Lahat ng Kabanata ng The Story Of Henry Thomas: Kabanata 221 - Kabanata 230
258 Kabanata
Bab 221
Setelah sampai dibawah mereka melihat banyak orang yang sedang berjuang lari dari serangan monster, Jessica langsung berkata “Henry dan Charles ikuti aku, Richard kamu jaga Elena dari serangan monster, cepat”, Elena kemudian berkata sambil mengeluarkan sebuah ramuan herbal dari tas nya “Sebentar kakak, aku ingin memberi kalian semua ini”, “Apa itu?” tanya Jessica dengan heran, “Ramuan ini berfungsi untuk mengacaukan indera monster saat mereka mencium baunya”, setelah itu Elena mengoleskan ramuan tersebut dimasing-masing lengan mereka, Jessica kemudian mencium ramuan yang dioleskan dan berkata “Ini baunya harum sekali dan sangat enak”, “Bagi kita itu seperti pengharum tubuh, akan tetapi sangat menganggu bagi monster, semoga itu bisa membantu kalian”, jawab Elena sambil tersenyum, “Baik terima kasih Elena, ini pasti akan sangat membantu, ayo pergi”, ujar Jessica yang kemudian masuk kedalam desa bersama
Magbasa pa
Bab 222
Saat keadaan diantara mereka berdua mulai memanas tiba-tiba terdengar suara pria yang berkata “Dasar kamu ini Hestia, hormatlah sedikit didepan Tuan Muda”, “Saki sopanlah”, ujar Pria yang satunya, Hestia dan Saki langsung membungkuk kearah suara tersebut dan berkata “M-maafkan saya Tuan Mori, saya terbawa suasana”, “Maafkan saya Tuan Tio, saya tidak akan mengulangi kesalahan ini”, Henry kemudian menoleh kearah suara tersebut dan melihat dua orang pria berpakaian pelayan seperti Ria dan Tia, akan tetapi pakaian itu agak mirip seperti yang Gauce gunakan, dua orang pria tersebut kemudian menghampiri Henry lalu membungkuk, Pria dengan rambut panjang yang membawa sebuah pedang sangat panjang berkata sambil menutup matanya “Halo Tuan Muda, nama saya Tio, senang bertemu dengan anda”, kemudian pria yang memakai sarung tangan hitam berkata sambil tersenyum kepada Henry “Halo Tuan Muda, nama saya Mori, senang bertemu dengan and
Magbasa pa
Bab 223
Setelah membaca surat dari Frans, Henry kemudian berkata dalam hatinya “Ayah sampai mengirim Tio dan Mori kesini, pasti serangan monster yang terjadi tidak main-main”, saat melihat Henry yang termenung, William kemudian berkata “Kamu sudah tahu kan penyebabnya Henry, jadi kamu tidak boleh pergi dulu dari sini”, “Baik paman aku mengerti, pantas saja monster yang ada disini juga sangat banyak”, jawab Henry sambil menoleh kearah desa. Tidak berapa lama terdengar suara raungan yang sangat keras dari arah hutan diikuti suara dentuman yang sangat kuat sehingga membuat tanah bergoncang, suara tersebut membuat Jessica dan Charles terbangun dari tidurnya, Charles kemudian berkata sambil mengigil “A-aura dari arah sana sangat mengerikan sekali, tubuhku berkata jika disana sangat berbahaya”, kemudian tiba-tiba seekor Orc yang sangat besar terlempar keluar dari hutan yang menghantam sebuah rumah yang ada didesa, setelah itu keluar Mori da
Magbasa pa
Bab 224
