Lahat ng Kabanata ng Bukan Simpanan CEO: Kabanata 51 - Kabanata 60
99 Kabanata
Happy New Year
Haloo, selamat tahun baru untuk kita semua... Semoga harapan yang belum tercapai di tahun 2021 bisa tercapai tahun ini ya... Yuk, jadi versi terbaik dari diri kita :) Oke, nggak mau panjang-panjang. Cuma mau menyampaikan ada GIVEAWAY pulsa/saldo 100.000 untuk 10 orang pemenang. Caranya mudah. 1. Like dan follow Fanpage Lunetha Lu Novel (Boleh juga follow @lunetha_lu)2. Like dan share postingan GIVEAWAY di status kamu atau story 3. Sudah membaca cerita A Bit Psycho but Sweet4. Kirim screenshot bagian Pustaka kamu ke akun medsos Lunetha Lu (boleh di kolom komentar atau via DM) Periode Giveaway sampai 6 Januari 2022 jam 19.00 WIB.Giveaway akan diundi di tanggal 7 Januari 2022. Good luck!
Magbasa pa
#51 Tamu
Bosan.Satu kata yang dapat mewakili suasana hati Aneth sekarang. Semenjak bekerja di kantor ia terbiasa dengan banyak aktivitas dan mendengarkan suara orang lain yang mengobrol. Ini juga kali pertama gadis itu sendirian di apartemen Yuka dalam waktu yang lama.‘Kira-kira kapan dia pulang ya? Sudah sore.’Eh, kenapa dia malah gelisah menunggu laki-laki itu?Aneth menatap ponsel yang dipegangnya, menimbang-nimbang apakah tidak mengganggu jika dia menghubungi Yuka. Tapi tidak lama kemudian getar ponsel membuatnya tersentak. Panggilan masuk dari Mama.Ia menatap sekilas layar ponselnya sambil menghela napas panjang. Mempersiapkan ruang kesabaran ekstra di telinga dan dadanya, sebelum akhirnya menjawab panggilan itu.“Halo,”“Kamu udah pulang Neth?”Ya, mengingat ini hari kerja, tentu saja seharusnya Aneth baru pulang kantor. Tapi Yuka memintanya tidak pergi ke mana-mana dulu untuk beber
Magbasa pa
#52 Perselisihan
“Kok, lo di sini?” “Umm...” Aneth tidak tahu harus menjawab apa. Dia sangat kaget dengan kehadiran Valdi di apartemen Yuka. Begitu juga sebaliknya. “Mau ketemu Yuka?” tanya Aneth mengalihkan. “Oo, iya.” “Nunggu di dalem atau ... ?” “Mm, ya boleh,” jawab Valdi canggung. Aneth mundur memberi ruang untuk Valdi masuk ke dalam. Sementara seisi jantungnya tengah melonnjak-lonjak, berdetak tidak karuan. ‘Suasana macam apa ini?! Kenapa Yuka tidak memberitahu kalau Valdi akan datang?’ “Mau ... minum apa?” Karena sangat bingung harus bersikap bagaimana, akhirnya Aneth mencoba bersikap sopan dengan menawarinya minum. Tapi setelah dipikirkan lagi, apa dia malah jadi terdengar seperti tuan rumahnya? “Nggak pa-pa, nanti gue ambil sendiri aja,” sahut Valdi. “O-oke.” Wajah Aneth langsung berjengit ketika berbalik membelakangi Valdi. Ini benar-benar celaka, pikirnya. Bisa-bisanya bertemu
Magbasa pa
#53 Adakah Harapan
