All Chapters of Sejuta fikiran: Chapter 11 - Chapter 20
22 Chapters
Bab 11
Menerima tawaran Setta untuk mengantar dirinya kesekolah mungkin adalah hal terburuk. Selama di Bis semua orang menatap Setta dengan pandangan memuja.Sedangkan lelaki itu terus menggenggam erat tangan Argebi. Tentu dia malu, di tambah ia lupa memakai masker.  Sudah pasti semua orang membanding-bandingkan atau bahkan mengolok-olok dirinya."Tampan sekali""Tapi sayang ceweknya jelek""Mending sama aku""Haha, tidak cocok sekali"Sekumpulan anak muda mengata-ngatai nya dengan bisikan yang keras. Tentu terdengar telinga, ingin sekali menutup mulut orang-orang itu dengan kaus kaki saking geramnya."Hiraukan saja" Setta mengeratkan genggaman tangan. Seakan Argebi miliknya.Bis berhenti, Argebi mengeluarkan uang disaku. Sang supir ingin mengambil tapi saat menatap Setta ia menggeleng lalu menyuruh Argebi keluar dengan cepat.Memasukkan uang kesaku baju kembali. "Kira-kira supir Bis itu kenapa?" Tanya Gebi heran, karena b
Read more
Bab 12
Peringatan ulang tahun SMAdra tapasty akan diadakan kemping tiap tahunnya. Tidak jauh, hanya disekitar sekolah. Lebih tepatnya halaman sekolah yang lebar. Jika hujan maka mereka akan pindah kekelas masing-masing. Berbagai acara akan diselenggara demi memeriahkan. Argebi sudah berkemas. Membawa tas ransel sedang berisi tiga stel baju dan perlengkapan lainnya. Karena mereka akan menginap tiga hari dua malam.07:30 PM Argebi menyandang tas dan hendak bergegas menuju sekolah. "Ikut"Argebi muak sedari tadi lelaki dibelakangnya mendesak tidak jelas. Mana mungkin Argebi membawa pihak luar masuk kesekolah, yang terjadi adalah ia akan di skors."Kau disini saja""Ayolah, aku janji tidak akan mengacau"Tatapan tajam diberikan Argebi kepada Setta. Tidak dihiraukan lelaki itu tetap kekeh pada pendiriannya. Tin..tinMobil audi putih terparkir didepan rumah. Sang pengendara keluar menampilkan pakaian casual dengan k
Read more
Bab 13
DepMati lampu, menggelapkan penglihatan. Semua berteriak bahkan ada yang bersorak riang. Argebi menahan rasa takutnya memejam mata erat tidak ingin melihat sesuatu didalam kegelapan."Kita sambut anak dari pemilik sekolah kita" Suara kepala sekolah dari pengeras suara menghidupkan lampu"Hakkan kausetta"DegDegDegJantung Gebi seolah berdetak melambat. Berharap yang ia dengar ini hanyalah mimpi, atau nama yang sama saja. "Tampan sekali, Astaga" Rea memukul mukul paha Argebi yang masih memejamkan mata. Tidak sanggup membuka padahal lampu sudah menyala dengan sempurna.Prok...prok...prokSuara tepuk tangan bergemuruh serentak. Memuja anak pemilik sekolah yang masih sangat muda. Dan tentunya pertama kali terekspos didepan mata mereka. Ikut kemah bersama untuk tahun ini."Gila, Geb pengeran berkuda telah datang" Argebi tidak menghiraukan perkataan Rea. Masih tetap memejamkan mata seolah berdoa kalau pemili
Read more
bab 14
