All Chapters of Istri Bohongan CEO: Chapter 71 - Chapter 80
125 Chapters
71. Rainer Membenciku
Menikah? Tentu saja itu hal yang sangat diinginkan semua gadis. Semua orang tentunya menginginkan pernikahan dengan lelaki yang dicintai dan mencintainya. Hati gadis itu menghangat, menunggu saat di mana semua masalah ini diluruskan, sehingga bisa merasakan kebahagiaan yang sudah di depan mata.Valerie tersenyum setiap kali mengingat ajakan menikah dari Jupiter, sehingga membawanya pada mimpi indah.Ketika dia terbangun keesokan pagi, Piter sudah duduk di sisi ranjang. Lelaki itu lebih dulu terjaga dari Valerie, lengkap dia kenakan pakaian rapi seperti kebiasannya.Oh, lihat lah senyum Jupiter yang mengembang. Valerie tersipu ditatap tanpa berkedip oleh lelaki yang mencintainya.“Sudah bangun?”Suara yang indah, seindah suasana hati Valerie di pagi ini. Tak dia rasakan sakit atas luka di kedua lutut, gadis itu membawa diri untuk duduk di depan lelakinya.“Eh, kenapa tak membangunkanku?” Valerie melirik jam digital di
Read more
72. Valerie Lah Yang Berbohong?
Halaman besar itu seketika menjadi ramai, saat seorang wanita menapakkan kaki turun dari dalam mobil. Tarikan napas tertahan dari para pelayan terdengar bersahutan, mata mereka ikut membulat lebar. Di depan sana, mereka bisa melihat wanita berwajah sama dengan nyonya yang selama ini ada di dalam rumah.“Apakah benar desas-desus itu? Nyonya Megan yang ada di rumah ini ... benar kah dia seorang penipu?”“Ini gila. Lihat, mereka terlihat sama tanpa sedikit pun perbedaan.”“Ya Tuhan ... aku tak bisa mempercayai semua ini!”Mereka mengeluarkan suara yang sejak tadi hanya tertahan di pikiran.“Sttt .... berhenti lah. Lihat, Tuan Besar sudah keluar.”Salah satu dari mereka memperingatkan kala melihat Kakek Paul datang dari arah dalam. Lantas, semua orang menunduk sangat dalam.Wanita berpakaian rapi tapi tidak terlalu mewah. Megan, dengan dikawal dua penjaga mulai melangkah menaiki anak tangga.
Read more
73. Bukti-Bukti Kejahatan
“Valerie?” panggil Jupiter. Matanya sedikit memicing menatap Valerie yang kini menegang di tempatnya. Gadis itu tampak gugup dengan ekspresinya, membuat Jupiter ikut gemetar. “Kau yang ... menginginkannya?”Bagaimana bisa Valerie yang menginginkannya? Jupiter sudah percaya sepenuhnya pada gadis yang bahkan tadi malam dia lamar, dan ini lah balasan yang dia dengarkan sekarang? Jupiter meremas kedua tangan yang menggantung di bawah pahanya, untuk menekan emosi di dalam dada. Jupiter tidak ingin mempercayai apa yang baru saja dia dengar.“Piter, kesalahanku tak bisa dimaafkan begitu saja, aku tahu itu. Tapi, apa kau tidak memikirkan putra kita? Bagaimana kau bisa membiarkannya diasuh oleh wanita picik itu? Dia lah yang membuat kita menjadi seperti ini, Piter.” Megan menatap Jupiter dengan mata berkaca-kaca, memberi pengertian untuk mantan suaminya.Bergeming. Jupiter hanya berdiri diam di tempatnya, tanpa membalas ucapan dari Meg
Read more
74. Musuh Yang Saling Menggigit.
‘Tentu saja aku bisa melakukan apa pun, Jupiter. Dan mengambilmu kembali adalah hal yang mudah bagiku.’ Megan berkata dalam pikirannya.“Jika aku mengatakannya, apakah kau akan percaya begitu saja?” Megan mengulur waktu, menunggu respon dari Jupiter. Tapi sampai dia menunggu beberapa detik, lelaki itu tetap bergeming di tempatnya.Apakah mungkin Jupiter sudah mulai terpengaruh? Ah ... pasti lah lelaki itu menjadi sangat bimbang sekarang, sampai-sampai dia tak tahu akan menunjukkan respon seperti apa di depan orang-orang. Dan Kakek Paul yang tampaknya acuh di sana, membuat Megan semakin senang. Mungkin orang tua itu sudah tidak terlalu membencinya, setelah Megan menunjukkan bukti kejahatan Patricia?“Katakan apa yang ingin kau jelaskan.” Suara Jupiter terdengar, menarik Megan dari pikiran panjangnya.Bagus. Akhirnya Jupiter penasaran ingin mendengar penjelasan dari Megan.Merasa rencananya berjalan lancar, kini Me
Read more
75. Tak Harus Menjadi Pembunuh.
Cengkraman  tangan Jupiter semakin erat di leher mantan istrinya. Wajah Megan sudah memerah padam, menahan sakit di sana. Tangannya berusaha menggapai pergelangan Jupiter, meminta lelaki itu untuk melepaskannya,  tapi tak sedikit pun Jupiter berniat melepaskan cengkraman yang justru semakin dipererat itu.Jika sebentar lagi saja Jupiter mencekiknya, yakin lah Megan akan kehilangan napasnya.Tidak ... Valerie tidak akan membiarkan Jupiter menjadi pembunuh.  Megan memang kejam, picik dan penuh kebohongan. Tapi tak ada alasan untuk membenarkan tindakan Jupiter menjadi seorang pembunuh.Tergesa, Valerie berlari mengejar Jupiter dan memegangi tangan lelaki itu. “Piter, lepaskan! Kau akan menjadi pembunuh jika mencekiknya lebih lama lagi!”“Dia pantas mati. Wanita seperti dia tak ada gunanya hidup di dunia ini!” Suara Jupiter pelan, tapi penuh dengan keyakinan di sana.Ya Tuhan ... jantung Valerie teras
Read more
76. Lepaskan Hubungan Antara Kita.
Orang-orang jahat sudah mendapat ganjarannya, tapi tidak cukup untuk membuat mansion keluarga Lemanuel lantas kembali tenang. Sejak Rainer meninggalkan ruang keluarga pagi tadi, anak itu sama sekali tidak keluar dari kamarnya. Bahkan, ketika pelayan memanggil Rainer untuk makan pun, dia tidak menjawab sama sekali. Hal itu membuat Valerie menjadi sangat sedih juga merasa bersalah. Membayangkan pasti lah Rainer sulit menerima kenyataan yang terjadi di dalam keluarganya.Gadis itu berinisiatif ingin mendatangi Rainer, mencoba membujuk agar Rainer mau mendengarkan penjelasannya.“Rainer, bisa kau buka pintunya untuk ibu?” Valerie berkata setelah lebih dulu mengetuk pintu kamar Rainer.Hening. Tak ada jawaban dari dalam sana.Sekali lagi Valerie mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu di depan mata, dan memanggil nama anak berusia delapan tahun itu.“Rainer, ini ibu. Bisa kau buka pintunya, Sayang?”Tetap he
Read more
77. Pertentangan Ego dan Rasa Bersalah.
“Apa maksudmu kembali ke tempat yang semestinya? Kau ingin pergi?  Kau ... kau ingin aku hidup dalam pesakitan dengan melepaskanmu?”Kekesalan Jupiter untuk Megan dan Sammy saja belum lagi benar-benar padam, dan dia mendapat perkataan yang tidak ingin dia dengar. Jupiter menjadi kembali tersulut amarah, tapi berusaha menekan emosinya ke dalam. Ini terlalu melelahkan setelah beberapa hari belakangan dia terlalu sibuk menemukan kejahatan Megan.“Piter, jangan menjadi egois. Rainer pasti sangat tertekan oleh semua ini, dan kau ingin dia melihat kita tetap bersama? Bagaimana pun besarnya kesalahan yang Megan lakukan, dia tetap lah ibunya Rainer. Sebenci apa pun Rainer terhadap Megan sekarang ini, dia akan lebih membenciku dengan terus berada di sisimu. Kau tidak mengerti perasaan putramu?” Valerie mencoba menjelasakan dari sisi Rainer, berharap Jupiter akan sedikit mengerti.Oleh kebenciannya terhadap Megan, Jupiter lantas semakin kesal.
