All Chapters of Disangka Masih Hilang Ingatan: Chapter 51 - Chapter 60
97 Chapters
Cek kebenarannya
Mohon kasih like dan komen ya, Kak. Biar aku semangat 🙏🙏♥️♥️♥️***Anak buahku sudah tes kebenaran tentang kejiwaan mantan ibu mertua yang terganggu. Pun mereka datangi rumah saudaranya berpura-pura menagih hutang. Mereka katanya tak mau jawab. Tak mau ada urusan lagi dengan mantan ibu mertua. Bahkan mereka bilang 'wanita gila pembawa susah saja' tentang mantan ibu mertua.Setelah kami pantau, ibu mertua nyatanya hanya diam di pinggir jalan. Dia benar-benar kurang waras. Dan saat itu juga aku segera menelepon rekan yang ahli mengurus ODGJ. Ia pun datang dan kusuruh bawa mantan ibu mertua supaya hidupnya tidak terlantar. Tanpa ibu tahu kalau aku yang menyuruh orang membawanya.Awalnya kelihatan ibu tidak mau, tapi setelah di beri pengertian, akhirnya dia mau masuk ke dalam mobil khusus untuk menarik orang-orang yang jiwanya terganggu.
Read more
Labil
 PoV Arjuna****Sebelum papa meninggal."Jun. Papa punya klien. Dia seusia kamu. Tapi dia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya menghadap Sang Pencipta.""Hemh." Aku menanggapi papa dengan cuek. Seperti biasa. Sejak aku tahu kalau papa memadu mama, aku jadi tak ingin bersikap baik padanya.Tapi ...Kasih sayang papa baru kusadari beberapa Minggu sebelum ia kecelakaan dan meninggal dunia. Gara-gara ingin mengurusi masalah si Aurel."Papa mau keluar dulu. Mau ke rumah Aurel." Dia mengelus kepalaku. Juga kepala Tania adikku yang saat itu sedang duduk bersama menonton televisi. Kami pun seraya menjawab."Pah?" Aku memanggilnya."Ya?" Papa menoleh. Tak banyak bicara, aku langsung memeluk papa. Ia nampak kaget dan menepuk-nepuk punggungku sambil bilang terima kasih
Read more
Masih jadi detektif
Disangka  Masih Hilang Ingatan Part 53 *** PoV Aurel**********"Mbok? Mbok tahu apa soal tante Windy dan om Idris? Bukannya sebelum aku lahir Mbok sudah kerja disini?" tanyaku pada Simbok sambil menyeruput susu jahe buatan dirinya. Ia sangat pandai menyuguhkan hidangan supaya otak ini memunculkan inspirasi.Simbok sedang membereskan benda rawan pecah ke rak. Aku menemuinya di dapur. Dan ia sudah siapkan susu jahe."Gak tahu banyak, Non. Kan mereka jarang kesini. Paling satu tahun sekali. Dan mereka seringnya pergi keluar negeri." Dan ternyata Sim
Read more
Mulai ada titik terang
PoV Aurel**********"Apa ini?" kembali batinku bergema kala melihat sebuah surat penangkapan yang di tujukan untuk ..."Om Idris? Tante Windy? Apa ini maksudnya?"Aku terus selidiki semuanya. Apapun yang membuatku penasaran terus kucari. Tak ingin ada keganjilan.Aku mencari kembali siapa tahu ada yang mama simpan atau rahasia yang tak pernah ia beritahu padaku. Nihil. Tak ada lagi. Aku hanya menemukan surat keterangan dari kepolisian mengenai sebab kecelakaan papa, juga surat penangkapan untuk Tante Windy dan Om Idris.Aneh. Kenapa ada surat penangkapan di rumah? Apa mereka berdua yang telah buat papa celaka dulu? Lalu mama tak jadi tuntut mereka?Astaghfirullah.Bathin ini berkecamuk menduga kalau yang kupegang adalah bukti kecelakaan papa di akibatkan oleh kegilaan Tante Windy dan Om Idris mengenai kecemburuan mer
Read more
Kemana dia?
