All Chapters of CINTA DIBALIK CADAR: Chapter 71 - Chapter 80
80 Chapters
71. TIGA BULAN KEMUDIAN
Hari-hari datang, diam dan pergi. Berlalu meninggalkan sejuta kelakar indah, sejuta goresan tajam hingga menyisakan tawa, tangis, bahagia, marah, rindu, sesal dan kecewa... Reyhan sudah berusaha membuktikan hingga titik akhir perjuangannya bahwa dia serius untuk menjalin hubungan dengan Anggia. Dia serius menjadikan Anggia sebagai pendamping seumur hidupnya. Meski nyatanya sekuat apapun dia berusaha menata hatinya, perasaannya pada Anggia hanya sebatas kasih sayang, bukan cinta. Tapi Reyhan belum mau menyerah. Hari ini Reyhan sudah janjian dengan Hardin untuk bertemu di Jakarta. Reyhan sengaja mengajak Anggia. Walau pada awalnya Anggia ogah-ogahan. Jelas dia sangat tidak nyaman jika melihat calon suaminya harus kembali bertemu dengan sang Mantan pacar yang
Read more
72. HARDIN MENINGGAL?
Lokasi Villa yang di sewa Hardin memang cukup jauh dari jalan raya puncak. Lokasi itu memasuki kawasan perkebunan teh terlebih dahulu. Jadi bisa di pastikan kondisi jalanan sangat sepi di malam hari. Belum lagi dalam kondisi cuaca seperti malam ini. Reyhan bergegas masuk ke dalam Villa sebelum sempat menjawab pertanyaan Katrina. "Kunci mobil Hardin dimana?" tanya Reyhan panik. Katrina berlari ke dalam kamarnya. Mengambil kunci mobil di atas meja rias. Dan memberikannya pada Reyhan. "Ada apa ini, Kak? Itu baju Kakak kenapa berdarah?" Katrina kembali bertanya. Dia mulai menangis. Reyhan berlari ke arah kamar Anggia.
Read more
73. MANDI BERSAMA
Katrina masih berjalan kaki menuju villa ketika dilihatnya mobil Hardin melesat bak anah panah melewatinya. Coba itu? Bahkan mereka tidak sama sekali menawarkan tumpangan pada dirinya. Katrina dibuat semakin jengkel. "Ayo naik," kali ini sebuah suara terdengar. Suara Hardin. Ternyata dia sedang mengendarai motor matic si penjaga villa yang tadi dia pinjam. Motor itu melaju pelan di samping Katrina. Katrina melipat tangannya di dada. Dia langsung melengos. Enak saja. Tidak segampang itu Katrina akan memaafkannya. Katrina benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang ada dikepala suaminya, hingga dengan begitu tega membohongi istrinya sendiri, hanya demi sebuah pengakuan.
Read more
74. MALAM-MALAM YANG PANJANG
Acara barbeque sudah selesai. Katrina sedang mencuci piring di dapur, ketika Anggia datang menghampirinya. "Perlu bantuan?" tanya Anggia. "Eh, nggak usah, Nggi. Udah mau selesai kok." Katrina menjawab seraya tersenyum dari balik cadarnya. "Lo serius cinta sama Aa gue?" Anggia kembali bertanya. Matanya menatap wajah Katrina lekat-lekat. Ekspresinya terlihat datar. Sebenarnya Anggia benci jika harus berbicara dengan Katrina sementara dia tidak bisa menerka-nerka ekspresi wajah sahabatnya itu sebab tertutup cadar. Jadi, Anggia hanya bisa menebak melalui tatapan mata Katrina saja. Jelas itu bukan hal yang mudah baginya. Katrina langsung berhenti dengan kegiatannya begitu mendengar kalimat yang d
Read more
75. CEMBURU
Satu Bulan Kemudian. Hari ini Reyhan diberi mandat oleh Opah untuk menangani masalah pekerjaan di Jakarta. Sebab Hardin sedang ada urusan pekerjaan di luar kota. Sore ini usai menyelesaikan urusan kantor, Reyhan berencana untuk membelikan sebuah hadiah untuk sang calon bayi di perut Anggia yang diprediksikan akan keluar dalam minggu-minggu ini. Dan sobatnya Nindra pun istrinya baru saja melahirkan, jadi Reyhan sekalian berbelanja di satu toko yang sama. Mumpung dia sedang berada di Jakarta. Karena besok Reyhan sudah harus kembali ke Bandung. Reyhan melihat-lihat jejeran stroller bayi dan pakaian bayi yang menurutnya sangat lucu. Kebetulan, dari hasil USG anak di perut Anggia itu berjenis kelamin perempuan. Jadi Reyhan memutuskan membelikan sebuah pakaian bayi peremp
