All Chapters of Tears: Chapter 31 - Chapter 40
50 Chapters
Chapter 31
Ibell berdiri di depan pintu apartemen daddynya, sesuai dengan nomor yang telah di WA oleh Om Radja. Sejenak Ibell hanya diam terpaku. Ia ragu.Masuk jangan, masuk jangan, jangan masuk.Ibell berkali-kali berpikir. Akhirnya ia pun memutuskan untuk masuk. Sudah sampai di sini, untuk apa ia ragu kembali bukan?Sembari menekan angka kombinasi password yang telah diberitahukan sebelumnya, Ibell harap-harap cemas. Sejurus kemudian pintu apartemen pun terbuka.Aroma tajam minuman beralkohol seketika menyeruak ke dalam hidungnya. Ibell melanjutkan langkah. Keadaan ruang tamu benar-benar seperti habis diterjang badai katrina. Botol-botol minuman sebagian pecah dan sebagian lagi bergelimpangan di sofa. Ibell melanjutkan langkahnya ke arah pantry. Kapal pecah pun kalah berantakannya di sini. Sisa bir, ampas kopi, kotak sampah pizza hingga bungkus mie instan bertebaran di mana-mana. Langkah kakinya
Read more
Chapter 32
Suasana di rumah kontrakan Ibell mulai ramai oleh para kerabat dan tetangga-tetangganya. Ibell yang baru saja siuman di rumah sakit, langsung meminta untuk di antar pulang kekontrakannya saja. Dia ingin melihat Mbok Darmi untuk yang terakhir kalinya. Bagi orang yang tidak mengenal keadaan mereka, pasti akan bingung melihat bagaimana seorang majikan menangisi pengasuhnya hingga berkali-kali tidak sadarkan diri.cIbell juga berkali-kali mencubiti pipinya sendiri. Ia seolah-olah tidak percaya bahwa Mbok Darmi itu memang sudah berpulang menghadap sang khalik. Dia merasa bahwa itu pasti mimpi. Makanya dia terus saja berusaha meyakinkan dirinya sendiri.Bu RT dan semua tetangga- tetangga dekat Ibell, berkasak kusuk saat seluruh keluarga inti Ibell datang. Di mulai dari daddynya, granma dan granpa dari pihak daddynya, mama Reksi, Raphael. Berikut juga teman-teman dekat Raven. Radja, Dewa, Bima, Rendra
Read more
Chapter 33
Raven memandangi Kartu Keluarga terbarunya dengan puas. Akhirnya nama anak perempuannya tertera juga di sana. Ternyata dulu mertua perempuannyalah yang menyarankan untuk membuang nama Isabelle dari daftar KKnya, dengan alasan anaknya itu sudah masuk ke dalam KK mommynya. Dan pengacara bodohnya itu mempercayainya begitu saja. Bahkan tanpa mengkonfirmasikan padanya terlebih dahulu. Raven akhirnya mengetahui semua kebusukan ibu mertuanya, setelah Bik Atik menceritakan semuanya pada Raven. Bik Atik baru berani membongkar semua kebusukan mertuanya setelah mertuanya itu dipindahkan Reksi ke rumah Digda. Reksi sudah mulai berani bersikap tegas pada ibunya yang selalu saja ikut campur dalam urusan rumah tangganya. Tetapi tetap saja, Raven belum mau pulang ke rumah. Ia merasa lebih nyaman tinggal di apartemem ini. Lagipula Ibell pasti segan kalau harus menemuinya di rumah itu lagi. Istimewa ia pernah diejek sebagai penagih hutang oleh mertua perempuannya. Setelah
Read more
Chapter 34
"Lo bilang apa? Lo bilang lo bersyukur karena Mbok Darmi meninggal? Lo ini manusia atau manekin baju di mall? Mbok Gue punya salah apa sama lo, sampai lo bahagia banget beliau meninggal, hah? Lo yang bakalan gue matiin beneran, Perempuan plastik sialan!!"Ibell mulai mencekik leher jenjang Luna saking kalapnya. Ia sudah tidak sadar ada di mana dan sedang apa. Ibell bahkan sudah ber lo gue dengan Luna. Sikap sopannya hilang sudah."Kalo lo menghina gue. It's okey, gue terima. Selama gue nggak berdarah-darah, toh gue nggak akan mati juga hanya karena beberapa patah kata makian. Tapi kalo lo menghina mommy dan Mbok Darmi gue, itu lain lagi ceritanya. Mati demi membela harga diri mereka juga gue rela!" Ibell kembali bermaksud untuk menggampar Luna. Namun tiba-tiba saja Ibell merasakan tubuhnya mendadak melayang di udara, dan disampirkan di bahu seseorang seperti sekarung beras. Revan! Pantas saja dia membela Luna, secara dia
Read more
Chapter 35
Arkan langsung menahan tubuh Ibell yang mendadak lemas ke pelukannya. Pingsan lagi! Ini kali kedua mahasiswinya ini pingsan di kampus, dalam jangka waktu yang tidak begitu lama. Arkan panik. Apalagi Teguh, temannya yang berprofesi sebagai seorang dokter itu tidak bisa datang untuk memeriksa Ibell. Teguh sedang mengikuti seminar di luar negeri. Arkan sendiri mulai kehilangan kesabaran saat melihat leletnya penanganan terhadap Ibell di ruang kesehatan kampus. Apalagi kemudian yang dipanggil malah Arjuna, mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang tidak lama lagi akan segera mendapatkan titelnya. Arjuna belum sempat memeriksa keadaan Ibell, saat Arkan tiba-tiba saja menggendong tubuh lemas Ibell masuk ke dalam mobil diikuti oleh Annisa. Setelah menidurkan Ibell di jok belakang, Arkan langsung tancap gas menuju ke salah satu rumah sakit terdekat. Meninggalkan Arjuna Wigunatra yang menatap kepergian mereka bertiga dengan sorot mata membara.Kamu ini kenapa sih
Read more
Chapter 36
"Bukan Mas. Isabelle ini memang anak dari perempuan itu, Celine. Tetapi Celine lah yang bukan anak kandung dari Mas. Jadi anak ini tidak pantas disebut sebagai cucu seorang BrataKesuma. Sampai mati pun Astri tidak akan pernah rela Mas!" Suara dengungan dan kesiap kaget mulai terdengar di setiap penjuru ruangan. Alex terdiam. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Astri mampu menyembunyikan suatu hal besar selama ini darinya. Tetapi apakah itu benar? Atau hanya merupakan wujud dari kebencian yang tidak terlampiaskan selama ini? Sedikit banyak Alex tahu kalau Astri itu tidak begitu menyukai Celine. Tetapi rasa sayangnya kepada Christopher, Sergio atau pun Luna, sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. "Kamu punya bukti Astri? Ingat menuduh tanpa bukti itu namanya fitnah!"  
