Semua Bab Istri Yang Dilupakan CEO: Bab 51 - Bab 55
55 Bab
Ch. 51 Makan Siang Sebagai Keluarga
“Aku mencintaimu,” ucapan Bian kembali terngiang dalam benak Noel. Apa wanita itu sudah gila? Tak mungkin Bianca mencintai dirinya, bagaimana bisa? Mereka bukannya hanya dua orang asing yang terperangkap dalam pernikahan? Wanita itu duduk diam saat duduk di kursi penumpang sementara papa dan mama Noel duduk di bagian depan. Wajahnya yang cantik tampak memperlihatkan pemandangan jalan dengan tenang, sedangkan perasaan Noel berkecamuk. Mereka tak boleh saling mencintai. Bukannya hal itu terlarang dalam dunia mereka? Bagaimana kalau dalam beberapa tahun ke depan, keluarga mereka tidak lagi saling membutuhkan dan mereka harus berpisah? Cinta itu terlarang di kalangan mereka. Contohnya tentu saja papa mama Noel sendiri. Mama Karen yang sangat memuja suaminya, sedangkan papa Leon yang bahkan tak menyadari kalau dari tadi Karen mengajaknya berbicara. Melihatnya begitu menyedihkan. Karen mengatakan pada Noel dan Bianca kalau papa telah memesan meja di sebuah restoran terkenal, yang bahk
Baca selengkapnya
Ch. 52 Bagaikan Mimpi
Bianca menatap gugup ke arah suaminya dan ke arah mertua laki -lakinya. Entah apa yang mereka bicarakan tadi saat Bianca ke kamar kecil bersama Karen. Sekarang kedua pria itu memandangnya seakan ada sisa makanan di wajahnya.“Nah … kalau sudah selesai, ayo kita ke studio!” ujar Leon sambil berdiri. Bianca segera ke arah suaminya dengan bingung.Di mobil, Noel tak banyak bicara sehingga Bianca semakin gugup. Ketika mobil masuk ke sebuah mansion putih, Bianca tak bisa menahan perasaannya. Wanita itu tiba-tiba menyentuh tangan Noel sehingga pria itu terkejut. “Kenapa kamu bilang tadi aku pintar membuat mozaik dari telur,” ujar Bianca dengan suara pelan. Awal menoleh ke arahnya dengan kaget. “Oh … bukannya kamu memang bisa buat?” tanya pria itu dengan bingung. Tanpa sadar pria itu menatap tangannya yang disentuh oleh Bianca. Hanya dengan sentuhan yang sesederhana itu, jantungnya segera berdebar dengan kencang. Pertanyaan dari ayahnya tadi tidak bisa Noel jawab, tapi kalau dilihat dari
Baca selengkapnya
Ch. 53 Bak Pinang Dibelah Dua
Noah menatap kedip yang ada di tabletnya. Setiap kedipan lampu di layar itu memperjelas di mana keberadaan kakaknya. Pria tampan itu mendengus melihat lokasi yang sudah dia hapal itu. “Cih, sepertinya ada pertemuan anak dan ayah nih. Sungguh keluarga bahagia,” ujar Noah mencibir dengan penuh kebencian. Pria itu bangun dan menatap wajahnya yang dia benci.Walau sering dipuja akan ketampanannya oleh berbagai wanita yang menemaninya tidur, tapi sejujurnya Noah selalu membenci wajahnya yang sangat mirip dengan pria yang meninggalkannya begitu saja di kastil. Membuangnya, bukan meninggalkanya. Noah diasingkan tumbuh sendirian di kastil yang bagaikan sangkar emas. Semua dapat Noah miliki kecuali keluarga. Dia dididik oleh tutor pribadi dan dibesarkan oleh para pelayan tanpa sedikit pun bisa melihat ayahnya. Pria yang seharusnya menjadi keluarganya. Tidak, Noah sama sekali tak suka melihat wajah papanya terpampang di wajahnya sendiri. Dia tak suka sedikit pun kemiripan mereka. Saat meliha
Baca selengkapnya
Ch. 54 Mengganggu Emily
Jika tadi Emily yang menarik Noah masuk, begitu pintu tertutup Noah segera mendorong tubuh Emily dan menekannya ke salah satu sisi lift. “Selamat pagi cintaku,” ujar pria tampan itu sambil menatap bola mata Emily yang terkejut.“Lepasin nggak!” “Kalau nggak apa?” kekeh Noah dengan geli. Lagi-lagi, mengganggu Emily sungguh menyenangkan. Bahkan, tanpa sadar begitu mengingat Emily, Noah segera menuju kantor kakaknya daripada mengganggu pertemuan keluarga mereka di studio. Emily tak menjawab tapi malah ingin menampar Noa, tapi sayangnya Noah sudah hapal dengan apa yang ada dipikiran wanita garang itu. Satu, dua tangan Emily ditangkapnya sehingga wanita itu tak berdaya. Bahkan, saat Emily mau menendang Noah, pria itu dengan tepat waktu menyingkir dan menekan Emily ke dinding lift. Wanita itu terkesiap saat merasakan sesuatu yang menonjol di bawah sana. Wanita itu juga sangat membenci pikiran kotornya yang segera mengingat kembali malam panas mereka. “Jangan galak- galak sayang, kamu m
Baca selengkapnya
Ch. 55 Kastil Laverde
Walau menyebalkan, tapi memang Noah seorang Klein. Pria itu sangat tampan dan juga kaya. Saat berada di atas helikopter mewahnya, pria itu dengan santai menawarkan segelas champagne yang segera Emily tolak. Wanita itu tak mau kejadian kemarin terulang lagi. Pria itu tertawa lalu menenggak segelas penuh champagne lalu mengecap dengan berisik.“Rugi, ini enak sekali, aaah segar,” ujar Noah sambil terkekeh mengejek.Emily mendengus lalu duduk bersandar dan memakai sabuk pengaman lalu melipat kedua tangannya di depan.“Begitu kita sampai nanti, kita akan segera pergi,” ujar wanita itu tak menanggapi apa yang Noah katakan.“Hmm kalau dipikir- pikir, tadi aku belum sarapan, dan sekarang jam makan siang pun sudah mau lewat. Clark, aku mau makan,” ujar Noah sambil menatap ke arah pilot.“Rumah atau … ?” Pria berkacamata hitam menoleh ke arah Noah. Senyuman miring yang muncul di wajah Noah membuat Emily merinding karena tanpa bertanya lebih lanjut, sang pilot sudah tahu Noah mau kemana.“Kita
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status