All Chapters of Bukan Cinta Biasa: Chapter 31 - Chapter 40
88 Chapters
Rumah sakit
Sore itu Meysa tampak sedang asyik menatap seisi rumahnya.Sepi ... hanya kata itu yang tergambar di raut wajah Meysa saat itu."Kayanya aku harus suruh bi Marti dan pa Mardi untuk tinggal disini saja.Bi Marti dan pa Mardi adalah orang yang membantuku membersihkan rumah atau sekedar membersihkan tanaman yang ada di depan rumah. Keduanya sudah berkerja selama 10 tahun dirumahku. Keduanya biasanya datang sekitar jam 7 pagi dan pulang saat hari mulai gelap , Tapi beberapa hari ini keduanya tidak datang kerumahku , katanya anaknya masuk rumah sakit." Aku jadi khawatir apa anaknya pa Mardi dan bi Marti sudah sembuh yah , sebaiknya aku hubungi pa Mardi saja.Meysa tampak mengambil hpnya dan mencari kontak pa Mardi namun belum sempat memencet kontaknya tiba tiba Mardi lah yang lebih dulu menghubunginya."Hallo pa""Hallo non , Tolong bantu saya non .. Tolong"Ucap pa Mardi yang terdengar seperti orang yang sedang menangis"Ada apa pa?? Apa terjadi sesuatu pada anakmu?""Anak saya harus seger
Read more
Canggung
Seorang dokter keluar dari ruang oprasi dan menghampiri Meysa yang posisi jauh lebih dekat dengan pintu di badingkan Dimas."Bagaimana keadaan pasien dok"ucap Meysa"Oprasinya berjalan lancar dan pasien akan di pindahkan ke ruang perawatan"ucap Dokter itu"Syukurlah , Terima kasih banyak dok"ucap Meysa yang bersyukur karna oprasinya lancar, Ia berfikir pasti bi Marti dan pa Mardi pasti akan senang jika mendengar kabar ini."kalau begitu saya permisi dulu"ucap dokter itu berlalu meninggalkan meysaMeysa hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada Dokter itu,sesekali Meysa menatap Dimas yang tampak acuh dan tidak perduli."Cihhh , jadi orang ko ga punya empati sih"ucap Meysa pelanDimas yang sedari tadi hanya terdiam tiba tiba mengarahkan pandangannya ke arah Meysa."AKU MENDENGARNYA".ucap Dimas meninggikan suaranya dan spontan Meysa langsung menatap Dimas kaget"Aishh , kamu membuatku kaget saja!!"" Kamu tau ga sih ini tuh rumah sakit!! kalo ngomong bisa pelanin dikit ga sih tu su
Read more
Naila
Setelah selesai Makan Meysa dan Dimas lantas bergegas kembali masuk ke dalam rumah sakit. Takut takut nanti anak pa Mardi sudah bangun dan membutuhkan seseuatu.Meysa dan Dimas tampak masuk kedalam kamar pasien dan terlihat anak pa Mardi yang masih blm sadar padahal sudah hampir 4 jam setelah oprasi."Dim, ini kan sudah ada 4 jam tapi ko anak nya pa Mardi blm siuman yah ? Aku jadi khawatir"ucap Meysa"Mungkin sebentar lagi , tenanglah aku yakin dya akan baik baik saja"ucap Dimas menenangkan Meysa"Mudah mudahan begitu ""Udah hampir jam 9 mending sekarang kamu tidur aja "ucap Dimas "Tidurlah aku yang akan menunggunya lagi pula sofa itu cukup untukmu tidur ya meski kakimu harus sedikit menekuk"ucap Dimas memberi saran"Aku belum ngantuk ko, sebaiknya kamu aja yang tidur""Aku juga belum ngantuk""Anak pembantumu ini siapa namanya , sedari tadi kamu hanya mengatakan dya dan anak pa Mardi atau bi Marti tapi tidak menyebutkan namanya"tanya Dimas"Aku sendiri tidak tau namanya ck" ucap Mey
Read more
Sebuah pemgakuan
