Semua Bab Comeback: Bab 11 - Bab 15
15 Bab
Part 11
Sean yang Oscar ketahui adalah seorang pria yang sangat dingin dan tidak tersentuh meski para wanita berlomba untuk menggapainya. Sean bahkan tidak melirik wanita yang hanya menggunakan bikini atau bahkan tidak berbusana yang berusaha menggoda dirinya dengan terang-terangan, hingga Oscar berasumsi bahwa Sean adalah seorang gay. Tidak jarang Oscar merasa waspada bila berdekatan dengan Sean. Tapi kini asumsinya seolah dipatahkan setelah Sean memerintahnya menyelidiki keluarga hingga orang terdekat dari seorang wanita bernama Anya.Kini Oscar merasa bahwa bukan Sean yang tidak tertarik dengan wanita, tapi memang selera seorang Sean itu sangat tinggi. Tinggi sekali seperti puncak gunung yang selalu dinyanyikan keponakannya di taman kanak-kanak. Harus Oscar akui, Anya memang wanita yang sempurna, bukan hanya wajah, keluarga hingga karier juga sangat sempurna. Siapa yang tidak tertarik pada wanita itu, terkecuali orang buta atau gila saja yang menolak. Oscar saja hampir jatuh hati
Baca selengkapnya
Part 12
Aditya menatap kertas di tangannya dengan tatapan nanar. Entah kenapa dia merasa tidak rela dan berat untuk meninggalkan rumah ini, termasuk Anya. Rasa penasarannya atas pria yang dia temui beberapa hari lalu saat menjemput Anya masih saja bersarang di kepalanya, tapi bahkan Anya pun sepertinya tidak ada niatan untuk memberitahu siapa pria itu. Wajah yang tidak asing dan tatapan familiar yang dilemparkan pria itu sangat mengusik Aditya.  Deheman Andi membuat Aditya kaget sekaligus membuyarkan lamunannya. Dengan segera dia menatap sang ayah yang berdiri di ambang pintu. Tanpa persetujuan dari sang anak, Andi masuk ke dalam putranya itu. Di liriknya tas dan koper yang sudah disiapkan Dian untuk kepergian Aditya ke Akademi polisi, jenjang pendidikan yang akan ditempuh sang anak.  “Kau sudah bilang pada kakakmu?” tanya Andi pelan sambil menepuk bahu tegap putranya itu. Aditya hanya menghela napas, dia bingung sekaligus ragu untuk memberitahu perihal lolosnya di
Baca selengkapnya
Part 13
Anya hanya diam seribu bahasa. Permukaan tanah kini terasa lebih menarik daripada pria di hadapannya kini. Tanpa berniat menampakkan wajah ayunya, Anya senantiasa menunduk atau membuang pandangan enggan begitu melihat tatapan elang dari pria itu. Terkecuali jika saat sedang rapat. Selebihnya Anya hanya menunduk, tidak ingin menatap lebih lama.Sementara Sean masih setia menghimpit tubuh ringkih Anya yang berdiri di antara dia dan meja pastry dengan segelas kopi dua ribuan yang ada di toko. Diam-diam Sean mengernyitkan kening bingung dengan selera Anya yang sedari dulu memang merakyat meski hidup bergelimang harta dan jabatan tinggi sang ayah seorang jendral.“Bisakah Bapak mundur sedikit? Saya mau lewat,” pinta Anya ketus. Percayalah, dia mati-matian menahan ketakutan yang menerpa dirinya jika berhadapan dengan Sean. Entah secara langsung ataupun tidak. Katakan saja Anya itu pengecut karena selalu lari dari pemicu sakitnya tanpa ada niatan untuk mengobati.
Baca selengkapnya
Part 14
Senja memutar mata malas begitu melihat seringai yang terlukis di bibir tipis bosnya itu, hingga membuat para karyawan yang rapat berkeringat dingin dibuatnya. Senja tahu bahwa semenjak mereka pindah ke perusahaan ini, mood bosnya itu mulai aneh dan hal itu membuat Senja penasaran apa yang membuat bos mereka yang terkenal dengan raut dingin kini mulai menampakkan seringai usil, terlebih lagi manager pemasaran sudah melakukan presentasi di depan apabila ada rapat.“Perkembangan pada pemasaran memang mengalami peningkatan begitu melihat grafik yang ditampilkan oleh Ibu Anya. Tapi tolong diperbaiki lagi soal grafiknya, saya sedikit merasa pusing dengan warna itu-itu saja. Bisa lain kali diubah lagi menjelang rapat yang akan datang?”Lagi-lagi Senja harus menghela napas lelah begitu mendengar alasan tidak masuk akal dari Sean. Dia merasa geram dengan tingkah laku pria itu untuk menarik perhatian wanita yang tengah berdiri di depan dengan cara alasan konyol. Tid
Baca selengkapnya
Part 15
Tidak ada yang dilakukan oleh Senja selain memaki atasannya yang tiba-tiba menghilang setelah dia memanggil Oscar untuk ke kantor dengan menurunkan egonya sedikit karena dia masih berpikir perlu uang untuk menghidupi ibunya dan sang adik yang masih bersekolah. Tapi apa yang didapatinya setelah memanggil Oscar, Sean pergi entah kemana tanpa memberi kabar darinya. Bahkan rapat dengan investor asal Dubai saja harus diundur besok setelah mengalami perdebatan alot antara dirinya dan investor itu hingga membuat kepalanya sakit dan ingin pecah di saat bersamaan. Ingatkan Senja untuk melaporkan bosnya itu ke Pak Andrew agar dipecat menjadi bos.“Aku ragu apakah bos yang ingin bertemu denganku atau kau?” sindir Oscar yang duduk di sofa ruangannya dengan menaikkan sebelah kaki ke atas meja. Senja hanya memutar mata malas, dia tidak menghiraukan sindiran Oscar yang hanya buang-buang waktu berharganya. Lebih baik dia melanjutkan pekerjaan Sean dan Oscar yang terbengkalai. Ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status