All Chapters of Istri Bohongan CEO: Chapter 81 - Chapter 90
125 Chapters
81. Demi Mendapatkan Hati Rainer.
“A-apa maksud Anda, Tuan?” Terbata, Valerie tetap memaksa mulutnya berkata meski itu sangat menegangkan. “Maaf, di mata semua orang memang aku hanya perempuan hina yang rela berbohong demi uang. Tapi, Tuan, tolong jangan merendahkan saya.”“Apa aku berkata seperti itu?”Alis Kakek Paul mengerut tidak senang. Dari ekspresi Valerie bisa dia baca apa yang sedang dipikirkan oleh gadis tersebut.“Aku ingin memberimu keringanan, jangan berpikir aku menginginkan sesuatu yang milik cucuku.”Valerie merasa sangat malu, juga semakin takut oleh perkataan pria tua itu. Dia sudah salah menilai ternyata, dan Kakek Paul tersinggung oleh anggapan salah Valerie.“Ma-maaf. Aku ... aku minta maaf jika membuat Anda marah.”“Jupiter sudah bercerita tentang kau sangat banyak. Cucuku yang bodoh itu berkata, dia sudah jatuh cinta pada gadis yang membohongi juga memanfaatkannya.” Tergelak pendek
Read more
82. Siapa Yang Benar?
 Ketika Jupiter kembali dari kantor, sedikit bingung dia melihat wajah para pelayan yang seakan ketakutan melihat dirinya. ‘Apa yang membuat mereka seperti ini?’ Jupiter bertanya di dalam benak, sembari menaiki anak tangga menuju lantai atas.Seingatnya, dia tidak mengatakan apa pun pada pelayan. Terakhir kali Jupiter marah adalah malam ketika Patricia menyeret Valerie, menyiapkan hukuman untuk gadis yang dia cintai. Dia sudah memberhentikan semua pelayan yang menjadi kaki tangan Patricia, dan setelahnya tak pernah lagi ada keributan di rumah ini. Rasanya sangat aneh dengan ekspresi para pelayan.Saat memasuki kamar pun, Jupiter belum curiga dengan sesuatu. Lelaki itu memasuki kamarnya, mempersiapkan wajah bersahabat untuk bertemu dengan sang gadis. Jupiter sudah berniat ingin memperbaiki hubungannya dengan Valerie yang sempat buruk.“Valerie, kau sedang mandi?” tanya Jupiter, sembari membuka dasi yang melilit di leher.
Read more
83. Rainer Tahu Sejak Awal?
Di rumah kecil nan asri itu Valerie duduk di depan layar lebar yang sengaja dipasang. Layar di mana dia bisa melihat wajah lelaki yang sangat dia cintai, datang tergesa dan mengamuk pada kakeknya. Lelaki yang seperti burung kehilangan induk, meraung meminta kekasihnya dikembalikan.Ya, kakek Paul mengirimkan sebuah video untuknya. Video pertengkaran Jupiter dan kakek Paul yang berpura tidak tahu hilang ke mana Valerie. Bisa dia lihat betapa menyedihkan seorang Jupiter tanpa dirinya.Tadinya, Valerie tidak berniat menerima tawaran dari kakek Paul. Takut tentunya. Gadis itu tidak bisa percaya bahwa Kakek Paul akan memberinya jalan menuju kebaikan hubungan keluarga ke depan nanti. Tapi kemudian dia berpikir; meski menolak pun, Kakek Paul mungkin akan menyingkirkan dirinya dengan gampang. Lantas, Valerie menerima tawaran itu dan memilih diam di rumah kecil milik sang kakek.“Jupiter, maafkan aku. Aku tak punya kuasa untuk menolak saran kakekmu. Bersabar lah sa
