Semua Bab Hamil di Malam Pertama: Bab 31 - Bab 40
89 Bab
Bab 31 : Tugas Luar Kota
Hamil di Malam PertamaBab 31 : Tugas Luar Kota“Ishh ... gila nih orang, mana berani aku datang sendirian menemui dia dan malam-malam pula, bisa-bisa hamil untuk yang kedua kalinya aku, ogah! Fix, nggak waras nih orang!” Vaulin bergumam kesal sambil mengemasi tasnya lalu memasukkan ponselnya.Ia segera turun dari saung itu lalu melangkah menuju meja kasir untuk membayar bill makanannya. Ia merasa jadwal bersatainya telah dirusak Yuta dan Willy, dua dokter tak beres menurutnya.Vaulin segera memacu mobilnya menuju pulang, hari juga sudah mulai sore. Suasana hatinya mendadak suram karena ulah Yuta dan Willy, dua orang yang aneh menurutnya.***Pukul 15.50, Vaulin sudah tiba di rumah. Di halaman, sudah terparkir mobil Zaki juga Papanya, itu artinya semua orang sudah ada di rumah ini.Di ruang tengah, terlihat ada Mama, Papanya juga Bik Ijah yang sedang bermain dengan bayi kakaknya. Ia hanya melewati saja tiga orang itu tanpa
Baca selengkapnya
Bab 32 : Membuka Hati
Hamil di Malam PertamaBab 32 : Membuka Hati[Bagaimana, Vau? Apa kita bisa bertemu malam ini?]Willy mengirimkan chat kepada Vaulin dan menunggu balasan dari wanita yang telah ia nodai dengan kejinya, karena ia melakukan itu tanpa sepengetahuan mantan istri dari Dokter Yuta itu.[Maaf, tidak bisa. Katakan lewat chat saja, siapa orang itu?]Begitulah balasan dari Vaulin, Ibu dari bayi perempuannya yang paling sangat ingin ia jumpai itu. Ia hanya melihatnya saat baru lahir, selebihnya bayi itu hanya ia jumpai di alam mimpi, lebih tepat disebut menerornya.Willy menghembuskan napas berat, padahal ia ingin berbicara dari hati ke hati sekaligus melamar Vaulin untuk menjadi istrinya jika berkenan, setelah ia membeberkan duduk permasalahan yang sebenarnya. Ia tak peduli dengan ancaman Caroline, yang jelas ia ingin memperbaiki kesalahannya yang mau saja diperalat mantan pacar dari Yuta itu.[Saya ingin berbicara langsung denganmu.]Wi
Baca selengkapnya
Bab 33 : Kangen
Hamil di Malam PertamaBab 33 : KangenVaulin mulai memejamkan matanya, walau ia merasa tak nyaman untuk tidur malam ini sebab ia merasa kesepian tanpa Zaki. Biasanya ia akan dipeluk sepanjang malam atau juga mendengar gombalan tak romantis kakaknya itu, tapi kini ia merasa hampa.[Kak .... ]Ia mengetik sebuah pesan dan segera mengirimkannya kepada Zaki.[Iya, Dek, ada apa? Buruan tidur, udah pukul 22.00 ini. Fatihah ada nangis gak? Dia biasa bangun tengah malam, minta mimik. Jadi, siapin aja susunya di dalam botol, kalau dia nangis tinggal dikasih air saja. Siapkan pampersnya juga, ia akan ganti pampers setiap tengah malam sebab akan bocor jika tak diganti, kasihan dia.]Vaulin menarik napas panjang sambil menoleh ke arah bayi kakaknya, ia beharap bayi itu tak bangun malam ini dan besok saja baru bangun, ia tak mau repot karenanya. Hingga detik ini, ia masih merasa berat untuk menerima bayi tak bertuan itu. Ia mengurungkan nia
Baca selengkapnya
Bab 34 : Mereka Sangat Mirip
Hamil di Malam PertamaBab 34 : Mereka Sangat Mirip“Fatin, kamu di mana?” teriak Vaulin panik dengan mengedarkan pandangan ke sekeliling halaman rumahnya, lalu berlari menghampiri roda berwarna pink di mana bayinya tadi berada.Debaran di dada Vaulin semakin tak terkontrol, raut wajahnya langsung memucat. Walau ia tak menginginkan bayi itu sejak dari dalam perut, tapi hatinya terasa menjerit juga saat bayi yang paling disayangi kakaknya itu kini menghilang.“Ya tuhan, ke mana bayinya Kak Zaki?” Deru napasnya semakin memburu, air matanya seakan berlomba untuk berjatuhan. “Tolongg ... bayiku diculik!” teriaknya kesal.Bik Ijah yang mendengar teriakan Vaulin dari luar pagar segera berlari dengan membawa kantong belanjaannya, ia bergegas membuka pagar dan menatap Vaulin yang panik. Dari arah teras, terlihat seorang pria sedang menggendong Fatihah mendekat ke arah Vaulin yang kini terlihat kebingungan.“
Baca selengkapnya
Bab 35 : Aneh