Kemudian Tio mulai bercerita “Arcania adalah sebuah tempat yang sangat besar, tempat itu besarnya sama seperti kota Grace, dulunya Arcania adalah markas pusat untuk tentara Kerajaan saat Raja Alberth memimpin Kerajaan Bright, ketika dia turun tahta dan diserahkan kepada anaknya yang bernama Beny, Arcania yang makmur menjadi hancur karena pajak yang sangat tinggi, banyak orang yang meninggalkan tempat tersebut dan akhirnya menjadi kota mati, ketika Beny turun tahta karena keburukannya terungkap dan tahta diambil alih oleh Raja Klaus, Arcania diberikan untuk Tuan Frans, tapi saat itu Tuan Frans tidak memakai tempat tersebut karena tidak tertarik dengan wilayah sampai kejadian buruk yang menimpa Nona Diana, atas permintaan kakek kami, tempat itu akhirnya diserahkan kepada ayah dan ibu, saat pertama kali kesana saya masih berumur 10 tahun, Mori dan Tia berada didalam kandungan ibu saat itu, ayah dan ibu membangun tempat itu sedikit demi sedikit, banyak sekali anak yang tidak berun
Magbasa pa
Bab 225
Kemudian Henry bertanya kepada Tio “Oh iya, apakah kamu tahu daerah yang bernama Subilla?”, “Tentu saja Tuan Muda, daerah itu hanya berjarak beberapa jam dari Arcania, kebetulan saya sendiri yang mengawasi daerah tersebut”, jawab Tio sambil tersenyum, kemudian Henry kembali bertanya “Apakah kamu tahu jika daerah tersebut ada sebuah sindikat penculikan manusia disana?”, Tio yang terkejut dengan pertanyaan Henry kemudian bertanya dengan heran “Benar Tuan Muda, karena saya sangat sibuk mengurusi invasi monster sekarang jadi saya tidak bisa mengurusi hal tersebut karena mereka tidak begitu mengancam daerah Subilla, tapi bagaimana Tuan Muda tahu ada sindikat penculikan manusia disana?”, “Sebenarnya aku dan Charles diberi misi pertama oleh ayah untuk menghancurkan sindikat tersebut sambil menuju ke Arcania, kami tahu pusatnya disana ketika bertanya kepada salah satu komplotannya disebuah desa”, jawab Henry sambil menunjuk kearah
Magbasa pa
Bab 226
Karena kebingungan, William bertanya kepada Mori “Sebenarnya untuk apa pasokan makanan itu? Disinikan sudah ada banyak”, “Itu hanya untuk berjaga-jaga Tuan William, Tuan Frans pernah berkata untuk mempersiapkan segela sesuatu dengan semaksimal mungkin untuk menghadapi sesuatu yang tidak akan terduga”, jawab Mori sambil tersenyum, lalu Mori kembali berkata “Baiklah, diskusi ini kita sudahi dulu, saya ingin pergi melihat barang yang sudah sampai disini, terima kasih untuk diskusi yang singkat ini”, kemudian Mori meinggalkan ruangan tersebut bersama Tio untuk menuju keluar kediaman. Saat sampai disana mereka melihat beberapa kereta kuda yang membawa pasokan makanan, kemudian terlihat empat orang yang menghampiri mereka yaitu Ria,Frida,Tia dan Gauce, Ria berlari kearah Tio dan langsung memeluk, Ria kemudian berkata “Halo kak, bagaimana keadaan disini”, “Disini baik-baik saja, apakah ayah dan ibu menyuruhmu kesini juga?”, jawab
Magbasa pa
Bab 227
Jessica yang terbaring diatas kasur karena kakinya terluka berkata kepada Tia sambil tersenyum “Terima kasih ya sudah menjaga adikku, apakah dia merepotkanmu selama ini?”, “Tidak Nona Jessica, Tuan Muda adalah anak yang sangat baik, dia juga sangat penurut sekali”, jawab Tia sambil tersenyum, “Eh bagaimana kamu tahu namaku”, tanya Jessica dengan penasaran, “Tuan Muda sering bercerita kalau dia mempunyai seorang kakak yang sangat cantik berasal dari keluarga Hawk”, jawab Tia sambil tersenyum lagi, “Eh apa-apaan itu Henry, kamu jangan berkata yang tidak-tidak”, ujar Jessica sambil melihat kearah Henry dengan wajah yang memerah, “Itu benar sekali, Jessica adalah wanita yang sangat cantik, dia layaknya bidadari yang turun dari surga, dia bahkan telah mengambil hatiku”, ujar Jericho yang bersenandung, seketika itu Richard memukul bagian belakang lehernya yang membuat dia pingsan, Richard kemudian berkata sambil memba
