Semua Bab CINTA DIBALIK CADAR: Bab 61 - Bab 70
80 Bab
61. RENCANA ANGGIA
Rumah Opah dan Omah sudah terlihat sepi sejak sore tadi. Kini tinggal pelayan-pelayan di rumah itu yang terlihat sibuk membenahi sebagian rumah besar yang kondisinya terlihat sangat berantakan, sebab tamu-tamu yang berkunjung ke kediaman Hardin siang tadi cukup banyak.   Reyhan masih terlihat berada di sana duduk di ruang tengah bersama Anggia sambil menonton Tv. Sebenarnya Reyhan sudah ingin kabur dari rumah itu sejak siang tadi. Hanya saja Anggia terus menahannya di sana. Membuatnya tidak bisa berkutik.   Reyhan sempat melirik ke arah kamar utama, kamar yang sudah dihias sedemikian rupa oleh pihak Keluarga untuk ditempati oleh pasangan pengantin baru.   Hardin dan Katrina.  
Baca selengkapnya
62. MALAM PERTAMA
Mereka berempat masih berkumpul di ruang Tv setelah kesepakatan liburan ke Bali telah disetujui. Opah dan Omah sepertinya sudah terlelap dalam mimpinya sejak tadi. Sementara Katrina merasa suasana semakin tidak nyaman disini, terlebih ketika dia harus menyaksikan Anggia yang kini mengambil posisi tidur dengan kepala di pangkuan Reyhan. Sementara Anggia sendiri hanya memakai pakaian yang sangat pendek. Tadi Omah sudah menegurnya kenapa Anggia tidak memakai jilbabnya, Anggia berdalih karena gerah. Lagi pula untuk apa di rumah pakai baju serba tertutup? Kan tidak ada yang melihat juga, begitu pikir Anggia. Membuat Omah hanya bisa geleng-geleng kepala. Padahal Anggia berkata seperti itu semata-mata hanya untuk menyindir kakak iparnya sendiri. "Aku masuk duluan
Baca selengkapnya
63. MALAM YANG TAK TERLUPAKAN
"Apa kamu tidak ingin menyentuhku?" Katrina berbicara setelah hampir dua jam berlalu, tapi Hardin masih asyik berkutat dengan buku bacaannya di sofa. "Kupikir kamu sudah tidur. Aku tidak mau mengganggu," jawab Hardin tanpa sedikitpun memalingkan pandangannya dari buku yang dia pegang. "Aku tidak bisa tidur," ucap Katrina lagi. Perasaannya yang kacau, jelas membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Jadi, bagaimana dia bisa tidur? "Tidur saja. Aku tidak akan menyentuhmu malam ini. Tenang saja." Hardin sudah menebak hal ini akan terjadi. Ketika selepas mandi tadi, Hardin melihat Katrina sudah memejamkan matanya. Hardin hanya bermaksud untuk menutupi tubuh mungil Katrina yang terlihat menggigil dengan selimut ketika dia melihat buliran air mata menetes dari ujung
Baca selengkapnya
64. HONEYMOON IN BALI
Perjalanan yang di tempuh selama kurang lebih dua jam Bandung-Bali, akhirnya membawa ke-empat orang itu sampai pada tempat tujuan. Pantai Kuta Bali. Sebuah pantai dengan sejuta keindahan dan pesona alamnya yang memikat. Terlebih memasuki waktu senja. Keindahan Pantai Kuta akan terlihat semakin jelas. Langit yang berwarna merah, bersatu dengan hamparan pasir putih dan gelombang air laut yang tidak terlalu liar menjadi pemandangan yang bisa dinikmati oleh para wisatawan. Setelah selesai check-in di Mercure Hotel, yang sebelumnya telah di booking oleh Anggia, kini mereka berempat sudah bisa beristirahat sambil menikmati fasilitas lain yang disediakan oleh pihak hotel, seperti outdoor pool, trea
Baca selengkapnya
65. KECURIGAAN ANGGIA
"Gia serius Kak," Anggia mengulangi kalimatnya untuk yang ketiga kali. Tapi Reyhan masih menanggapinya acuh tak acuh. Membuatnya kesal. "Perasaan kamu aja kali," jawab Reyhan cuek. Padahal dalam hati, Reyhan sendiri merasa was-was. "Gia itu tadi sempat perhatiin mukanya Kak Katrina di pantai, waktu cadarnya tertiup angin, Gia kayak kenal, mukanya nggak asing," "Palingan itu bawaan dede bayinya. Kata om google, perasaan ibu hamil itu biasanya lebih sensitif, jadi pikirannya suka ngelantur kemana-mana," Anggia masih terus mengingat-ingat lagi. Meski di akuinya, dia tidak sepenuhnya melihat wajah itu secara utuh, hanya sekilas-s
Baca selengkapnya
