All Chapters of Once then Forever: Chapter 51 - Chapter 60
70 Chapters
Bab 51
Menumpu tubuh dengan siku, Dimitri yang berbaring menyamping sengaja menaruh kakinya di atas kaki Sera. Mengapit tubuh perempuan itu agar terus menempel padanya."Kamu mau tidur?" Pertanyaan konyol itu ia lontarkan sembari menciumi pundak polos si istri.Harusnya mereka sudah tidur sejak dua jam lalu, jika saja Dimitri tidak mengajak bertempur. Sebenarnya bukan sepenuhnya mengajak, sebab lelaki itu mulai mencumbu istrinya tanpa menunggu persetujuan.Memejam, kemudian mengintip,  Sera mengulas senyum. "Memangnya mau lagi?"Dimitri meringis akan kalimat sarat tantangan itu. Jelas ia akan mengangguk cepat, tetapi sekuat mungkin keinginan itu ditahan. Seranya sudah terlihat sangat mengantuk dan lelah."Tidurlah." Berucap demikian, lelaki itu malah semakin menenggelamkan wajah di ceruk leher Sera. Menghidu banyak-banyak aroma dari sana."Mama bawa aku ke suatu tempat tadi.""Ke mana?" Dimitri bicara di depan dada Sera. Satu tang
Read more
Bab 52
"Makan, Dim."Ajakan dari Brian, kakak sepupu sekaligus pemilik acara, diabaikan saja oleh Dimitri. Suaminya Sera itu duduk sendirian di salah satu meja yang sedikit jauh dari meja lainnnya di halaman belakang itu. Fokus menatap pada perempuan bergaun merah muda di sana.Inka, istrinya Brian melahirkan anak ketiga sebulan lalu. Acara makan bersama ini diadakan sebagai bentuk selamatan.Duduk tegak dengan kedua tangan bersedekap, atensi Dimitri sepenuhnya tertuju pada Sera. Di sana, bersama Inka dan sepupu lain, si istri tampak berseri-seri.Sungguh pemandangan yang bagus. Sejak tadi, sembari menatapi Erza--putra sulung Brian--Sera terus tersenyum. Cantik sekali lengkungan di bibir perempuan itu, hingga mampu membuat Dimitri tak berpaling sesenti pun.Terus memandangi, pembicaraan ia dan si istri beberapa bulan lalu seketika mengisi benak. Soal Sera yang sebenarnya ingin memiliki anak, tetapi takut akan banyak hal.Sebelum ini, konversasi ter
Read more
Bab 53
"Door!"Baru saja keluar dari kamar mandi, Dimitri mendapati istrinya bersuara demikian sembari menepuk tangan. Berniat membuatnya terkejut, sepertinya."Kamu itu enggak bisa dibuat kaget, ya?"Si pria menertawai dalam hati, tetapi setia memasang raut datar. Masih mengenakan handuk di pinggang, ia menarik pinggang Sera hingga mereka berdiri rapat."Lain kali bilang dulu. Biar aku bisa pura-pura kaget." Membenamkan wajah di bahu si perempuan, ia tersenyum.Sera memajukan bibir. "Mana seru!" protesnya. Ini adalah percobaan ketiga dalam minggu ini. Setiap ada kesempatan, ia pasti berusaha muncul tiba-tiba dengan suara sedikit kencang agar suaminya terkejut. Namun, dari semua usaha, tidak ada satu pun yang berhasil. Dimitri agaknya memang punya keahlian menjadi robot."Aku nyerah, ah. Kamu memang enggak bisa dikagetkan." Perempuan itu seketika menghapus wajah kecewa ketika tak sengaja kakinya menyentuh kaki Dimitri yang basah.Sera berbal
Read more
Bab 54
