Lahat ng Kabanata ng Bukan Simpanan CEO: Kabanata 41 - Kabanata 50
99 Kabanata
#41 Cinta Itu Seperti Apa
Aneth hanya melamun selama perjalanan, teringat pada perdebatannya dengan Om Ben dan kata-kata Mama yang terus membawa pikirannya berkelana pada kejadian-kejadian yang telah dialaminya. Ironisnya ia seperti ditampar oleh fakta bahwa dirinya dan Yuka sama sekali tak cocok.Ia juga tahu sejak awal mereka sangat berbeda bagai langit dan bumi. Yuka lelaki yang tampan, dari keluarga terpandang, cerdas, berkepribadian baik, pekerja keras, dan segudang kelebihan lain yang dia miliki, yang bisa membuat orang lain iri padanya, termasuk Aneth.Sementara Aneth, perempuan biasa dengan jerih payahnya, bukan golongan wanita super cantik, tidak pandai bergaul, tidak punya sesuatu yang patut dibanggakannya, gangguan mental yang kadang menyiksanya. Terlebih, ia bercacat. Meski telah bekerja keras dan berdoa, jika semesta tetap tidak mendukung, memang apa yang bisa diperbuat?Kemenangannya dalam sayembara itu pun pertama kali dalam hidupnya. Sesuatu tak terduga sepanjang sejarah.
Magbasa pa
#42 Hubungan Antarmanusia
Yuka masih tidak habis pikir. Ia baru saja ditolak mentah-mentah. Baru kali ini ada wanita yang mengabaikan perasaannya dengan sedingin itu. Sudah kesekian kalinya ia menghela napas. Duduk di sofa memindah-mindah siaran telivisi kabel di rumah orang tuanya tanpa berniat menonton.“Heh! Nanti remotnya rusak!” omel Yurika melempar diri ke sofa. “Kenapa sih lo?”Laki-laki itu menoleh sekilas dengan tatapan lesu. Lalu kembali sibuk menatap layar televisi yang berganti-ganti acara karena dia masih memainkan remot.“Tumben lo belom mandi siang begini, biasa lo paling rajin mandi bangun tidur?”Adik lelaki pertamanya masih diam tanpa semangat.“Abis ditolak lo ya?” Yurika masih lanjut bertanya.Respon Yuka yang memutar bola matanya membuat Yurika yakin kalau tebakannya tepat.“Ditolak siapa sih? Lo emang lagi deket sama siapa ya terakhir? Tumben nggak ada kabar beritanya,”&l
Magbasa pa
#43 Hukuman
“Gila! Sialan! Brengsek! Beruntung banget lacur itu dikelilingin cowok ganteng hidupnya!” umpat seorang gadis mungil duduk di meja Bar.“Temen katanya?” Ia tersenyum sinis. “Paling-paling cowok yang dia goda juga,”Entah sudah gelas ke berapa bir yang diteguknya. Tubuhnya sudah tidak seimbang, gerakannya mulai kacau dengan pandangan sayu.“Yakin gue, dia nggak lebih dari cewek yang pindah laki pindah ranjang.”“Ka, udah berhenti! Lo udah mabuk parah tau nggak!” omel lelaki di sebelahnya.Gadis itu menggeleng. “Lo belain dia?! Lo di pihak siapa sih? Katanya lo suka gue? Jadi itu bohong?”“Nggak Ka,” Laki-laki itu melunak. “Tapi lo udah kebanyakan minum, besok masih kerja kan.”Ivanka mencondongkan tubuhnya dan menunduk ke arah Alex. Memperlihatkan belahan dadanya dari blus berpotongan rendah yang dikenakannya. Jemari tangannya yang tidak mem
Magbasa pa
#44 Sudut Pandang
