บททั้งหมดของ Hukuman Cinta Darinya: บทที่ 1181 - บทที่ 1190

Kingston menjawab dengan hormat, "Nyonya Ford, aku bangun terlambat pagi ini. Untuk menghemat waktu, aku sarapan tepat setelah bangun dan tenggorokanku sakit."Prihatin, Sabrina segera berkata, "Asisten Yates, kau harus pergi ke rumah sakit, kalau begitu. Kau tidak boleh mengemudi, biarkan Sebastian mengemudi, kau harus cepat dan pergi-"Sebastian menyelanya dengan menariknya kembali ke pelukannya, menghentikannya untuk melanjutkan.Mobil melaju menuju kantor Sabrina dan berhenti di luar gedung. Mereka melihat Ryan dan Marcus memarkir mobil mereka dan hendak masuk ke gedung, saat mobil menepi.Sudah lama Marcus tidak ke kantor, tetapi karena kakeknya sakit, dia harus menemaninya di rumah sakit untuk sementara waktu. Moto Keluarga Shaw selalu berbakti dan menghormati orang tua, itulah sebabnya dia menyerahkan semua masalah operasional di tangan Ryan. Akhirnya hari ini dia muncul di kantor. Secara kebetulan, mereka berempat saling berpapasan tepat di pintu masuk.Mengingat sudah be

Sabrina mau tidak mau merasa bingung. "Direktur Shaw, apa itu ..."Marcus melemparkan senyum meyakinkan pada Sabrina. "Jangan khawatir, Sabrina. Apa yang akan aku tunjukkan padamu pasti akan membuatmu nyaman."Itu akan memberinya kenyamanan? Apakah mereka menemukan Jane? Atau mungkin saudara laki-lakinya, Zayn, telah kembali? Dengan penuh antisipasi, Sabrina menahan diri untuk tidak bertanya dan membiarkan Marcus mengemudi menuju tujuan mereka.Kira-kira setengah jam kemudian, mobil telah melaju keluar dari area kota dan memasuki tanah terpencil yang sunyi. Tepat ketika Sabrina merasa lebih bingung daripada sebelumnya, Marcus berbelok dan menghentikan mobil. Dia melihat ke luar jendela dan melihat sebuah bangunan dengan tembok tinggi, dengan kata-kata "Pusat Perawatan Medis Narapidana" tertulis di luar. Dia membeku dan melihat ke arah Marcus."Itu benar, mereka menjalani hukuman mereka!""Dia ... Tidak mati?" tanya Sabrina. Selama sebulan terakhir, Sabrina terlalu sibuk untuk memp

"Ayah ..." Selene melihat harapan begitu Lincoln terlihat. Dia berteriak kaget. "Ayah, Kakek baru saja keluar. Bisakah kau meminta belas kasihannya demi aku? Dia memang kakeknya Sabrina dan kau adalah ayah Sabrina, bagaimanapun juga ..."Sebelum Selene bisa menyelesaikan kalimatnya, Lincoln mengangkat kakinya dan mendaratkan tendangan ganas padanya. "Siapa yang kau panggil ayahmu? Dasar brengsek!" Kaki Lincoln telah dirantai, jadi dia bisa mengangkat kakinya meskipun dia ingin menendang, tetapi belenggu itu nyaris menghancurkan tengkorak Selene. Namun, sepertinya Lincoln juga tidak ingin Selene mati, dan karena itu dia menghindari pukulan langsung ke kepalanya.Selene berpegangan pada kaki Lincoln dan meratap, "Bunuh saja aku, Ayah!"Lincoln menginjak tangannya dan meremasnya dengan keras. "Dasar bodoh dan sangat menjijikkan, tetaplah hidup menderita, ini cara terbaikmu untuk bisa bertobat atas apa yang kau lakukan padaku! Hahh!"Lincoln menginjak lutut Selene dengan keras. Lututny

Dan bagaimana dia menyeret Sabrina keluar dari penjara, memanfaatkannya, membuatnya hamil dan mencoba membunuhnya setiap kali dia punya kesempatan. Seluruh proses itu seperti efek samping dari obat yang diminum Selene, sebuah mimpi buruk. Tidak ada orang baik yang akan melakukan hal yang sama kepada seorang gadis muda bahkan jika mereka sama sekali tidak memiliki hubungan keluarga. Namun sebagai seorang ayah, Lincoln telah menyakiti putrinya sendiri sedemikian rupa. Benar-benar tidak ada yang seperti dia! Lincoln meratap sedih di belakangnya dan berbalik, hendak menabrakkan dirinya ke dinding, tetapi dihentikan oleh dua pengawas di belakangnya. Salah satu dari mereka berkata tanpa belas kasihan, "Tuan Lynn, kau tidak pantas mati di sini. Tolong jangan coba-coba menyusahkan kami.""Biarkan aku mati, biarkan aku mati ...!" Dia berteriak, "Aku hanya bisa bertobat atas apa yang kulakukan dengan kematian.""Maaf, tapi kau tidak berhak mengumumkan hukuman mati mu sendiri.""Ah ...!" Dia b

Yvonne dan Ruth, yang berdiri di samping mereka, sama-sama tercengang.Setelah dia melakukan pembayaran, Sebastian berbalik dan berkata kepada Sabrina, "Kalian berempat harus turun dan membeli hadiah untuk Ibu. Aku akan menemui kalian setelah semuanya beres di sini.""Oke." Sabrina mengangguk patuh. Tepat ketika dia akan pergi, dia melihat seorang pria duduk di sofa yang termasuk dalam set furnitur yang dibeli Sebastian. Spontan, dia mencondongkan tubuh lebih dekat dan segera mendengus tidak sabar. “Apa itu kau?"Alex, dengan janggut yang tidak terawat di sepanjang rahangnya, menjelaskan, "Um … Membelikan set furnitur ini untuk ibumu, mirip dengan ideku. Akulah yang memperhatikan itu."Sabrina tidak membelinya. "Apa yang kau lakukan di sini? Hanya duduk-duduk? Bukannya kau mencari Jane?"Alex tidak menjawab.Saat itu, Aino telah melesat ke arah Alex dari belakang Sabrina. Dia melotot marah padanya. "Paman Alex, kau harus membawa Bibi Jane kembali dalam sepuluh hari! Jika tidak,