All Chapters of Terpaksa Menikahi Om-Om: Chapter 51 - Chapter 60
98 Chapters
Bab 51. Salah paham
Nakura yang melihat itu semua pun geram. Berani-beraninya Aoi menolak Ryuji? Nakura menghampiri Ryuji yang menunduk, pasti perasaan pacarnya itu kecewa juga sedih. "Sayang? Kamu kenapa?" tanya Nakura hati-hati. Ryuji menoleh. "Tolong kamu kasihkan ini ke Aoi ya?" setelahnya Ryuji pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Nakura masih bingung. "Ngasih kado ini ke Aoi? Mending buat aku aja," senyum bulan sabitnya itu terbit, asalkan Ryuji tidak tau pasti aman. ***Aldebaran menatap Aoi yang hanya mencoret-coret buku tulisnya dengan asal. Aoi kesal?"Lo kenapa? Tumben banget gak memperhatikan dosen. Ada masalah?" tanya Aldebaran penasaran. Aoi mengangguk. "Mantan gue, ngasih kado tadi. Gak butuh! Udah pernah bikin gue nangis bilang putus tanpa sebab sekarang pura-pura sok baik. Ngeselin banget kan Al?" Aldebaran mengangguk saja daripada Aoi semakin marah. "Terus lo tolak kan past
Read more
Bab 52. Sekedar tamu undangan
Aoi tak semudah itu untuk mempercayai Makoto. "Kalau emang nganterin ke klub itu bener, ya udah. Aku percaya," Aoi mengangguk. Tak perlu bertanya langsung pada Nakura, yang ada mencari masalah dan ribut saja. ***Di kampus, dengan bahagianya Nakura membagikan undangan ulang tahunnya. Tentu saja di temani dengan Rumi, cewek bermulut pedas tapi savage di hati. "Datang ya?" Rumi memberikan undangan pada geng cowok-cowok yang duduk berteduh di pohon rindang. "Pasti ada dansa yang harus punya pasangan kan? Heh gue jomblo!" tolak cowok berambut acak-acakan, mungkin tak suka di sisir. Kedua alis Rumi menyatu. "Di suruh datang apa susahnya sih? Hargai Nakura dong. Udah susah-susah nyiapin pesta, dekorasi, sama makanan enak berkelas masih aja nolak," semprot Rumi dengan ketusnya, kedua tangannya berkacak pinggang. Semuanya tertawa. "Pasti datang kok. Tenang aja."Nakura berdecak kesal, in
Read more
Bab 53. Membingungkan
Aoi masih tak percaya, ia menemui Haruka dan Fumie ingin tau kejadian yang sebenarnya. Duduk di bawah pohon sakura menyejukkan hati dan pikiran. Fumie tak peduli dengan apa yang Aoi tanyakan, matanya terasa berat ingin tidur. Apalagi angin sepoi-sepoi meniup rambutnya terasa sejuk. "Pak Makoto refleks Aoi, aku tau sih kalau Nakura emang sengaja melakukan ini. Mungkin inilah rencananya, gak mungkin juga kan dia mengundang kita datang ke pesta ulang tahunnya tanpa sebab?" Aoi mengangguk faham. "Aku merasa bersalah udah nuduh mas Makoto yang bukan-bukan. Apa dia bakal marah sama aku?"Haruka terkekeh. "Coba kamu masakin makanan kesukaan pak Makoto, atau gombalin, gak deh gak pas. Em-gimana kalau ci-""Haruka! Kok di cium sih?" sela Aoi cepat, sekarang pikirannya peka dengan cerdas. Fumie terperanjat kaget, tidurnya hampir nyenyak. "Aoi! Ngagetin aja sih. Aku lagi ngantuk nih!"Aoi dan Haruka tertawa, ternyata Fumi
Read more
Bab 54. Kabar baik
Aoi membuka kelopak matanya, perutnya terasa mual. Aoi beranjak dari kasurnya. Makoto yang merasakan pergerakan dari istrinya itu heran. "Tumben bangun jam segini?" Makoto menatap jam dinding menunjukkan pukul 3 pagi. Aoi mual-mual, Makoto segera mengetuk pintu kamar mandi. "Aoi? Kamu masuk angin?" tanya Makoto khawatir. Diam beberapa saat. "Aoi? Aoi? Aku boleh masuk?""Jangan!" seru Aoi panik. "Aku gak apa-apa kok.""Beneran? Coba kamu keluar dulu. Sini aku pijet dan kasih minyak telon," Makoto tak yakin Aoi baik-baik saja apalagi mualnya itu tak seperti dengan masuk angin.Aoi menghela nafasnya, kepalanya pun terasa pening. "Padahal lagi musim semi mas, gak dingin juga, aku malah mual-mual. Aneh," gerutu Aoi kesal, tubuhnya terasa lemas setelah mual. "Duduk disitu aja. Aku olesin minyak kayu putih," baru saja satu langkah, Aoi meraih tangannya. "Kenapa?"
