LOGINMemiliki suami berwajah tampan bak artis, tentulah membuat istri merasa bangga. Namun, ketika kebanggaan itu berubah menjadi petaka baginya, apa yang sebaiknya harus ia lakukan? Lari, pasrah, atau segera memberikan balasan.
View MoreAna tengah berdiri di dapur, sambil membuat secangkir kopi untuk suaminya. Ia mengulum senyum, saat mengingat obrolan kemarin dengan tetangga yang memuji ketampanan suaminya. Hatinya sungguh rasa senang dengan pujian itu.
Tok
Tok"Assalamualaykum."
"Wa'alaykumussalam. Eh, Mbak Endang. Ada apa, Mbak?" Mariana membuka pintu lebar untuk tetangga kontrakannya. Wanita bertubuh tambun yang berdiri di depan pintu rumah Mariana, berusaha mencuri pandang keadaan di dalam rumah.
"Ada apa, Mbak? Cari Mimi lagi, ya?" tanya Marian menebak. Karena memang, kucing Mbak Endang itu sering sekali main ke rumah kontrakannya.
"I-iya, cari Mimi. Sekalian ini saya bawain bubur sum-sum buat suami kamu. Eh, buat kamu maksudnya." Mbak Endang menyerahkan sebuah mangkuk bermotif bunga matahari pada Mariana.
"Mimi ...," panggilnya di depan pintu.
"Mbak tunggu sini ya, saya bantu cari di dalam." Mariana membiarkan pintunya terbuka lebar, lalu masuk ke dalam rumah untuk mencari kucing tetangganya. Ia juga sengaja memamerkan pada Mbak Endang, betapa suaminya sanvat tampan sehabis mandi.
Rangga keluar dari kamar mandi dengan wajah begitu segar dan tentunya semakin enak dipandang. "Cari apa, Dek?" tanyanya saat melihat istrinya berjongkok di meja dapur.
"Cari kucing Mbak Endang, Mas," jawabnya sambil menepuk kedua tangan.
"Oh, emang masuk ke sini?"
"Gak tahu juga. Makanya ini Ana bantu carikan. Kalau Mbak Endang yang masuk, takutnya dia gak tahu pintu keluar," bisik Mariana sambil menahan tawa. Rangga ikut mengulum senyum, sambil membaui aroma bubur sum-sum yang begitu enak.
"Dari siapa, Dek?" tunjuknya pada bubur yang ada di atas meja makan.
"Dari Mbak Endang," jawab Ana yang sudah mencuci tangan kembali.
"Baik sekali ibu-ibu di sini ya, Dek. Sering kasih kita makanan." Tanpa aba-aba dan masih mengenakan handuk saja, Rangga mencicipi bubur sum sum yang rasanya memang enak.
Ana berjalan ke depan menghampiri Mbak Endang. "Mimi gak ada di rumah, Mbak."
"Oh, ya sudah. Gak papa saya duduk di sini sebentar ya. Suaminya belum berangkat ya, Mbak? Kaya dengar suaranya tadi," tanya Mbak Endang membuat Mariana mulai merasakan hal yang tidak nyaman.
"Iya, Mbak. Hari ini masuk agak siang."
"Saya masuk ya, Mbak. Mau siapin baju suami berangkat kerja," pamit Ana masuk tanpa menunggu jawaban dari tetangga yang masih setia duduk di terasnya.
Mariana masuk ke dalam kamar yang tak berpintu, hanya tertutup krai. Suaminya tersenyum sambil mengetik sesuatu di ponselnya. Mariana tak mau ambil pusing, ia berjalan ke arah lemari, lalu mengambilkan seragam pabrik yang akan dikenakan hari ini. Suaminya masih asik tersenyum dengan ponselnya, tanpa menyadari kehadiran Mariana.
Sap
Mariana merebut ponsel suaminya, lalu membaca dengan cepat isi chat yang membuat suaminya senyam-senyum di sana.
Kak Angga, jadi jemputkan hari ini? Nanti dinda traktir makan malam deh.
