Semua Bab Sang Penguasa: Bab 301 - Bab 310
369 Bab
Benarkah?
Belum pulih sepenuhnya dari keterkejutan yang dialami sebelumnya, kali ini Fang kembali dikagetkan saat Kakek Yan membawanya ke tempat mereka bertarung sebelumnya. Bagaimana tidak, Pemuda itu melihat lokasi yang ditinggalkan sebelum ia tidak sadarkan diri penuh dengan lubang-lubang di beberapa bagian, kini sudah tidak terlihat lagi. Tempat itu seperti tidak pernah mengalami kerusakan sedikitpun.Kebingungan dengan hal yang dilihatnya, Fang pun memberanikan diri untuk bertanya. "Kek, apakah Anda tidak salah tempat?"Tersenyum kecil lalu menggeleng pelan, Kakek Yan menjawab pertanyaan itu. "Tidak, Fang'er. Ini benar-benar tempat pertarungan kita sebelumnya."Raut wajah Fang berubah dipenuhi dengan kerutan. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihat juga didengarnya itu. Bagaimanapun juga, ini terlihat seperti mustahil saja.Menyadari wajah Fang yang belum puas dengan jawabannya, Kakek Yan kembali mengatakan sesuatu. "Fang'er, asal kau tahu saja, alam in
Baca selengkapnya
Latihan Empat
Fang berdiri tegak di atas rerumputan itu, sambil memandangi ke satu arah dengan tatapan mata yang tajam. Tak berselang lama, sebuah suara mengisi telinganya yang berasal dari Kakek Yan."Fang'er, aku akan memeragakannya sekali, katakan padaku berapa banyak yang bisa kau dapatkan."Fang mengangguk paham. Sebelumnya, Kakek Yan memintanya untuk memperhatikan Pria sepuh itu dan mempelajari jurus-jurus yang akan ia tampilkan. Setelah melihat anggukan dari Fang, Kakek Yan pun memulai jurusnya.Pria sepuh itu membuat kuda-kuda, lalu mengangkat kedua tangan ke atas. Setelah itu, kembali menariknya ke bawah. Satu tarikan napas kemudian, mengedarkannya ke kiri dan kanan secara bergantian. Saat kedua tangannya berada kembali di tengah, air mulai muncul dari ruang hampa.Perlahan tapi pasti, air itu terus membesar. Dari yang awalnya satu titik kecil, kini sudah berubah menyerupai bulatan yang setara dengan sebuah kepala manusia dewasa. Tak berhenti di sana, air itu
Baca selengkapnya
Kedatangan Kenalan Lama
Belum sempat Fang dan Kakek Yan mencapai ke tempat tujuan mereka, tiba-tiba keduanya mendengar suara langkah kaki. Bukan dari dalam alam mimpi, melainkan langkah kaki tersebut berasal dari luar. Menoleh ke Fang, Kakek Yan berkata, "Fang'er, tampaknya kita harus mengakhiri latihan ini sekarang. Aku yang mendekat." Mengangguk pelan, Fang membalas ucapan tersebut. "Baiklah, Kek!" timpal Fang, sebab ia juga mendengar suara tersebut. Sesaat kemudian, Fang dan Kakek Yan sama-sama membuka matanya. "Fang'er, sekarang kau pergi dulu." Pria sepuh itu tersenyum penuh makna. Melihat itu, Fang menaikkan sebelah alisnya. Ia menyadari bahwa Kakek Yan sudah mengetahui bahwa dirinya memiliki teknik Sihir Ruang dan Waktu. Berbekal pemikiran itu, Fang pun segera meninggalkan tempat itu dalam satu tarikan napas kemudian sudah berada di luar penjara. "Ternyata Kakek Yan sudah menyadarinya. Tampaknya aku tidak dapat menyembunyikan apapun darinya." Pemuda itu tersenyum pahi
Baca selengkapnya
Kenangan Kakek Yan
