All Chapters of Reborn Farmer to Richer: Chapter 51 - Chapter 60
72 Chapters
[51] Hari ketika - Perdebatan Ayah dan Putra
    "Bukankah aku sudah memperingatkan sebelumnya, jangan lupa untuk menutup pintu jika kalian akan bertengkar. Lihatlah sekarang kalian mengulangi kesalahan yang sama."    Mu Qixuan duduk di sofa ruang kerja ayahnya, menatap pihak lain yang duduk di belakang meja kerja dengan raut wajah pahit.    Mu Qixuan tidak perduli untuk mengamati betapa buruknya suasana hatinya, terus berbicara, "Ran-ran menolak untuk keluar dari kamar setelah pergi dari arah ruangan ini, benar bukan, Paman Li?"   Paman Li yang masih mendengarkan di sudut segera melangkah maju, dan membungkuk, "benar, Tuan muda. Sebelumnya saya bertemu dengan Tuan muda ketiga, saya berniat untuk menyapanya, tetapi ekspresinya tampak salah dan kemudian tidak menanggapi sapaan saya sama sekali."    Mu Qixuan melirik ayahnya, "jadi kita dapat menyimpulkan, Ran-ran pasti mendengarkan sesuatu yang tidak meny
Read more
[52] Hari ketika - Houran Menghilang
      Mu Qixuan menatap ke arah Paman Li yang masih berdiri di sudut meja makan, hanya dia dan Jiayi yang datang untuk menikmati makan siang hari ini, sedangkan dua orang lain yang sedang bermasalah satu dengan yang lain tentu tidak akan bersedia makan malam. Tetapi, seperti ada sesuatu yang kurang.    Jiayi segera menegaskan pemikirannya ketika pihak lain berbalik ke arah Paman Li dengan penuh tanda tanya, "Paman, dimana Ran-ran? Apakah dia mogok makan karena permasalahan Ā mu dan Ā ba?"    Paman Li juga kebingungan, biasanya tidak dibutuhkan untuk memanggil Tuan muda ketiga, karena pihak lain akan dengan senang hati duduk dan patuh menunggu di meja makan bahkan sebelum semua hidangan disuguhkan. Tetapi, hari ini pihak lain bahkan tidak terlihat batang hidungnya.    Dia segera melambai pada salah satu pelayan, memintanya untuk memanggil Tuan muda mereka. &nbs
Read more
[53] Hari ketika - Pahlawan dari Langit
    Setelah mengelabuhi pengawal di gerbang bahwa dia hanya akan pergi bermain di kediaman Paman Bai yang dekat, dan Jing Li akan segera menyusul, mereka melepaskannya.    Kemudian, hasilnya adalah dia hanya pergi sambil merenung, berjalan kemanapun kakinya ingin melangkah. Karena selain keluarga Mei, dia tidak mengenal dunia luar sama sekali. Pilihan untuk pergi ke rumah Kakek Chu atau Paman Bai ia singkirkan, mengingat bahwa keduanya pasti tidak akan segan mengantarkannya kembali pada keluarga Mei setelah mengetahui duduk permasalahannya.    Sekarang, melihat ke arah sekelilingnya, jalanan besar dan ramai, mobil hilir mudik, begitu juga dengan manusia yang sangat sibuk dengan dunia mereka. Tidak ada yang memperhatikan remaja kekanakan seperti dirinya yang kehilangan arah dan tidak tahu kemana dia harus pergi setelah ini.    Kenapa juga dia ingin meninggalkan Kediaman Mei?
Read more
[54] Hari ketika - Bujukan Paha Ayam
    Saat ini, keheningan menyelimuti mereka berdua.    Houran meremas sudut pakaiannya yang berantakan, dan dia merasa sedikit malu, segera saja ia bergegas membenahi pakaiannya, meskipun dua kancing teratas telah terlepas dan bahkan bagian lengan memiliki kesobekan yang hampir sepanjang jari telunjuk orang dewasa. Alhasil, dia semakin salah tingkah.    Tetapi, masih tidak bisa menahan diri untuk berbicara, "em, itu ... terimakasih, sudah menolongku."    Pihak lain hanya meliriknya sebentar, tampaknya tidak ingin berbicara.    Houran hanya menunduk dan sepertinya tidak keberatan dengan keheningan pihak lain, lagipula dia sudah cukup berhutang budi kepada pihak lain, tidak perlu memaksanya hanya untuk berbicara.    Tetapi, tepat ketika dia berpikir mereka akan terus berada dalam keheningan, orang di sebelahnya berbicara, "bukan un
Read more
[55] Hari ketika - Kembali Bersamaku
    "Bocah, apakah kau bercanda denganku?"    Meskipun sempat linglung dan terkejut untuk sementara waktu, Fan Lihuan akhirnya mampu kembali pada kenyataan dan melepaskan diri dari cengkraman remaja di sampingnya itu, dia kembali pada wajah tanpa ekspresinya dan merebahkan diri ke arah dinding.    Tetapi remaja itu jelas tidak menyerah kepadanya, "aku bersungguh-sungguh! Aku bisa membeli paha ayam sebanyak apapun yang kau inginkan!"    "Menyombongkan diri?"    Houran bingung juga sedikit kesal, "aku tidak begitu! Aku hanya mau kau tahu bahwa aku benar-benar bisa membelikanmu banyak paha ayam, jadi percayalah, dan pulang bersamaku!"    Fan Lihuan tidak tahu bagaimana anak ini bisa membuatnya banyak bicara, tapi dia tetap berkata, "sekarang kau ingin pulang? Tidak lagi melarikan diri?"   Houran tertunduk malu.&
Read more
