Semua Bab Laki-Laki Misterius: Bab 11 - Bab 20
42 Bab
Pak Johan yang Menjengkelkan
Tentu saja di kantor tidak ada yang tahu, apa yang aku alami di kantor polisi tadi pagi, tapi rasa malunya tak juga hilang. Belum lagi Pak Ibnu mengomel karena aku baru masuk kerja saat sudah hampir jam istirahat makan siang, "Cepetan sana mulai kerja. Alasan saja urusan ke polisi. Tiap hari juga ada kecelakaan, mestinya tidak usah dibesar-besarkan." "Iya Pak," jawabku dengan lesu. "Terus ada hasilnya kau melapor? Ada yang berubah gara-gara kau melapor?" tanya Pak Ibnu, seperti kucing yang tak rela melepaskan tikus yang sudah berhasil dia tangkap. Aku terdiam, berpikir sejenak, 'Ada gunanya kah melapor ke polisi?' Pak Ibnu mendengus, "Heh, ditanya malah diem saja."
Baca selengkapnya
Pertaruhan dengan Pak Johan
Perasaan bersalah, malu, geram dan minder bercampur-campur mengepungku. Ingin rasanya aku menyerah dan lari saja dari tempat itu. Pulang ke rumahku di Malang dan mengurung diri di kamarku. Selamanya diam di sana, tidak lagi mengejar mimpi-mimpiku.Dunia di luar terlalu keras untukku.'Aku tidak boleh kalah! Tak boleh terpengaruh oleh kesinisannya! Aku bersalah pada Mbak Yolanda dan aku akan menebusnya dengan prestasi!' Dengan marah aku memejamkan mata dan mengepalkan kedua tanganku keras-keras.Seperti mantra aku ucapkan berulang-ulang semua mimpi dan cita-citaku dalam hati.Kutambahkan juga dalam daftarku itu, keadilan untuk bapak tua yang tak kukenal, yang meninggal tepat di depan mataku. Juga mengganti 20% gaji Mbak Yola
Baca selengkapnya
Would you walk with me?
Jauh sebelum ada platform digital, penulis biasanya menulis dalam kesendirian. Setidaknya menunggu sampai karya mereka itu tuntas, barulah mereka membagikan dan mendapatkan tanggapan. Mungkin itu kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi penulis besar. Sayangnya aku tak memilikinya. Menulis di platform seperti ini, jauh berbeda dengan cerita di atas. Bagiku, kalau menulis itu sebuah perjalanan, maka menulis di platform seperti berjalan bersama banyak kawan. Bukan menulis dalam sepi dan kesendirian. Karena itu kawan, would you walk through the story with me? Kasih komentar, kritik, saran dan rating. Don't let me walk through the journey alone. Dijamin aku bakal lebih semangat menulisnya. ^_^. Untuk merayakan komentar pertama buat novel ini, bakal aku post 2 chapter utk hari itu. Salam ....
Baca selengkapnya
Petualangan Dimulai
Hari itu juga aku “didepak” keluar dari perusahaan. Semua barang-barang pribadi yang aku simpan di loker, harus aku bawa pulang.Pak Ibnu dengan wajah sumringah bercerita kepada siapapun yang mau mendengar, bagaimana aku tiba-tiba berkelakuan aneh dan menakutkan. Meninggalkan tugas dan berusaha menerobos masuk kantor Pak Johan, "Ada yang ga beres dengan otaknya. Mungkin trauma lihat kecelakaan kemarin."Mbak Yolanda, Bram, dan beberapa staff lain yang cukup dekat denganku berusaha menghibur.Aku tak bisa bercerita banyak tentang tawaran Pak Johan untukku, jadi Aku hanya sebisa mungkin meyakinkan mereka kalau aku baik-baik saja.Kami membuat janji, akhir bulan nanti, setelah gajian, kita akan makan-makan di depot Chin
Baca selengkapnya
Letnan Khosali
'Kwang Soo!' kata pertama yang melompat dari benakku, saat aku melihatnya. "Kau lagi," ujarnya dengan mimik wajah sedikit terkejut, tapi hanya sekejap saja, detika berikutnya senyum yang lebar menghiasi wajahnya. 'Benar-benar mirip Kwang Soo …,' pikirku, saat melihat senyumnya. Aku tahu, selain di serial Running Man, Kwang Soo juga terkenal karena perannya di berbagai film dan drama, tapi aku hanya menonton dia di serial Running Man saja, dan gambaran Kwang Soo yang terekam di otakku adalah Kwang Soo yang konyol dan lucu.
