Lahat ng Kabanata ng 10 Years Ago: Kabanata 31 - Kabanata 40
43 Kabanata
Chapter 30
MOVE “Berpindahlah hati bila kamu terluka karena seseorang. Itu adalah cara yang terbaik untuk menemukan kebahagiaan.” ✈✈✈Beberapa orang berdiri di depan ruang kelas. Mereka kompak memasang mimik wajah bingung. Iya, ada suatu keanehan terjadi di sini. Tak biasanya pintu kelas mereka terbuka. Belum lagi mereka menemukan sebuah matras di dekat meja guru.Salah seorang berjalan mendekati matras itu. Manik matanya menilik semua objek di sekitar. Mendapati dua ransel yang tersimpan di bawah meja guru. Dia mengangkat ransel itu dan memandangnya cukup lama. Agaknya dia tengah mengingat suatu hal."Ini tas Guntur sama Luqman," ungkapnya.Tiap pasang mata tertuju p
Magbasa pa
Chapter 31
MEET   "Semesta sebercanda itu padaku. Ketika aku hendak melupakanmu, mengapa kita kembali dipertemukan?"   ✈✈✈   Baik dari kalangan muda maupun kalangan tua pasti menunggu kedatangan hari weekend. Iya, hanya pada hari itu mereka dapat refreshing sejenak berkumpul bersama keluarga atau sekadar mencari hiburan. Sepasang suami istri dan ketiga anaknya menyusuri salah satu mall ternama di kotamadya ini. Mereka sedang mengunjungi toko pakaian khusus wanita. Sosok gadis belia terlihat sibuk menilik beberapa sling bag yang terpajang di etalase. Dia merupakan anak kedua dari pasangan itu. Dahinya memiliki banyak kerutan. S
Magbasa pa
Chapter 32
DOUBLE DATE "Sesuatu takkan pernah usai bila memerihalkan hati." ✈✈✈ Secercah cahaya lambat laun menelusuki retina. Membentuk bayang semu hingga menjadi nyata. Kini semua objek dapat terlihat jelas usai lampu dihidupkan kembali. Film Dealova yang mereka saksikan telah selesai. Andin memandangi ruas wajah seseorang di sampingnya. Mengamati setiap indra yang dia miliki. Dia tertegun. Mulutnya pun turut membuka. Manik matanya beralih pada sesuatu yang berhasil menarik perhatiannya. Seorang gadis belia pemilik rambut lurus duduk di sebelahnya. Mengetahui itu raut wajahnya berganti dalam seperkian detik. Dia memasang wajah sendu. Begitu mendung. Gadis itu juga melihatnya. Kini kedua mata saling bertemu. Dia memasang senyum riang pada Andin. "Kalian di sini juga," celetuknya. Sekilas manik mata Andin merotasi. Kembali melihat seseorang di sebel
Magbasa pa
Chapter 33
REGRET “Kesalahan terbesarku adalah membiarkanmu berbahagia dengan orang lain. Dan aku sangat menyesali itu.” ✈✈✈ Andin duduk tercenung di bangkunya. Satu tangannya digunakan untuk menopang dagu. Sepasang mata melirik samar seseorang di ujung sana. Dia melakukan sembunyi agar tidak diketahui kedua temannya, terutama Putri. Orang itu tengah sibuk memainkan ponsel. Jemarinya terus berkutik menekan beberapa tombol. Sepertinya dia bertukar pesan dengan seseorang. "Arya," panggil seseorang berdiri di ambang pintu. Segelintir orang menujukan pandangannya pada orang itu. Kebanyakan dari mereka memasang raut wajah datar. Tidak perduli dengan apa yang dia inginkan dari Arya. Namun ketiga orang di barisan pertama selalu memandangnya. Tak ada yang bisa mengalihkan pandangan mereka. Sejenak Andin melirik seseorang di sampingnya. Dalam sek
Magbasa pa
Chapter 34
FIND "Keluarlah dari zona cinta bertepuk sebelah tangan yang takkan pernah menjadi milikmu. Kamu hanya perlu menemukan bahagiamu bersama seseorang yang menghargai dan mencintaimu dengan tulus." ✈✈✈ Andin menatap teduh sesuatu di depan sana. Sesuatu yang berhasil menarik perhatiannya dalam waktu singkat. Manik matanya menangkap dua insan berjalan beriringan menuju parkiran sekolah. Ini adalah kali pertama yang dia lihat di sekolah. "Wah, Gladis pulang bareng Arya," celetuk seseorang di sampingnya. Melihat hal serupa. Andin merotasi manik matanya menuju Dirga. Sebisa mungkin dia menunjukkan sebuah senyuman padanya. Meski itu hanyalah senyum simpul. Lalu Andin kembali memandang mereka. Manik matanya membulat seketika. Dia pun refleks menghentikan langkah sehingga seseorang di sampingnya melempar tatapan bingung. Relung hatinya sedikit terenyuh tatkala melihat se
Magbasa pa
Chapter 35
FALLIN AGAIN “Tuhan, izinkan aku jatuh cinta lagi. Dengan dia yang selalu ada di sampingku ketika aku membutuhkannya.”  ✈✈✈ Desember, 2005. Desember adalah bulan terakhir di dalam tahun ajaran semester gasal. Pada bulan ini kita selalu bertemu dengan yang namanya UAS, atau Ujian Akhir Semester. Seluruh peserta didik wajib mengikuti ujian ini tanpa terkecuali. Tipe peserta didik dalam menghadapi UAS berbeda-beda. Ada yang mengatur strategi untuk mencontek, dan ada pula yang menyiapkan kertas kecil untuk melancarkan aksi mengalap. Namun untuk mereka yang merasa yakin dengan kemampuannya, mereka tak membutuhkan cara bodong seperti itu. Mereka lebih mengandalkan penalaran dan daya ingat. Salah satu anggota Perewa, Asep, mengikuti ujian dengan serius dan menelaah tiap-tiap soal yang dia kerjakan. Ini adalah fenomena yang sanga
Magbasa pa
Chapter 36
HEALING THE HEART “Terima kasih telah datang di waktu yang tepat, ketika hati membutuhkan seseorang untuk menyembuhkan luka.” ✈✈✈ Dirga menginjak pedal gas dan mengendarai mobilnya menuju sebuah mall ternama di kota ini. Mall itu pernah mereka kunjungi beberapa minggu yang lalu. Keduanya menyusuri setiap toko yang menyediakan perhiasan wanita. Andin menilik satu per satu benda yang tersusun di dalam etalase. Tak lama manik matanya fokus pada salah satu liontin berwarna biru tua. Liontin itu berhasil menarik perhatiannya. "Menurut lo gimana dengan liontin ini?" Andin menunjuk benda yang dia maksud. Pelayan yang berdiri di depannya membuka etalase. Mengambil liontin yang Andin tunjuk dan memberikannya. Andin pun menunjukkan liontin itu ke Dirga, berharap dia satu pendapat dengannya. Melihat itu Dirga tersenyum dan mengangguk set
Magbasa pa
Chapter 37
DIFFERENT “Kini kita tak lagi sama. Kita berjalan di arah yang berbeda, dan takkan pernah ada titik temu untuk bersatu.” ✈✈✈ Seluruh peserta didik Bakti Nusa serempak memasang wajah bahagia tatkala melangkah masuk gerbang sekolah. Kini tak ada lagi ujian yang kerap menghantui mereka selama beberapa hari terakhir. Semuanya telah usai. Selepas ujian mereka akan saling bertarung memperebutkan juara satu sampai tiga dalam kegiatan class meeting. Namun sebelum kegiatan itu terealisasikan, mereka wajib melunaskan hutang mereka kepada guru Fisika, Martha. Iya, hutang itu diperuntukkan kepada mereka yang memiliki nilai di bawah 75. Terlihat seluruh anggota Empat Perewa mengambil bagian dalam kegiatan ini. Dengan gunting lipat mini mereka memotong rumput halaman sekolah yang begitu luas. Mereka duduk bersebelahan dengan posisi membelakangi Martha. Salah se
Magbasa pa
Chapter 38
A STUPID THING “Cukup, berhentilah mencintai seseorang yang tidak akan pernah mencintaimu. Kamu melakukan hal bodoh yang dapat menyiksa dirimu sendiri.” ✈✈✈ Seorang siswa berseragam basket melangkah percaya diri menujunya. Berjalan dengan seulas senyum melekat di wajahnya. Dari sana tergambar bahwa dia sangat bahagia. Ah, tentu saja dia sebahagia itu. Timnya telah berhasil masuk ke babak final usai mengalahkan X IPA-2. "Selamat untuk tim kalian," ucap Andin. Dia beranjak dari bangku. "Untuk tim aja?" Dirga memajukan wajahnya. "I...iya." "Untuk gue nggak ada ucapan selamat?" "Kan udah termasuk," bela Andin. Dirga melipat kedua tangannya. Memasang senyum genit. "Tapi gue maunya seorang." Andin mengalihkan pandangannya. Memperhatikan keadaan di sekitar. "Lo ngomong ap
Magbasa pa
Chapter 39
NEVER GIVE UP “Teruslah berusaha hingga kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Karena apapun yang kamu usahakan dengan sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil yang baik.” ✈✈✈ Andin memandang lama ke utara. Entah sudah berapa menit dia habiskan untuk melihat ke sana. Beberapa orang yang berlari-lari di lapangan itu terekam baik dalam ingatannya. Manik matanya tak berhenti mengawasi pergerakan seorang cowok bernomor punggung 21. Cowok itu bergerak lincah sehingga dia dapat mengelabui musuhnya. Andin memandang kagum ke cowok itu. Pada seorang cowok bernama Arya. Dalam hatinya dia terus menuturkan kalimat-kalimat pembangun dan semangat untuk Arya. Sangat disayangkan dia tak dapat melakukannya secara langsung. Satu tangannya menopang dagu. Dari raut wajah itu dapat tergambar apa yang tengah dia rasakan. Bimbang. Di satu sisi dia ingin menyaksikan
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status