All Chapters of Hukuman Cinta Darinya: Chapter 1231 - Chapter 1240

Keempat pria itu melihat ke arah pintu pada saat yang sama, dan mereka melihat seorang wanita yang lembut dan anggun berjalan, memegang tangan seorang anak.“Sebastian.” Sabrina tersenyum. “Kupikir aku dapat datang ke sini lebih awal setelah menjemput Aino, tapi aku terjebak dengan beberapa hal di taman kanak-kanak, jadi aku datang terlambat.”Sabrina telah setuju dengan Sebastian bahwa dia akan datang ke clubhouse terlebih dahulu, dan Sabrina akan datang kemudian setelah dia menjemput Aino sepulang kerja. Meskipun dia langsung pergi ke taman kanak-kanak setelah bekerja, dia masih sedikit terlambat dan kebetulan terjebak dalam periode puncak semua orang menjemput anak-anak mereka. Sabrina kemudian dikelilingi oleh beberapa orang tua.“Nyonya Ford, aku sudah lama tidak melihat kau. Apa yang kau sibukkan akhir-akhir ini?” Ibu Susan, Nyonya Sear, adalah yang paling antusias dengan Sabrina. Dia selalu merasa bahwa dia sangat dekat dengan Sabrina. Faktanya, sejak identitas Sabrina sebagai N

Sabrina terdiam. Pada saat itu, sangat sunyi di clubhouse. Bahkan jika Sabrina tidak memasangnya di pengeras suara, beberapa pria itu dapat mendengarnya dengan jelas.Itu terutama terjadi pada Sebastian. Ekspresinya sedingin es yang berusia seribu tahun di rumah es. Dua sahabatnya yang lain menganggap situasinya sangat menarik. Mereka telah berteman dekat selama hampir dua puluh tahun. Siapa di antara mereka yang tidak melalui adegan pembantaian yang berbahaya? Siapa di antara mereka yang menghabiskan waktu tambahan untuk wanita? Namun, hal-hal tampak sangat berbeda pada saat itu. Pria yang paling kejam dan tidak berperasaan secara mengejutkan telah jatuh dengan keras pada saat itu.Mereka mendengarkan dengan tenang saat Sabrina menjawab teleponnya. “Kau siapa? aku tidak mengenalmu!"Pria di telepon itu terus mengulangi. “Tapi aku benar-benar tidak dapat melupakanmu! Kau adalah orang yang paling tidak dapat aku lepaskan. Juga, kau dan putrinya, Aino. Katakanlah, Sabrina, bukankah surga

Sabrina tersenyum menggoda. “Itu akan tergantung pada bagaimana kau menaklukkanku!”Sebastian tidak dapat berkata-kata. Wanita kecil itu tahu bagaimana mengendalikannya lebih lagi pada saat itu. Dia tidak lagi sedingin dan tahan seperti tahun lalu, ketika dia harus menghabiskan waktu lama untuk melembutkannya.Lebih dari dua jam kemudian, Sabrina mengusap rambut hitamnya yang kaku dan pendek dengan jemarinya, dan berkata dengan suara santai yang tak tertandingi, “Sebastian, setidaknya kau adalah orang yang paling berkuasa di South City, tidak ada orang lain di sana. Kenapa kau juga menjadi tidak masuk akal sekarang? Kau bahkan tidak masuk akal dengan istrimu sekarang?”Sebastian mencibir. Dia tidak ingin masuk akal! Namun, dia tidak berhasil menahan diri. Bahkan jika ada wanita di South City yang ingin menikahi Sebastian, mereka tidak akan terlalu terang-terangan. Itu karena orang Sebastian sudah lama mapan. Dia hanya akan mencintai istrinya dalam hidup ini. Dia adalah seorang pria yan

“Aino! Aino!”Ruth dan Yvonne sama-sama tercengang! Ke mana anak itu lari? Sabrina langsung bangkit, kaget dan berteriak cemas ke segala arah. Panik.Orang-orang di sekitarnya semua melihat ke arah Sabrina.“Sebagai seorang ibu, dia hanya tahu tentang bersenang-senang di mal, dia bahkan tidak merawat anaknya sendiri dengan baik,” gumam seseorang.Sabrina sangat cemas sehingga air mata mengalir di pipinya. “Aino!”Pada saat itu, Aino berlari keluar dari toko khusus, dan dia memegang tangan seorang gadis kecil.“Bu, apa yang kau lakukan? Bukankah aku baru saja di toko khusus di belakangmu? Aku melihat teman sekelasku, Bu,” sapa Aino.Sabrina terdiam. Setelah jeda, dia tiba-tiba berlari ke Aino dan berjongkok untuk memeluk Aino. Kemudian, dia memukul bagian bawah Aino sekeras mungkin. “Kau anak bodoh! Kau membuatku khawatir sampai mati! Jika aku tidak memilikimu, aku tidak ingin hidup lagi. Aku tidak akan dapat hidup lagi. Aino, kenapa kau tidak memberitahuku bahwa kau pergi bermain denga

“Nenek jatuh sakit. Dia berbaring di tempat tidur dan menolak untuk membiarkan dokter melihatnya. Dia mengatakan bahwa selama Aino kembali, dia akan pulih,” Sebastian menjelaskan dengan tenang di ujung telepon. Sejujurnya, dia benar-benar tidak ingin kembali ke kediaman lama sama sekali. Dia belum pernah tinggal di sana sebelumnya, jadi itu sama sekali bukan rumah baginya.Adapun neneknya, meskipun dia tidak pernah menyakitinya sebelumnya, dia hampir tidak mengenalnya ketika dia tumbuh dewasa. Neneknya tahu bagaimana berperilaku dengan sangat baik. Dia tahu lebih baik dalam menjaga profil rendah dan menahan diri dibandingkan dengan kakeknya, ayah dan ibu tirinya. Oleh karena itu, Sebastian tidak menyukai kediaman lama sampai ke tulang-tulangnya. Namun, wanita tua itu jatuh sakit dan dia sangat merindukan Aino. Jika mereka tidak membawa Aino menemuinya, itu tidak pantas. Karena itu, Sebastian tidak punya pilihan selain memanggil Sabrina.Dia tidak menyangka Sabrina akan menangis. “Sebas