Lahat ng Kabanata ng CINTA SEPARUH JIWA: Kabanata 21 - Kabanata 24
24 Kabanata
Bab 21
Perlahan-lahan Niken membuka matanya. Cewek itu mulai tersadar, namun tubuhnya masih terlihat lemas. Ia melihat Rama berdiri di sampingnya. Namun dia tak berkata apa-apa. Bibirnya nampak pucat.  "Syukurlah kau sudah sadar," kata Rama. Suaranya terdengar lembut.  Cewek itu masih tak bergeming. Pandangannya kosong menatap langit-langit kamar. Lalu perlahan mata bening itu menitikkan airmata. Niken menangis. Rama sedih melihatnya. Dia melihat bening itu terus membasahi pipinya. Sesaat kedua bola matanya yang sembab itu melirik ke arah Rama. Seolah tatapan itu mengharapkan sebuah pertolongan.  "Kau harus segera sembuh, Niken," Hanya itu kalimat yang bisa Rama ucapkan. Sesaat Rama kemudian terdiam. Ruangan itu jadi hening. Tak ada yang bicara.  Tiba-tiba suasana hening itu dikejutkan dengan suara ketukan pintu. Seorang dokter masuk. Dokter itu kemudian menyuruh Rama dan Anita keluar. D
Magbasa pa
Bab 22
Rama penasaran. Ia mengejar Anita menuju sebuah taman di sebelah ruangan paviliun rumah sakit. Anita tahu, cowok itu pasti akan menanyakan siapa orangnya. Di taman itu, Anita melihat seorang bocah sedang bermain mengejar kupu-kupu.  Dia ditemani seorang pria. Betapa bahagianya anak itu. Anita merasa iri melihatnya. Sejak kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah. Kedua orangtuanya bercerai. Itulah sebabnya dia merasa bertanggungjawab terhadap keluarganya. Lebih-lebih ketika Niken mendadak mengidap serangan jantung.  "Kau masih belum menjawab pertanyaanku," kata Rama mengejutkan lamunannya.  "Aku kira kau sudah tahu siapa orangnya, Rama," sahut Anita. "Sebelum aku mengenalmu, Niken sering bercerita banyak tentang dirimu." Rama hanya menatap cewek itu. Semakin tidak mengerti arah pembicaraannya. Sesekali dia menghela napas.  "Seharusnya kau
Magbasa pa
Bab 23
Di depan ruang ICU itu Rama terkejut. Dia melihat beberapa teman kuliahnya ada disana. Termasuk juga Lastri. Mereka terlihat sibuk. Ada apa dengan Niken? Rama membuang pikiran buruknya jauh-jauh. Dia tak ingin terjadi sesuatu dengan cewek itu. "Happy Birthday to You, Happy Birthday to You, Happy Birthday Dear.... Happy Birthday to You...." Lantunan lagu itu terdengar menggema. Rama terkejut. Dia melihat Niken masih terbaring disana. Siapa yang berulang tahun? Rama menghentikan langkahnya, berdiri di ambang pintu. Dari balik tirai jendela ruangan itu, Rama melihat cewek itu tersenyum. Tiba-tiba Rama terkejut, sebuah tangan menarik pundaknya. Lastri. "Masuklah, dia menunggumu," katanya.  Rama diam, merasa tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. Perlahan dia kemudian melangkahkan kakinya. Sambil memegang kue tar, Rama mendekati Niken yang sedang terbaring. Sementara lagu Happy Birthday to You  
Magbasa pa
Bab 24
Siang itu tidak seperti biasanya. Cuaca panas membuat Nyonya Marni merasa gerah. Dia melihat sepeda motor Rama masih terparkir di garasinya. Entah mengapa hari ini dia tidak masuk kuliah. Perempuan setengah baya itu mencarinya di kamar. Namun Nyoya Marni tidak menemukan siapa-siapa. Dia hanya melihat kamar Rama yang acak-acakan. Perempuan itu kemudian keluar. Menuju ke samping rumah. Disana, Nyonya Marni melihat Rama sedang duduk di tepi kolam. "Rama..." Cowok itu hanya menoleh.  Seraya menabur sentrat, cowok itu tidak menggubris kedatangan mamanya. "Hari ini kau tidak kuliah kenapa?" tanya Mamanya. "Tidak apa-apa, Ma. Hanya malas saja," sahutnya. Mendengar jawaban itu, Nyonya Marni hanya memandangi anak semata wayangnya. Tidak biasanya dia menjadi anak pemurung. Sejak sepeninggal ayahnya, Rama menjadi anak yang manja. Apalagi dia hanya anak satu-satunya. Nyonya Mar
Magbasa pa
PREV
123
DMCA.com Protection Status