 ****♥️♥️♥️"Non? Mau pergi ma siapa?" Simbok bertanya saat aku sudah selesai bersolek dan memakai gaun sederhana berwarna putih. Aku menuruni tangga."Sendiri saja," jawabku masih terus melangkah."Loh? Kok sendiri? Hem ... makanya cepet-cepet nyari gebetan, Non! Biar ada yang dampingin." Bi Atun tiba-tiba menyambar dari samping. Aku sudah sampai lantai bawah."Enak sendiri. Mau pergi gak ada yang kepo." Kujawab cuek."Biasanya ada den Juna, Non? Kok dia gak jemput?" tanya Bi Atun. Pun dengan Simbok. "Iyo!""Sepertinya gak di undang. Cuma Feri saja yang di undang." Kujawab lagi."Suruh den Feri jemput saja, Non?" ide Simbok. "Iyo, betul!" tanggap Bi Atun. Kepala ini hanya menggeleng saja. "Ah, bisa sendiri, kok," jawabku sambil duduk di sofa. Terlihat jam dinding masih men
Read more
Curhat
  PoV Feri*****Setelah kucari-cari, ternyata wanita yang mengenakan gaun putih kutemui. Dia sepertinya Aurel. Dari kejauhan perawakannya memperlihatkan bahwa itu adalah ciri-ciri seorang Aurel."Sedang apa dia?" Hatiku berbisik saat melihat dia sedang termenung sendiri di pinggir danau. Duduk di kursi pendek yang terbuat dari kayu atau entah itu adalah sebuah batu artifisial yang sengaja dibuat, aku tak tahu.Dia tidak nampak sedang di sekap atau di culik orang. Dia cukup santai sambil terus melemparkan batu kerikil ke danau. Percikan airnya makin terdengar karena langkah kaki ini kudorong makin mendekatinya. Dia melamun. Aneh. Ada apa?Cluk!Cluk!Suara kerikil menembus permukaan air danau. Tatapan anak itu kosong. Dia tidak takut kesambet? Apa ada makhluk ya
Read more
Tak Jodoh
 PoV Feri*****Terlihat dari belakang roda empat Aurel masih mengikutiku. Dia hari ini akan kubawa ke sebuah makam. Dimana aku akan mengajarkan dirinya bagaimana cara supaya dia bisa move on.Aku sudah turun."Fer? Kok ajak aku ke makam, sih?" Dia turun pula dari mobilnya. Menghampiriku dan langsung bertanya perihalku yang mengarahkan langkah kita ke sebuah area pemakaman."Ayok. Aku mau ajak kamu temui seseorang." Aurel nampak masih heran. Wajahnya bingung. Netranya menyapu setiap sudut area pemakaman yang sebagian besar di penuhi dengan pohon-pohon beringin dan kamboja."Di makam? Ketemu orang?" herannya."Ayok. Ikut saja. Siang bolong kayak gini penghuni makam gak bakalan keluar, kok." Aku berjalan lebih dulu."Ih, tunggu, Feri!" Wanita itu seperti ketakutan. Dia
Read more
Datang ke nikahan
   PoV Aurel *** Hatiku masih terkekeh. Bisa juga cowok semacam Feri berniat membawaku ke salon. Tadi aku malah berfikir bahwa aku akan pergi dengan keadaan lusuh ke pesta pernikahan mantan sekretarisku. Tapi tak apa juga, sih.Fer, Fer."Nah, make up-nya sudah selesai. Sekarang tinggal rambutnya ya, Mbak." Aku mengangguk. Selain sebagai tata rias wajah Mbak Erla juga kompeten sebagai hairstaylist. Aku tahu namanya karena tadi aku bertanya. Kami pun berkenalan."Ini sih sudah bagus. Saya rapikan lagi ya, Mbak. Biar lebih rapi." Mbak Erla kembali permisi merapikan rambutku. "Oke." Aku mengangguk."Gaunnya cantik, Mbak. Kok kotor. Mema
Read more
Pelajaran berharga
Disangka Masih Hilang Ingatan Part 59 ♥️♥️♥️ PoV Aurel***"Ayok! Kok berhenti?" Tiba-tiba Feri berhenti."Aku 'kan tadi udah naik dan kasih selamat, Rel. Aku lupa. Masak aku harus dua kali naik?" jawabnya. Kini ia garuk bagian belakang kepala yang tak gatal."Oh, gak apa-apa. Bilang aja sekalian pamit.""Tapi kamu gak akan langsung pamit, kan? Baru juga dateng," jawabnya."Iih, aku juga mau langsung pamit, Fer. Gak mau lama-lama. Aku mau kesini untuk menghargai undangan dari Irlan aja. Setela
Read more
Kabar Arjuna
  "Non? Gak di suruh masuk?" Simbok bertanya setelah Feri berlalu. Dia memang tidak mampir dulu, katanya sudah sore. Ada hal yang harus dia kerjakan pula."Enggak, Mbok. Dia katanya lagi ada urusan." Aku menjawab."Oh, begitu, silahkan, Non!" Simbok dengan ramah mempersilahkan aku masuk. Aku pun mengangguk lalu masuk ke dalam rumah."Loh, Non? Bajune, kok kayak berubah? Rambut, Non juga?" Simbok kaget dengan tampilanku yang berbeda dari tadi saat akan berangkat."Ceritanya panjang, Mbok." Aku mendorong tubuh ini ke sofa lalu duduk. Melihat Arloji di lengan masih menunjukkan pukul dua siang. Adzan ashar masih sekitar satu jam lagi."Panjang gimana, Non?" Ah, Simbok ingin tahu saja. Dia pasti penasaran sekali. "Si Non pergi ke salon?" Ia menduga. "Iya." Aku menjawab diiringi dua alis yang meninggi."Oh
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status