All Chapters of MAS FAIMO BAKUL TEMPE: Chapter 11 - Chapter 20
26 Chapters
11 . Hadiah Buat Adik kecil
"Masalah yang kamu hadapi di masa lalu akan membantumu sukses di masa depan."***Wei Fangying membungkuk hormat di hadapan seorang pria yang sama-sam membungkukkan badannya. Dia adalah paman Chen, orang kepercayaan paman Lin yang juga ayah tirinya."Kenapa paman ada disini? dan bagaimana paman bisa tahu kalau saya terkurung di sini." tatapan curiga jelas diberikan Fangying pada pria yang berprofesi sebagai pengacara keluarga Wei itu."Ini semua adalah tugas dari Tuan besar Wei Jun dan tuan Wei Qio Lin, untuk menjaga tuan muda Wei dari jauh."Tuan Chen buru-buru menambah pernyataannya sebelum Fangying melayangkan protes. "Jangan berprasangka buruk pada kakek juga ayahmu, tuan muda. Mereka menugaskan saya untuk menjaga tuan muda tidak terlibat masalah hukum di negara lain. Status tuan muda di sini adalah warga negara asing yang kedudukannya sangat rentan. Oleh karena itu tuan besar memberi saya perintah untuk mendampingi uisi
Read more
12 . Mbak Serly
"Segala kemungkinan kerab kali datang menghampiri. Dan segala kebetulan pun akan ikut menyertai."*****Ketiga pria itu pun melanjutkan perjalanan mereka, kali ini mereka akan berkeliling di sekitar Kelana Jaya atau lebih dikenal dengan nama Petaling Jaya salah satu kota modern di Selangor, yang memiliki fasilitas dan akomodasi yang lengkap. Di Petaling ini terdapat pusat perbelanjaan modern dan berbagai restoran, hingga kuil-kuil tradisional yang ikut memberikan warna pada kota satelit ini.Mereka akan menghabiskan libur selama dua hari hanya untuk bersenang-senang karena pada hari senin mereka akan mulai aktifitas mereka.Tiba-tiba dari arah berlawanan tampak seorang wanita berlari dengan wajah ketakutan. Wanita itu bersembunyi di belakang Wei Fangying dan kedua temannya duduk.Terdengar suara wanita itu mengiba meminta perlindungan,"Tolonglah pakcik, jangan sebar tahukan soal saya disini dengan laki-laki yang berlari di
Read more
13 . Rencana
"Orang-orang yang berpengetahuan tinggi ialah mereka yang mengerti dan masih bertanya. sementara orang-orang yang berpengetahuan rendah ialah mereka yang tidak mengerti dan tidak mau bertanya."*******Wei Fangying dan kedua temannya berjalan mengikuti langkah Serly melewati jalan semen menuju rumah sewa wanita itu. Rumah berbentuk couple dengan warna-warni cerah itu berjajar saling berhadapan. Walau begitudarisekian banyak rumah yang mereka lewati tak satu pun yang membuka pintunya."Sepi sekali, ya." Buntario menjadi komentator pertama dalam menilai suasana di daerah rumah sewa wanita yang sedang di ikutinya itu."Kalau jam segini mereka masih berada di kilang atau tempat kerja lainnya. Nanti menjelang maghrib baru mereka pulang.""Jadi ramainya malam hari ya.""Tidak, tetap saja. Tidak ada yang buka pintu. Karena kami memilih untuk istirahat dari pada mengobrol. Tidak seperti di daerah perkampungan di Indonesia,
Read more
14 . Lorong Keasikan
"Masa lalu adalah pelajaran yang tak perlu di ulang. Dia hanya bisa dijadikan sebagai pengingat agar masa depan tak sekelam masa lalu."***Dan sesuai janji mereka kembali bertemu, kali ini ketiga pria itu menjemput Serly dirumah sewanya. Berempat mereka menuju Kuala Lumpur dengan menggunakan LRT. Rencananya mereka naik pesawat langsung ke Surabaya dan tinggal beberapa hari di rumah emaknya Buntario di daerah Malang Raya."Anak sampeyan usianya berapa tahun , mbak?" Buntario kembali bertanya, jujur dia sangat penasaran dengan sosok wanita bernama asli Sri Erni Nursaly ini."Sudah usia lima  tahun,Mas. Kata ibu, sudah didaftarkan ke taman kanak-kanak. Saya awal kerja disini begitu lulus sekolah, setelah tiga tahun terus saya nikah sama sesama pekerja di kilang. Karena kontrak kerja di habis, jadi mantan suami saya pulang duluan ke Indonesia dan berjanji akan tetap di sana sembari merawat anak juga mengolah sawah hasil kerja s
Read more
15 . Kabur
"Terkadang melarikan diri bukan karena rasa takut yang menghujam jiwa, tetapi kadang kita harus melarikan diri agar jiwa kita bisa menghirup segarnya oksigen kehidupan."*****Fang Ying dan kedua rekannya berusaha melepaskan diri dari kejaran anak buah mandor Zahron. Mereka cukup merasa kewalahan juga karena jumlah yang tak seimbang, disamping itu hanya dirinya saja yang menguasai beladiri dengan baik. Sementara Wong Li Yue tetap pada gayanya, habis pukul lari. Sementara Buntario bukan tak bisa bela diri, pria itu kemampuan bela dirinya cukup mumpuni. Tapi karena ada Serly yang  pingsan dan berada di gendongannya membuat gerakan pria itu sedikit tertahan. karena tak mungkin meninggalkan Serly untuk sekedar bisa menjatuhkan lawan. Kondisi wanita itu sangat lemah dan mengibakan."Jangan sampai lolos! Kalau perlu habisi mereka." Perintah mandor Zahron yang tampak sangat marah. Wajah berminyak pria itu sampai berwarna mera
