Все главы Mengapa Kau Membenciku? : Глава 21 - Глава 30
71
Part 21 : Hati Yang Hancur
Selepas sholat subuh sebagaimana biasanya Sinta memasak di dapur untuk membuat sarapan pagi. Beberapa saat kemudian setelah semuanya selesai maka disajikannya hidangan sarapan pagi di atas meja makan. Sinta pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai mandi barulah ia mengaplikasikan make up di wajahnya dan kemudian berganti pakaian untuk menghadiri undangan Fero di Ballroom Hotel Cinaya, ia pun mengenakan gaun berwarna coksu (coklat susu) yang unik, karena satu gaun akan tetapi memiliki 2 model, yaitu bagian dalam dengan gaya Mini Skirt ( rok mini ), sedang bagian luarnya dibalut dengan kain transparan model Rok Maxi yang disertai dengan belahan di depannya. Untuk model rambut Sinta hanya sedikit memangkas rambutnya agar lebih terlihat lebih rapi, kemudian dipakainya headbands ( bando ) untuk menghiasai rambutnya, terlihat sebuah kombinasi yang sangat apik, karena apapun itu yang Sinta kenakan selalu membuatnya tampil cantik, anggun dan juga mempesona. Setel
Читайте больше
Part 22 : Ingin Pergi Jauh
                                                                                                        Sebuah mobil Mercedes Benz AMG GT hitam mengkilap meluncur di tengah-tengah kota, nampak Al yang baru saja pulang dari luar kota sedang menatap jam tangan yang ia kenakan, saat itu ia duduk di belakang kursi kemudi, raut wajahnya terlihat begitu serius. "Langsung ke Hotel Cinaya ya Pak!" ucap Al. "Baik Pak." jawab Sang Sopir. Beberapa saat kemudian Al telah tiba di dalam Ballroom Hotel Cinaya, ia benar-benar tidak mengerti mengapa Fero menyuruhnya untuk datang ke acara pesta tersebut? karena memang ia tidak tahu apa-apa sama sekali, ia hanya mendapatkan pesan singkat dari Fero via W******p. So
Читайте больше
Part 23: Meninggalkan Kota Tercinta
Part 23 :  Meninggalkan Kota Tercinta     Pagi itu rumah Fero tampak sepi, Sinta melangkahkan kaki sembari menatap suasana sekitar dengan tak bersemangat, entahlah wajah yang biasanya ceria kini terlihat seolah tak bergairah. Nampak Bik Ijah dan yang lainnya sedang sibuk dengan aktifitas masing-masing hingga tak menyadari kehadiran Sinta yang tengah memasuki rumah kemudian bergegas menuju kamarnya yang sudah 2 hari tak disinggahi. Dipandanginya seisi kamar, tampak sama persis sebelum ia tinggalkan. Lalu diambilnya foto pernikahannya di atas nakas, sembari ditatapnya dalam-dalam foto dirinya yang berbalut kebaya serta berkerudung putih menjuntai berhiaskan manik-manik putih bulat berukuran mini yang tersebar di semua bagian tepi kerudung.  Guratan kepedihan dari wajah cantik itu begitu terlihat jelas. Tangannya menyentuh kaca pigura dengan perlahan, foto dirinya dengan Fero sesaat sebelum prosesi ijab qobul kini tinggalah kenangan baginya.
Читайте больше
Part 24: Kegalauan
    Sinta mulai bereksplorasi dengan panorama di hadapannya yang begitu memikat hati, bagaimana tidak? Danau alami Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat itu begitu mempesona dalam pandangannya, air yang jernih dengan disertai deretan bukit hijau yang membentang menambah asri panorama. Hatinya begitu takjub dengan apa yang disaksikannya saat ini. Terpancar sebuah kegaguman yang mendalam di hatinya. Sungguh Ciptaan Sang Maha Kuasa Yang Maha Segala. Danau Ciburuy merupakan Tirta Amarta penduduk Ciburuy yang begitu kalis. Bukan Sinta namanya bila tidak bisa memanfaatkan sesuatu dihadapannya itu. Dengan segera diangkat roknya yang memanjang menyapu tanah, untuk kemudian telapak kakinya dicelupkan ke dalam air kalis nan segar. “Hemm….sudah dapat tempat merendam kaki yang baru nih!” Goda Devano “Iya, Jadi ingin di sini terus nih!” sahut Sinta sambil tersenyum senang. “Tapi gak boleh melamun loh disini!” seru Devano
Читайте больше
Part 25 : Hari Pertama Mengajar
      Setelah berhari-hari Fero mencari keberadaan Sinta, akhirnya ia bertemu juga dengan sosok yang dicarinya itu. Tentu saja hal itu membuatnya merasakan sensasi yang berbeda dalam batinnya, ingin sekali ia meminta maaf karena telah menceraikannya secara sepihak tanpa ada pembicaraan sebelumnya secara  empat mata. Maka mengetahui Sinta kini telah berada di depan mata, dengan segera Fero mendekatinya. “Sinta, apa yang sedang kamu lakukan di sini?” tanya Fero ketika sampai di belakang Sinta. Tak seperti biasanya Sinta tetap diam, dia sama sekali tetap pada posisi duduknya yang sedang membelakangi Fero, padahal biasanya ia Langsung menoleh ketika seseorang memanggilnya apalagi dengan suara yang terdengar jelas dari jarak yang begitu dekat. “Sinta….kamu kemana saja? berhari-hari aku mencarimu, tapi aku tidak menemukanmu?” Mendengar kedua kalinya Fero yang sedang menegurnya, pada akhirnya Sintapun menoleh ke ar