Read more
84. Berutang Kata Maaf.
“Ayah, apa di mata semua orang aku tampak sangat bodoh? Sampai semua berpikir aku tidak tahu apa yang terjadi di rumah ini?”Jupiter tidak bisa mendengar dengar jelas kalimat yang dikatakan oleh Rainer. Kepala lelai itu sudah berputar, mengulang-ulang kalimat pertama yang Rainer ucapkan sebelumnya. Rainer sudah tahu sejak awal, itu yang membuat Jupiter tidak bisa berkutik.Jadi, sebenarnya Rainer tahu segalanya dan dia memilih diam agar Valerie terus mencintainya, begitu kah maksud anak ini? Rainer tidak peduli siapa Valerie, dan hanya sangat kecewa oleh pengakuan Valerie di depan orang-orang, menyebutkan Rainer bukan putranya, seperti itu? Tampaknya, Jupiter sudah terlalu banyak mengabaikan putranya sendiri sampai tidak bisa memahami anak berusia delapan tahun ini.“Aku terus berkata dia ibuku di depan semua orang, tapi dia berkata padaku bahwa dia bukan lah ibuku. Aku membencinya, sangat membenci ibu yang mengingkari janji!” Rainer masi
Read more
85. Kesalahan Kesepakatan.
Hari ke lima sejak Valerie menghilang dari hidup Jupiter dan Rainer, gadis itu tidak mendapatkan kabar apa pun. Kakek Paul tak lagi mengirimkan video, atau kabar kemajuan tentang Jupiter dan juga Rainer. Gadis itu sedikit kecewa, merasa diri mungkin tidak dicari oleh mereka. Apakah sebenci itu Rainer sampai tak bisa membuka hatinya lagi? Bukan Valerie tidak sadar diri. Dia tahu sudah sangat besar kesalahan yang diperbuat, sampai mungkin tak bisa termaafkan begitu saja. Tapi sebagai manusia tentu hatinya bertanya-tanya. Pantaskah dirinya dibenci sebesar ini? Harus kah Valerie menjadi orang asing yang tidak dibutuhkan lagi? Padahal, Kakek Paul berkata Rainer pasti akan mencarinya. “Nona Valerie, Anda belum makan sejak pagi tadi.” Seorang pelayan datang mengingatkan Valerie yang tengah duduk di bangku belakang rumah, membuatnya memutar wajah dengan malas. Ah... orang itu benar. Valerie memang belum memakan apa pun sejak pagi tadi, padahal ini sud
Read more
86. Di Mana Kau, Valerie?
Sejak Rainer meminta Jupiter menemukan ibunya. Jupiter melakukan seperti yang Rainer minta, dan bertekad pada diri sendiri akan mendapatkan gadis pujaan hatinya segera. Beberapa kali dia menemui Kakek Paul, tetapi orang tua itu berkeras berkata dia tak tahu apa-apa. Tak ada alasan baginya untuk terus menuduh, sebab tak ada bukti yang  bisa Jupiter temukan.Benar kah gadis itu sendiri yang ingin pergi darinya? Jupiter tak mau percaya dengan isi kepalanya.Dan meski pun misalnya Valerie pergi,  dia tak ingin menyalahkan Valerie, karena memang demi Rainer lah gadis itu menjauh. Tapi sayangnya, Valerie tidak tahu bahwa Rainer juga mengharapkannya.Sebab itu, dia akan menemukan Valerie segera. Jupiter tidak yakin Valerie sudah pergi jauh tanpa ingin bertemu lagi dengannya. Lelaki itu berusaha sangat keras, tak peduli baik ini siang atau pun malam. Jupiter terus mencari, bahkan sering lupa mengurus dirinya sendiri.Hari ini dia berangkat ke rumah saki
