Semua Bab Petaka Malam Tahun Baru: Bab 21 - Bab 30
40 Bab
Bab 21 : POV Seno 1
#Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 21 (POV Seno 1)‘Plak’Tamparan keras mendarat lagi di wajah ini, entah sudah tamparan yang keberapa, aku juga tak ingat karena sudah terlalu sering mendapatkannya. Aku tak menyalahkan Riva atas kesalahpahaman ini, wajar saja kalau ia membenciku sebab aku berteman dengan para bajin*an yang telah merenggut kesuciannya.“Jangan mimpi kamu, Seno!” bentak Riva marah.“Riva, aku serius. Bukalah pintu hatimu untuk menerimaku, aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia dan takkan ada kesedihan lagi di hidupmu. Percayalah padaku!” Aku mencoba meyakinkan wanita yang sudah tak pernah tersenyum itu lagi, semenjak petaka malam tahun baru menimpanya. Dia memang wanita tangguh, tak semua wanita bisa setegar dia. Aku sangat salut kepada semangat juga tekadnya untuk terus berjuang meraih cita-cita hingga ia bisa sukses begini.
Baca selengkapnya
Bab 22 : POV Seno 2
#Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 22 (POV Seno 2)[Riva, bisa kita bertemu sore ini? Ada hal penting yang ingin kubicarakan.]Segera kukirim pesan itu kepada Riva dan berharap ia sudi membalasnya. Yeah, jangankan dibalas, dibaca juga nggak. Beginilah kalau seorang wanita yang hatinya sudah teranjur sakit oleh ulah pria, ia akan sadis ke pria lainnya juga. Oke, lebih baik tidur siang saja dulu, siapa tahu pas bangun tidur nanti pesanku sudah dibalasnya.Entah sudah berapa lama aku tertidur, perut rasanya melilit. Cacing-cacig di perut ini seakan berdemo saja. Bergegas aku bangkit dari tempat tidur lalu menuruni anak tangga dan menuju dapur. Kubuka tudung saji, hmm ... lauknya menu kesukaan mama semua ini. Ada rendang jengkol, pepes ikan nila, asam pedas cumi, sambal udang campur pete. Semua menu ini tak ada yang kusuka, mamaku yang orang Cina itu penggila masakan ala melayu. Tiap hari Bik Ijah disuruh masak jeng
Baca selengkapnya
Bab 23 : Pulang Kampung
#Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 23 : Pulang Kampung“Novelnya bagus, ya, Mbak?”“Ceritanya tentang apa itu?"“CCTV isinya hantu semuakah?”“Saya juga suka cerita horor loh, nanti boleh pinjam, ya!”Itulah ocehan pria di sampingku yang membuat aku sedikit jengah, padahal tadi yang duduk di sini bukan dia. Entah ke mana pergi anak remaja yang seusia adikku itu?Dengan tetap mengacuhkannya, aku bangkit dari kursiku lalu meletakkan novel bacaanku ke tempat duduk.“Permisi, saya mau ke toilet!” ujarku saat melewati sang pria bawel dan ibu-ibu berhijap itu yang duduk di sampingnya.Dengan tergesa-gesa, aku menuju toilet yang ada di balik kursi penumpang bagian paling belakang. Aku nggak kuat kalau kena AC, bawaannya mau pipis melulu, emang nggak cocok jadi orang kaya kalau begin
Baca selengkapnya
Bab 24 : Kebohongan Seno
#Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 24 (Kebohongan Seno)“Terminal, terminal, terminal!”Terdengar teriakan dari kernet bus, aku segera membuka mata dan melirik jam di pergelangan tangan yang sudah menunjuk ke arah 13.00. Segera kuambil tas ransel lalu bangkit dari tempat duduk. Seno terlihat masih tertidur, aku tersenyum miring lalu melangkah pelan melewati tubuhnya kemudian turun dari kendaraan roda banyak itu.Dengan cepat, aku berlari mendatangi tukang ojek yang berada di pangkalan lalu menyebutkan alamat kampungku yang akan menempuh waktu satu jam-an dari sini. “Jalan, Bang!” ujarku kepada tukang ojek dengan sambil menoleh ke arah bus dan berharap Seno tak melihatku.Aku tertawa jahat dalam hati, sambil berdoa agar Seno tak terbangun hingga bus berangkat lagi ke Kota. Rasain kamu, darar pria sipit sok lugu. Aku benci melihat tingkah sok pahlawan dengan tatapan sayu seolah tanpa dosa itu. Semoga juga, dia dirampok
Baca selengkapnya
Bab 25 : Calon Istri
#Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 25 : Calon IstriDengan sangat terpaksa, aku tak bisa mengusir begitu saja pria bermata sipit itu. Apalagi Ibu dan Ayah terlihat menyukainya, jadi dia semakin pura-pura baik dan sok ramah saja. Aku makin jengkel melihatnya yang begitu mudah akrab dan membaur bersama keluargaku.“Kak, Bang Seno itu mirip Ji Chang Wook, ya?” ujar Rissa saat aku sudah berbaring di sampingnya.Aku mengerutkan dahi.“Siapa itu?” Aku masih fokus dengan ponsel.“Itu loh, Kak, aktor Korea,” jawab Rissa dengan nada kagum.“Oh, ya? Kayak mayat hidup ‘kan, ya?” Aku menoleh ke arahnya yang terlihat mesem-mesem tak jelas.“Mayat hidup apanya, Kak? Ganteng banget gitu .... “ protes Rissa dengan mata yang berbinar-binar.Aku melengos kesal. Semua orang di rumah ini begitu mengaguminya, Ibu juga tadi di dapur ngomongin
Baca selengkapnya
Bab 26 : Musuh Baru
#Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 26 : Musuh BaruKutatap tajam pria berkulit sawo matang dengan brewok yang memenuhi wajahnya itu, dengan tindikan di telinga dan hidungnya, serta tangan penuh tato saat ia menggulung jaket jeansnya.“Kenapa cuma diam? Bukannya seorang pengacara itu pandai berbicara dan membuat alibi?” ujarnya lagi dengan mendekat ke arahku.Kutarik napas geram dan tak ingin terpancing suasana, kukepalkan tangan dengan berusaha menahan emosi.“Makanya ... pacaran itu jangan terlalu mengumbar napsu, pelukan lengket di jalanan, seolah dunia hanya milik berdua saja. Direnggut kesucian dengan cara digilir, miris banget, ya!” ejeknya lagi.Aku tak dapat lagi menahan diri untuk tak melayangkan pukulan di wajahnya.'Bruugg!!'“Agghh!!” Dia meringis saat darah keluar dari bibirnya karena tinjuan dariku.“Galak kamu sekarang, ya! Dulu aja bucin .... “ Dia cengengesan samb
Baca selengkapnya
Bab 27 : Kecelakaan
#Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 27 : KecelakaanYa Tuhan, berani sekali dia ke sini dan mencoba memperdayaku? Setan!!! Aku jadi cemas, dan melangkah ragu-ragu untuk keluar dari rumah, tapi semua tetap harus kuhadapi walau sebenarnya aku tak sanggup untuk menceritakan rahasia besar itu kepada Ayah dan Ibu.“Riva, mau ke mana kamu?” tanya Seno sambil melangkah menuju pintu saat melihatku keluar dari rumah.Aku menoleh sekilas ke arahnya, lalu berlari menghampiri Fathir. Pria berjambang tipis itu menyambutku dengan senyum liciknya.“Bagaimana Nona Pengacara? Apa yang seharusnya kulakukan?” tanyanya dengan cengengesan.Aku menatapnya dengan sakit hati yang teramat dalam, lalu berkata, “Apa maumu melakukan ini, hah?!”“Aku mau kamu, naiklah ke motorku dan kita selesaikan masalah ini berdua!” ujarnya sambil menoleh ke arah Seno yang kini sedang melangkah mendekat ke arah kami.Aku menggigi
Baca selengkapnya
Bab 28 : Kembali Ke Kota
#Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 28 : Kembali ke KotaLima jam perjalanan dengan bus telah terlewati, kini kami telah sampai di pelabuhan dan akan lanjut dengan berlayar sehari semalam di dalam kapal.Seno sengaja membeli tiga tiket, satu untukku dan dua untuknya, katanya ia ingin berbaring di sana sebab kepalanya akan terasa berat jika duduk terlalu lama.“Kenapa kamu nggak sewa kamar yang ada di lantai atas kapal ini saja kalo ingin tiduran?” Aku meliriknya jengkel saat ia menggandeng tanganku untuk masuk ke dalam kapal.“Nanti saja kalau waktunya bulan madu sama kamu, biar ada temannya di kamar sana. Untuk saat ini aku masih kuat kok duduk di kursi,” jawabnya yang membuat perutku mual seketika saat mendengarnya.Beberapa saat kemudian, kami telah duduk bersampingan. Kursi di dekat jendela sengaja dibiarkan kosong, kata Seno buat dia berbaring nanti jika sudah tak kuat untuk duduk. Sumpah, dia hanya menjadi beban dan me
Baca selengkapnya
Bab 29 : Pura-pura Pingsan
#Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 29 (POV Seno)Seminggu di rumah sakit, akhirnya aku bisa menginjak rumah. Keterlaluan juga Riva, dia meninggalkanku di kapal sendirian dan untungnya ada petugas kapal yang membangunkan juga menuntun mencari taxi. Kuhela napas panjang, lalu merebahkan diri di tempat tidur. Dari arah luar kamar terdengar suara derap langkah menuju kamarku. Taklama kemudian, pintu kamar langsung terbuka dan masuklah tiga temanku, ada Andra, Pedro dan Bobby."Hay, udah sembuh kamu?" sapa Pedro sembari duduk di pinggir ranjang, di ujung kakiku."Yeah, seperti yang kalian lihat, udah sehat," jawabku."Ke mana aja kamu, Sen, hilang dua minggu ... Pas pulang tahu-tahu masuk rumah sakit?" Andra duduk di kursi kerjaku.Aku hanya tersenyum, dengan mata sibuk dengan ponsel sebab aku baru saja mengirim pesan kepada Rivana.[Aku sudah pulang ke rumah. Nggak mau lihat keadaan calon suamimu? Mamaku juga pingin kenalan sama ka
Baca selengkapnya
Bab 30 : Teman atau Cinta?
#Petaka_Malam_Tahun_BaruBab 30 (POV Seno : Teman atau Cinta?)“Seno, kamu kenapa?” Terdengar suara Riva, dengan tangannya menyentuh pipi ini.Yes, akhirnya dia bereaksi juga, walau sudah puluhan menit menahan napas. Aku merasa mulai ada sececah harapan dan angin segar.“Seno, jangan pura-pura pingsan begini!” Riva menepuk pelan pipiku.“Duh, nggak lucu deh, Sen! Kamu nggak meninggal 'kan?” oceh Riva lagi sambil meraih tanganku dan mencari detak nadi. Aku menahan diri agar tak tersenyum mendengar ocehan Riva.Beberapa saat kemudian, tubuh ini terasa ditarik. Ah, ternyata Riva memang tega. Dia pasti sedang menyeretku keluar saat ini. Ngenes banget jadi aku, pura-pura pingsan tapi malah dibuang. Aku menangis dalam hati, tapi dengan mode tak sadarkan diri.Tiba-tiba, kepala ini terasa diangkat dan diberi bantal. Lalu ada yang menggosok hidung dengan minyak kayu putih sebab aku hapal baunya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status