All Chapters of Sang Penguasa: Chapter 291 - Chapter 300
369 Chapters
Empat Mata
"Pendekar Fang, tidak ada siapapun di tempat ini. Aku ingin menanyakan beberapa pertanyaan, ku harap kau menjawabnya dengan jujur," pinta Patriak Shen setelah Fang memasuki ruangan pribadinya."Silahkan, Patriak Shen. Aku akan mencoba menjawabnya," balas Fang datar. Ia pun penasaran dengan pertanyaan yang akan Patriak Shen ajukan."Pendekar Fang, boleh aku melihat kalung yang ada di lehermu?" ucapan Patriak Shen terdengar sederhana, namun membuatnya jantung Fang berdetak kencang."Patriak Shen, ti-tidak ada sesuatu yang menarik dari kalung di leherku. Ini hanya pemberian ibuku yang dibeli di pasar tradisional. Tidak begitu istimewa." Fang sedikit terbata-bata, ia tidak menyangka permintaan itu yang akan keluar dari mulut Patriak Shen.Meskipun Fang sudah menolaknya secara halus, tapi Patriak Shen tetap memintanya, "Pendekar Fang, jika itu hanya kalung biasa. Maka tunjukkanlah kepadaku. Aku ingin melihatnya."Fang terlihat ragu, tapi pada akhirnya t
Read more
Rencana
Setelah pertemuan empat mata bersama Patriak Shen, Fang lebih banyak menyendiri yang membuat Li Jianchen dan Lan Xuefeng bertanya-tanya pada diri mereka sendiri apa yang sebenarnya terjadi pada saudara mereka itu. Saat Lan Xuefeng memberanikan diri untuk bertanya, Fang hanya mengatakan bahwa dirinya ingin mencerna petunjuk yang diberikan pemimpin Sekte Pedang Surgawi itu. Meskipun tidak percaya bahwa itulah alasan sebenarnya, tapi Li Jianchen dan Lan Xuefeng memutuskan untuk tidak membahasnya lebih jauh. Mereka bertiga tinggal di Sekte Pedang Surgawi selama seminggu, kemudian Fang memutuskan untuk mengajak Li Jianchen dan Lan Xuefeng untuk kembali ke istana. "Saudara Shen, terima kasih atas bantuan dan keramahannya selama kami di sini. Sudah saatnya kami kembali ke istana," ujar Fang kepada Shen Long saat Pemuda itu mengantar mereka ke depan pintu gerbang Sek
Read more
Penghuni Baru
Ketika Fang, Li Jianchen dan Lan Xuefeng tiba di istana, mereka disambut dengan baik oleh Kaisar Li Ning. Bersama dengan Menteri Han dan tiga orang yang baru pertama kali dilihat oleh ketiganya, Kaisar Li mengajak mereka untuk berbicara di ruangan kerjanya.Sesampainya di sana, Kaisar Li segera memberikan selamat kepada ketiga muda-mudi itu. Kaisar Li sudah mendengar sepak terjang mereka saat menghadapi Kelompok Gagak Pembunuh, membuatnya tersenyum bangga."Ayahanda sangat bangga padamu, Jianchen'er. Keikutsertaan dirimu dalam menumpas Kelompok Gagak Pembunuh sangat berdampak positif bagi istana. Hal itu tentunya akan membuat masyarakat lebih percaya kepada kita.""Jianchen'er hanya mengikuti hati dan pikiran serta tentu saja kewajiban sebagai putra mahkota." Li Jianchen menganggukkan kepalanya. Ia juga berpikir demikian. Pemuda itu yakin bahwa masyarakat akan menganggap bahwa berlindung di Kekaisaran Yang adalah hal yang sangat tepat."Kau tidak mengecew
Read more
Informasi Menarik