Jam berputar hingga menunjukkan larut malam. Rea tidak kunjung datang, dan Argebi sedari tadi duduk di ubin dingin sembari melihat kesana kemari.Mencari keberadaan Rea, atau bahkan murid lain yang akan ketoilet sebelum tidur. Argebi mendesah kecewa tidak ada satupun orang yang datang untuk menolongnya.Mengarah ke Setta, terpejam sambil menyenderkan punggung ketembok. Bagaimana bisa orang terpenting hilang tidak ada yang mencarinya?"Setta, telvon guru""Aku tidak bawa handphone" Argebi menyernyit heran merasa lelah. Ia ingin bersenang-senang dihari ulangtahun sekolah tapi mengapa sekarang malah terjebak ditoilet bersama Setta."Aku berkata pada mereka kalau aku pulang"Rasa sesak semakin menguasai dada. Bermalam ditempat yang gelap apa itu bisa menyenyakkan tidur?, tentu tidak. Argebi tidak bisa tidur dalam posisi panik. Siapa yang mengunci? batin Gebi sedari tadi bergejolak ingin tau. Sebanyak itu orang yang jijik terhadap di
Read more
Bab 15
Sebagian malam sudah termakan oleh waktu. Menjelang pagi, Setta dan Argebi tertidur dengan posisi Gebi meletakkan kepalanya dikedua paha milik Setta yang tidur terduduk.Sungguh, Setta fikir akan ada jalan lain dilorong ini. Tapi ternyata tidak sama sekali. Hanya ada terowongan panjang dengan jalan buntu diujung. Setidaknya mereka bisa menyelamatkan diri dari segala yang mengancam.Tidak tau apa yang terjadi diluar sana. Tapi firasat Setta mengatakan kalau bahaya menyapa keduanya berharap menyambut kedatangan dukacita dengan senyum gembira."Ar, bangun"Mata abu terbuka lebar, sebenarnya Gebi tidak pulas dalam tidurnya. Tapi tetap memejamkan mata mencoba berpikir positif kalau mereka baik-baik saja. Duduk dari pembaringan, mengucek mata yang belum terbuka sempurna."Ayo kita keluar"Setta berdiri dan mengapit jari jemari Gebi ditangan miliknya. Berharap jika semua yang didengar hanyalah kembang api yang diledakan. Bersuka cita hingga tawa re
Read more
Bab 16
Rafael mengemudikan audi putih dengan kencang saat melihat Setta membawa Argebi secara paksa. Sudah menduga, jika Setta bukan lelaki baik-baik. Dari tatapan pertama kali hingga ia tau Setta anak pemilik sekolah. Sedangkan pemilik sekolah ini bisa dibilang tidak pernah ter-ekspos ke media ataupun publik.Itu karena kedua orangtua Setta memiliki gangguan jiwa. Maka Setta lah yang meneruskan untuk memimpin sekolah. Tapi tidak bisa dipungkiri jika Setta bukannya meneruskan tapi malah mengabaikan. Malah berencana membunuh semua orang. Dan itu Rafael dengar sebelum Setta maju menampak kan diri dihadapan semua siswa.Ia merencanakan pembunuhan di sekolahnya sendiri. Rafael bergegas mencari keberadaan Argebi, dan ia mendengar jika Rea menelvon saat itu. Demi keselamatan, Rafa membius Rea dan meletak digudang. Rafa berlari sekencang mungkin menuju toilet. Tidak lama suara tembakan yang memakan korban ratusan orang terdengar memekakkan. Rafael membelala
Read more
Bab 17
Argebi tertatih berjalan akibat kakiny ditendang berkali kali oleh Setta karena terus saja memberontak untuk pergi. Bagaimanapun juga tenaga yang ia punya tidak sebanding dengan tenaga lelaki.Ia hanyalah wanita biasa dengan keterbatasan fisik lemah. Untuk saat ini mungkin Argebi masih syok atas semua kejadian yang menimpa. Belum bisa mencerna apapun yang terjadi didepan mata.Yang ia harapkan hanyalah bisa melihat masadepan seperti dulu. Ternyata tidak mengetahui kejadian buruk seperti ini jauh lebih mengguncang mentalnya dari pada mengetahui dari awal.Setidaknya tidak mengejutkan untuk jantung. Kejadian demi kejadian terekam jelas dimemori ingatan Argebi. Mulai dari pertemuan pertama kali dengan Setta, menolongnya, tinggal bersama membuat sebuah memori sedikit indah untuk dikenang. Lalu? mengapa akhir dari sebuah kebusukan telah terbongkar menghancurkan hati yang utuh. Hati mulai merapuh meratap tidak percaya.Jika orang yang dipercaya aka
