All Chapters of Terpaksa Menjadi Istri kedua: Chapter 21 - Chapter 30
33 Chapters
Pertemuan Tak Terduga
Edo dan Rena membawa Yura ke rumah sakit, mereka panik saat Yura tiba-tiba pingsan setelah makan. Edo tak peduli penolakan Yura untuk ke rumah sakit pun tak ia gubris. Iantak mau mengambil risiko terjadi sesuatu pada kakak iparnya itu.Rena langsung menghubungi Dokter jaga di UGD dan gegas membawa Yura untuk penanganan pertama. Edo menunggu dengan cemas di luar UGD bersama Rena, ia bingung mau mengabarkan atau tidak pada sang ibu di rumah. Namun, ia sudah berjanji tidak akan memberikan info apa pun tentang Yura pada Madam Syin.Namun, ia pun bimbang karena sudah beberapa hari sang ibu sakit karena memikirkan Yura. Tangannya tak henti memandang ponsel hingga Rena datang menghampirinya.“Kamu kenapa?” tanya Rena.“Bingung, mau menghubungi Mami apa nggak? Kalau nggak, ada apa-apa sama Yura, aku nanti kesalahan. K
Read more
Fitnah Kejam
“Kamu yakin, Lia, mendengar Edo menyebut nama Yura?” tanya Edward.Pria dengan netra elang itu mulai kembali terpengaruh Amalia. Ia juga berpikir ulang tentang anak yang ada di kandungan Yura. Bisa jadi itu adalah anak Edo, bukannya mereka sangat akrab.“Yakin, aku sih malah berpikir, kalau dia nggak mau kembali karena memang mencintai Edo. Ya, itu hanya apa yang aku pikirkan, ya.”Edward mulai panas dengan ucapan Amalia. Kehamilan Yura membuatnya sempat bahagia, tetapi jika mengumpulkan puzzle demi puzzle kepergian Yura, bisa jadi mereka saling cinta dan melakukan dosa besar yang menghasilkan bayi dalam kandungan Yura.“Kalau kamu nggak percaya, ya, sudah. Nggak masalah,” ujar Amalia.“Kamu benar, aku harus memastikan semua itu. Anak dalam kandungan Yur
Read more
Dilema Yura
Edo senyum-senyum saat Rena sibuk mengobati lukanya. Sesekali ia meringis saat Rena mengoles obat pada bagian yang luka. Namun, setelah itu ia kembali menatap wajah bidadari yang Tuhan ciptakan begitu sempurna.“Aduh.” Edo berteriak saat dengan sengaja Rena menekan lukanya dengan kapas.“Sakit, kan?” tanya Rena.“Iya, sakit.” Edo memegangi pipinya.“Makanya matanya jangan jelalatan. Kamu nggak usah lihat aku seperti itu,” ucap Rena.“Memang kenapa?”“Nggak suka.”Edo kembali menatapnya dengan lekat, tetapi Rena mencoba membuang wajah. Ia beranjak dari duduk, tapi Edo menariknya hingga terjatuh di pangkuannya. Buru-buru wanita itu bangkit karena tak mau terjadi
Read more
Keraguan
Setelah memikirkan cukup lama, Yura memutuskan kembali ke rumah Madam Syin. Walau hatinya masih sangat perih, ia mencoba mendengar kata-kata Edo. Anak ini butuh pengakuan, dirinya pun sampai seperti itu karena permintaan Madam Syin. Jika ia mundur, sama saja ia mengalah. Ia kembali untuk anak yang ada di kandungannya.Jika Edward tidak mengakuinya, setidaknya anak ini akan hidup layak sebagai cucu keluarga ternama. Bukan sebagai anak yang tak jelas asal usulnya.“Selamat datang Yura,” ujar Edo. Pria itu menyambut kedatangan kakak iparnya di ambang pintu, ia pun bersedia membawa koper Yura masuk bak pelayan setia.Madam Syin memeluk Yura, ia senang dengan kedatangan istri kedua Edward itu. Benar kata Edo, ia akan kembali membawa kebahagiaan baginya. Wanita tua itu langsung mengajak Yura ke meja makan karena memang mereka sedang makan pagi.