Baca selengkapnya
Satu Hati Dua Pria
Aku berjalan dengan langkah kaki yang lebih riang, dibanding saat aku pergi meninggalkan rumah. Di HPku tersimpan foto KTP bapak tua itu. Menurut informasi yang tercetak di KTPnya, bapak itu bernama Rahmat.Pendek saja namanya, hanya satu kata, tapi itu sudah biasa di negara ini.Selain nama ada juga informasi tentang alamat, tanggal dan tempat lahir. Masalahnya dari cerita Letnan Khosali, tak satupun dari informasi itu tampaknya bisa dipercaya. Satu-satunya yang bisa digunakan untuk melacak bapak tua itu adalah foto dirinya.Kalau dahulu, mungkin mencari-cari orang yang mengenal bapak tua ini, hanya dengan bermodalkan fotonya bisa jadi seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Beda dengan sekarang, ketika media sosial jadi raja. Beruntung juga aku nggak buta teknologi dan termasuk pegiat medsos yang lumayanlah f
Baca selengkapnya
Penyelidikan Dimulai
Esok paginya aku melompat bangun dari tempat tidur, setengah berteriak, "Astaga! Aku sampai lupa!" Ya, gara-gara Nyonya Burhan sedang terkena demam romansa, aku jadi ikutan sibuk memikirkan masalah hati. Padahal sekarang ini, ada yang lebih penting dari urusan asmara. Tidak aneh dalam mimpiku aku merasa dikejar-kejar oleh seseorang. Terkadang yang muncul dalam mimpiku bapak tua itu. Terkadang yang muncul dalam mimpiku laki-laki misterius yang menyamar itu. Sambil setengah menggerutu dan menyalahkan Nyonya Burhan, aku memeriksa akun medsosku. Kulihat ada banyak tanggapan. Sebagian besar saling komentar tentang kejadian itu. Sedikit yang berusaha memberiku informasi tentang ba
Baca selengkapnya
Terungkapnya Identitas Bapak Tua
Ditemani Letnan Khosali yang menyediakan waktu di luar jam kerjanya untukku, kami mengunjungi rumah orang yang mengaku sebagai keluarga bapak tua."Kebetulan waktu itu aku mendapat tugas keluar, sementara bagi teman-teman yang lain, kasus bapak tua ini hanya kecelakaan lalu lintas biasa.Itu sebabnya, mereka tidak terlalu banyak bertanya.Ketika semua formalitas, dokumen dan surat-surat yang dibawa, sesuai dengan data KTP bapak itu, mereka pun mengijinkan jenazah bapak tua itu untuk dibawa." Demikian penjelasan Letnan Khosali, atau sekarang aku memanggilnya Mas Khosali.Dan saat ini kami berdiri memandangi bangunan tua yang tak terurus.Menurut keterangan mereka yang tinggal di sekitar, rumah itu sudah bertahun-tahun tidak ad
Baca selengkapnya
Hantu Sofia Janssens
Awalnya aku ingin membagikan berita keberhasilanku ini pada Nyonya Burhan dan Mas Khosali. Tapi setelah kupikirkan sedikit lebih jauh, aku memutuskan untuk menyimpannya lebih dahulu.'Wajahnya memang sangat mirip, dan Aku yakin bapak tua itu adalah dr. Satya.Tapi kemiripan ini tidak cukup untuk jadi bukti. Seandainya jenazah bapak tua itu masih ada di kepolisian, mungkin bisa dilakukan tes DNA dengan salah satu kerabat dr. Satya untuk membuktikan.Sayangnya kami sudah kehilangan jenazah bapak tua itu.' pikirku dalam hati, ketika aku baru saja hendak melangkah, meninggalkan kamar dan berbagi kabar ini dengan Nyonya Burhan.'Ya …, untuk sementara ini, lebih baik aku menyimpan dulu informasi ini.
Baca selengkapnya
Dia Sofia Janssens
Begitu bangun dari tidur, aku segera membuka HP dan memeriksa foto-foto Sofia Janssens yang ada di internet. Posisi tato itu ada di pinggangnya, karena itu agak sulit menemukan foto yang menunjukkan tato-nya. Aku ingat melihat tato itu di salah satu film yang dia perani. Agak sulit, tapi akhirnya aku menemukannya. Dengan sedikit kerja keras, aku menemukan foto yang menunjukkan tato itu dengan cukup jelas. Tidak cukup itu saja, dengan menggunakan aplikasi untuk meng-edit gambar, akhirnya tato di foto itu bisa sedikit kuperjelas. Desain tato itu terlihat artistik dengan garis-garis sederhana yang membentuk semacam simbol. Simbol ini belum pernah kulihat sebelumnya.  Agak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status