Read more
78. Maafkan Aku.
Pertengkaran antara Valle dan Jupiter sudah tak terdengar lagi. Bukan hanya pertengkaran, bahkan berbicara biasa pun tak terdengar di dalam kamar itu. Jupiter memilih pulang sangat larut malam untuk menghindari Valerie akan membahas hal yang tidak dia inginkan.Ketika memasuki kamar, Piter melihat Valerie sudah terlelap di atas ranjang. Tubuh kecilnya meringkuk tanpa mengenakan selimut untuk menghangatkan.  Pakaian yang di kenakan gadis itu pun masih sama dengan yang Jupiter lihat siang tadi. Bukti bahwa Valerie bahkan tidak berganti pakaian.“Kau marah padaku? Kau tersakiti oleh ucapanku?” bisik Jupiter, sembari menutupkan selimut di atas tubuh sang gadis.Masih jelas terlihat sisa air mata di dua bola yang tertutup dengan sempurna. Kelopak matanya membengkak, membuktikan Valerie sudah menangis sangat lama. Jupiter semakin merasa bersalah, sudah membuat gadisnya menangis hingga ketiduran.“Maafkan aku. Tak ada maksudku untuk membua
Read more
79. Tinggalkan Cucuku.
Gemetar langkahnya menuruni anak tangga yang tinggal beberapa tingkat. Di bawah sana, Valerie bisa melihat Kakek Paul tengah duduk di atas sofa. Sebelah kaki disilangkan di atas kaki yang lain, dan wajah lurus menatap Valerie yang kini sudah berhasil menuruni tangga. Valerie menunduk, tidak berani membalas tatapan dari orang tua itu.“Duduk lah, mari bicara.” Kakek Paul mempersilakan.Meski Kakek Paul tidak membentaknya seperti yang sudah-sudah, tetap saja ketakutan Valerie tidak menghilang begitu saja. Justru, gadis itu menjadi was-was, tak biasanya orang tua di depannya ini tidak langsung menyerang Valerie dengan kata-kata kejam dan mematikan. Ini terasa seperti dirinya akan mendengar vonis hukuman mati dari seorang hakim yang berkuasa.“Siapa namamu? Aku tidak punya waktu untuk mengingat nama seseorang.” Sekali lagi, suara Kakek Paul terdengar. Mungkin itu pelan, tapi tidak lantas bisa dianggap bersahabat.“A-aku Valerie.
Read more
80. Tawaran Dari Kakek
Dua tangan Valerie bertaut saling mencengkram. Berusaha keras dia membuat gerakan gemetar itu berhenti, tapi usahanya akan selalu sia-sia. Oleh tekanan dari dalam diri membuat sang gadis tak mampu untuk mengendalikan tubuh mungilnya. Bibir bergetar, dua bola mata pun terhenti di satu titik. Tak kuasa mengangkat mata itu untuk meninggalkan lantai tempat kakinya berpijak.Ini kah? Seperti ini kah akhir dari cinta yang dia bangun? Sesakit ini kah ujungnya, saat menyadari diri ditolak? Jika penolakan itu datang dari Jupiter, Valerie mungkin akan membangun pertahanan diri seingga bisa menjadi wanita yang tegar. Tapi saat Kakek Paul lah yang menyuruhnya pergi, Valerie seakan dilempar sangat jauh, dihadapkan dengan pilihan membunuh dirinya. Sangat sakit dan sulit untuk dia terima, namun tak mungkin berani menentang.“Kau mendengarku, Valerie?”Suara orang tua itu terdengar lagi. Valerie bisa mendengarnya dengan jelas, tapi bibir tak kuasa untuk menjawab per
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status