All Chapters of Kinanti Bukan Wanita Malam: Chapter 51 - Chapter 60
93 Chapters
Berita Dari Pak Salim
Sepulangnya dari kediaman pak Firman, Alex segera kembali ke perusahaan. Kemudian esok hari ia harus pergi ke Kantor Urusan Agama untuk mengurus semua berkas dan kelengkapan pernikahan sang CEO. Alex tiba di perusahaan, rupanya hari sudah malam. Beberapa karyawan sebagian sudah pulang dan hanya ada beberapa karyawan saja yang masih tersisa untuk lembur."Selamat malam, Pak Alex!" sapa salah seorang karyawan yang masih lembur, saat Alex melintasi ruangannya."Malam juga, kamu lembur?" tanya Alex saat langkahnya berhenti di depan karyawan tersebut."Iya, Pak!" Alex kemudian berlalu menuju ruangannya, saat itu jam menunjukkan pukul 19.35 waktu setempat. Pria tangan kanan sang CEO ini mulai membuka satu per satu tumpukan map yang ada di atas mejanya. Membaca dan membubuhkan tanda tangan selaku wakil dari CEO Zain Abraham.***"Halo, selamat malam, Chairman!"Suara dari sebuah panggilan telepon kepada Yazid. Tak lain adalah Pak Salim
Read more
Zain Berhasil Ditemukan
Malam itu di pulau 'Kaledupa, entah mengapa Kinanti tiba-tiba perutnya merasa mual yang teramat dan tidak bisa tertahankan."Huek...., Huek...., Huek....!" Kinanti terus memuntahkan isi perutnya di dalam kamar mandi berulang kali. Sudah tak terhitung jumlahnya ia bolak-balik ke kamar mandi."Honey, apa kamu sakit?" Zain memijat tengkuk sang kekasih secara lembut untuk membantu agar lebih tuntas keluar."Entah lah Sayang, tiba-tiba perut aku mual sekali, kepala terasa pusing juga" ucap Kinanti dengan wajah yang kini berubah pasi yang dipenuhi keringat dingin.Zain memapah tubuh Kinanti dan menidurkannya ke kasur, terlihat lemas dan lemah tak bertenaga lagi. Sebab semua isi perutnya sudah tidak ada lagi isinya, sampai-sampai cairan yang keluar dari perutnya adalah cairan yang berwarna kuning. Zain pun menyelimuti tubuh Kinanti serta pergi ke kotak P3K untuk mengambil minyak gosok yang bisa membantu menghangatkan tubuh sang kekasih."Hone
Read more
Kinanti Diculik
"Brakkkk....!" Kawanan anak buah Burhan berhasil mendobrak pintu Vila milik CEO Zain Abraham, beberapa orang pun segera masuk ke dalam untuk mencari keberadaan Kinanti."Cepat, cari wanita itu! Kita harus bertindak secepatnya, sebelum Tuan muda Zian kembali. Anak buah Burhan segera berpencar setelah berhasil memasuki vila ber cat putih tersebut. Dan salah seorang di antaranya berhasil menemukan keberadaan Kinanti yang tergolek lemah di atas ranjang."Halo, Tuan Burhan! Kami berhasil menemukan wanita itu," tandas anak buah Burhan saat menelepon Burhan."Baguslah, cepat bawa wanita itu pergi dari sana! Jangan sampai Tuan muda Zain melihat kalian."Kinanti yang masih tidak sadarkan diri itu berhasil dibawa kabur oleh kawanan anak buah Burhan. Mereka membawa wanita lemah tersebut menaiki perahu kecil dan pergi meninggalkan pulau 'Kaledupa."Permisi Suster! Apa Dokter Andika nya ada?" Suara Zain yang tergopoh menghampiri perawat yang berjag
Read more
Perang Keluarga I