Pagi itu Meysa bangun namun masih dalam keadaan mata tertutup dya merasakan hangat di badannya. Namun tiba tiba ia merasa ada yang janggal ia merasakan ada tangan yang tengah mendekap tubuhnya." Apakah ini mimpi , aku merasakan tubuhku sangat hangat pagi ini dan juga sepertinya ada laki laki yang tengah memelukku. Ahh iya ini pasti mimpi."ucap Meysa saat matanya masih tertutup rapat"Ini bukan mimpi, bangunlah!! tanganku pegal" ucap Dimas tiba tiba dan sontak membuat Meysa membuka matanya"Aishh bikin kaget saja!! Kenapa aku bisa tidur di pelukanmu? Ahh benar benar menjijikan. Ternyata kamu pandai memanfaatkan orang" omel Meysa"Aku tidak memanfaatkanmu , Semalam kamu sangat kedinginan. Aku hanya kasihan padamu, sudahlah jangan berfikir yang tidak tidak sebaiknya kamu segera ke kamar mandi dan mencuci wajahmu."ucap Dimas"Emang mau ke kamar mandi huhh"ucap Meysa kesalWaktu menunjukan pukul 10 pagi, Meysa dan Dimas tampak masih menunggu Naila yang masih tertidur seusai meminum obatnya
Read more
Masih belum percaya
Siang itu selepas Dimas pergi dari rumahnya, Meysa tampak masih shock dan tidak percaya bahwa Dimas temannya Alex adalah laki laki yang dulu sangat ia cintai.Siang itu Meysa masih meringkuk di kasurnya , menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sembari menangis sesegukan. Membayangkan apa yang di katakan Dimas tadi , itu sungguh membuatnya frustasi dan tidak bisa berfikir dengan jernih." Jadi selama ini dya adalah Dimas yang selama ini sangat ku benci , ahh ini pasti hanya mimpi , tidak mungkin!!" Fikirannya terus berkecamuk, ada rasa sakit yang sulit untuk di gambarkan."Sekarang aku harus bagaimana cara menghadapinya?? aku harus apa?? jika dya datang kesini nanti apa yang harus aku lakukan?? aku bingung, aku benar benar bingung. Kenapa semua ini harus terjadi padaku. ucap Meysa yang masih tak habis fikir kenapa semua ini harus terjadi padanya.Meysa yang sedari tadi meringkuk di kasurnya tiba tiba tertidur begitu saja, meninggalkan air mata yang masih membasahi pipinya. Matanya mula
Read more
Bingung
Udara pagi ini begitu dingin membuat Meysa masih nyaman berada di ranjangnya yang begitu hangat. Meysa tampak memeluk guling bermotif bunga bunga kesayangannya, matanya masih sembab karna sejak kemarin siang ia terus menangis. Hatinya berkecamuk antara percaya dan tidak, pria yang dulu meninggalkannya kini kembali namun dengan keadaan yang sudah berubah.Wajahnya sudah berubah 380 derajat tapi suaranya memang masih sama seperti dulu, anehnya kenapa sejak awal ia tidak menyadarinya."Aku selalu merasa nyaman saat dya memelukku!! Mungkinkah itu karna dya adalah Dimas yang dulu pernah aku kenal?? Tapi kenapa aku baru sadar sekarang bahwa suara mereka memang benar benar sama?? Apa karna aku begitu membencinya?? Sampai suaranya pun perlahan mulai tak ku kenali!! Oh Tuhan , sekarang aku harus apa? Apa yang harus kulakukan"ucap Meysa yang merasa bingung dengan kehidupannya yang begitu rumit sejak kemunculan Dimas di hidupnya.Meysa mulai bangkit dari ranjangnya dan berjalan ke arah kamar mand
Read more
Balas dendam
Alex tampak mengepalkan tangannya, wajah begitu marah mengingat Meysa menangis karena Dimas , ia tidak tau apa yang dilakukan Dimas pada sahabatnya itu. Tapi alasan apapun tidak ada tolerir bagi orang yang berani menyakiti sahabatnya itu. "Tunggu disini!! Aku akan keluar sebentar, masuklah ke kamarku untuk istirahat" perintah AlexUcapan Alex membuat Meysa menebak nebak, mau kemana dia?? Apa jangan jangan dia mau menemui Dimas dan memberinya pelajaran?" Kamu mau kemana Lex? Disini saja temani aku!! Dan jangan pergi" ucap Meysa yang berusaha menahan kepergian Alex"Aku ada perlu sebentar, enggak akan lama ko," ucap Alex yang berdiri dari tempat dudiknya dan berjalan ke arah pintu "Lex " ucap Meysa menghentikan langkah Alex "Apa " ucap Alex yang memutar tubuhnya hingga sejajar dengan Meysa"Jangan melakukan sesuatu yang bodoh , aku tidak suka" ucap Meysa " Iyah Sya , tenang aja yah!!" ucap Alex bohong." Yaudah pergi dulu yah" ucap Alex segera berlalu dari balik pintu Alex lantas mas
