All Chapters of AKU YANG KAYA DIA YANG SOMBONG: Chapter 171 - Chapter 180
186 Chapters
Bab 171
Part 171 Pov Dina Bruught! Aku melempar tas di atas kasur, capeknya aku pun membanting tubuhku ke kasur empuk kesayangan. Saat sedang menatap plavon kamar, tiba tiba otak ini mengingat kejadian di cafe tadi. Kenapa orang mes*m itu kenal namaku? Di tambah namanya Aaron lagi! Kan sayang nama Aaron di sematkan pada laki laki tak punya etika begitu. Kalau Aaronku kan tidak mungkin berkelakuan seperti itu. Ada berapa banyak nama Aaron di dunia ini? Menurutku orang yang paling pantas menyandang nama Aaron hanya Aaronku saja. Teman masa kecil. Sudah lama aku mencarinya namun susah sekali menemukan keberadaannya. Aaronku yang baik hati dan tidak sombong plus punya etika yang bagus, kemana dikau? Saat sedang melamun tiba tiba kerongkongan terasa kering, air di atas nakas kebetulan sudah habis. Terpaksa kaki ini melangkah menuj
Read more
Bab 172
Part 172 Ku lirik Aaron melalui ekor mataku, sepertinya Aaron sedang memandang kami dengan tajam. Kayaknya dia sedang menahan geram karena wajahnya berubah merah padam. "Hey Din! Kamu itu majikan kok deket banget sih sama seonggok bodyguard itu! Derajatmu bisa turun kalau terlalu dekat dengan mereka!" cetusnya sinis. Seonggok? Cih tak habis fikir kalau memang dia Aaron teman masa kecilku, kenapa bisa berubah tak beretika begini? "Perkenalkan di Slow! Dia kekasihku bukan seonggok bodyguard! Faham!" jelasku ketus. Sontak kedua mata Aaron membola. Mulutny terbuka melongo.  Wajah bersih Slow seketika merona merah jambu. Waduh imut banget sih kalau lagi gitu. Tambah sayang deh. "Hah! Gil* lu Din! Pacaran sama bodyguard sendiri! Apa gak ada laki laki lain yang selevel sama kamu yang mau pacaran denganmu? Aku juga mau kok. Lagian kita selev
Read more
Bab 173
Part 173 Aku di dudukkan ke sebuah kursi roda dengan kasar damn! Aku meringis menahan ngilu. Sakit tahu! Umpatku pelan. Kini diriku berada di sebuah ruangan yang begitu penuh dengan alat alat kesehatan. Kalau tidak salah ruangan ini seperti ruang operasi. Hah ngapain aku di bawa ke ruang operasi? Lukaku kan gak ada yang robek paling lebam lebam tuh. Duh sepertinya ada yang tidak beres nih  "Do_dokter kenapa saat ini saya ada di ruang operasi? Saya gak sakit apa apa kok dok! hanya lebam akibat di pukulin orang." desisku pelan. Dadaku terasa ngilu karena berkali kali diinjak oleh anak buah Dina. Si dokter acuh tak acuh akan ucapanku,dia hanya melirik sekilas dan melanjutkan aktifitasnya damn! Ingin sekali ku memberontak namun tubuh tak kuasa bergerak, linu dan dan sakit rasanya. Dokter menyuntikkan sesuatu dalam infus yang terpasang di tanganku. Rasa dingi
Read more
Bab 174
Part 174 Pov Slow Duniaku serasa bergoyang, aku terkesiap saat wajah cantik kekasihku berubah jadi wajah papanya. Ya kini si bos telah berada di sampingku dengan berkacak pinggang. Aku ingat kalau badanku sedang tak memakai baju. Jangan jangan! "Aaaaaaaaaaaaa papa mertua ngapain di kamar saya? Mau apa apa in saya ya!? Jangan! Saya masih perjaka ting ting!" pekikku sembari berusaha menutupi tubuh atasku dengan tangan yang tak tertutup kain apapun. "Kamu tuh ngapain?" tanya si bos memincingkan mata. "Apanya yang ngapain sih bos? Lebih baik si bos keluar dulu ya, saya mau pakai baju ini." usirku halus, baru kali ini aku berani mengusirnya. Kepepet soalnya. Si bos malah mengernyitkan dahi. Lah apa dia tak terima kalau aku usir? Duh bahaya ini bisa bisa batal jadi mantu nih. "Ke_kenapa bos? Sa_ya gak berniat mengusir kok,
Read more
Bab 175
Part 175 Setiap orang yang kebetulan berada di TKP berteriak histeris. "Ya Tuhan itu kabarnya seorang tahanan yang ingin mencoba kabur eh malah apes ketabrak mobil." Entah darimana desas desus tentang Yani yang seorang tahanan kabur dengan cepat menyebar ke seluruh media sosial. Tubuh ramping yang masih terlihat bersih itu kini bermandikan dar*h. "Kasian banget masih muda nasibnya apes gitu." Terdengar suara suara sumbang mengelilingi tubuh Yani yang terkapar di aspal. Polisi mencari sesuatu untuk menutupi tubuh Yani sampai ambulance tiba. Entah Yani masih hidup atau sudah jadi mayat. Tak ada yang tahu selain polisi yang menanganinya. Menunggu beberapa saat akhirnya ambulance pun tiba. Bergegas para petugas menggotong tubuh Yani dan memasukannya ke dalam ambulance. Bunyi sirine memekakkan telinga,