Malam telah berganti pagi, sejak pingsan semalam, Kinanti belum sempat mengisi perutnya hingga pagi itu. Dan kini ia mulai terasa lapar, namun tidak menemukan sesuatu untuk dimakannya. Sementara pasangan Chairman beserta sang istri telah dalam perjalan menuju tempat penyekapan Kinanti.Tepat pukul enam pagi, saat sinar mentari telah bersinar dengan terangnya, kapal pesiar milik Zain tiba di dermaga pantai Kaladeupa. Dengan memepercepat langkahnya, Zain membawa  dokter Andika memasuki vila miliknya. "Ayo, masuk lah! Cepat periksa dia!"Suara Zain yang terlihat panik saat membuka pintu Vila yang sudah tidak terkunci lagi."Kenapa pintu tidak terkunci?" batin Zain memepercepat langkahnya masuk ke dalam kamar.Sungguh kaget Zain saat melihat ruang kamar yang kosong, hanya bantal guling saja yang tersisa di atas tempat tidur. Ia pun menggeledah seluruh sudut kamar, termasuk juga kamar mandi dan ruang ganti. Semua tampak kosong tak terlihat Ki
Read more
Kabar Kehamilan Kinanti
"Hei, wanita malam murahan! Malang sekali nasibmu, mimpi terlalu ketinggian. bagaimana sekarang? masih ingin melanjutkan mimpi kamu?" Suara Retno terdengar geram penuh kemarahan, saat berhasil membuka pintu dan menghardik wanita yang tengah lemah di depannya. "Plakkk....!" Sebuah tamparan keras dari Retno melayang di pipi Kinanti. Tak hanya sekali, bahkan sudut bibir Kinanti pun mulai berdarah, akibat kerasnya tamparan Retno. Sang Chairman yang berdiri di sudut kamar tersebut sebenarnya tidak tega melihat wanita yang tidak sepenuhnya bersalah itu diperlakukan demikian oleh sang istri. Namun beliau juga tidak ingin terlihat  lemah di hadapan gadis itu demi wibawa dan harga dirinya. "Plaaaakk....!" Tamparan terakhir Retno yang sangat kencang, membuat tubuh lemah Kinanti tersungkur ke lantai. Matanya serasa berkunang-kunang, setelah melihat ke sekeliling yang mulai terlihat buram dan berbayang, tiba-tiba Kinanti kembali merasa mual yang tak dapat di
Read more
Perang Keluarga I I
Tempat pertama yang dituju oleh Zain Abraham dan dokter Andika adalah kediaman kedua orang tuanya. Namun rumah itu terlihat sepi hanya para pelayan yang tersisa. Membuat kemarahan CEO Zain Abraham kembali tersulut, dan membanting semua perabot berharga koleksi sang ibunda yang merupakan barang import dan limited edition. "Mamaaaa....!" Teriak Zain. "Tenangkan diri kamu, Zain! Aku yakin kekasih kamu baik-baik saja. Tidak perlu khawatir, tidak akan terjadi hal buruk padanya."  Dokter Andika berusaha meredam emosi sang sahabat yang terlihat sangat terpukul akan hilangnya Kinanti. *** "Burhan, kamu awasi gadis ini jangan sampai dia kabur. Sementara itu biar aku persiapkan paspor serta visa, kamu bawa dia ke negeri Sakura. Pastikan setibanya di sana kamu ubah semua identitas dia dan awasi terus agar tidak kembali lagi!" Peringati Chairman Yazid kepada  Burhan. "Kenapa Chairman tidak menugaskan ini kepada Salim?" Tanya Burhan.
Read more
Rencana Chairman
Selepas pertengkaran dengan kedua orang tuanya, Zain melajukan mobilnya kencang, menyusuri jalanan ibu kota. Mencari keberadaan sang kekasih yang sampai kini belum juga diketemukan. Bahkan berkali-kali Zain menghubungi Alex tetap saja tidak ada kabar baik satu pun yang datang.Jika biasanya saat sedang emosi selepas bertengkar dengan sang ibunda Zain pergi membuang kemarahannya dengan pergi ke klub malam, berbeda dengan kali ini. Zain lebih memilih pergi ke vila, tempat pertama kali ia membawa Kinanti bermalam di sana."Honey, di manakah kamu sekarang? Beri aku petunjuk tentang kekasihku, Tuhan!" gumam Zain yang mulai menggenang butiran kristal bening dari kedua pelupuk netranya saat duduk di dalam mobil yang baru saja tiba di vila."Selamat malam, Tuan Zain!" sapa pak Shodik suami bi Ijah. pasangan suami istri yang bekerja di vila tersebut.Zain menurunkan kaca spion mobilnya dengan wajah lesu, membalas sapaan pak Shodik, "Iya selamat malam, Pak!"
