Ayo, ikut kami ke kantor polisi. Nanti kamu bisa membuat kesaksian di sana,” ujar seorang petugas kepolisian sambil mendotorong sedikit tubuh Jay untuk kaluar dari ruang perawatan. “Sebentar, Pak. Ijinkan saya berpam
Read more
40. Tante HP dan Rangga Sakit
 Rangga tak tahu ini sudah pukul berapa, yang jelas langit begitu gelap-tak ada pencahayaan sama sekali di dalam rumah sepi yang kini ia tempati. Bau menyengat dari kasur yang ia tiduri benar-benar membuatnya tak bisa memejamkan mata. Sudah enam kali dia diare, dan dua kali ia main solo karena obat laknat yang diberikan Tante Hepi padanya. Betapa sialnya lagi, ia tak bisa ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Tubuhnya masih sangat lemah tak bertenaga. Tak ada siapapun juga yang juga berkunjung malam ini. Bau anyir bercamour bau busuk menemaninya malam hampa penuh penyesalan.Sudah tiga malam dan tak ada kemajuan sama sekali tentang kelanjutan hidupnya saat ini. Belum lagi luka yang masih terasa sangat sakit. Meriang, demam, dan ditambah pula sakit kepala yang semakin menjadi. Ia butuh obat dan juga butuh dokter, tetapi taka da yang bisa membantunya saat ini. Ingin sekali menghubungi seseorang untuk meyelamatkannya. Diana atau Anita mungkin bisa, tetapi ia
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status