“Cantik banget hari ini. Mau kemana Neth?” tanya Ivanka melihat Aneth memakai atasan turtleneck gelap yang pas ditubuhnya dengan rok tartan lurus sebetis.“Ah, mau ketemu temen pulang nanti.”“Temen?” Ivanka menaikan sebelah alisnya sambil tersenyum penuh arti.“Iya, temen cewek, hei. Ngeledek melulu nih!”“Hehe... Gue kira mau ketemu temen lo yang rada bule itu, yang waktu itu dateng ke kantor ketemu Bos.”“Nggaklah, kami nggak sedeket itu,” elak Aneth.Jadi, yang akan ditemui Aneth hari ini adalah Yurika. Kemarin kakak perempuan Bosnya itu tiba-tiba mengiriminya pesan. Mengajak bertemu setelah pemotretan hari ini, usai jam pulang kerja. Karena merasa sungkan, Aneth pun mengiyakan.Lagi-lagi karena merasa tidak enak.Yah, dia tidak punya masalah dengan Kak Yuri. Apa salahnya bertemu? Temannya juga cuma Alex dan Ivanka yang setiap hari dit
Magbasa pa
#45 Badai
Melangkah turun dari mobilnya yang terparkir di halaman indekos, ia sudah bisa melihat sosok Aneth yang berjongkok sendirian di seberang pintu kamar. Kepalanya bersembunyi dalam kedua lengannya yang bersidekap di atas lutut. Ponsel masih digenggam satu tangannya. Dia berjalan dengan langkah terburu menghampiri gadis itu. “Neth,” panggilnya saat sudah berdiri di sebelahnya. Yuka mengulurkan tangannya, membantu Aneth berdiri. Setelah gadis itu mengangkat kepala, barulah ia dapat melihat air muka syok berbaur rasa takut pada gadis itu. “Kamu belum masuk?” Gadis itu menggeleng lemah. “Saya... takut,” Susah payah dia menjawab dengan suara yang sedikit serak. “Gimana kalo ternyata ‘orang itu’ di dalam kamar pas saya masuk? Gimana kalo dia sembunyi di kamar mandi atau lemari? Saya nggak berani.” Sorot matanya penuh kecemasan. “Ayo aku temenin,” Yuka menarik tangannya lembut. “Tapi, kalo penyusupnya masih di dalam gima
Magbasa pa
#46 Orang Gila
Dia baru beranjak dari ranjang ketika pintu kamar mandi terbuka. Aneth yang rambutnya basah terurai dan tubuh masih dalam balutan handuk kontan memekik kaget, melangkah mundur ke kamar mandi dan menutup kembali pintunya.Yuka mengerjap, ikutan kaget. Ia hanya melongo dengan pemandangan kilat yang baru dilihatnya. Meski tidak terlalu memerhatikan tapi... Aneth, dengan balutan handuk. Di dalam kamarnya.Wajahnya refleks memerah.Kenapa pikirannya malah melayang ke mana-mana?Oh iya, dia cuma memberi satu handuk.Yuka menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu berjalan ke sana. “Neth, butuh handuk lagi?” tanyanya dari depan pintu kamar mandi.“Kok, Anda masih di situ?” Yang ditanya malah balik bertanya.“Mmm....” Dia tidak bisa menjawab. “Butuh handuk lagi nggak buat rambut kamu?”“Boleh, tapi taruh di depan pintu aja. Terima kasih...”“Oke.&rdquo
Magbasa pa
#47 Jatuh Bangun Tersandung
“Raneeth,” ujar Yurika dengan wajah menyesal. “Seharusnya kemarin aku anter kamu pulang.” Wanita cantik itu memeluk Aneth erat ketika menghambur masuk ke apartemen adiknya.“Nggak apa-apa, Kak.”Kemarin Yuka memang meminta kakaknya mengirimkan pakaian ganti untuk Aneth. Tapi tidak menyangka supir akan membawa sepaket bersama pemilik bajunya. Padahal selama ini cuma sekali Yurika datang ke sana sewaktu awal dia pindah. Yang lebih sering datang biasanya Valdi.Tadi sewaktu menjemput Yurika di lobby, Yuka sudah bercerita sedikit mengenai indekos Aneth selama mereka berjalan ke unit apartemennya. Yurika memekik tak percaya dengan wajah prihatin. Tidak sampai hati mendengar insiden yang menimpa Aneth.“Aku bawa sarapan buat kalian,” Yurika lalu melepas pelukannya dan menaruh tote bag berisi makanan di pantry.“Mama sama Kapten ada nanyain lo nggak pagi-pagi keluar?”