Read more
Edward Nyidam
Tiba-tiba saja Edward merasa tidak enak perut. Ia berlari ke kamar mandi, sedangkan Madam Syin dan Yura menatap keheranan. Edward memanggil Bi Rukmini untuk membuatkannya teh hangat tanpa gula. Setelah itu, ia membaringkan tubuh di ranjang dengan membalurkan minyak gosok.Madam Syin menghampiri Edward di kamar, ia menatap heran dengan wajah sang anak yang pucat. Bi Rukmini datang membawakan teh hangat, lalu memberikannya langsung pada sang majikan.Edward duduk sembari menyeruput teh hangat itu. Lalu, ia kembali merebahkan tubuh tanpa memedulikan sang ibu yang keheranan melihat tingkahnya.“Kamu salah makan?” tanya Madam Syin.“Nggak, Mi. Nggak tahu tiba-tiba kaya orang mabuk perjalanan aja. Perut kaya di kocok,” ungkapnya.Yura mengintip dari balik pintu, ia berpikir ker
Read more
Kebusukan Amalia
Edward merasa aneh tiba-tiba ingin berada di kamar Yura. Bahkan, harusnya Edward menjaga agar perasaan Amalia tidak tersakiti. Namun, ia malah memilih bersama Yura. Sementara, Yura tidak banyak bicara saat Edward memilih bersamanya. Ia beranggapan hanya biasa saja.Edward memperhatikan Yura yang sejak tadi sibuk bermain ponsel. Ia heran kenapa rasa mualnya sudah hilang. Kemudian, tubuhnya pun kembali seperti biasa. Ada apa pikirnya?“Apa begitu caramu saat aku ada di sini?” tanya Edward.Yura menoleh ke arah Edward. Ia masih kesal dengan suaminya yang memang berhati lembek jika bersama Amalia. Jika mengingat penolakannya, dirinya begitu kesal. Berharap pria itu menyesal seumur hidupnya.“Cara apa maksud kamu?” tanya Yura.“Mendiamkan aku.”
Read more
Terusir Dari Rumah Dirgantara
“Edward! Ke luar! Tolong aku, Mami mengusirku.” Amalia terus mengendur kamar Yura. Ia tidak peduli, terpenting Edward ke luar dan menolong dirinya.Yura hendak ke luar, tetapi Edward menahan tangannya. Pria itu menggeleng agar istri keduanya tidak membukakan pintu untuk Amalia. Yura terpaksa duduk kembali, ia tidak tega mendengar Amalia terus berteriak.“Kamu tega, dia terus berteriak?” tanya Yura.“Kamu terlalu baik apa bodoh? Sudah jelas dia melakukan kejahatan padamu, bahkan ia menghasutku untuk tidak mengakui anak dalam kandunganmu.”Yura membuang wajah. Memang harusnya ia tidak berbaik hati, tetapi ia tetap saja memiliki rasa iba. Tidak peduli, ia membukakan pintu untuk Amalia.Amalia menerobos masuk menemui Edward di kamar.
Read more
Kembali Depresi
Amalia mengikuti saran dari Alin, ia datang ke kantor untuk menemui Edward. Ia berharap mereka bisa kembali rukun. Kedatangan Amalia membuat Edward bingung, dia sedang tidak mau berdebat atau bertengkar. Namun, sang istri malah datang menemuinya.“Aku ingin bicara dengan kamu, kalau di rumah tidak akan bisa. Aku harap kita bisa bersama-sama dan mengulang dari nol lagi,” ucap Amalia.“Aku sedang tidak mau berdebat.”“Aku nggak ngajak berdebat, hanya bicara 4 mata saja. Dari hati ke hati, itu saja. Kalau di rumah, kamu pasti terpengaruh Yura dan Mami.”Edward kembali menggeleng, Amalia masih sama saja. Menyalahkan Yura dan sang ibu. Ia tidak suka hal seperti itu terjadi lagi.  Tetap saja istri pertamanya tidak pernah berubah selalu saja menyalahkan orang lain.
Read more
Memohon Untuk Amalia
Bi Rukmini sibuk merapikan beberapa barang yang diminta Edward untuk memindahkan ke kamar Yura. Sementara, Yura memandang heran dengan apa yang di lakukan asisten rumah tangganya itu.“Bi, kok di pindahkan ke kamar aku? Itu bukannya barang-barang Edward?” tanya Yura.“Iya, memang punya Tuan Edward. Dia meminta saya memindahkan, Nyonya.” Bi Rukmini hanya tersenyum lalu kembali membawa baju-baju sang tuan.Yura terus mengikuti Bi Rukmini sampai tidak sadar jika sang suami sudah pulang. Edward meminta asisten rumah tangganya ke luar dari kamar. Ia ingin berbicara banyak pada Yura tentang beberapa hal.Bi Rukmini cukup paham dan ia meninggalkan keduanya untuk berbicara hal yang penting. Edward menutup rapat pintu, ia berharap Yura mau mendengar apa yang akan dibicarakannya.&
Read more
Menetapkan Hati
Edo menemui Rena yang menunggunya di sebuah kafe. Mereka memang sengaja bertemu karena sudah beberapa hari pria itu mulai sibuk dengan pekerjaan barunya. Ia menempati jabatan di perusahaan Madam Syin. Sejak memutuskan menikah dengan Rena, ia pun menerima tawaran untuk bekerja.Wajah Edo semringah saat Rena melambaikan tangan. Buket bunga yang ia bawa langsung ia serahkan saat sampai di hadapan sang kekasih. Wajah Rena berseri menerima apa yang diberikan pria tampan dengan jas hitam itu.“Terima Kasih.”“Sama-sama. Kami, terlihat sangat cantik,” puji Edo.“Jangan memuji aku, nanti terbang.” Rena tertawa menatap Edo.Keduanya saling berbincang, lalu Rena membuka percakapan tentang perceraiannya. Sidak terakhir memutuskan mereka resmi bercerai dan Rena menyandang
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status