All Chapters of Pemulung Konglomerat: Chapter 171 - Chapter 180
240 Chapters
BAB 171
“Ah, terima kasih untuk makanannya ya Jordi, Desya. Saya izin pamit, saya ingin bergegas kembali ke asrama kampus saya.” Kata Angel kepada Jordi dan Desya.“Iya nona, terima kasih sudah berkunjung dan menyempatkan waktu untuk makan disini.” Desya menjawab perkataan Angel sembari merapihkan sisa piring bekas makan mereka semua.“Emm.. Nona, apa tidak sebaiknya saya mengantarkan anda ke kampus anda nona? Tolonglah nona, biarkan saya mengantarkan anda untuk pertama kalinya. Saya tidak ingin berdiam diri di sini saja tanpa melakukan kerjaan apapun nona” Jordi berkata kepada Angel.“Hadehhh… Kamu ini keras kepala sekali ya. Yasudah, terserah kamu lah. Kamu pakai mobil SUV yang ada di garasi saja.”“Ah, terima kasih nona. Saya akan segera mengeluarkan mobilnya. Tunggu sebentar ya nona.”Lalu, Jordi berlari menuju garasi dan segera mengeluarkan mobil SUV untuk mengantarkan Angel.&l
Read more
BAB 172
“Jor, kamu tunggu disini sebentar ya, saya akan segera kembali.”“Baik nona”Kemudian, Angel keluar dari mobil dan pergi menyebrang jalan menuju anak si pemulung tadi yang tengah duduk di tepi jalan sembari memegangi perutnya.“Hai anak manis, kamu kenapa duduk disini?” Tanya Angel kepada anak itu sembari mengelus-elus rambutnya.“Pe… Perutku sa… Sakit kak” Kata anak itu sembari terus memegangi perutnya.“Duh, mengapa perut kamu bisa sakit sayang? Kamu makan apa tadi?”“A… Aku… Belum ada makan apapun dari tadi pagi kak”“Loh, kenapa kamu tidak makan sayang?”“Ibuku belum mendapatkan makanan sisa dari tadi pagi kak, itu ibu lagi berusaha mencari makanan untuk kami”“Emm… Rumah kamu dimana?”“Kami tinggal di gubuk tua yang jaraknya lumayan jauh dari sini kak”
Read more
BAB 173
“I… Iya nona, kami belum ada makan apapun dari tadi pagi. Bahkan, untuk minum saja, kami hanya meminum air ludah kami sendiri sepanjang hari. Ya, mau bagaimana lagi nona, sudah sepanjang hari saya berkeliling bersama dengan anak saya di kota ini. Tapi, belum ada makanan sisa yang kami dapatkan.”“Emm… Begitu ya bu. Ah, kebetulan tadi saya baru saja mampir ke toko roti dan membeli beberapa roti. Ini buk, makan lah” “Horeeeee”Anak perempuan kecil itu langsung mengambil bungkusan roti dari tangannya Angel, kemudian membukanya dan langsung memakan roti itu dengan lahapnya.“Ibu tidak makan? Banyak loh itu?” Tanya Angel kepada ibu dari anak itu yang dari tadi hanya memperhatikan anaknya makan saja.“Ah, saya tidak lapar nona. Itu untuk anak saya saja, dan terima kasih banyak ya nona, untung ada anda, kalau tidak, mungkin anak saya masih kelaparan sampai sekarang.” Kata ibu
Read more
BAB 174
“Nah, silahkan masuk duluan bu.”Lalu, ibu itu masuk terlebih dahulu, disusul dengan anaknya yang di gendong Angel dan mereka masuk berdua, Tanpa sadar, karung bawaan ibu tadi tinggal di sebrang jalan.“Nona, karung saya ketinggalan nona”Namun, Jordi terlanjur menginjak pedal gas dan berjalan menjauh dari lokasi karung ibu tadi.“Yahh, sudah jauh bu, bagaimana dong?” Kata Angel dengan wajah sedikit cemas kepada ibu itu sembari memangku anak gadis ibu itu.“Emm… Yasudah lah, tidak masalah nona”Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke gubuk tua milik ibu itu.“Emm… maaf nona, tujuan kita sekarang kemana ya?” Tanya Jordi kepada Angel.“Oh iya, saya belum memberitahu kamu tadi, Kamu tau restaurant mewah dekat sini? Nah, pertama, kita mampir dulu kesana ya.”“Oke nona.”Jordi mengiyakan perkataan Angel dan la
Read more
BAB 175
Lalu, tiba-tiba seorang pelayan yang tadi datang menghampiri Angel sembari membawa segelas kecil teh hijau lengkap dengan teko dari tanah liat.“Permisi nona, sembari anda menunggu pesanan anda selesai, silahkan dinikmati teh Da Hong Pao yang tadi anda pesan, untuk Sampel saja nona.” Kata pelayan itu sembari menyuguhkan teh dan teko yang dibawanya tadi di atas meja Angel.“Ah, terima kasih”“Sama-sama nona”Lalu, pelayan itu pergi menuju dapur untuk menyelesaikan pesanan Angel.‘Wah, seumur hidup belum pernah dapat kesempatan untuk minum teh, dan tanpa di sangka-sangka, sekarang malah disuguhkan teh lengkap dengan tekonya, hahaha’ Kata Angel dalam hati.Lalu, Angel menghirup aroma khas yang keluar dari teh itu,‘Wah, gila sih ini, aroma nya wangi banget!’ Kata Angel sembari mendekatkan hidungnya dan menghirup aroma dari teh itu.Lalu, Angel perlahan-lahan menyeruput te
Read more
BAB 176
“Semoga saja ya tuan. Roti yang diberikan nona Angel ini saja saya sudah banyak-banyak bersyukur dan berterima kasih tuan, dan lagi, kata nona Angel, dia ingin membeli oleh-oleh untuk anak-anak yang ada di gubuk saya, wah, saja semakin deg-degan tuan.”“Hah!? Anak-anak? Anak-anak gimana bu?”“Iya tuan, jadi, kata nona Angel, dia ingin melihat anak-anak yang ada di gubuk saya. Jadi, katanya setelah dia membelikan oleh-oleh nanti, kita akan mengunjungi gubuk tua yang saya miliki.”“Oh, begitu ya, yasudah, kita tunggu saja nona Angel kembali nanti.”“Iya tuan”Percakapan pun selesai.“Permisi nona, pesanan anda sudah selesai.” Kata pelayan tadi kepada Angel.“Sudah selesai? Wah, cepat juga ya. Eh, terima kasih untuk teh nya ya, gila sih ini, teh nya lezat banget.”“Hahaha, sama-sama nona. Tidak sembarangan orang bisa meminum teh ini nona. Han
Read more
BAB 177
“Oke, berapa total semuanya?”“Emm… Total harga dari keseluruhan pesanan anda sekitar 2,3 juta nona.”“Oke, saya tidak membawa uang Cash, bisa pakai kartu kredit? Atau transfer?”“Kartu kredit bisa, transfer bisa nona.”“Kartu kredit saja ya, soalnya jarang di pakai, sayang uangnya, hahaha”“Hahaha, yasudah nona, ini mesin penggeseknya”“Oke, sebentar.”Kemudian, Angel menggesekkan Black Cardnya dan memasukkan kode pin dan menyelesaikan pembayaran.“Ting”Pembayaran pun sukses.“Oke, sudah ya”“Oke nona. Dan, bisa kah saya menolong anda membawakan kotak-kotak ini ke mobil anda? Saya akan membawa beberapa pelayan untuk membantu saya membawakan kotak-kotak ini nona”“Ah, baru saja saya ingin memintanya kepadamu, hahaha. Oke, boleh kalau kamu tidak keberatan.”
Read more
BAB 178
“Emm… Ceritanya panjang nona. Intinya, saya dan suami saya sudah menceraikan saya demi wanita simpanannya. Usia saya sepertinya sama dengan anda nona, tapi lebih tua sedikit. Usia saya baru 23 tahun nona. Dulu, wajah saya sama cantiknya dengan anda, tapi semenjak suami saya menceraikan anda, saya menjadi banyak pikiran dan saya sedang mengandung anak ketiga waktu itu. Di tambah lagi kotoran-kotoran yang menempel ketika saya memungut barang bekas nona. Jadi lah wajah saya seperti sekarang ini, mulai menua tapi belum waktunya. Yahh, mau bagaimana lagi nona, saya tetap menjalani hidup walaupun tanpa suami saya nona.” Kata Jazlyn sembari menjelaskan beberapa cerita singkat tentang masa lalunya.“Astaga… Saya turut prihatin ya bu. Kalau boleh tau, nama suami Ibu siapa?”“Robert Armando nona”“Oke bu, nanti saya coba bantu cari tau tentang suami Ibu dan memberikan pelajaran buat dia ya”“Ah, bi
Read more
BAB 179
Nah, di ujung gang itu adalah jalan buntu, nah di ujung gang, ada sebuah rumah yang sepertinya di susun menggunakan beberapa papan dan kain sebagai atapnya. Ya seperti rumah-rumah yang dimiliki oleh anak jalanan pada umumnya. Mereka menyebutnya dengan sebutan gubuk. Nah, pintu dari rumah itu tidak ada, hanya kain  yang di ikat di papan sebagai pintunya. Isi dalam dari gubuk itu tidak ada apa-apa. Hanya ada beberapa bantal yang sangat kusam saja.Lalu, Ketika mobil Angel berhenti, anak-anak yang tadinya tengah asik bermain-main, sekarang mereka semua berlari ketakutan dan masuk kedalam gubuk. Salah seorang dari anak-anak itu menutup pintu masuk. Dan, suasana menjadi hening seketika.Kemudian, mereka semua keluar dari mobil,“Anak-anak, ibu pulang” Kata Jazlyn sembari menggandeng anaknya dan berjalan masuk ke dalam gubuk.Mendengar perkataan Jazlyn, anak-anak yang tadinya ketakutan, sekarang berlari keluar untuk menyambut kedatangan Jazlyn.
Read more
BAB 180
Kemudian, Jazlyn dan yang lain nya menikmati makanan yang dibawa oleh Angel. Kemudian, Angel mengambil beberapa foto anak-anak yang tengah makan bersama beramai-ramai di sebuah gubuk kecil itu. mereka tampak sangat bahagia sekali bisa menikmati makanan-makanan itu. suara tawa mengisi berdesing di telinga Angel. Angel seperti sedang melihat adiknya yang tengah makan makanan yang dibawanya dari hasil jerih payahnya dulu. Dan, suasana itu terulang kembali sekarang. Tetesan demi tetesan air mata jatuh dari matanya Angel.“Kak, kok kakak menangis? Kakak mau makanan ini? Kalau kakak mau, sini kak gabung, kita bagi dua, ni masih banyak kok” Kata seorang anak yang tengah makan dan mencoba menawarkan makanannya ke Angel.“Eh, tidak kok, mata kakak tadi hanya kelilipan debu saja, hahaha.” Kata Angel sembari mengusap air matanya.Jordi yang melihat itu jadi teringat akan anak-anaknya dirumah. Dan, dia salut melihat Angel seperti itu. Seumur-umur, be
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
24
DMCA.com Protection Status