Read more
Hancurnya Hati Zain Abraham
Setelah melakukan penerbangan di atas udara selama kurang lebih enam jam, jet pribadi milik Yazid mendarat di bandara Tokyo Haneda sekitar pukul tujuh pagi waktu Tokyo.Seorang wanita yang masih terkulai lemas, baru saja diturunkan dari awak pesawat dan dipindahkan ke sebuah kursi roda. Yang didorong oleh Burhan. Sementara sang Co-pilot  membantu membawa barang mereka dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil, yang sudah disiapkan oleh Chairman Yazid.Tampak wajah tirus, lemah dan pasi, terduduk di atas kursi roda. Di saat yang bersamaan seorang pria muda berdarah Batak, juga baru saja turun dari pesawat dengan mengenakan pakaian non formal dan kaca mata bertengger di hidungnya. Pria tersebut tak lain adalah Hasnan Manik, keponakan dari Salim asisten Yazid ."Kenapa dengan wanita itu? Apa dia sakit? Apa dia datang ke mari untuk berobat?" Batin Hasnan  menatap iba ke arah Kinanti yang sedang duduk di atas kursi roda.Burhan terus mendorong kursi ro
Read more
Perkenalan Hasnan Dengan Kinanti
Lima Tahun Kemudian...."Brizam sayang, baik-baik di rumah sama Oma ya. Mommy berangkat kerja dulu, emmmuach."Ucap seorang wanita yang perlahan mulai bangkit dari kelamnya masa lalu, setelah akhirnya  bisa melewati lika liku hidup selama lima tahun terakhir dan  berhasil melanjutkan hidup  bahagia bersama sang putra yang  kini berusia lima tahun. Bernama Abrizam Yukimura. Sebuah perpaduan  nama dari dua bahasa yaitu Arab dan Jepang."Iya, Mommy. Emmuach," sahut bocah kecil berusia lima tahun tersebut, tak mau kalah antusiasnya membalas  mencium seorang wanita muda yang bernama Kinanti.Kinanti berlalu memasuki sebuah taksi yang beberapa menit barusan baru saja berhenti di depan apartemen nya. Seraya melambaikan tangan ke arah sang putra yang tengah berdiri di samping seorang wanita paruh baya yang beberapa bulan lalu baru bekerja mengasuh Abrizam, bocah itu sambil mendekap sebuah mainan robot-robotan membalas melambaikan tan
Read more
Perubahan Mental Zain
Malam-malam panjang nan sepi, kembali dilalui oleh CEO Zain Abraham seorang diri tanpa kehadiran Kinanti di sisinya. Pria penerus Mahardika Company ini kembali menghabiskan malam-malamnya dengan bermabuk-mabukan di sebuah klub malam satu berganti ke klub malam lainnya. Hingga ia merasa kelelahan dan menumpahkan tangisnya."Halo, kulkas kemarilah! Segera bawa majikan kamu pergi dari sini, sebelum para kupu malam itu menyantapnya!" Seru Lala dari balik benda pipih yang menempel di telinganya.Pria yang baru saja menerima telepon hampir tiap malam dari gadis yang sama, segera mematikan ponselnya dan bergegas meluncur ke klub malam tempat gadis itu bekerja, yaitu klub malam yang sama sewaktu Kinanti bekerja dulu."Kenapa sih La, kamu sok banget melindungi dia. Tidak membiarkan kami menggoda dan menghabiskan malam bersamanya?" Tanya salah seorang pelayan klub malam dengan ketus dan kesal."Jangan pernah bermimpi untuk bisa menggoda dan mengambil kesempatan bel
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status