Semua Bab Misdirected Love: Bab 11 - Bab 16
16 Bab
Part 11.1 - Elle
Part 11.1 - Elle Suasana pagi yang cerah terasa hangat saat mentari menyambut dunia. Arthur terbiasa melakukan jogging di pagi hari sebelum ia benar-benar memulai kegiatannya. Ia mengendarai sepedanya ketika waktu sudah menunjukkan pukul enam. Pria itu berniat mampir ke pasar swalayan untuk membeli beberapa bahan makanan. Arthur sengaja tak membangunkan Valerie yang menginap dan tidur di kamar tamu. Memikirkan gadis itu terlelap dalam tidurnya setelah semalaman menangis dan mengumpati Raizel mengungkapkan kekesalannya. Arthur kembali terkekeh bahkan hampir tertawa sendiri saat Valerie mengeluh tentang bagaimana Raizel dan keposesifannya yang terlalu berlebihan.
Baca selengkapnya
Part 11.2 - Hopeless
Part 11.2 - Hopeless Arthur tiba di kawasan perumahan elit tempatnya tinggal yang kebetulan begitu berdekatan dengan Summer. Jarak dari tempatnya melakukan olahraga pagi dan pasar swalayan memang tak terlalu jauh, maka dari itu Arthur begitu senang menggunakan sepedanya, hanya untuk berkeliling distrik tempatnya tinggal. Terlihat dari jauh Summer baru saja keluar dari rumahnya setelah memberikan sebuah kotak makan kepada Valerie. Lantas ia mengayuh sepedanya lebih cepat agar tiba sebelum Summer memasuki mobilnya untuk pergi ke restoran. Namun embusan angin yang menerbangkan daun di pepohonan terasa begitu cukup kuat saat sebuah mobil melesat lebih dulu melintasi Arthur. Pria itu memicingkan matanya menatap mobil yang dikenalnya milik sepupunya
Baca selengkapnya
Part 11.3 - Can I be selfish?
Part 11.3 - Can I be selfish? Di ruang tamu bernuansa putih dengan sofa putih gading dan meja berlapis kaca. Senada dengan dinding kaca yang menghadap ke kolam yang begitu menyejukkan mata yang memandang. Namun, rasanya semua itu tak cukup untuk menyejukan luka memar di sudut bibir Arthur. Terbukti dari terdengarnya suara meringis dan keluhan yang dilontarkan Arthur saat Valerie mengobati luka memar akibat pukulan dari Kyle. "Argh! Sakit Val. Bisa kau pelan sedikit!" ringis Arthur. Valerie mendengus kesal, dan malah menekan kuat-kuat luka memar di sudut bibir Arthur. Membuat Arthur semakin meringis kesakitan. "Argh, argh!" Arthur menjauh dari Valerie. "Heh! Kau sok menjadi pahlawan, tapi tak siga
Baca selengkapnya
Part 12.1 - Illusion
Part 12.1 - Illusion Oliver mengendarai mobilnya meninggalkan Brooklyn, tepatnya di Manhattan Beach tempatnya melakukan syuting terakhir. Ia berkendara tak tentu arah hingga kini tiba di kawasan Chelsea Piers Riverside Park. Di mana sebuab bangunan unik berdiri di sana. Suara decitan ban mobil dan aspal beradu terdengar memekikan telinga. Pria itu memarkirkan mobilnya di depan basecamp lalu bergegas masuk dan menyalakan lampu ruangan tersebut. Suara sambutan dengan senyum hangat menyapanya. “Hai, Olie. Akhirnya kau sudah datang,” sapa suara yang begitu dikenal juga dirindukannya hampir satu tahun lamanya. “Sky,” sapanya tak percaya. “Ya, Apa kau tak marah lagi denganku? Aku menunggumu sangat lama di sini,”
Baca selengkapnya
Part 12.1 - Hallucination
Part 12.1 - Hallucination “Skyla!” pekik Oliver. Terbangun langsung terduduk dan mengusap kasar wajahnya sambil mengatur napasnya yang terasa menggebu. Butiran bening mengalir di sisi pelipisnya. Ia mengusap dan meremas rambutnya sambil mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam bersandar malas di sofa tersebut. “Ada apa, Olie?” tanya wanita yang namanya sempat ia teriakan tampak panik dengan membawa dua gelas teh di atas nampan. “Skyla kau di sini, maksudku masih di sini?!” tanya Oliver terbatah-batah tak mengerti apa yang terjadi dengannya. Wanita itu meletakkan nampannya di atas meja dan duduk di samping Oliver. “Apa kau bermimpi lagi?” tanya Skyla yang semakin memperbanyak kerutan di kening Oliver.
Baca selengkapnya
Part 12.3 - Delusions
Part 12.3 - Delusions Suasana jalanan dari Chelsea Piers Riverside Park menuju Midtown Manhattan tepatnya ke kawasan tempat tinggal Skyla, cukup memakan waktu saat malam tiba. Seperti yang diketahui khalayak umum, bahwa Manhattan adalah kota yang tak pernah mati. Semakin malam, keadaan malah semakin ramai. Oliver kembali menoleh dan menatap wajah terlelap Skyla. Entah kenapa ia merasa Skyla mudah kelelahan. Namun, ia berpikir bahwa mungkin saja jika mengingat perjalanan dari Sydney ke Amerika cukup memakan waktu dan membuat siapapun kelelahan jika tak segera istirahat. Oliver tersenyum dan mengusap pelan pipi Skyla untuk membangunkan wanitanya. Ia sudah sampai di depan rumah Skyla. Meskipun, Oliver tak ingin membangunkan Skyla, ia lebih tak ingin wanita itu terlelap dalam posisi tak enak.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status