Duduk dengan memeluk lutut di atas tempat tidur, Dimitri menunduk demi bisa mengamati wajah Sera secara jelas.Saat ini sudah dini hari. Istrinya itu tampak sangat pulas. Wajar, sebab sejak pagi bekerja keras demi mewujudkan hari ulang tahun yang berkesan.Pria itu mengulas senyum untuk yang kesekian kalinya. Semua momen yang terjadi hari ini adalah alasan mengapa hatinya terasa damai dan bahagia.Sebelum menyiapkan hidangan untuk dinikmati bersama anggota keluarga lain, ia dan Sera sempat melakukan ritual suami-istri. Sampai di situ, suasana hati Dimitri benar-benar baik.Kemudian, siang harinya mereka makan bersama. Mama, Dante, Ibu, Hares dan Theo. Orang-orang itu benar-benar membuatnya merasa disayangi.Si ibu mertua membawakan sup ayam yang super enak. Mamanya mengalah akan pesta meriah dan ikut dalam makan siang sederhana itu. Dante tumben sekali tidak mendebatnya. Lalu, Hares dan Th
Read more
Bab 55
Sera mengetuk-ngetukkan ujung telunjuk, terus menatapi ujung sepatu yang bahkan belum sempat dibuka. Perempuan itu melirik sekilas pada punggung Dimitri di hadapan. Ruang tamu yang ditempati mendadak menyeramkan. "Untung tadi mobilnya enggak kencang. Misal kamu kecelakaan di jalan raya dan bukan di jalan komplek perumahan, bagaimana?" Masih menekuri lantai, sebenarnya bibir Sera gatal ingin menjawab. Ingin menjelaskan bahwa dirinya tidak apa-apa. Saat berlatih naik sepeda di jalanan komplek tadi, mobil yang tidak sengaja menabrak bagian belakang sepeda tidak melaju kencang dan sempat mengerem. Ia hanya jatuh, itu saja. "Kamu butuh mahir naik sepeda untuk apa? Kan ada Leo yang bisa antar ke mana-mana?" DImitri berkacak pinggang setelah membalik tubuh. Lelaki itu menajamkan sorot mata. Ia berusaha membuat Sera paham bahwa dirinya benar-benar cemas atas berita kecelakaan yang beberapa saat tadi disuarakan langsung oleh si istri. Dimit
Read more
Bab 56
Sudah akan pulang dari toko, Dimitri yang tidak sabar mengetahui keadaan Sera memtuskan untuk menghubungi Leo. Sembari keluar dari ruangan pribadinya, pria itu berjalan dengan ponsel tertempel di telinga.Solusi untuk perkara main sepeda sudah didapatkan beberapa waktu lalu. Sera boleh belajar menaiki benda itu tanpa dirinya. Dengan catatan, harus diawasi Leo, itupun harus dilakukan di salah satu lapangan sepak bola yang berada dekat dengan rumah.Hari ini Sera pergi ke lapangan itu lagi. Mungkin sudah sejak tiga jam lalu. Dimitri menelepon demi memastikan keadaan istrinya baik-baik saja. Foto dan video pendek yang Leo kirim rasanya belum cukup."Selamat sore, Tuan. Saya dan Nyonya masih di lapangan Bormo."Suara sapaan dari seberang membuat Dimitri menghentikan langkah dan menilik arloji. "Sera belum lelah memangnya?"Leo tidak menjawab."Dia ada jatuh?""Tiga kali, Tuan."Gurat cemas muncul di wajah datar itu. Keadaan ini mem
Read more
Bab 57
Sera hanya mampu menatapi punggung suaminya yang semakin jauh dari dalam mobil yang baru saja terparkir di garasi rumah. Laki-laki itu turun sendirian, berjalan cepat menuju pintu kediaman mereka, meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.Mundur tiga hari dari jadwal seharusnya, Senin ini mereka akhirnya menemui salah satu dokter spesialis fertilitas. Melakukan konsultasi dan serangkaian pemeriksaan fisik dan non fisik sejak pagi hingga siang tadi.Masih di dalam mobil, Sera mengusap wajah kala mengingat penjelasan  dokter spesialis andrologi beberapa saat lalu tentang keadaan suaminya. Rasanya seperti mendengar kebohongan yang jelas adalah fakta yang berhasil membuat jantung seolah dicubit.Hasil tes mengatakan Sera baik-baik saja. Masalah yang menyebabkan mereka belum punya keturunan sampai kini ada pada Dimitri.Sel pria yang berfungsi untuk membuahi sel telur tidak baik kualitasnya. Tidak sempurna bentuknya, tidak laju geraknya.  Sera tidak in