Li Jianchen memilih untuk kembali ke kamarnya dan beristirahat, sementara Fang dan Lan Xuefeng juga melakukan hal yang sama. Beberapa hari dalam perjalanan tanpa berhenti membuat mereka sedikit kelelahan.Lan Xuefeng segera kembali ke kamar, sedangkan Fang mencari Lily dan Shushu di kediamannya tersebut. Saat Fang menemukan keduanya, gadis-gadis muda ini tersenyum hangat dan terlihat sangat senang dengan kepulangannya."Tuan Muda, maafkan kami tidak menyambut kedatangan Anda. Kepulangan Anda terlalu tiba-tiba membuat kami benar-benar tidak menyadarinya." Lily menjelaskan, takut Fang akan marah pada mereka."Tidak perlu meminta maaf, bukankah ada yang lebih penting daripada itu." Fang tersenyum penuh makna membuat Lily dan Shushu mengangguk paham. Mereka menyadari maksud senyuman pemuda itu.Tidak ingin terlalu serius, Fang mengajak Lily dan Shushu duduk untuk berbicara. Ketiganya pergi ke ruang tamu dan Shushu yang pertama kali berbicara."Tuan Mud
Read more
Bertemu Kakek Yan Lagi
Hal yang pertama dilakukan Fang setelah beristirahat selama tiga hari penuh di kediamannya adalah mengunjungi penjara bawah tanah. Namun, saat ia hendak masuk ke tempat itu, langkahnya dihentikan oleh dua orang prajurit yang berjaga. Melihat hal tersebut, Fang pun menanyakannya."Apa maksudnya ini? Kalian tidak tahu siapa aku?" Meskipun suaranya pelan dan datar, namun kata-kata yang dilontarkan Fang penuh penekanan."Maaf Tuan, kami hanya menjalankan perintah Yang Mulia. Siapapun tidak boleh memasuki tempat ini, tanpa terkecuali." Salah satu prajurit itu berkata dengan tegas. Walaupun ia mengetahui identitas Fang, namun tidak ada keraguan dalam ucapannya. Prajurit itu tahu bahwa Fang bisa membunuhnya dengan satu jentikan jari sekalipun, tapi ia juga yakin bahwa Pemuda itu tidak akan melakukan hal tersebut.Benar saja, setelah mendengar penolakan itu, Fang tidak berniat lagi untuk masuk ke penjara bawah tanah. Menatap kedua prajurit dengan sorot mata tajam, Fang
Read more
Kerja Sama
"Aku sudah menceritakan semua bagian ku, bagaimana denganmu. Seingatku di tempat ini para pendekar menggunakan sesuatu yang disebut 'tenaga dalam', bagaimana kau bisa mengetahui tentang Qi. Dan yang lebih mengejutkan lagi, di tubuhmu terdapat banyak sekali Qi." Kakek Yan begitu terkejut setelah memeriksa tubuh Fang. Pada pertemuan sebelumnya, Fang hanyalah berlatih teknik tenaga dalam saja.Tersenyum tipis, lalu mendongakkan kepala ke atas, Fang menceritakan kejadian yang dialaminya bersama Li Jianchen. Di mulai dari mereka masuk ke dimensi lain sampai akhirnya bertemu dengan seorang guru. Meskipun sudah menceritakan perjalanannya yang mengesankan itu, tapi Fang menutupi beberapa hal. Misalnya saja nama guru mereka, dimensi lain itu, dan adanya makhluk mitologi seperti Burung Petir Perkasa juga Burung Phoenix Abadi.Mendengar hal itu, Kakek Yan tersenyum tipis. "Jadi, itu alasanmu memiliki Gelang Semesta?"Fang mengangguk pelan, membenarkan pernyataan Kakek Yan.