[56] Hari ketika - Keluarga
    "Astaga, Ran-ran! Apa yang terlah terjadi kepadamu? Paman Li, segera panggil Fan Mingli!"    Houran yang baru saja melangkahkan kaki memasuki rumah sudah menerima sambutan berupa kecemasan Jiayi yang hampir menyerupai Nyonya Mei. Ia menunduk dan tentu saja merasa bersalah karena tindakan kekanakan yang ia lakukan yaitu melarikan diri dari rumah tanpa berpikir dua kali sebenarnya menyebabkan begitu banyak keributan dan kekacauan.    Mu Qixuan melangkahkan kaki dengan mantap, dan menatap ke arah para personel polisi yang menemani Houran kembali, ia mengangguk kepada mereka,"terima kasih atas semua bantuan kalian."   Para polisi itu seharusnya memang disegani, tetapi melihat wajah gugup dan senyum salah tingkah para polisi muda ini, sepertinya Houran berharap terlalu banyak, apalagi ketika mendengar salah satu polisi itu melangkah maju dan berkata, "sungguh, bukan apa-apa. Jarang seka
Read more
[57] Hari ketika - Bubu Milik Bertiga
    "Bagaimana? Apakah ada luka parah di tubuhnya?"    Houran mendesak Fan Mingli untuk segera berbicara karena pihak lain sengaja terdiam selama beberapa detik dan bertingkah seperti seorang dokter handal yang semakin membuatnya kesal.    Di sini lain, Fan Lihuan meneguk susu coklat dan menemukan itu adalah tegukan terakhir dari botol di tangannya, ketika ia melirik bocah di sampingnya itu, "kau terdengar sangat mengharapkan ada luka?"    Houran menatapnya, bingung, "aku tidak. Tunggu, apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?"    Fan Mingli menepuk bahu Fan Lihuan dan menggelengkan kepala padanya, "jangan heran, anak ini, dia sedikit konyol, tetapi dia adalah pangeran di kediaman ini. Jadi, bahkan jika kau kesal, aku menyarankan kau untuk menahannya."    Fan Lihuan hanya mengangguk, dia masih menekuni botol kosong di tangannya,
Read more
[58] Hari ketika - Menumpang Tidur
    Jing Li sedang duduk sendirian di ruangan itu, hanya ada Bubu yang merebahkan diri di depan kakinya, dan menatapnya dengan dua mata yang berbinar, ia takut itu adalah jebakan karena saat ini ada cookies coklat kesukaan anjing ini, itu pasti tengah mencoba untuk membuatnya lengah untuk mendapatkan cookies.    Tiba-tiba dia tertawa sendiri, mengusak bulu hitam yang lembut di kakinya, "lihatlah dirimu, masih begitu bersemangat setelah bermain sedemikian rupa. Tuan muda sudah kelelahan tapi kau masih terlihat tidak puas?"    Bubu yang berada di kakinya hanya menggelengkan kepalanya bolak-balik, mungkin mencoba menebak apa yang dikatakan oleh manusia di hadapannya.    Melihat pemandangan ini, tentu saja Jing Li luluh. Jiwa kerasnya yang ditempa oleh hasil pelatihan selama menjadi pengawal tidak lagi berlaku jika itu harus melawan kelucuan makhluk di depannya.   
Read more
[59] Hari ketika - Bertukar Kata yang Mendalam
    "Hei, sedang apa kau di sini sendirian? Tidak bersama Ran-ran?"    Mingli yang baru saja menyelesaikan jam tidur dan mengusir rasa kantuknya, berjalan-jalan di sekitar kolam ketika menemukan bocah yang dibawa oleh Ran-ran ini duduk sendirian di samping kolam. Dia mengambil keputusan untuk menyapanya, dengan pikiran buruk bahwa pihak lain mungkin saja ingin melompat ke kolam di sampingnya. Itu juga akan merepotkan dia sebagai dokter tentunya.    Bocah itu menatapnya, lantas menggeleng, "Ran-ran masih tidur."    "Hah? Masih tidur?" Fan Mingli hampir berpikir dia salah dengar, "aku sudah berpindah di dua tempat dan dia bahkan belum bangun? Hebat sekali."    "Dia lelah."    "Kau benar," dia bergabung untuk duduk di sebelah bocah itu. "Setelah semua ini, bukan hanya fisik, tapi aku yakin psikisnya juga pasti sangat letih." 
Read more
[60] Hari ketika - Jalan Keluar Sebuah Nama
    Kepala Fang baru saja memeriksa lingkungan sekitar dan juga mengingatkan beberapa pengawal akan kinerja mereka, terutama pengawal yang bertugas di bagian gerbang, yang kemarin telah ketahuan lengah menghadapi siasat dari Tuan muda ketiga.    Sebenarnya, ia juga tidak ingin menyalahkan mereka, karena prioritas bagi para pengawal adalah mematuhi perintah tuan mereka sebelum memastikan keamanan.    Dia sendiri yang menekankan hal itu.    Sekarang, dia masih bisa mendidik mereka sedikit, karena Tuan Mei, sedang keluar menjernihkan kepala terkait dengan keputusannya untuk berpisah dengan Nyonya.    Meskipun dia hanya bagian dari pelayan yang bekerja untuk Keluarga Mei ini, dia juga masih tidak ingin mendukung tindakan ini, dia lebih suka keluarga yang utuh, mengingat masih ada Tuan muda ketiga yang belum sepenuhnya dewasa, dia tidak ingin anak ini menerima
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status