Read more
Bab 58
Dari balik jendela mobil, Sera menatap penuh harap ke arah pintu rumah. Pak Leo belum juga tampak, membuat hati resah bukan main.Siang ini Sera baru saja kembali dari Marvelous Dimt. Untuk kedua kalinya ia harus menggantikan jadwal kontrol yang semestinya dilakukan Dimitri. Dua hari sudah suami satu langkah pun dari kamar.Dimitri berkata butuh sendirian. Pria itu memang benar-benar mengurung diri. Di kamar, sejak dua hari lalu. Tak membiarkan siapa pun masuk, termasuk Sera. Menolak semua makana nyang diantar, tak menyahut satu pun panggilan.Saat ini Sera sedang menjalankan sebuah rencana. Ia meminta Leo memberitahu Dimitri bahwa ia tertidur di mobil dan kelelahan. Inginnya perempuan itu, suaminya keluar dan menggendongnya masuk kamar. Dengan begitu, situasi tidak nyaman ini akan usai dan mereka bisa bertatap muka lagi.Harapan yang membumbung tinggi itu seketika lenyap saat akhirnya Pak Leo mun
Read more
Bab 59
Karma. Semua hal yang diperbuat di dunia ini, entah itu kecil apalagi besar, semuanya akan diberi upah bila sudah tiba masanya. Yang menanam kacang, pastilah menuai kacang. Beberapa jam setelah Sera pergi, Dimitri yang masih duduk dengan kepala tertunduk di dekat ranjang memakai menit yang bergulir untuk mengabsen satu per satu perbuatanya di masa lalu. Menghubungkan dengan apa yang dialami saat ini, lalu satu kesimpulan ia dapat. Sebab-akibat. Dokter berkata, sel pria miliknya berkualitas tidak baik. Penyebabnya bisa banyak hal. Pola hidup, stres, gen, dan sebagainya. Dimitri menarik kesimpulan. Alkohol adalah salah satu penyebab kemandulan ini. Minuman keras yang selama ini dianggap tak memberikan efek apa-apa pada tubuh, ternyata menggerogoti dari dalam. Membuatnya tidak subur dan menciptakan masalah besar pada pernikahan. Kebiasaan hidup yang tidak sehat, mungkin saja. Di titik ini, ia juga menyadari k
Read more
Bab 60
"Aku rindu kamar. Aku boleh pulang, 'kan?" Sera memundurkan punggung, berusaha menatap Dimitri, meski pria itu memilih memalingkan wajah. Tidak menyerah, dua tangannya memegangi rahang pria itu agar wajah mereka berada di satu garis lurus. Laki-laki itu menatap ke arah bawah. "Dimitri." Sepenuh hati memanggil. Akhirnya lelaki tersebut mengangkat pandangan. Akhirnya, Sera bisa melihat dua manik indah itu. Meski kali ini sinar di sana meredup. "Jangan." Hidung Sera memerah. Tak bisa ditahannya lagi air mata itu. Tumpah untuk kesekian kali. Menggeleng kuat, ia berharap si suami paham maksudnya. Sera sudah memikirkan semua. Kalaupun kemungkinan terburuk terjadi, terapi obat tidak berhasil, mereka bisa mengambil cara lain, jika memang sangat ingin punya anak. Mengadopsi misalnya. Atau, bayi tabung. Semua bisa diatasi. Yang perlu dilakukan sekarang adalah memberikan pengertian itu pada suaminya. Dim
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status