Magbasa pa
Bab 228
Saat Urria berada diluar, dia berjalan menuju rumahnya dan pergi keatas, dia melihat William sedang duduk termenung diatas sebuah kursi sambil memandangi langit, Urria kemudian menghampiri William lalu berkata “Will apa kamu baik-baik saja?”, William kemudian berkata “Maafkan sikapku Urria, aku hanya tidak suka melihat mereka putus asa dengan keadaan kita saat ini”, Urria kemudian memeluk William lalu berkata “Kamu ingatkan Will tentang Jessica yang sudah ditakdirkan untuk mendampingi pahlawan dari sejarah keluarga kita, setiap pahlawan memiliki dua pendamping bersamanya dan Jessica salah satunya, aku yakin pasti pahlawan itu sudah ada, hanya saja kita belum mengetahui siapa dia”, “Kamu benar Urria, tapi aku ingin kita juga bisa berusaha menggunakan kekuatan kita sendiri”, jawab William yang memeluk erat Urria, “Iya aku mengerti tentang hal itu, untuk saat ini kita hanya bisa berjuang dengan kekuatan yang kita miliki”, jawa
Magbasa pa
Bab 229
Keesokan paginya setelah matahari terbit terdengar suara dentuman keras dari arah luar yang membuat Henry kaget dan terbangun dari tidurnya, Henry kemudian bergegas beranjak dari tempat tidurnya kemudian pergi keluar untuk melihat apa yang terjadi, setelah sampai diluar Henry melihat banyak pekerja yang sedang membangun sebuah tembok besar diluar kediaman keluarga Hawk, karena kebingungan dengan apa yang sedang terjadi, Henry langsung pergi kesana lalu bertanya kepada Ria yang sedang sibuk memerintah para pekerja untuk menyusun beberapa balok kayu, “Ria apa yang sedang kalian bangun?”, tanya Henry kepada Ria, kemudian Ria berbalik dan berkata “Kami sedang melakukan persiapan untuk menghadapi invasi yang akan datang Tuan Muda, untuk menghadapi invasi itu kita membutuhkan benteng untuk bertahan dari serangan mereka”, karena masih tidak mengerti, Henry kemudian kembali bertanya “Aku masih tidak mengerti apa itu invasi, apa kamu bisa menjelaskannya, dari ap
Magbasa pa
Bab 230
Tio kemudian menoleh kearah Saki lalu tersenyum hangat, setelah itu dia membuka bajunya dan memperlihatkan punggungnya kepada Henry, saat Henry melihat punggung Tio disana ada sebuah luka tebasan yang sangat besar dari leher sampai kepinggang, “Be-besar sekali lukanya”, ujar Henry dengan terkejut sambil menutup mulutnya dengan tangan, Tio kembali memakai bajunya, setelah itu dia berkata “Luka ini saya dapatkan dari Minotaur tersebut, karena saat tangannya terpotong dia meraung dengan kerasa kemudian ingin menebas Saki yang jatuh dibawahnya, saat itu saya langsung berlari dan memeluk Saki untuk melindungi, alhasil saya terkena tebasan itu dan sampai saat ini saya masih bisa merasakan bagaimana sakitnya, saat itu saya sekarat lalu saat saya ingin pingsan, Tuan Frans sampai disana dan membantai Minotaur tersebut”, “Tu-tuan T-tio sudah jangan katakan itu lagi, saya semakin merasa bersalah”, ujar Saki sambil menangis, Tio kemudian menoleh kearah Saki l
Magbasa pa
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status