Setelah kepergian Menteri Han, Kakek Yan mendongakkan kepalanya ke atas memandangi langit-langit penjara sembari memegangi guci arak yang isinya kini tinggal seperempat saja. Pria sepuh itu menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya dengan berat. Ia kemudian menenggak Arak Seribu Kenangan yang tersisa, lalu meletakkan gucinya di depan kaki.Kembali menarik napas panjang, Kakek Yan kemudian mengingat sebuah kejadian di masa lalu. Kejadian yang sebenarnya ingin ia lupakan, namun terlalu sulit untuk dilakukan.Saat itu, Yan Liang muda merupakan seorang kultivator di tempat ia berasal. Mempelajari jalur kultivasi untuk mencapai keabadian yang ingin dicapai semua orang.Berguru di bawah bimbingan gurunya, Yan Liang muda menjadi salah satu kultivator yang terkenal. Ia mulai melakukan perjalanannya dan meninggalkan gurunya saat usianya mencapai tujuh belas tahun. Saat pertama kali ingin meninggalkan sang guru, Yan Liang muda begitu berat melakukannya."Guru, ap
Baca selengkapnya
Kenangan Kakek Yan II
"Hua'er!" Yan Liang berteriak dengan keras, mengakibatkan penginapan yang ia tempati saat itu bergetar hebat bahkan beberapa bagian atapnya melayang sebab dirinya mengalirkan Qi untuk memperkuat jeritannya. Ekspresinya memburuk, dikala ia melihat sebuah sosok tengah tergantung di tengah ruangan.Tidak perlu dipikirkan lagi, sosok itu tidak lain adalah Yinhua, yang pada bagian lehernya terikat sebuah tali. Melihat Yinhua tidak kunjung membuka matanya, Yan Liang segera berlarian dengan langkah berat.Memotong tali itu dengan pisau yang terbuat dari Qi, ia segera menangkap tubuh Yinhua saat gadis itu melayang di udara. Yan Liang kemudian langsung membaringkan tubuh Yinhua dan meletakkan kepalanya di atas pangkuannya."Hua'er, buka matamu. Apa yang terjadi?!" Yan Liang menggoyangkan tubuh Yinhua, namun tetap tidak ada reaksi dari gadis itu. Hal ini membuat Yan Liang panik dan segera mengalirkan Qi-nya. Tapi, Qi yang dialirkan seakan menolak masuk."Hua'er, to
Baca selengkapnya
Pertemuan
Setelah meninggalkan Kakek Yan, Fang memutuskan untuk kembali ke kediamannya. Di sana ia melihat sang adik Lan Xuefeng sedang mengajari Lily dan Shushu ilmu beladiri.Melihat kedatangannya, ketiga gadis itu menghentikan kegiatannya. Mereka secara serempak mendekati Fang dan Lan Xuefeng menyapa Pemuda itu."Fang gege, kau darimana saja? Saat aku terbangun tadi pagi, kami tidak menemukanmu di kamar." Lan Xuefeng memegangi lengan Pemuda itu.Mendengar pertanyaan itu, alis Fang meninggi. Wajahnya juga berkerut menunjukkan sebuah kebingungan. Hal itu tentunya wajar, sebab Fang mengingat dengan benar bahwa ia sudah berlatih selama sebulan penuh. Tapi, dengan ucapan Lan Xuefeng sebelumnya membuatnya berpikir ulang tentang hal tersebut. Tidak ingin terlalu berpikir keras, Fang pun segera menanyakannya."Adik Lan, apa maksudmu?"Mendongakkan kepalanya, Lan Xuefeng menatap lekat wajah Fang yang masih tampak kebingungan. "Ge, apa kau sedang mabuk?" Kini gilir
Baca selengkapnya
Mimpi Fang
"Fang'er!" Sekali lagi kata itu keluar dari mulut sang pria paruh baya, diiringi dengan senyuman lebar yang membuat siapa saja melihatnya akan merasakan kehangatan. Sementara itu, Fang terpaku sejenak. Otaknya sedang mencoba mengolah apa yang ia lihat saat ini. Pikirannya berkecamuk, sebab sudah mengingat di mana pernah melihat sosok tersebut. Meskipun tampak ragu-ragu, Fang menatap wajahnya dengan lekat. Setelah itu, ia membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu. "Ayah!" Kata itu terdengar pelan dan lirih. Fang sendiri mungkin tidak menyadari bahwa dirinya mengungkapkan kata tersebut. Senyuman pria paruh baya yang tadinya sudah lebar, kini berubah semakin lebar lagi. Mungkin ini kali pertama dirinya tersenyum begitu lebar sampai-sampai ia lupa untuk menghilangkannya. Mengangguk pelan, pria tersebut membuka kedua tangannya dan memberi isyarat kepada Fang untuk mendekatinya. Melihat itu, Fang langsung berlari mendekat dan tanpa ia bisa hentikan, kaki dan