Magbasa pa
#48 Pertengkaran Manis
“Kak Yuri udah pulang?” tanya gadis yang sejak semalam kembali tinggal di apartemennya.“Udah,”Sekali lagi Yuka memerhatikan penampilan Aneth. Dari ujung kepala hingga kaki. Gaun terusan berwarna biru pucat dengan motif bunga kecil-kecil tampak sangat cocok untuknya. Rambutnya tergerai begitu saja. Bulu matanya lentik dan cantik. Liptint yang dipakainya hari ini berwarna plum red.Ah, dia selalu saja betah berlama-lama memandangi bibir merekah gadis itu. Dia suka bentuknya. Juga sensasi yang dirasakannya ketika bibirnya menyentuh milik gadis itu.“Apa nggak pa-pa Anda temenin saya belanja?” tanya Aneth membuyarkan lamunannya.“Nggak pa-pa. Nanti kita diantar supir. Aku siap-siap dulu ya...”Fokus Yuka, fokus. Jangan mikir yang iya-iya dulu! *** Sepanjang berbelanja, laki-laki itu tampak sibuk dengan ponselnya. Sebentar-sebentar panggi
Magbasa pa
#49 Ingin Lebih Lama
Setelah obrolan ngalor-ngidul mereka siang tadi, Yuka melanjutkan pekerjaannya dari apartemen sepanjang hari. Beberapa kali bicara di telepon dengan sekretarisnya dan entah dengan siapa lagi. Sementara Aneth hanya menonton siaran TV kabel, sesekali memeriksa aplikasi investasi di ponselnya. Tanpa sadar mulai betah berada di apartemen Bosnya.Hingga menjelang malam, waktu terasa berhenti. Mereka yang tadinya berkutat di ruangan yang sama sebentar lagi akan dipisahkan oleh waktu, masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat.“Umm... Besok saya masuk kantor ya?” Aneth tidak tahu kenapa ia perlu izin kepada laki-laki itu.“Jangan dulu, bisa? Hari Senin aja kamu masuk kantor,” Yuka membereskan laptop dan dokumennya yang berserakkan. Siang tadi berkas-berkas itu di kirim ke apartemennya oleh Rebecca, sekretarisnya.“O-ooh, oke.”Terbiasa mematuhi apa pun yang di katakan mamanya di rumah, membuat Aneth secara otomati
Magbasa pa
#50 Bentuk Kesalahan
Sejak bangun dari tidurnya, Aneth bergerak gelisah. Berguling di ranjang, lalu bangun dan mondar-mandir di dalam kamar. Sesekali menggigit bibir, sesekali menggigit kuku.Apa sih yang ada di pikirannya kemarin?Kenapa dia bisa-bisanya melakukan itu pada Yuka?Ke mana perginya wahai akal sehat?Semalam dia menahan malu mati-matian, ditemani detak jantungnya yang berisik sepanjang malam. Berharap tidur akan membuatnya lebih tenang di pagi hari. Tapi nyatanya, ia tidak bisa tenang. Sama sekali. Untuk keluar kamar pun dia tidak berani.Tapi gemuruh di perutnya sejak tadi membuat kegelisahannya meluntur. Ia lapar gara-gara kebanyakan berpikir. Apa laki-laki itu sudah bangun?Menelan egonya, Aneth akhirnya memutuskan keluar kamar. Mencuci muka, menyikat gigi di kamar mandi yang ada di luar kamar Yuka. Setelah itu memeriksa kulkas, mengeluarkan bahan-bahan yang dibelinya saat belanja kemarin.Masa bodoh soal semalam! Isi perut saja
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status