Read more
Perbedaan Jenis Qi
Keesokan harinya, Fang bangun pagi-pagi sekali, sebelum Lan Xuefeng. Bahkan, Lily dan Shushu yang biasa bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan makanan untuk Fang, masih kalah cepat darinya.Tanpa diketahui orang lain, Pemuda itu kembali mendatangi penjara bawah tanah. Seperti yang dilakukan sebelumnya, Fang memasuki tempat itu menggunakan teknik Sihir Ruang dan Waktu.Setelah tiba di bagian dalam, Fang pun berjalan seperti biasanya. Ia tidak ingin menggunakan teknik Sihir Ruang dan Waktu untuk langsung tiba di dekat ruangan Kakek Yan, sebab Fang masih berniat menyembunyikan kemampuannya tersebut."Anak Muda, tidak ku sangka kau akan datang sepagi ini." Kakek Yan tersenyum tipis. Ia sudah menyadari kedatangan Fang meskipun Pemuda itu masih cukup jauh.Membalas senyuman, Fang mengangguk pelan. "Aku pernah mendengar pepatah kuno, jika ada hal yang baik maka segerakan, agar tidak ada penyesalan. Dan jika ada hal yang buruk, maka perlambat lah, mungkin saja a
Read more
Latihan Satu
"Fang'er, apakah kau tau tentang berlatih tanding pikiran?"Mendengar itu, Fang menggeleng pelan. Ini kali pertama dirinya mendengar sesuatu tersebut. "Apakah itu mungkin, Kakek Yan?" tanyanya penasaran.Mengangguk pelan, Kakek Yan berkata, "Bisa, ini bagian dari latihan juga. Latihan ini jarang diketahui orang, karena memang hanya orang-orang tertentu yang bisa melakukannya. Bisa dikatakan, latihan pikiran ini termasuk teknik ilusi."Menjelaskan lebih jauh, Kakek Yan berkata lagi, "Latih tanding pikiran ini tidak terlalu sulit dilakukan. Hanya sama harus memahami tentang teknik ilusi. Fang'er, apakah kau mengetahui sesuatu tentang ilusi?"Mengangguk pelan, Fang menjelaskan bahwa dirinya juga berlatih beberapa teknik ilusi. Tanpa diminta, Fang pun menunjukkan ilmu Dua Belas Jiwa. Setelah Kakek Yan melihatnya, Fang menarik kembali jurusnya tersebut.Kakek Yan terkejut juga terkesima dengan yang dilakukan Fang beberapa waktu lalu. Ia tidak menyangka
Read more
Latihan Dua
Pertukaran jurus antara Fang dan Kakek Yan semakin sering terjadi, mengakibatkan lapangan yang di tumbuhi rerumputan yang tadinya terlihat segar kini berganti dengan lubang-lubang di banyak tempat. Saat ini, Fang tengah berjongkok lemas sambil memegangi dadanya sebab beberapa waktu lalu Kakek Yan kembali berhasil melukainya. Di sisi lain, Kakek Yan masih bersikap prima. Sampai saat ini, belum ada satupun serangan yang dapat didaratkan Fang ke tubuhnya. Hal ini membuatnya tersenyum penuh makna. "Fang'er, ku akui seranganmu cukup bagus. Tapi, masih mudah ditebak. Coba keluarkan jurus lainnya. Aku ingin melihat." Kakek Yan menatap tajam ke arah Fang. Menggertakkan gigi, Fang kembali bangkit sambil menyekah darah yang mengalir di pinggir bibirnya. "Baik, Kakek Yan terima seranganku ini." Bersamaan dengan itu, Fang bergerak dengan cepat berlari ke arah Kakek Yan. Di tengah pergerakannya, Pemuda itu merubah tubuhnya menjadi sebelas bagian lainnya. Itu adala
Read more
Latihan Tiga
Fang mengeluarkan jurus keempat dari teknik tujuh pedang penggetar langit, yaitu Pedang Seribu Petir. Dalam sekejap mata, pedang yang dilemparkan ke udara itu berubah menjadi dua, dari dua menjadi empat dan sampai menutupi sebagian langit yang ada diatasnya.Kakek Yan sendiri tersenyum simpul dan kembali mengalirkan Qi ke cakram miliknya. Tak berapa lama, cakram itu kembali berputar dan lebih kencang daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, benda tersebut juga memancarkan kekuatan yang di luar nalar.Bersamaan dengan itu, Fang menjentikkan jari telunjuknya dan sejenak kemudian pedang-pedang yang berada di udara itu mulai bergerak seperti memiliki pemikirannya sendiri. Dalam satu tarikan napas, pedang-pedang tersebut berbenturan dengan dinding energi yang dibuat Kakek Yan, menyebabkan getaran hebat yang menimbulkan gempa kecil juga ledakan yang lebih besar daripada sebelumnya.Bam!Duar!Fang terlempar puluhan meter sebelum terbaring di atas rerumputan
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
37
DMCA.com Protection Status