Read more
76. TAKDIR
Tim dokter dengan segala kepintarannya serta kemajuan tekhnologinya tetap tak bisa menentang takdir yang sudah ditentukan. Masih dua minggu dari prediksi, tapi Anggia sudah merasakan perutnya mulas sejak sore tadi. Awalnya dia berpikir bahwa dia hanya mulas karena ingin buang air besar. Tapi tidak kunjung keluar juga setelah dia berjalan bulak-balik keluar masuk toilet. Hingga akhirnya Anggia mendapati kemaluannya menghangat. Dia seperti seorang anak kecil yang pipis di celana, namun ketika melihat ke bagian selangkangannya, ternyata darah yang merembes dari sana dan turun mengalir ke bawah kakinya. Anggia panik dan berteriak. Membuat Omah terkaget-kaget. Saat itu juga Anggia langsung di baw
Read more
77. SALAH PAHAM
Beberapa bulan kemudian...Di Sebuah desa terpencil di ujung pulau Jawa. Seorang laki-laki jangkung keluar dari grand Livina putih dengan memegang sebuah buket bunga yang berukuran sedang. Dia berjalan memasuki area pemakaman umum. Beberapa warga sekitar yang berjualan di sekitar pemakaman seolah berbisik-bisik tetangga. Sebab jarang ada orang asing dengan wajah yang menurut mereka sangat tampan, gayanya yang sangat keren ditambah dengan fasilitas mewah yang dia miliki datang ke areal pemakaman di desa tersebut. Dan hal itu langsung menjadi buah bibir di daerah itu. Reyhan berhenti di sebuah makam yang bertuliskan nama Jihan Fadila pada batu nisannya. Dan itulah m
Read more
78. PENYESALAN
Ini adalah malam minggu. Hardin mengajak Katrina untuk makan malam di luar. Yumna tidak ikut, karena Yumna sedang berada di Bandung. Omah sendiri yang meminta kepada Hardin dan Katrina untuk menjaga Yumna. Sepertinya wanita paruh baya itu sangat kesepian jika tak ada Yumna di sampingnya. Senyum terus mengembang di wajah Katrina. Dia berpikir Hardin mulai kembali. Setelah sebelumnya dia merasa bahwa suaminya itu banyak berubah. Tepatnya sejak kepergian Anggia. Sepertinya Hardin sangat terpukul. Dan hal itulah yang membuatnya jadi lebih banyak diam akhir-akhir ini. Bahkan sikapnya terkesan dingin pada Katrina. Dia sama sekali tidak menyentuh Katrina. Dia seringkali pulang telat dari kantor. Sementara Katrina mencoba untuk tidak mempermasalahkan hal itu. Dia tidak ingin membuat hati suaminya menjadi lebih terbebani oleh sikapnya. Dia hanya tidak ingin menyulitkan suaminya. Itu saja.
Read more
79. PERGI UNTUK KEMBALI
Bandung.Kediaman Ustadz Maulana.Satu Minggu kemudian. Hari-hari yang Hardin lalui benar-benar buruk tanpa Katrina. Hardin sudah mencoba mendatangi kediaman Ustadz Maulana di Bandung, dia ingin bertemu dengan Katrina, tapi Katrina selalu menolaknya. Katrina terus mengunci dirinya di dalam kamar bahkan ketika Hardin sudah berusaha mengetuk pintu itu dan mengajaknya bicara dari balik pintu. Namun lagi-lagi usahanya gagal. Katrina tetap menolak bertemu dengannya. Bahkan hanya sekedar menjawab salam yang dia teriakan dari luarpun tetap tak terdengar suara Katrina. Padahal Katrina tetap menjawab salam itu dari dalam, hanya saja dia menjawabnya tanpa suara. Tentunya dengan deraian air mata yan
Read more
80. EPILOG
Jakarta. Bandara Soekarno Hatta.   "Take care, Brother." ucap seorang laki-laki seraya memeluk tubuh laki-laki jangkung dihadapannya.   "Lo juga ya, jangan cemburuan lagi. Kalau ada masalah diomongin dulu baik-baik berdua jangan main cerai-cerai aja," ucap laki-laki jangkung itu. Mereka tertawa bersamaan.   "Kalau lo butuh sesuatu, langsung kontak gue. Jangan sungkan, gue pasti bantu,"   "Gue udah biasa hidup merantau di negeri antah berantah, jadi lo nggak usah khawatir, buktinya gue bisa hidup sampe sekarangkan walau cuma sebatang kara?"  
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status