Read more
16 . Welcome To Indonesia
"Tiada negeri seindah negeri dimana kita dilahirkan. Tapi tak ada salahnya kita berkelana ke negeri lain. Agar kita tahu keindahan itu tak hanya ada disatu tempat saja."***Tanah airku IndonesiaNegeri elok amat kucintaTanah tumpah darahku yang mulyaYang ku puja sepanjang masa...Tanah tumpah darahku yang makmurPulau kelapa yang amat suburPulau melati pujaan bangsa Sejak dulu kala...Pesawat Airbus 737 milik maskapai KLM airways leading dengan selamat di landasan pacu bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng tepat pukul 2 siang waktu setempat.Buntario dan kedua temannya jelas merasa senang apalagi Sherly yang merasa baru lepas dari cengkeraman penjajah. Wajah Sherly yang tadinya di penuhi dengan aura ketakutan kini terlihat lebih cerah. Senyum di bibirnya yang tipis selalu terlihat saat wanita itu menurunkan
Read more
17 . Pribahasa Lama
"Lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain belalangnya. Setiap daerah atau negera memiliki ciri khas tersendiri yang harus dihormati sebagai bentuk penghargaan terhadap negara atau daerah yang baru pertama kali di kunjungi." **** Kereta Api Argo Bromo yang melayani rute Stasiun Senen - Stasiun Wonokromo memulai perjalanannya. Menempati kursi di kelas bisnis Fangying tampak tercenung . Pikirannya melayang ke rumah besar keluarga Wei dimana tempat dia menghabiskan masa kecil hingga remajanya. Sementara saat kuliah dia tinggal di sebuah flat milik paman Lin. Seharusnya dia tak lagi memanggil pria itu dengan sebutan paman. Karena secara hukum dia adalah ayah tirinya suami dari ibunya. Walau secara garis keluarga dia adalah adik kandung ayahnya. Tapi Fangying tak menapik, dibandingkan dengan ayah kandungnya sendiri. Paman Lin lebih memperhatikan dirinya, walau kadang sikap dia ke pria itu sangat dingin. Paman Lin
Read more
18 . Koncone Jacky Chan
"Ibu doamu bagaikan air di musim kemarau, selimut disaat hujan dan peneduh disaat hari sedang panas."****Ardian menurunkan Fangying dan kedua temannya di depan kantor Polres Kabupaten Malang sementara dirinya langsung menuju ke Kecamatan Sumbermanjing untuk mengantar Sherly. Dan kebetulan sekali hari ini Ardian memang ada tugas ke desa Klepu, Sumbermanjing jadi bisa sekalian.Ketiga pria ini langsung mencari angkutan untuk bisa sampai di kecamatan Talun, kabupaten Blitar dan kebetulan angkutan yang akan mengarah kesana sedang bersiap untuk berangkat. Mereka menaiki bus Bagong rute Malang-Kepanjen-Karangkates-Kesamben-Blitar dengan tarif 15 ribu perorang.Pemandangan hijau dan ramainya pengunjung di kawasan wisata Waduk Karangkates menjadi satu hal yang menarik bagi Fangying."Itu gunung apa, Bun?" Tanya Li Yue sembari menunjuk ke sebelah kanan. Tampak dari kejauhan bentuk gunung dengan di tutupi kabut tipis.Bunta
Read more
19 . Pai Su Cen
"Beli tempe di warung bu Mariyah, Tempe di bungkus daun talas.Janganlah suka menyerah, karena sukses bukan milik si pemalas." ****** Fangying juga Wong Li Yue memutuskan untuk menginap di rumah Buntario untuk sementara waktu. Kehidupan yang sangat berbeda dari apa yang dia terima selama ini. Rumah sederhana milik orangtua Buntario memang sangat jauh dengan Rumah besar bak istana milik kakek Wei Jun yang lengkap dan mewah fasilitasnya. Mau mandi tinggal menyalakankran air maka air hangat pun bisa langsung sampai ke kulit. Suhu udara panas tinggal menekan tanda minus pada remote AC maka ruangan seketika menjadi sejuk, makanan berbagai jenis sudah tersedia tanpa harus ikut berkotor-kotor kepasar. Tak perlu menimba air disumur ketika ingin mandi, tak perlu kipas bambu untuk membuat tubuh sejuk. Tapi semua kesederhanaan itu di nikmati Fangying dengan senang hati. Selama tinggal di desa ini Fangying mu
Read more
20 . Namaku Fai Mo
"Kata sebagian orang, apalah arti sebuah nama.Tapi bagi sebagian lagi nama sangat penting sebagai pengenalan jati diri dari sebuah ambisi. Tanpa nama siapa yang mengenal kita." **** Bangun sebelum muadzin sholat subuh mengumandangkan adzan mulai dijalani Fangying juga Wong Li Yue yang setia mengikutinya. Dengan berboncengan sepeda keduanya pergi ke rumah mbah Wagiyem di desa Bendosari dari rumah ibunya Buntario di desa Bakulan. Suasana pagi yang bersahaja dengan udara yang dingin tak menyurutkan semangat mereka untuk belajar dan menata masa depan. Tak akan surut langkah kebelakang bila sudah ditetapkan untuk kedepan, begitulah tekad Fangying. Dan seperti kata Karsan, mbah Wagiyem sangat telaten juga ramah dan tak pelit berbagi ilmu. Wanita tua itu selain membagi ilmu membuat tempe juga membagi pengalamannya dulu semasa muda. "Anak muda sekarang itu enak. Semua fasilitas ada dan tidak takut kalau mau kemana-mana. Mau s
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status