Semua Bab MAFIA Behind The MASK: Bab 11 - Bab 16
16 Bab
Travel With You
Sebuah suara membangunkan mimpi yang sedang berlayar. Alarm di atas nakas itu sangat mengganggu waktu tidurku yang singkat. "Nyonya Olivia!" panggil seseorang dari balik pintu kamar tidurku. "Iya, siapa?" tanyaku pada suara tersebut. "Ini saya, Helly! Apakan Nyonya membutuhkan sesuatu? Atau mau saya bawakan makanan?" sambil bertanya balik kepadaku. Aku Berpikir Mendekatkan sebelum meminta sesuatu kepadanya. "Tolong bawakan air lemon yang ditambah dengan sedikit madu dan gula. Dan juga bawakan dua roti bakar yang diberi selai nanas dan coklat di tengahnya" pintaku kepada kepala ART itu. "Siap, Bu Mohon ditunggu!" sambil melangkahkan kaki pergi dari kamarku. Aku menunggu sambil memainkan ponselku dengan bermain game yang sering direkomendasikan adikku. Beberapa menit kemudian, aku melihat gagang pintu bergerak tanpa ada seseorang yang memanggilku. "Helly! Kenapa tidak ketuk pintu dulu?" teriakku kesal. "Kamu mau marah sama aku?" tanya seseorang dengan suara yang familiar memasuk
Baca selengkapnya
Badai di tengah Pelangi
Waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam. Akhirnya kami berdua tiba di tujuan terakhir, yaitu Pasar Malam terbesar di Pusat Kota New York. Aku sebenarnya sudah cukup lelah karena jalan-jalan seharian. Tapi karena langkanya moment hari ini yang bisa membuatku melihat tawa Om Kevin. Aku menyingkirkan rasa lelahku agar tetap bisa membuat manusia salju ini mencair. "Ayo!" ucapnya sambil menarik tanganku. "Kita bagaikan Ayah dan Anak ya, Om!" kataku sambil terkekeh. Meski tinggi badanku dan Om Kevin tidak terlalu jauh, tapi jika dilihat oleh orang lain, kami seperti sepasang Ayah dan Anak. "Anggap saja begitu," sahutnya sambil terus memegang tanganku dengan erat agar tidak hilang di tengah kerumunan yang sedang ramai. Kami mampir kesemua penjual dan mencoba semua makanan yang ada di sana. Terdapat berbagai macam makanan di tempat itu, dari Korean food, Japanese food, Indonesian food, dan masih banyak lagi. "Dari tadi makan-makanan pedas terus, besok kita cek ke rumah sakit! Kala
Baca selengkapnya
Pergi Untuk Sang Buah Hati
Aku terbangun dengan sebuah kehangatan. Pelukan dari orang yang sama belum terlepas sejak kemaren malam. Kulepas pelan-pelan tangannya yang memelukku, lalu aku pergi ke balkon untuk menyegarkan otakku. "Pagi yang mendung mewakili hatiku yang remuk," gumamku sambil menikmati pendangan kota New York dari balkon di lantai 20. Di balkon itu sudah terdapat tempat penyeduhan kopi panas dan beberapa camilan. Tujuannya untuk mempermudahkan tamunya agar tidak perlu lagi berjalan ke dapur hanya untuk membuat kopi atau teh. "Aku merindukan Julius dan Angelina!" ucapku sambil menyantap beberapa camilan sambil duduk di kursi yang sudah disediakan. Tiba-tiba sebuah panggilan video terlihat di layar ponselku. Panggilan itu adalah dari mereka berdua yang baru saja aku rindukan. Setelah menarik nafas panjang karena senang, aku langsung mengangkat panggilan video itu. "Hai!" sapaku terlebih dahulu sebelum mereka menyapa. "Oh, Hai Oliv!" sapa mereka bali
Baca selengkapnya
Tamu Tak di Undang
Setelah di tinggal oleh Om Kevin, aku menghabiskan kesendirianku hanya dengan main game, menonton film, makan-makan dan masih banyak lagi. "Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Bertanya pada diriku sendiri. Aku kembali duduk di balkon sambil menikmati angin dan matahari sore. Pemandangan yang indah jika dinikmati bersama orang yang menyayangimu. "Sekarang aku benar-benar kesepian," ucapku dengan kembali membuka game buatan Stella. Sebelum login game, seseorang tanpa nama mengirim pesan private kepadaku. "Aku akan balas dendam padamu!" "Tak akan kubiarkan kamu hidup tenang!" "Kamu akan mati di tanganku!" Tulisnya dalam pesan terkunci itu. Aku yang lebih mementingkan kesepianku hanya tersenyum tipis melihat pesan itu. "Mau aku mati di tanganmu atau di tangan orang lain, siapa yang akan peduli tentang kematianku!" gumamku dalam hati sambil meneruskan permainan yang sejak tadi menunggu dimainkan. ***Dua hari kemudian*** *Ting, ting, ting* bel pintu terus berbunyi. Aku yang s
Baca selengkapnya
Suka Duka Bersama
"Prankkk!" sebuah barang jatuh dari dapur. "Juliuss!" teriak Angelina bersamaan dengan barang jatuh itu. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Dua orang tamu yang baru datang tadi malam sedang membuat keributan di dapur. Aku yang masih menikmati waktu tidurku ikut terganggu mendengar keributan itu. "Mereka kenapa sih?" tanyaku sambil berusaha membuka mata yang kini terasa berat. Setelah mengumpulkan nyawa, aku berjalan ke arah cermin untuk melihat wajahku terutama di area mata. "Benar-benar sembab, apa mereka melihatnya?" gumamku dengan perasaan takut. Aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan merelaksasikan tubuhku yang mulai kelelahan. Selesai mandi aku memakai beberapa rangkaian perawatan kulit untuk menutrisi kulit dan juga mengurangi sembab yang ada di mataku. Kamar hotel yang aku tempati lumayan luas, aku tinggal di lantai 20 yang bertema VVIP yang hanya berisi enam kamar. Satu kamar sudah memiliki fasilitas lengkap, seperti ruang tamu dengan kursi yang bisa
Baca selengkapnya
Hak Asuh Jessi
*POV Kevin Pranata Agraha* Empat hari setelah pergi meninggalkan Oliv. Pagi itu bertepatan di kediaman Kevin, sebuah keributan besar terjadi di rumah itu. "Tak akan kubiarkan hak asuh Jessi jatuh ke tanganmu!" teriak seorang Pria yang terkenal dengan sifat dinginnya. Ia memeluk erat anak perempuan semata wayangnya itu. "Aku mohon, Kevin! Tolong berikan hak asuk Jessi padaku. Aku berjanji padamu akan merawat Jessi dengan sebaik mungkin," ucap wanita yang sudah tidak punya urat malu itu. "Plak." Satu pukulan melayang ke pipi yang sudah mengkhianati laki-laki itu. "Sadar dengan ucapan mu Grace! Atas dengan alasan apa aku harus memberikan hak asuh Jessi kepadamu? Selama lima tahun aku merawat Jessi sendirian tanpa ada sedikitpun kontribusi dari Ibunya! Sekarang, kamu datang dengan muka busukmu itu untuk meminta hak asuk Jessi? Dimana rasa malumu Grace?" cercah Kevin habis-habisan menghantam Grace dengan kata-kata tajamnya. "Aku mohon padamu Kevin, berikan aku satu kali kesempatan unt
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status