Read more
Chapter 37
"Kamu Arkansas anaknya Texas ya? Wah kamu sudah segede ini sekarang. Kenalkan saya Christopher, sahabat papamu sekaligus kakaknya Celine. Mari kita duduk di kantin. Ada yang ingin kami bicarakan dengan kamu." Akhirnya Arkan, Chris dan Raven pun segera berjalan ke arah kantin. "Sebagai sesama laki-laki dewasa, mari kita bicara secara to the point saja. Kamu mencintai keponakan saya?" "Tapi Chris, saya tidak su-"Chris langsung mengangkat tangannya. Mengisyaratkan Raven agar diam dulu. "Ya. Saya sangat mencintai keponakan Anda dan anak perempuan Anda Pak Raven." Arkan menjawab tegas tanpa keraguan sedikitpun. "Saya ini orangnya realis
Read more
Chapter 38
"Arkan, anakku. Tahukah kamu, saat Mama mengandungmu, Mama sudah menyerahkan seluruh hidup Mama kepadamu. Mama telah mencintaimu sebelum Mama melihat seperti apa rupamu. Selama sembilan bulan lebih, Mama berbagi nafas denganmu. Berbagi makanan denganmu juga berbagi doa untukmu.Arkan, anakku. Tidak ada seorang ibu pun di dunia ini yang tidak ingin melihat anaknya berbahagia, begitu juga dengan Mama, Nak. Mama tahu, sulit bagimu untuk tidak jatuh cinta pada gadis secantik ini. Mama juga pernah muda. Kalau saja, ya kalau saja, perempuan itu tidak menyakiti Mama sampai separah ini. Mungkin Mama masih bisa berusaha pura-pura untuk melupakan kesakitan Mama, demi kebahagian kamu, Nak.Tetapi luka yang ditorehkannya pada hati Mama sudah terlalu dalam. Sampai Mama terkadang tidak mampu membedakan, mana penyiksaan bathin yang sungguhan dan mana penyiksaan yang cuma ada dalam bayangan Mama sendiri. Arkan, Mama tidak sanggup melihat wajah gadis
Read more
Chapter 39
Dan akhirnya di sinilah Ibell terdampar. Duduk di taman belakang yang cantik dan asri. Dia sungkan saat harus berkumpul dengan keluarga besar Arkan yang juga sebagian besar sepertinya tidak menyukainya."Tante, Izar boleh nanya nggak sama Tante? Soalnya kata Om Arkan Tante itu orangnya pinter pake banget, kayak tokopedia eh esikopedia, Tan. Esikopedia itu apa sih Tante?"Ibell tersenyum saat melihat seorang anak laki-laki menghampirinya. Sepertinya bocah ganteng ini adalah anak sepupunya Arkan yang bernama Lily. Cantik, lucu dan berani. Pantesan anak-anaknya terlihat tidak takut berinteraksi walaupun dengan orang yang baru saja dikenalnya."Ensiklopedia, Sayang. Ensiklopedia itu sendiri artinya adalah rangkuman informasi tentang sesuatu benda, barang ataupun ilmu pengetahuan. Eh katanya tadi ada yang mau ditanyakan sama Tante ya?Mau tanya apa sih anak ganteng?" Ibell menja
Read more
Chapter 40
Ibell diam saja saat juru periksa di kepolisian menanyakan siapa orang tua atau minimal walinya, dalam kasus kecelakaan lalu lintas ini. Sesungguhnya Ibell sedang bingung dia harus menghubungi siapa. Dulu dia sudah pernah berjanji untuk tidak akan mengganggu kehidupan daddynya lagi. Tetapi dalam masalah ini, dia memang membutuhkan seorang wali untuk membantu mengurus kasusnya. Ibell dianggap belum dewasa karena belum genap berusia delapan belas tahun. Bulan depan ia baru genap berusia delapan belas tahun."Nona Isabelle, sekali lagi saya bertanya, siapa orang yang bisa kami hubungi untuk kasus Anda ini. Semakin cepat Anda menghubungi orang tua, wali atau pengacara Anda, maka kasus Anda ini akan semakin cepat selesai."Juru periksa yang terlihat seram, mulai kesal karena Ibell yang susah sekali untuk diajak bekerja sama. Setelah berpikir masak-masak Ibell pun memutuskan akan menelepon Om Christopher saja.Bar
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status