****
Petaka Suami Tampan 49 (Ekstra part) Rangga sedang berada di sebuah rumah sakit di daerah Jakarta timur. Ika menemukannya saat lelaki itu tengah mengais sampah di dekat toko tempat Ika bekerja saat ini. Awalnya wanita itu tak percaya bahwa lelaki gelandangan di depannya adalah Rangga. Tubuh gelandangan itu bagaikan tengkorak hidup dan begitu mengerikan. Saat wanita itu tanpa sengaja menggumam namanya, maka lelaki itu pun menoleh. Ika dan Rangga adalah dua orang yang sama-sama bersalah di masa lalu, dan kehidupan yang saat ini mereka jalani akibat dari perbuatan mereka terdahulu. Bersukurlah Rangga, bahwa wanita yang baru dikenalnya sekejap mau menolongnya dan mengurusnya. Ika juga membawa Rangga ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa. Tak banyak yang keluar dari mulut Rangga, selain ucapan terima kasih dan permintaan maaf. Ika pun tak menyahut apapun
21Jay tak bisa untuk tidak memperhatikan gerak-gerik Ana, setelah mereka sampai di rumah. Ditambah lagi dengan semua cerita yang baru saja didongengkan oleh apak. Lelaki itu tak ingin percaya dengan semua yang terjadi selama ia tak ada di sini. Mulai dari keberanian Ana mengunjungi Rangga dan Tante Hepi di Jakarta, hingga berakhir dengan warisan yang didapat oleh.Jay juga sempat tak percaya, bahwa Ana jugalah yang telah membayar ganti rugi sebesar satu milyar pada keluarga Darto. Namun, setelah semua pemaparan yang diberikan oleh apak yang masuk akal, baru Jay percaya.Tak ada yang berubah pada penampilan wanita yang sedari tadi bolak-balik di depannya sambil membantu mimih. Takkan ada yang tahu, jika ia pemilik dua show room mobil dan sebuah rumah mewah, serta beberapa petak kontrakan. Jika melihat daster lusuh yang ia pakai, tentu orang takkan percaya jika di rekeningnya saat ini ada milyaran rupiah.J
Hari ini Jay keluar dari penjara, setelah melewati urusan persidangan yang sangat panjang dan menegangkan. Untunglah lelaki itu diputuskan tidak bersalah atas pembunuhan tidak disengaja olehnya terhadap Darto. Hakim pun membuat putusan bahwa Jay bebas dari segala tuntutan dan wajib membayar ganti rugi pada keluarga Darto sebesar satu milyar rupiah. Lelaki itu sempat kaget dan menolak putusan. Darimana ia harus membayar uang segitu banyak pada keluarga Darto. Bekerja saja tidak, orang tua tidak ada, ia pun bahkan tak tahu setelah keluar dari penjara nanti ia mau ke mana dan bagaimana.Tanpa sepengetahuan lelaki itu, Ana sudah membayarkan uang ganti rugi pada keluarga Darto yang terlihat sangat peduli dengan uang. Tas yang diberikan Ana berisi uang satu milyar, mereka berbebut untuk memegangnya. Disaksikan oleh pihak pengadilan, beberapa anggota kepolisian, dan juga aparat lingkungan setempat tinggal Darto pun ikut menyaksikan dan ikut
Petaka Suami Tampan 46 (Ending) Hari ini, Ana pergi ke Jakarta ditemani oleh apak dan juga mimih. Tim kuasa hukum Tante Hepi yang meyakinkan padanya, bahwa semua akan baik-baik saja saat di sana nanti. Pesan yang disampaikan almarhum pada pengacaranya sebelum wafat adalah menghadirkan anak sambungnya yang bernama Mariana Pramesti. Mereka bahkan dijemput oleh Mang Udin dengan mobil pribadi Tante Hepi. Ana tak banyak bicara sepanjang perjalanan dan Bandung menuju Jakarta. Di kepalanya saat ini berputar memori ketika ia menjadi anak sambung dari wanita yang menjadi pelakor dalam rumah tangganya. Wanita itu sebenarnya baik, ketika ayahnya masih berstatus suaminya. Namun saat ayahnya tiada, wanita itu berubah jahat dan benar-benar berkelakuan layaknya ibu tiri yang kejam. Ana ingat di mana saat Tante Hepi mengusirnya, saat baru saja kelulusan sekolah SMA. Masih mengenakan seragam putih abu, ia dikembalikan pa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviewsMore