All Chapters of Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu: Chapter 81 - Chapter 90
164 Chapters
Bab 80
Bab 80 "Ma, Mama salah paham. ini tidak seperti yang Mama lihat." sergah George.     "Papa tidak bisa bohong!" melihat kondisi wanita yang sedang mengejar George, jantung Nadine berdetak lebih kencang. Sehingga sulit mempercayai ucapan suaminya.    Di belakang George, Zea nampak terisak dengan pakaian dan rambut acak-acakan.   "Maaf Mbak. Mbak siapanya Mas George?" tanya Zea mendekat.     Nadine kembali memperhatikan wanita yang sekarang berdiri di hadapannya.     "Dia istriku, Zea!" George segera memotong.    "Oh, namanya Zea rupanya." timpal Nadine pendek dan datar     "Jadi ... jadi ... Dia ini Mbak Nadine, istri kamu?" Zea nampak kaget.     Mata Zea memperhatikan Nadine dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rasa tidak percaya merayap di hatinya. Per
Read more
Bab 81
Bab 81 Di rumah Nadine tidak bisa berpiir tenang. foto-foto kebersamaan George bersama seorang wanita, di tambah dengan kenyataan yang tengah ia lihat barusan, membuat suasana hatinya kian kecewa.     "Tega kau menodai kebahagiaan rumah tangga kita, Pa?"     "Kalau kau tak mencintaiku, mengapa harus berbohong dengan segala kepura-puraanmu?" batin Nadine menangis.     "Sia-sia sudah kepulanganku." ucap  Nadine lirih.     Sebelumnya, Nadine nekad pulang lebih awal agar bisa menyelesaikan massalahnya dengan sang suami. Semula ia berniat akan mencari jalan keluar bersama terhadap ancaman yang pernah Arza ucapkan beberapa waktu lalu. Tapi apa yang ia temukan? Ia malah di sambut dengan pemandangan yang sungguh menyakitkan.     Kenyataan yang sungguh menguatkan jika pengkhianatan George benar-benar ada.     
Read more
Bab 82
Bab 82 George merasa keanehan kian menjadi. Lagi-lagi dengan adanya foto-foto yang memperlihatkan kebersamaannya bersama seorang wanita. Aneh sekali. Sebab George sendiri merasa tidak pernah berlaku seperti itu, apalagi sampai nekat mengambil potret tak beretika seperti itu. Tidak mungkin ia melakukan itu. Janggal, memang benar-benar janggal.     "Dari mana Nadine mendapatkan foto-foto itu? dan siapa yang telah mengedit foto itu? aku yakin, foto tersebut hanyalah editan semata." pikir George.     "Tidak! aku tidak akan membiarkan rumah tangggaku hancur karena kejahataan seseorang. Lalu siapa sebenarnya orang yang telah berbuat jahat pada keluargaku tersebut?"     George menghubungi Nadine. Namun wanita itu tidak pernah lagi mau mengangkat telepon dari dirinya.     Hanya ada sebuah pesan muncul dari Nadine sebagai jawaban untuk George. tergesa George membukan
Read more
Bab 83
Bab 83      "Ma, sebelumnya aku minta maaf jika kejadian ini telah membuat hatimu terluka. Untuk saat ini, aku tidak masalah jika Mama ingin membenciku. Tapi meski sebesar apapun kebencian Mama, aku harap Mana jangan terlalu cepat mengambil keputusan untuk berpisah." ucap George.  "Apakah kau ingin aku mengulur waktu?"  "Bukan begitu, Ma.  Berikan aku waktu selama kurang lebih dalam satu bulan ini. Aku akan membuktikan bahwa aku tidak bersalah. Aku akan mengembalikan kepercayaan Mama. Hanya satu pesanku, jangan terlalu cepat menyebutku sebagai lelaki hidung belang. Aku sama sekali bukan pengkhianat dan tidak pernah berniat untuk menjadi penghianat. Percayalah padaku, Ma."     "Sekarang terlepas dari Mama percaya atau tidak, aku tidak masalah. Aku tidak akan berkata lebih banyak lagi. Tapi nanti buktilah yang akan kusodorkan. Bukti yang akan berbicara. Akan ku usut tuntas mas
Read more
Bab 84
Bab 84George diam menyimak ucapan demi ucapan yang terdengar dari rekaman suara yang dinyalakan oleh Richardo.     Mukanya yang sedari tadi terlihat datar, perlahan mulai memerah. Jari-jarinya saling menggenggam satu sama lain. Aura menahan amarah terlihat jelas pada raut wajah George.     "I ... itu suara Farid! Ya itu suara Farid! Dia adalah salah seorang satpam di perusahaan. Salah satu dari orang yang kupercayai.  Ya Tuhaaan!" George mengepalkan tangannya.    "Berarti memang ada yang sengaja membubuhkan obat tidur ke dalam minumanku. Farud! Astaga! Mengapa aku tidak sadar jika selama ini aku berada didekat orang yang nyata-nyata berniat buruk."     "Pantas! Berarti ini jawabannya. Rupanya inilah sebabnya mengapa beberapa hari yang lalu aku merasakan ngantuk yang luar biasa di kantor. Ternyata dia pelakunya. Kurang ajar! keterlaluan! Farid! Dia harus di h
Read more
Bab 85
Bab 85 "Bentar, lelaki itu menelponku!" Zea memberi isyarat pada Arza untuk menunggu sejenak.     "Siapa? George menelepon? Bukankah tadi kau hanya mengirimkannya pesan?" tanya Arza.     "Ya benar, tapi dia malah bales menelepon. Ini pertanda bagus. Oke aku angkat sebentar ya! Sst!" Zea menempelkan jari telunjuk ke bibirnya yang merona.     Arza menganggukan kepala.     "Halo Mas, selamat malam! Maaf kalau tadi pesanku mengganggumu." ujar Zea dengan nada tak enak.     "Tidak apa-apa, Zea. Oh ya, kau beneran minta di jemput sama saya?" tanya George dari seberang panggilan.     Zea tersenyum amat sumringah. Sebab barusan ia mengirimkan pesan pada George, agar lelaki itu bersedia menjemputnya yang sedang sendirian di bar. Zea beralasan karena tidak ingin terjebak dengan dunia malam.     
Read more
Bab 86
Bab 86    "Senang sekali rasanya. Akhirnya sekarang aku bisa ketemu langsung sama Mas George malam ini. Berasa seperti mimpi saja!" ujar Zea tersenyum simpul. Tatapan kebahagiaan terpancar di wajahnya. Sedangkan George hanya bersikap datar.     "Ya, aku juga cukup senang bisa bertemu sama wanita secantik kamu di sini, Zea." balas George. Dalam hatinya, ia berucap demikian hanyalah sebagai trik belaka.      Senyum Zea semakin lebar dengan pujian dan sanjungan yang dilontarkan oleh George. Dalam hati ia berkata "kecantikanku memang bisa menaklukan siapa saja. Termasuk lelaki sedingin George." Zea merasa nenang.     "Kamu amat cantik dan muda, Zea. aku tidak yakin jikakalau kau datang kemari sendirian. Lihatlah! Banyak lelaki yang melirik ke arahmu!" George melihat kepada beberapa pasang mata yang menatap Zea dengan sorot mata nakal. Ya pengunjung bar rata-rata memang lelaki mat
Read more
Bab 87
Bab 87"Ada apa, Zea? Kau kelihatan gugup?" George bertanya.     "Hmm . Tidak! Tidak ada apa-apa. Hanya kesal. Sebab tadi ada seorang laki-laki yang mencoba untuk menggodaku. Iseng, kukatakan saja kalau aku sudah punya pasangan. Ketika kau datang, dia malah buru-buru pergi. Mungkin dia merasa segan padamu." Zea menggandeng tangan George.George menuruti langkah Zea menuju ke kursi bar, dimana mereka duduk sebelumnya. Raut mukanya tidak menunjukkan kecurigaan apapun.The Exotic Bar, merupakan salah satu bar terbaik yang ada di kota tersebut. Sesuai dengan namanya, bar terseybit di bentuk dan didesain sedemikian rupa dengan suasana eksotik namun terkesan elegan.      Suasana cukup menghibur dengan suguhan-suguhan menu khas hiburan malam yang membuat para penggemarnya ketagihan untuk datang ke sana.     Ditambah dengan pelayanan para bartender yang berwajah ayu nan rupawan, semaki
Read more
Bab 88
Bab 88"Laki-laki yang teramat aneh! Sok suci. Lihatlah kau, George! Akan kudatangi istri yang kau banggakan itu!" Zea melangkah geram.     "Zea, mau kemana kamu?" Arza berteriak ketika melihat Zea melangkah cepat menujuj ke arah keluar bar.     Zea semakin memprcepat langkah kakinya. Ia merasa malas jika pria itu mendekat. Sudah pasti lelaki itu akan melemparkan banyak pertanyaan soal pekerjaan Zea yang bisa di katakan tidak berhasil.      Zea merasa kecewa pada dirinya sendiri. Merasa malu. Sebab ia sama sekali gagal untuk merayu George.Zea tetap tak peduli.     "Zea! Tunggu!" Arza kembali berteriak.     "Aku sedang ada urusan penting! Tidak ada waktu lagi untuk berbicara denganmu." tanpa menopleh lagi Zea berlalu.***Nadine sedang melangkah menuju ke salah satu butik miliknya yang sselama ini ia per
Read more
Bab 89
Bab 89            Namun Zea berpura-pura menyembunyikan keterkejutannya. Sama sekali ia tidak ingin harga dirinya jatuh di depan Nadine, wanita yang ia anggap sebagai saingan berat dalam misinya meraih cinta George "Oooh, kau bangga telah memiliki butik seperti ini? Padahal semua ini kau dapatkan dari uang George, bukan? Haha ... kau pikir aku tidak tahu apa." ucap Zea asal menebak.     "Maaf, aku tak perlu menggunakan uang George jikalau hanya untuk sekedar memiliki  butik seperti ini. Aku bukan wanita sepertimu yang hanya bisa bertumpu pada uang laki-laki. Meskipun itu pada suamiku sendiri. Apalagi kepada suami orang lain. Ah tidak, Zea! Asli, itu bukanlah sifatku." Nadine menyambung ucapan.     Zea kembali merasa tersindir.      "Tak perlu kau berkata seperti itu. Bagaimanapun kau bicara, aku bisa melihat, bahwa kamu bukanlah siapa-siapa. Bukan
Read more
PREV
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status