Read more
Bab 55. Sendirian
Malam hari enaknya kumpul dengan keluarga, apalagi sambil nonton ikatan hati dengan camilan tentunya. "Wah, calon bayinya mau cowok apa cewek Aoi?" tanya Amschel penasaran, pasti sifatnya juga menurun dari Aoi. "Apa aja yah asalkan sehat. Cewek cantik cowok ganteng. Gak mungkin kan kebalikannya?" Makoto terkekeh mendengar jawaban istrinya, seharusnya kata-kata itu di persembahkan oleh Ryuji atau Aldebaran. "Namanya belum ada yah, masih di pikirkan. Kalau kamu cocoknya nama apa?" Makoto beralih menatap Aoi yang serius melihat Ikatan Hati. "Shizuka bagus. Kalau cowok masih belum tau," nama itu ia ambil sendiri dari pemeran Shizuka di film Doraemon. "Kaindra. Tajam, anak yang hebat. Ya semoga aja dua sekalian biar ada teman mainnya," Makoto tersenyum menggoda. Aoi berdecak kesal, dua katanya? "Satu aja dulu. Gak mau dua barengan!" protesnya kesal. Memangnya mudah bisa kembar sekaligu
Read more
Bab 56. Menjadi pembantu
Aoi merasa sendirian meskipun di temani Haruka dan Fumie di chat grup. HAIFU (Haruka, Aoi, Fumie)FumieMaaf ya Haru aku baru online. Lagi beres-beres rumah biasa hehe. 06:00 pmHarukaIh bikin khawatir aja. Masa gak online seharian sih? Enak aja menghilang tanpa kabar gak pamit lagi. 06:01 pmAndaMakasih ya Haruka, Fumie. Kalian mau menemani aku, rumah ini sepi banget. Orang tuaku sama mas Makoto keluar kota, urusan pekerjaan. 06:01 pmFumieSama-sama Aoi. Boleh video call gak? Aku pingin bilang sesuatu nih, kalau di chat gak enak lebih baik langsung aja meskipun gak bisa ketemu hehe. 06:02 pmAndaBoleh banget06:03 pmHarukaAyo! Pingin tau nih kalian lagi apa. 06:04 pmVideo call di mulai, Fumie sedang tiduran, Haruka duduk di meja belajarnya dan Aoi memakan bento-nya sedikit saja. Nafsu makannya hilang, biasanya Mak
Read more
Bab 57. Ryuji
"Makan? Kamu aja belum sapu halaman! Sadar diri dong, enak aja bangun tidur langsung makan," Nakura bersidekap dada. Aoi kembali berdiri. "Kenapa gak kamu aja yang mengerjakan semuanya? Takut capek? Apa memang semua hidupmu selalu enak dan santai?" Aoi kembali melempar pertanyaan yang menampar Nakura saat itu juga, dirinya tak bisa di pojokkan terlalu mudah. Nakura terdiam. 'Berani banget Aoi? Gak, aku kan paling kuat disini. Aku adalah bos, dan Aoi hanya budak ku,' batin Nakura. "Oh, udah lupa ya sama kata-kataku?" Nakura bertepuk tangan dua kali dan datanglah 4 anak buahnya. Aoi menjaga ancang-ancang. "Mau apalagi?" tanyanya dengan nada ketakutan. "Ambil aja deh bayinya. Di suruh gak mau," Nakura memutar bola matanya malas. "Iya! Aku mau nyapu halaman. Minggir kalian, aku lewat kasih jalan lah," Aoi sedikit sensi, 4 anak buah Nakura itu malah bersiul menggodanya. "Kalau di liat-liat cantik j
Read more
Bab 58. Pelukan rindu