Baca selengkapnya
Akhir Latihan
Untuk menghilangkan pikiran tentang ayahnya, Fang memilih kembali mengunjungi Kakek Yan. Saat itu, hari sudah malam. Lan Xuefeng, Lily dan Shushu pun sudah beristirahat di kamar mereka masing-masing. Memang untuk sekarang, Lily dan Shushu sudah tinggal di kediaman Fang. Kaisar Li memberikan keputusan penuh kepada Fang terkait kehidupan kedua gadis itu untuk membantu kebutuhan sang pemuda sehari-hari. Tidak ingin aksinya diketahui orang lain, Fang memutuskan menyelinap dengan cara menggunakan teknik Sihir Ruang dan Waktu. Dalam satu tarikan napas, pemuda itu sudah berada di dalam penjara. "Fang'er! ungkap Kakek Yan pelan. Seperti biasanya, Kakek Yan sudah mengetahui kedatangan Fang, meskipun saat ini ia tengah memejamkan matanya. Mengangguk pelan, Fang segera mendekati Kakek Yan dan ikut duduk bersamanya. Fang kemudian mengeluarkan dua guci arak dari dalam Gelang Semesta, sebagai kebiasaan dan tanda kedatangannya. Tanpa basa-basi, kedua pria itu meneng
Baca selengkapnya
Kenyataan yang Sebenarnya
Sebagaimana dengan menghilangnya meninggalkan gelembung-gelembung air, kini sebelum Fang menampakkan diri, ia juga melepaskan gelembung-gelembung air yang sama. Sampai saat ini, Fang masih tidak percaya bahwa dirinya bisa menguasai jurus yang dinamakan 'Sihir Air Abadi' oleh Kakek Yan itu karena pria sepuh tersebut mengatakan bahwa dia sendiri bisa mempelajarinya setelah berlatih selama setahun penuh. Sementara Fang, pemuda itu hanya membutuhkan waktu kurang dari sebulan. Hal itulah yang membuatnya masih tidak menyangka. Namun, tentu saja di balik itu semua ia harus banyak bersyukur, sebab menunjukkan bahwa dirinya memiliki kemampuan yang jauh lebih baik daripada kebanyakan orang. Fang bertekad dalam hatinya tidak akan menyia-nyiakan kelebihannya itu. Menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan lalu tidak menemukan siapapun, Fang memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki. Sesuai tujuan awalnya saat di penjara, Fang akan menemui Kaisar Li di ruanganny
Baca selengkapnya
Pertarungan
Keterkejutan dan rasa tidak percaya bersatu padu di pikiran Fang. Ia masih tidak dapat mengolah apa yang sebenarnya terjadi di depan matanya kali ini. Melihat seorang pemimpin di sebuah kekaisaran berteman dengan para penjahat nomor satu di wilayah itu membuatnya benar-benar tidak dapat menduganya. Namun, mengesampingkan semua itu, tentunya Fang harus terfokus pada yang ada di depan saat ini. Matanya kemudian menatap lekat kepada tiga orang yang baru saja tiba dari ruang kosong, mereka tidak lain yang dikenali sebagai Wei Dafu, Yan Boqiao dan Mu Yinli. Tetapi, tentunya Fang sudah mengenali identitas mereka yang sebenarnya. Satu-satunya wanita yang berada di antara mereka tidak lain adalah Mu Wanli, Pemimpin Kedelapan Kelompok Gagak Pembunuh. Sementara sosok yang dikenali sebagai Wei Dafu tidak lain adalah Wei Furen, Pemimpin Kedua dan yang terakhir adalah Yan Guisha. Di antara ketiganya, Fang sudah pernah bertemu dan berhadapan dengan Mu Wanli dan Wei Furen,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
37
DMCA.com Protection Status