66. NASEHAT SEORANG SAHABAT
"Minum?" Reyhan menyodorkan sekaleng soda pada Hardin. "Thank's," Hardin menerimanya tanpa ekspresi. Reyhan mengambil posisi duduk di sebelah Hardin. Malam itu begitu dingin. Reyhan beberapa kali terlihat merapatkan jaket denimnya. Kini mereka tengah duduk di outdoor pool hotel mercure yang langsung menghadap ke arah pantai. Debur ombak terdengar di kejauhan. Memecah keheningan di antara mereka. "Ada masalah?" akhirnya Reyhan buka suara juga. Dia merasa penasaran dengan apa yang baru saja terjadi. Hal apa yang sampai membuat Katrina menangis? "Nggak ada," jawab Hardin singkat. Kalaupun iya, Hardin jelas tidak akan menceritaka
Baca selengkapnya
67. TRAGEDI BOM BUNUH DIRI
Hari ini Hardin sudah mempersiapkan segalanya. Dia sudah menyuruh beberapa orang bayarannya untuk membuat surprise kecil-kecilan di tepi Pantai Kuta. Hal ini dia lakukan demi memuluskan niatnya. Rencananya hari ini Hardin akan mengutarakan isi hatinya kepada Katrina. Di tepi pantai Kuta. Dia tidak akan menunda-nunda lagi. Perasaannya pada Katrina benar-benar membuatnya tidak nyenyak tidur. Hardin sudah selesai berpakaian. Gayanya pagi ini terlihat santai tapi tetap maskulin. Dia mengenakan kemeja berlengan pendek dengan motif floral serta celana kargo berwarna coklat. Hardin terlihat asyik menata rambutnya dengan pomade sambil sesekali bersiul-siul kecil ketika sebuah berita tersiar dari tel
Baca selengkapnya
68. MIMPI BURUK
Tragedi bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya langsung menjadi sorotan media. Sejak kemarin siang saat pertama kali Hardin tiba di rumah sakit terdekat dari lokasi kejadian, Hardin melihat banyak para pemburu berita yang berlalu lalang di sekitar halaman rumah sakit tersebut. Omah, Opah, Kak Zaenab, Bibi Atiqah, Mang Fu'ad dan Mang Adnan sudah sampai sejak pukul 02.00 WIB dini hari. Mereka juga terlihat sangat shock melihat keadaan Arini. Hardin baru saja selesai menunaikan shalat shubuh. Lalu dia berjalan ke area luar rumah sakit untuk membeli makanan. Sejak kemarin siang Katrina belum makan. Hardin jelas merasa khawatir. Hardin sangat mengerti apa yang kini dirasakan istri tercintanya itu. Terlebih saat pertama kali Katrina melihat kondisi sang Ibunda.
Baca selengkapnya
69. TANTE ARINI?
Opah dan Omah sedang di rumah sakit Manyar Medical tempat menampung korban bom gereja di surabaya kemarin, Ibu Katrina menjadi salah satu korban bom yang meledak di gereja santa maria tak bercela saat beliau sedang beribadah," begitulah penuturan sang Opah di telepon kepada Anggia beberapa jam tadi. "Jadi, maksud Opah, Ibu Kak Katrina tinggal di surabaya, dan dia beragama Kristen?" "Iya, Gia. Memang kamu belum tahu ya? Katrina itu seorang muallaf, sebelumnya dia tinggal di surabaya bersama Ibunya," Anggia yang saat itu baru saja terbangun dari tidurnya di sebuah kamar hotel dan tiba-tiba menerima telepon dari sang Opah, jelas dibuat sangat-sangat shock. Hingga akhirnya dia langsung bangkit, mengambil tas selempangnya dan langsung pergi meninggalkan hotel, t
Baca selengkapnya
70. SIDANG KELUARGA
Proses pemakaman Arini berjalan dengan lancar. Kini segenap keluarga itu tengah berkumpul di rumah Katrina di Surabaya. Mengistirahatkan sejenak raga mereka yang kelelahan. Malam ini mereka memutuskan untuk bermalam disini. Dan besok baru berangkat kembali ke Bandung. "Perasaanku tidak enak, Hardin. Sejak kejadian dirumah sakit tadi, Anggi jadi lebih banyak diam," ucap Katrina begitu Hardin masuk ke kamarnya. "Aku juga menangkap hal yang aneh dari sikap Gia, berharap saja semoga tidak terjadi apa-apa padanya. Aku sudah menyuruh Reyhan untuk terus mengawasi Gia," Hardin merebahkan dirinya di atas kasur lantai di kamar Katrina. Lalu matanya menyapu setiap sudut di ruangan itu. "Ini kamarmu?" tanya Hardin. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status