Read more
Bab 176
Part 176 Pemakaman Yani di lakukan di daerah tempat tinggal Opa. Sebenarnya warga setempat tidak menyutujui Yani di makamkan di daerah tersebut, mereka tidak ingin tanah mereka menjadi tempat tinggal terakhir pembunuh berdarah dingin. Namun ya pengaruh orang seperti Opa dengan mudah mengesampingkan pendapat orang lain. Lagipula Opa juga telah banyak menggelontorkan dana untuk pembangunan apapun di daerah Opa.  Pengurus daerah tersebut juga mengikuti kemauan Opa, sampai sampai apabila masih ada warga yang bersikukuh menentang keputusan pengurus di persilahkan untuk pindah tempat. *** "Akhirnya pemakaman berjalan dengan lancar ya alhamdulillah." cetus Opa menangkupkan kedua telapak tangannya di wajahnya. "Iya ayo kita pulang sekarang. Lihat langit sudah terlihat mendung, mungkin sebentar lagi hujan." ucap Papa. Kami pun mengangguk meng
Read more
Bab 177
Part 177 Sementara itu di balkon atas sepasang suami istri tengah mengintip kemesraan kedua muda mudi yang tengah di mabuk cinta. "Lihat tuh pa anakmu dan ajudanmu! Udah di pisahin kaya gitu aja masih bisa bertemu dan bermesraan! Padahal di sekat jendela lho. Kayaknya mereka gak bisa deh kalau harus nunggu empat tahun lamanya!" cetus mama Mimin. "Hmm maksutnya gimana ma?" tanya papa Bimbim masih belum mengerti arah pembicaraan sang istri. "Aduh papa ini kalau masalah kaya gini aja lemot, tapi kalau masalah uang langsung top cer!" seru mama jengah. "Ya maap ma kan papa bener bener gak ngerti." rajuk papa Bimbim seperti anak anjing. Kaing! Mama Mimin jadi tidak tega memarahi suaminya karena wajah memelas sang suami. "Itu lho pa! Mereka itu sudah sangat mesra! Mama gak yakin mereka bisa menahan diri empat tahun lamanya! Takutnya Dina kebobol
Read more
Bab 178
Part 178 Pov Dina "Yank! Kapan sih kita bisa pegangan tangan? Aku yakin kamu gak terpapar virus yang buat orang jadi miskin itu kok, yok kita keluar kencan aja." ajak Slow sedikit memaksa. "Tapi kalau ketahuan para tetua bisa bisa aku di jadiin tahanan kamar sekaligus lho yank! Apalagi oma yang sedikit gak suka sama hubungan kita."  "Yah tapi aku udah kangen jalan jalan sama kamu yank, sudah beberapa hari ini kita tak pernah kemana mana berdua gara gara oma sering menyuruh kamu nemenin dia, banyak banget intriknya buat ngepisahin kita." rajuknya manyun. Ih imut banget kalau lagi manyun gitu. Udah sering lihat dia manyun tapi gak pernah bosan dan malah semakin tampan. "Hmmm ya udah deh, tapi gimana caranya aku keluar tanpa orang dalam tahu?"  "Hmm ya sayank bisa keluar dari jendela ini. Trus lari dari ruang bawah tanah sama aku selesai. Ntar aku bisa
Read more
Bab 179
Part 179 Pov Papa Bim Astojim! Eh Astaghfirullah! Nyebuuutt nyebuutt!! Aku kira Dina ternyata nenek lampir eh maksutku istriku! Istriku kalau lagi marah kayak gini serem euy, makanya aku belain kaburan gini. Klik Langsung ku tekan tombol berwarna merah dan ku non aktifkan gawaiku saat itu juga.  "Ngeri ih punya bini kaya macan habis lahiran, kok bisa ya aku sebucin ini sama istriku yang galak nya ngalahin banteng ngamuk?" gerutuku di sela sela kerasnya deguban jantung akibat mendengar teriakan mak lampir. "Haha iya ya bos, padahal wanita wanita cantik dan gak galak yang mau sama si bos buanyak lho, tapi cinta bos ke bos Celline tak kan pernah lekang oleh apapun." puji Bimo membuatku membusungkan dada bangga. "Tapi boong...hahhhahahahahaha."  Kamvret habis di angkat tinggi tinggi trus di
Read more
Bab 180
Part 180 Pov Dina Tiga tahun berlalu... Akhirnya Dina dan Slow meresmikan hubungan mereka di atas pelaminan. Sah! Sah! Kedua pengantin yang terlihat sangat serasi tersebut menyunggingkan senyum bahagia karena kini mereka telah sah menjadi sepasang suami istri. "Yank setelah menunggu bertahun tahun akhirnya aku bisa memilikimu seutuhnya. Kamu kini adalah hanya milikku yank!" bisik Slow suamiku di sela sela ramainya tamu mengantri untuk bersalaman. "Iya iya." jawabku singkat karena tak enak dengan para tamu kalau di tinggal ngobrol sendiri. Di tengah tengah para tamu yang sedang mengantri untuk bersalaman, netraku terpaku pada sosok jangkung yang sedang menatapku sendu. "Satria." lirihku bergumam pelan sekali. Entah suamiku dengar atau tidak karena refleks saja mulutku bergumam.
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status