Read more
Care
Dimas tampak menatap Meysa sendu. "Kamu baik baik aja Sya, apa bekas tendangan Alex tadi masih terasa sakit" ucap Dimas "Ahh tidak aku baik baik saja, tidak perlu bertanya tentang keadaanku, lihatlah wajah mu penuh dengan luka dan lihat bahkan bibirmu mengeluarkan darah" ucap Meysa sembari mengelus bibir Dimas "Aku baik baik saja selagi kamu baik baik saja Sya" ucap Dimas "Sebaiknya kamu masuk ke dalam rumahmu" ucap Meysa memberi perintah "Aku ngga mau , aku mau disini bersamamu. Dan lagi ada banyak hal yang ingin ku katakan padamu" ucap Dimas "Kita bisa bicarain itu nanti, mending sekarang kamu masuk gih" ucap Meysa"Please Sya, yaudah gini aja boleh ga aku ikut kerumah kamu?? Jika disini nanti Mamahku akan tau dan mungkin tak akan membiarkan kita bertemu lagi."Kenapa"tanya Meysa bingung, memangnya kenapa mamahnya Dimas tidak akan mengijinkannya bertemu Dimas lagi, sejumlah pertanyaan muncul di kepal Meysa"Aku akan menceritakannya , tapi ga disini. Ayo masuk mobil , aku ingin
Read more
Awal yang baru
Aku tidak tau perasaan macam apa yang sedang bersarang di hatiku, tapi hatiku rasanya sakit saat melihat Alex memukulmu" ucap MeysaDimas terdiam tak memberi jawaban apapun. Ia hanya bisa memandang lurus ke depan."Menurutmu perasaan macam apakah ini" tanya MeysaDimas tampak masih terdiam, sebuah tepukan lembut di bahunya membuatnya lamunannya buyar." Hei, aku sedang bertanya, kenapa kamu malah ngelamun? tanya Meysa "Aku bukannya tidak mendengar, aku hanya sedang berfikir" elak Dimas"Mikirin apa" tanya Meysa penasaran"Ntah lah aku juga bingung" ucap Dimas sekenanya"Katanya lagi mikir!! Tapi ga tau apa yang lagi di fikirin, dasar cowok aneh" ejek mesya sambil berdecak"Enak aja manggil cowo aneh " ucap Dimas sembari mengacak rambut MeysaMeysa yang yang merasa rambutnya sudah berantakan lantas memegang tangan Dimas dan berusaha membuat Dimas tidak lagi menyentuh rambutnya." Aishh, rambutku jadi berantakan, udah, stop!! Jangan di berantakin" ucap Meysa kesalDimas lantas memberhent
Read more
Apa ini yang namanya cemburu?
Sebaiknya kamu segera pulang, Mamah kamu pasti cemas banget kalo tau kamu ga ada di rumah" ucap Meysa memberi perintah"Nanti kan aku bisa menghubunginya, kamu ga usah khawatir. Baru juga jadian masa harus pisah lagi" rengek Dimas"Dihh, mulai deh manjanya" ejek MeysaMeysa dan Dimas tampak sedang di mabuk asmara keduanya sedari tadi saling goda satu sama lain. Namun di sisi lain Alex yang sedari tadi sudah sampai di rumah membantingkan tubuhnya di ranjang."Huhh, percuma gw hajar si Dimas kalo ujung ujungnya kaya gini, lagian Meysa kenapa sih harus belain si Dimas brengsek itu. Apa bener mereka itu pacaran terus mereka lagi ada masalah makanya Meysa nangis, tapi kalo di fikir fikir Dimaskan terakhir ketemu sama Meysa waktu di cafe waktu itu kan?? dan Meysa juga waktu itu kayanya ga mau banget gw jodohin sama Dimas. Terus kenapa tiba tiba mereka sekarang bisa jadian??" timbul banyak pertanyaan di fikiran Alex jika di fikir fikir lagi memang aneh tapi apa mungkin Dimas nemuin Meysa tan
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status