Читайте больше
Part 26 : Kemarahan Fero
                                              Waktu menunjukkan jam 10.12 WIB, terlihat Fero yang sedang sibuk membaca beberapa file, sambil sesekali ia menatap ke arah laptop di hadapannya itu untuk mengevaluasi pekerjaan dari tiap-tiap Departemen. Di Perusahaannya Fero terkenal sebagai Owner dan juga CEO yang sangat jeli dan juga teliti, sehingga semua Departermen di Perusahaan jika ingin meminta tanda tangannya, harus memeriksa laporan serta dokumen mereka hingga berkali-kali terlebih dahulu, karena jika ada yang selisih 0,25 saja Fero akan mengetahuinya. “Tit…tit…”  telepon yang berada di atas meja kerja Fero berbunyi “Iya…!” jawab Fero “Nona Nindy ingin bertemu dengan Pak Fero sekarang!” ucap Dewi “Suruh dia masuk!” seru Fero “Baik Pak!” Tak lama kemudian Nindy masuk ke dalam ruangan Fero, sedangk
Читайте больше
Part 27 : Kebenaran Yang Terungkap
                                    “Bagaimana kamu tahu kehidupannya dengan begitu detail? apa dia curhat semuanya sama kamu?” “Sulit sekali mengulik informasi tentangnya, karena ia menutup rapat kehidupan pribadinya termasuk kepadaku.” “Lantas bagaimana bisa kamu mengetahuinya sedetail itu? jangan-jangan kamu memata-matainya ya?” “Awalnya memang seperti itu!” “Apa? gila kamu ya?!” “Kamu dari dulu tahu sendiri sepak terjangku seperti apa?! aku paling anti kalau berurusan dengan yang namanya wanita, jangankan untuk dekat, mendengar nama wanita saja rasanya aku sudah ilfil duluan.” “Lalu?” “Seperti biasa keseharian ku saat sebelum dan sesudah dari rutinitas pekerjaan aku selalu meneropong keindahan alam sekitar, pada saat aku meneropong ke arah sungai dimana sungai tersebut adalah area Fero tinggal, aku melihat seora
Читайте больше
Part 28 : Penyesalan
      Ambivalenci Fero kini mulai sirna, bersamaan dengan penyesalan yang teramat dalam. Matanya memerah menahan segala gejolak. Ia merasa marah pada dirinya sendiri mengapa selama ini bisa bertindak gegabah dan juga ceroboh? Bibirnya hanya mampu terkatup, axiomatic kini sudah di depan mata. Namun ia harus bersikap equanimity untuk menetralisir gundah gulana yang menyiksanya. Dengan segera ia keluar dari ruang kerjanya, kini ruangan yang ditujunya yaitu gudang tempatnya membuang Sinta pada saat ia mengeluarkan dari kamarnya sesaat setelah mereka menikah. Setibanya di sana dibukanya pintu gudang tersebut, terlihat sempit, pengap dan gelap, terlihat pula pada dinding berwarna hijau pudar yang ia tahu persis dinding tersebut adalah bekas ditumbuhi lumut yang subur. Hal ini disebabkan karena kondisi dinding yang sangat lembab, di situ juga terhampar sebuah matras. Kardus-kardus yang berisi buku-buku juga barang-barang tak terpakai kini suda
Читайте больше
Part 29 : Menginterogasi Sarah
    Pagi itu Fero masih berkutat dengan laptopnya, ia yang terlihat serius sekali memeriksa laporan penjualan dari Departemen Pemasaran, tak menyadari ada sosok yang terlihat begitu ketakutan memasuki ruang kerjanya, nampak Anton berada persis di belakang sosok yang sedang ketakutan tersebut. Hingga terdengarlah suara Anton yang mampu memecahkan keheningan kala itu, “Selamat Pagi Pak Fero, tugas pertama sudah ada di hadapan Bapak saat ini!” ucap Anton lugas. Menyadari ada 2 sosok sedang berdiri di hadapannya saat ini membuat Fero menghentikan pekerjaannya dan kini tatapan matanya beralih kepada 2 orang di depannya. “Baik Anton terima kasih! saya tunggu kabar baik dari tugas kamu yang selanjutnya, semakin cepat semakin baik!” ujar Fero tegas. “Baik Pak! kalau begitu saya permisi!” pamit Anton. Begitu Anton pergi meninggalkan ruangan kerjanya. Sorot tajam mata Fero menatap Sarah yang kala itu sedang berdiri ketakutan, i
Читайте больше
Part 30: Pengakuan
                                              Sinta yang dengan asyiknya menatap indahnya danau Ciburuy, tak menyadari bahwa sudah beberapa saat yang lalu Devano telah lama berdiri sedang memperhatikannya. Semula Devano tak ingin mengganggu Sinta, namun karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan olehnya maka ia pun segera mendekati gadis itu. “Gak ada jenuh-jenuhnya ya meski tiap hari selalu ke sini?” goda Devano memecah kesunyian “Kamu? sejak kapan kamu ada di sini?” tanya Sinta. “Sejak seorang Putri cantik yang wangi berjalan dari arah rumah kembar menuju ke danau ini.” “Oh ya? lalu kenapa tidak dari tadi saja kamu mendekat kemari?” “Aku sengaja menundanya dulu untuk mendekatkan diri kemari karena ingin memberikan ruang kepada Tuan Putri untuk me time sejenak” “Oh ya?” “Iya beneran, sebenar
Читайте больше
Предыдущий
1234568
DMCA.com Protection Status