Setelah mengistirahatkan badannya sejenak, Aneth duduk di pantry menunggu dengan cemas. Kepalanya sudah tidak terasa berputar. Tetapi perasaannya berubah tak enak saat kedua laki-laki itu menginjakkan kaki keluar dari apartemen. Tidak. Sesungguhnya perasaannya sudah tak nyaman sejak pertama dia melihat Valdi berdiri di depan pintu. Menurutnya, mereka tidak mungkin terlalu banyak membahas tentang dirinya, tapi... entahlah. Ia benar-benar merasa tidak bisa tenang saat ini. ‘Jangan terlalu percaya diri. Pasti ada hal lain yang mereka bahas. Valdi juga sudah bukan siapa-siapa lagi.’ Batinnya mencoba menenangkan diri. Menit demi menit berlalu. Suara ‘biip’ pada pintu apartemen yang terbuka membuatnya beranjak dari duduknya. Betapa terkejutnya Aneth saat mendapati luka lebam dan darah di sekitar wajah tampan Yuka. Kemejanya kotor dan acak-acakan. Rambutnya yang semula tertata rapi turun be
Magbasa pa
#54 Prasangka
Siang tadi Yuka sudah berangkat ke rumah orang tuanya. Tinggallah Aneth sendirian di apartemen lagi. Kalau saja yang akan diantar hanya Yurika dan Aylin. Kalau saja tidak harus ke rumah orang tua Yuka dulu. Mungkin Aneth akan memutuskan ikut dengannya.Mendapat pengakuan cinta dari Yuka saja terasa menyesakkan. Apa lagi bertemu orang tua lelaki itu? Sudah pasti mereka tidak akan percaya jika Aneth hanya dikenalkan sebagai teman Yuka. Dia tidak sanggup dengan keadaan yang seperti ini. Ia merasa malu dan tak pantas.Sejak kemarin Aneth juga belum mengobati lukanya dengan benar karena ada Yuka di rumah. Tapi sepertinya lengannya tidak sampai robek.Saat ia membubuhkan obat, ada pesan masuk dari Ivanka. [Nethhh...Lo kenapa nggak masuk berapa hari ini?Senin lo masuk ga???] Membaca pesan dari gadis itu serasa mendengar langsung suara riang dan melengkingnya di telinga. Aneth lalu ters
Magbasa pa
#55 Last Moment
Ganjaran. Ini jelas hukuman atas tindakannya. Dicampakkan dan dibenci oleh orang yang semula memiliki hubungan baik dengannya. Ketamakan membawa petaka untuknya. Berkali-kali penyesalan mengantar rasa bersalah.Dari awal seharusnya ia tidak terlibat dengan perasaan yang dinamakan cinta. Bukan hanya karena dia orang yang tidak pantas dicintai, tapi takdir dan nasib hubungan antaramanusia tak pernah berpihak padanya.Seseorang yang ternoda sepertinya tidak pantas bahkan hanya untuk sekadar bermimpi tentang cinta. Sejak awal keputusan untuk menjalani hidup sendiri sudah tepat, lantas kenapa perasaan masih berani bermain-main dengannya?Berbagai pikiran negatif mulai meracuni isi kepalanya. Ia tidak tahan untuk tidak melukai dirinya. Tetapi di sana, di luar, ada Yuka yang akan melihatnya. Entah bagaimana tanggapan laki-laki itu jika mengetahui kebiasaannya melukai diri.Menatapnya ngeri?Membencinya?Menarik pernyataan sukanya?Menggiring
Magbasa pa
#56 Psycho
Aneth dan insomnianya.Di saat seperti ini matanya bahkan sama sekali tidak bisa terpejam. Dia tidak mampu untuk tidur. Jika sebentar saja terlelap, pasti hal-hal buruk satu persatu masuk dalam mimpinya, menguras seluruh emosinya.Sejak kemarin ia belum melampiaskannya. Keberadaan Yuka membuatnya tak berkutik. Tapi pada jam segini, harusnya laki-laki itu sudah tidur kan? Kalau tidak tidur pun, dengan perlakuan Aneth yang menyinggungnya tadi, dia tidak akan keluar kamar. Paling tidak sampai besok pagi.Pelan, Aneth turun dari kasurnya. Membuka pintu kamar dengan hati-hati. Melangkah ke dapur mencari benda pengalihan segala emosinya.Saat ini tidak memungkinkan untuknya menggores diri dengan piyama panjangnya. Ia tidak pernah melukai bagian wajah karena akan terlihat mencolok. Oleh karena itu, digenggamnya mata pisau dengan tangan kirinya, dan...Darah segar keluar dari telapak tangannya.Selain tidak terlalu kelihatan, lebih mudah membuat ala