Hamil di Malam PertamaBab 35 : Aneh"Hmm ... saya ini penyuka anak kecil loh, dan anak kecil juga pada suka sama saya. Sayangnya ... Tuhan belum ngasih istri, jadi belum bisa punya anak kecil deh," ujar Willy yang sebenarnya menyadari tatapan aneh Vaulin terhadapnya.Vaulin hanya melengos dan tak menanggapi perkataan Willy."Buruan katakan apa yang mau kamu bicarakan!" ujar Vaulin dengan memutar bola matanya."Hmm ... saya minum dulu, ya, tenggorokan jadi kering ini .... " Willy meraih gelas jus di hadapannya sambil memikirkan kata-kata yang akan ia lontarkan kepada ibu dari putrinya itu."Buruan, Dokter Willy, saya tak punya waktu lama. Dokter juga pastinya mau ke rumah sakit 'kan? Biar cepat selesai, jadi cepat katakan!" Vaulin menatap tajam pria dengan jambang tipis di wajahnya itu yang mungkin tak sempat cukuran.Willy mengeluarkan ponselnya dan pura-pura mendapatkan chat dari seseorang."Vau, kayaknya saya belum bisa bica
Baca selengkapnya
Bab 36 : Daftr Nama
Hamil di Malam PertamaPart 36 : Daftar Nama“ ... 77. Muhammad Zaki, 29 tahun .... “Keempat mata yang sedang menatap televisi  43 inci itu langsung melotot tak percaya saat melihat nama Zaki terpampang di daftar nama penumpang Lion JT-007, tangis Vaulin pun langsung pecah.“Ya Allah, Zaki .... ” Malik mengusap wajahnya dengan air mata yang tak tertahan lagi, ia sudah menganggap anak angkat yang kini sudah menjadi menantunya itu sebagai anak sendiri. Rasa sayangnya sama antara Vaulin juga Zaki.“Kak Zaki, Ma, ini nggak benar ‘kan? Itu bukan Zaki suaminya Vaulin ‘kan?!” Vaulin luruh ke lantai dan sang Mama segera memapahnya menuju sofa, dadanya sangat sesak saat ini dengan air mata yang teru
Baca selengkapnya
Bab 37 : Masa Lalu
Hamil di Malam PertBab 37 :  Masa LaluMalik keluar dari kamar bersama Della, setelah menjelaskan semuanya walau istrinya itu masih saja tak bisa mempercayai penuturannya saat itu.“Zaki, Vaulin, kalian sudah berkenalan? Kok sudah main saja?” Malik tersenyum ke arah keduanya.“Iya, Pa. Terima kasih udah bawain Kakak buat Vaulin,” jawab Vaulin yang polos, yang sangat senang kini sudah memiliki teman bermain karena sehari-hari ia hanya bermain bersama Bik Ijah saja, sedangkan Mama dan Papanya sibuk di kantor setiap hari.“Zaki, salim dulu sama istri saya. Mulai sekarang, panggil dia Mama!” perintah Malik kepada anak angkatnya itu.“Baik, Om!” Zaki se
Baca selengkapnya
Bab 38 : Keyakinan Vaulin
Hamil di Malam PertamaBab 38 : Keyakinan VaulinBeberapa hari berlalu pasca kecelakaan pesawat di perairan laut xxx, tim SAR sudah berhasil mengidentifikasi beberapa serpihan pesawat juga beberapa organ tubuh yang ditemukan oleh seorang nelayan secara terpisah. Ada yang menemukan sepotong tangan, dan ada juga yang menemukan sepotong kaki. Menurut kesaksian beberapa nelayan yang saat itu berada di sekitar tempat kejadian peristiwa, terjadi dua ledakan sore itu namun tak ada yang melihat langsung kejadian na’as.Menurut Kepala Basarnas, sangat kecil harapan untuk para korban bisa selamat, sudah dipastikan kalau seluruh penumpang dan awak pesawat meninggal sebab menurut rekaman kejadian di Kotak hitam, pesawat mengalami kerusakan mesin lalu mencoba mencari pendaratan darurat tapi saat itu sedang terbang di atas laut. Tiba-t
Baca selengkapnya
Bab 39 : Duel
Hamil di Malam PertamaBab 39 : Duel“Nggak seru kalau cuma adu mulut, coba turun ke halaman sana! Terus adu jotos, aku mau lihat ... siapa yang paling jago diantara kalian berdua?” tantang Vaulin kesal melihat tingkah dua dokter yang menurutnya sangat kekanak-kanakan.Vaulin menatap kesal keduanya. Yuta terlihat mengusap wajah, sedangkan Willy pura-pura sedang mengajak Fatihah mengobrol. Bayi berambut keriting itu menarik-narik ujung jari Willy dan memainkannya, sedangkan sang ayah biologis begitu menyukai momen ini.“Ya sudah, kami pamit pulang saja. Maaf ... kalau sudah mengganggu kamu, Vau!” ujar Yuta sambil menepuk punggung Willy. “Ayo pulang!”“Kamu duluan saja, saya baru datang kok. Masih pingin
Baca selengkapnya
Bab 40 : Calon Suami
Hamil di Malam PertamaBab 40 : Calon Suami“Neha, ini Mamak bikinkan obat untuk calon suamimu itu. Ayo bantu membangunkan dia, biar bisa minum ramuan ini!” ujar seorang wanita paruh baya sambil membawa gelas seng besar saat memasuki kamar anak gadisnya.“Iya, Mak,” jawab Neha sambil mendekati pemuda yang kondisinya begitu lemah itu.“Abang, ayo bangun!” ujar Neha dengan suara lembut dan tentunya sambil tersenyum-senyum sendiri, ia begitu senang, akhirnya Tuhan menjatuhi dia jodoh juga walau nemunya di laut.“Uhuukk .... “ Sang Pemuda terbatuk dan duduk dengan dibantu Neha.Wanita paruh baya dengan kaos kedodoran serta kain yang terikat di pinggangnya it
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status