Selama perjalanan, Ryuji menanyakan bagaimana kondisi Aoi. Ternyata baik-baik saja. "Kamu tau gak?" tanya Aoi mencoba mencari topik lain, kali ini ia ingin berbincang lebih lama dengan Ryuji. "Gak," Ryuji menggeleng. "Tau apa memangnya?" pandangan Ryuji tak bisa beralih dari Aoi terkadang menatap jalanan juga. Menyetir dan satu mobil dengan orang yang pernah di sayang rasanya awkard dan deg-degan. Aoi menghela nafasnya. "Aku sekarang suka laper terus. Pastilah, kan ada calon bayinya. Aku sempat takut dan merasa putus asa di culik Nakura, aku pikir gak akan ada yang menolong aku. Tapi Tuhan telah mengirimkan kamu. Aku senang banget," Aoi tersenyum manis. "Kenapa kamu bisa sama Nakura? Apa dia udah macam-macam sama kamu? Melukai? Atau memaksamu?" Aoi menggeleng pelan. "Seharusnya aku sudah mengunci semua pintu di rumah. Tapi aku sendiri yang teledor. Sampai Nakura mudah masui ke dalam rumahku. Ayah, mama sama mas Makoto
Read more
Bab 59. Kecelakaan
Hari ini Nakura ingin berbelanja ke mall dengan Megumi menggunakan mobilnya. "Ini mobil kamu harganya berapa?" tanya Magumi kepo, sangat bagus dan mengkilat. Megumi ingin bisa membeli mobil suatu saat nanti. "Hampir satu milyar sih. Kenapa? Kamu sanggup belinya?" tanya Nakura dengan nada sedikit meremehkan. Megumi berdecak kesal. "Kamu meremehkan aku? Ya pasti bisa lah, tapi itu nanti. Aku masih sekolah belum kerja. Huh, hidup miskin aku gak pernah bisa merasakan naik mobil atau makan enak. Kamu beruntung Nakura, bisa merasakan kehidupan berkecukupan." "Semuanya pasti akan indah pada waktunya Megu, Tuhan sudah memberikan rezeki kepada hambanya. Oh ya, adik kamu yang namanya Fumie itu masih males gak?" Magumi mengangguk. "Kemarin, dia gak mau nyapu sama ngepel. Aku yang jadi gantinya. Enak banget tidur makan main hp doang. Uang aku yang di meja belajar aja di ambil sama Fumie, gak bilang-bilang lagi. Cuman beli kuota do
Read more
Bab 60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
Aoi tertidur, Nakura yang ingin meminta tolong untuk makan pun mengurungkan niatnya membangunkan Aoi. "Fumie kok lama banget ya? Katanya mau beli makan aja. Tapi udah satu jam."Nakura menatap Megumi yang tak jauh di sebelahnya. Belum sadarkan diri. "Maafin aku ya Megu. Kalau aja kamu gak usah ikut sama aku ke mall. Lebih baik aku kesana sendirian daripada melihatmu terbaring lemah seperti ini aku merasa bersalah," Nakura menatap nanar Megumi yang sangat pucat. Aoi mengerjapkan matanya, suara Nakura memang mengusik tidur nyeyaknya. "Semua ini bukan salahmu Naku. Hanya sebuah kecelakaan saja. Yang terpenting, Tuhan sudah menyembuhkanmu," Aoi tersenyum simpul semanis kamu. "Tapi kan sama aja Aoi. Aku sama Megumi mau ke mall belanja shoping. Gak tau tiba-tiba rem mobilku rusak. Padahal biasanya gak ada apa-apa kok," ucap Nakura serius, setiap hari mobilnya ia cek. Tidak ada yang bermasalah. "Apa ada or
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status