Magbasa pa
#57 Perasaan yang Hilang
Jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Semalaman Aneth tidak bisa tidur sama sekali. Ia telah mengemas barang-barangnya di kamar yang dipinjamkan Yuka untuknya. Keputusannya sejak kemarin sudah bulat. Hari ini ia akan meninggalkan apartemen Yuka. Meninggalkan laki-laki itu.Sepulang kerja nanti dia akan membawa barang-barangnya. Ke mana pun. Ia bisa menyewa tempat. Masalah terakhir hanya pekerjaannya. Ia berharap laki-laki itu segera memecatnya, menyingkirkannya dari sana.Masa kontrak kerjanya masih sekitar empat bulan kurang dua minggu. Sulit untuk harus menunggu pergi selama empat bulan. Ia tidak bisa lebih lama lagi melihat laki-laki itu.Dengan langkah gontai Aneth bersiap keluar dari apartemen Yuka menuju kantor. Meski masih terlalu pagi, setidaknya ia tidak akan berpapasan dengannya di rumah. Ia benar-benar—“Kamu mau ke mana?” Suara tenang dan maskulin itu mengejutkan Aneth.Laki-laki yang sangat ingin dihindarinya kini b
Magbasa pa
#58 Tanpa Kabar
Hanya butuh satu kali naik bus untuk tiba di tempat tujuan Ivanka. Aneth mengikuti gadis itu turun, berjalan kaki menyebrangi jembatan penyebrangan. Entah mereka berada di mana. Meski hanya menempuh jarak sebentar, Aneth sama sekali buta daerah di sana. Selama dua tahun tinggal sendiri, hidupnya hanya berkutat seputar kos, mal, dan café terdekat.“Tunggu sini dulu, deh,” ujar Ivanka setelah berhenti melangkah di jalan yang sepi.“Ini di mana sih Van?” Aneth mengernyit menatap jalan sekelilingnya yang tampak asing. Baru pertama kali ia ke daerah ini.Perempuan mungil itu terkekeh. “Nggak tau, janjinya sekitar sini.”“Kok nggak asik gini jalannya? Sepi. Kenapa nggak di kantor aja COD-nya?”“Masa sih? Asik kok!” Seringai lebar Ivanka menyiratkan makna yang sulit ditebak.Kontan Aneth merasa bingung dengan raut wajah aneh gadis itu. “Hah?”“Oh, ada telepo
Magbasa pa
#59 Raib
Sudah hari ketiga Aneth tidak masuk kerja. Selama itu pula Yuka tidak melihat gadis itu seujung kuku pun. Bahkan status pesannya masih tidak terkirim. Pikirannya kini mulai menyiksanya. Dia tidak bisa tenang lagi. Membuang harga dirinya, ia pergi menemui orang yang mungkin akan tahu di mana keberadaan gadis itu.Jam istirahat Yuka memasuki bangunan yang letaknya bersebelahan dengan gedung kantornya. Tempat yang dikenalnya, namun tak melulu didatanginya karena orang yang dia cari lebih sering berkunjung ke kantornya.“Siang Pak,” Suara seorang wanita menyapanya ramah dari dbalik meja sekretaris. “Sudah lama tidak berkunjung...” Menuturkan basa-basi singkat.“Siang. Direktur ada di tempat?”“Ada, Pak. Silakan masuk.” Wanita itu tersenyum ramah. Adalah hal biasa jika tamu gedung sebelah masuk tanpa membuat janji.Yuka berjalan dengan langkah besar menuju pintu di sudut ruangan. Tanpa menanggalkan tata kr
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status