Read more
Bab 18
Rafael bergegas menuju sebuah tempat. Ruangan besar tanpa barang barang, membuat ruang terlihat sangat lebar dan lapang. Berjalan cepat tidak memberi jeda pada setiap langkah kaki. Memasuki satu ruangan yang ada dan terdapat banyaknya senjata didalam sana. Rafael memilih satu persatu yang menurutnya perlu untuk digunakan. Masih sibuk dengan kegiatannya seorang wanita berpakaian serba hitam masuk."Fael, sudah selesai?"Tanpa melihat Rafa sudah tau jelas siapa itu. Wanita itu adalah seseorang yang selalu membantunya kala sedang bingung. Termasuk dalam pencarian Argebi, dia terlibat didalamnya."Sudah" Rafa menjinjing sebuah tas ditangan. Membawa untuk duduk dikursi persis ditengah ruangan."Apa aku bisa bertemu dengannya lagi Rasel?"Wanita itu tersenyum simpul dan sedikit mengangguk. Menepuk bahu Rafa pelan tanda semangat. "Kalau kau berusaha, itu pasti""Bagaimana jika dia dibunuh"Rasel menarik
Read more
Bab 19
Argebi seperti hilang dimuka bumi. Tidak pernah muncul didalam mimpi. Berkali kali Rafa memejamkan mata ingin berjumpa tapi mimpi itu tidak kunjung datang.Semua yang terjadi ada didalam mimpi seorang Rafael. Mimpi yang terasa seperti kenyataan pahit. Tapi nyatanya hanyalah sebuah bunga tidur yang seharusnya tidak terlalu difikirkan.Argebi, Setta, dan semua yang ada didalamnya hanyalah mimpi semata. Kecuali Rasel, dia adalah kekasih Rafael saat ini.Wanita paruh baya berteriak keras membangunkan Rafa untuk berangkat kesekolah. Hari sudah mulai siang dan lelaki itu tidak kunjung membuka mata."Rafa bangun, jika tidak mama akan dobrak pintu ini"Rafa membuka mata, silau cahaya matahari langsung menembus retina. Meluruskan kaki dan mulai turun dari kasur. Membuka kunci dengan perlahan.ByurAir mengguyur badan Rafa. Sang mama menyiram dengan se-ember air tanpa belas kasih. Rafa tentu tau hal ini akan terjadi, karena hampir setiap hari t
Read more
Bab 20
Rafael menduduki sebuah kursi taman yang letaknya tidak jauh dari rumah. Seperti ingin mencairkan otak dengan cara melihat pemandangan ditaman ini. Hari sudah senja, matahari ingin bergantian dengan bulan menjaga bumi yang indah. Rafa menghembuskan nafas kasar dan tanpa sengaja matanya menubruk sesuatu yang ingin ia temui. "Argebi" gumamnya Wanita yang ada didalam mimpinya. Wanita yang selalu ia tunggu kedatangannya. Perjumpaan ini yang selalu ia tunggu, tidak bisa dilewatkan Rafa langsung bergegas menghampiri wanita yang duduk di bawah pohon rindang. "Hai" Netra abu langsung menubruk netra milik Rafa. Rasanya seperti masuk lagi kedunia mimpi. Ini persis dengan wanita itu. Tidak ada bedanya. "Iya, ada yang bisa dibantu?" Rafa tersadar dari lamunannya. Menempati bokongnya disebelah gadis itu. "Boleh aku tau namamu?" "Namaku Argebi" Deg Sama, itu nama yang sama. Dan wajah yang sama. Kenapa semua ny
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status