Read more
87. Ayah Sudah Menemukan Ibumu!
 Ketika kepergian Megan, Jupiter merasa sangat marah sehingga ingin menemukan dan membunuh wanita itu dengan tangannya. Tapi ketika sekarang Valerie menghilang dari hidupnya, Jupiter bahkan tak bisa menunjukkan emosinya. Dia hanya seperti mayat hidup saat kembali dari rumah sakit khusu kanker, dan berdiam diri seperti orang gila. Berhari-hari, bahkan Jupiter tidak ingat untuk membersihkan tubuh yang semakin lelah.Jangankan untuk bekerja. Menemui Rainer pun tak ada keberanian di dalam hati Jupiter. Lelaki itu menghabiskan hampir seluruh waktunya di ruang kerja, di kantor perusahaan. Jupiter bahkan tak ingin kembali ke rumah. Selain karena tak mampu mendengar pertanyaan dari sang putra, Piter pun merasa dirinya seperti dihantui oleh bayang-bayang Valerie. Kenangan di dalam rumah itu seakan terus terlihat oleh matanya. Senyum dan tawa riang sang gadis bagaikan berputar di telinga. Piter benar-benar patah, rapuh, tak memiliki semangat hidup.Setelah beberapa
Read more
88. Gadismu Di Rumah Sakit
“Di mana Valerie?”tanya Jupiter begitu mendorong pintu kamar kakeknya.Di sana, di atas ranjang tidur itu Kakek Paul tengah diperiksa seorang perawat. Tampaknya dia kurang sehat, terlihat dari wajah yang pucat dari biasanya.“Jangan tanya padaku, sudah berapa kali aku katakan.” Kakek Paul menjawab acuh dan kembali fokus menatap tangan perawat yang sedang mengukur tensinya. “Apakah normal?”Perawat itu menggeleng.“Anda harus lebih banyak istirahat. Tensi Anda turun drastis mungkin karena sering begadang.”“Baik lah, siapkan saja obat untukku,” kata Kakek Paul, mencegah perawat itu banyak bicara.Setelah perawat keluar, Jupiter memasuki kamar kakeknya. Hatinya iba melihat sang kakek berwajah pucat dan ingin sekali dia mengatakan pada kakeknya agar menjaga kesehatan. Tapi ego di dalam diri belum bisa dia kontrol, sehingga kalimat lain lah yang keluar dari mulutnya.“Aku t
Read more
89. Kenapa Begitu Lama?
Jupiter sudah tiba di Rumah Sakit yang dikatakan Kakek Paul. Tidak sampai tiga puluh menit dia sudah berada di depan pintu kamar yang disebut ditempati oleh sang gadis. Ketika dia membuka pintu, Valerie yang tengah duduk ditemani seorang perawat, langsung melihat ke arah pintu masuk. Dan saat itu pun matanya melebar, tidak percaya bisa melihat Jupiter di depannya.“Jupiter ...” panggil Valerie, suara itu sangat pelan berbisik.Bahkan Jupiter juga ikut merasa seperti bermimpi. Dia menghela napas panjang melihat gadisnya di yang buru-buru ingin segera turun dari atas ranjang.“Valerie. Hei, jangan turun dan tetap lah di at-“Belum lagi Jupiter berhasil menuntaskan kalimatnya, Valerie sudah berlari ke arahnya. Gadis itu menabrak dada Jupiter, memeluknya sangat erat. Sempat Piter mendengar isakan haru dan bahagia dari sang gadis, berkata dirinya sangat rindu.Dengan lembut, Piter membalas pelukan Valerie, dan memberi kecupan rin
Read more
90. Menikah Lah Denganku.
“Tidak begitu?” Piter sengaja mengulangi perkataan Valerie, ingin membuat gadis itu lebih gugup lagi. Dia sapu pelan bibir mereka, lalu menariknya kembali dan berkata, “Kata ‘tidak begitu’ apa yang kau maksud, Valerie? Aku ingin mendengarnya.”Semakin diam, semakin Valerie merasa dadanya bergejolak di dalam sana. Jika dia terus diam seperti ini, yakin lah Jupiter akan semakin berani menggoda lebih jauh lagi. Valerie tidak ingin kalah sehingga menggerakkan tangan yang gemetar itu ke dada bidang Jupiter.“Aku... ingin bicara.”Mundur. Valerie membenarkan duduknya setelah Jupiter menarik lagi tubuhnya ke garis lurus. Masih tersenyum nakal dia mengambil tempat duduk di tempatnya semula.“Ada sesuatu yang sangat penting, sampai kau menjadi sangat serius?”Tentu saja. Karena hal ini sangat penting lah, Valerie rela melepaskan kesempatan untuk berciuman dengan Jupiter. Oh, lihat lah gadis ini. Se
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status